Anda di halaman 1dari 17

AKAR-AKAR

PERSAMAAN
METODE NUMERIK
Beberapa metode untuk mencari akar-akar suatu
persamaan.

Untuk polinomial derajat dua


Misalkan bentuk persamaan :

Hello!
a x + b xI’m...
2
+c=0
Dapat dicari akar-akarnya secara analitis dengan rumus
berikut :

 b  b 2  4ac
x 12 
2a
Untuk polinomial derajat tiga atau empat
Untuk polinomial berderajat tiga atau lebih, atau fungsi-fungsi
transenden, bahkan fungsi yang merupakan hasil dari suatu
aplikasi, sangat jarang diperoleh hasilnya (solusinya) secara
analitis.

Contoh :
f(x) = x3 + 4x2 + x - 6 = 0
f(x) = x5 + 2x4 +3x3 +4x2 -3x-1 = 0
f(x) = ex -3x = 0
f(x) = 3x + sin x – ex = 0 dan sebagainya
Bentuk persamaan-persamaan seperti tersebut diatas sulit
bahkan tidak mungkin diselesaikan secara analitis

Metode numerik memberikan cara-cara untuk menyelesaikan


bentuk persamaan tersebut secara perkiraan sampai
diperoleh hasil yang mendekati penyelesaian eksak.

Penyelesaian numerik dilakukan dengan perkiraan yang


berurutan (iterasi). Dengan melakukan sejumlah iterasi yang
dianggap cukup akhirnya di dapat hasil perkiraan yang
mendekati hasil eksak (hasil yang benar) dengan toleransi
kesalahan yang diijinkan
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan suatu persamaan. Metode ini merupakan
penyelesaian perkiraan, tetapi lebih sistematis untuk
menghitung akar-akar persamaan.

Dalam metode numerik, pencarian akar f(x)=0 dilakukan


secara lelaran (iteratif). Secara umum, semua metode
pencarian akar dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan
besar :
1. Metode tertutup atau metode pengurung
(bracketing method)

Metode yang termasuk ke dalam golongan ini mencari akar di


dalam selang [a,b]. Selang [a,b] sudah dipastikan berisi
minimal satu buah akar, karena itu metode jenis ini selalu
berhasil menemukan akar. Dengan kata lain, lelarannya selalu
konvergen (menuju) ke akar, karena itu metode tertutup
kadang-kadang dinamakan juga metode konvergen.

Metode yang termasuk dalam golongan ini antara lain :


A. Metode Biseksi atau Metode Setengah Interval
B. Metode Regula Falsi atau Metode Interpolasi Linier
Lanjutan…

Yang diperlukan pada metode ini, adalah tebakan awal akar, lalu
dengan prosedur lelaran, kita menggunakannya untuk menghitung
hampiran akar yang baru. Pada setiap lelaran, hampiran akar lama
yang dipakai untuk menghitung hampiran akar yang baru. Mungkin
saja hampiran akar yang baru mendekati akar sejati (konvergen),
atau mungkin menjauhinya (divergen). Karena itu, metode terbuka
tidak selalu berhasil menemukan akar, kadang-kadang konvergen,
kadangkala ia divergen.
Metode yang termasuk dalam golongan ini antara lain :
a. Metode Newton Raphson
b. Metode Secant
c. Metode Iterasi
Metode Biseksi
Metode Biseksi atau Metode Setengah Interval merupakan bentuk paling
sederhana diantara beberapa metode yang akan dipelajari.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyelesaian persamaan dengan


metode biseksi adalah sebagai berikut :

1. Hitung fungsi pada interval yang sama dari x sampai pada perubahan
tanda dari fungsi f(xn) dan f(xn+1), yaitu :

f(xn) . f(xn+1) < 0 (apakah x berada di range ini?)

2. Estimasi pertama dari akar xt dihitung dengan


x n  x n 1
xt 
2
Lanjutan
3. Buat evaluasi berikut untuk menentukan di dalam sub interval mana
akar persamaan berada :

a. f(xn).f(xt) < 0, akar persamaan berada pada sub interval pertama,


kemudian tetapkan xn+1 = xt dan lanjutkan pada langkah ke-4

b. f(xn).f(xt) > 0, akar persamaan berada pada sub interval kedua, kemudian
tetapkan xn = xt dan lanjutkan pada langkah ke-4

c. f(xn).f(xt) = 0, akar persamaan adalah xt dan hitungan selesai


4.Hitung perkiraan baru dari akar dengan
x n  x n 1
xt 
2
5.Apabila perkiraan baru sudah cukup kecil
(sesuai dengan batasan yang ditentukan),
maka hitungan selesai, dan xt adalah akar
persamaan yang dicari. Jika belum, maka
hitungan kembali ke langkah ke-3
CONTOH
Hitung salah satu akar dari f(x) = x4 – x3 + 2x2 – 2x – 12 = 0
pada interval [1.75 , 2.55] dengan metode Biseksi.
Jawab :
Iterasi 1, t = 1
xn = 1.75 dan xn+1 = 2.55
x  x n 1 1.75  2.55
xt  n   2.15 (akar pendekatan ke - 1)
2 2
f(1.75) = 1.754 – 1.753 + 2*1.752 – 2*1.75 – 12 = - 5.3555
f(2.55) = 2.554 – 2.553 + 2*2.552 – 2*2.55 – 12 = 21.6061
f(2.15) = 2.154 – 2.153 + 2*2.152 – 2*2.15 – 12 = 4.3741
f(xt) dengan f(xn) mempunyai tanda berbeda, maka akar f(x) berada
pada interval [1.75 , 2.15] → menuju iterasi 2
Iterasi 2, t = 2

xn = 1.75 dan xn+1 = 2.15


x n  x n 1 1.75  2.15
xt    1.95 (akar pendekatan ke - 2)
2 2

f(1.75) = 1.754 – 1.753 + 2*1.752 – 2*1.75 – 12 = - 5.3555


f(2.15) = 2.154 – 2.153 + 2*2.152 – 2*2.15 – 12 = 4.3741
f(1.95) = 1.954 – 1.953 + 2*1.952 – 2*1.95 – 12 = -1.2509
f(xt) dengan f(xn) mempunyai tanda sama, maka akar f(x)
berada pada interval [1.95 , 2.15] → menuju iterasi 3
 
Iterasi 3, t = 3

xn = 1.95 dan xn+1 = 2.15


x n  x n 1 1.95  2.15
xt    2.05 (akar pendekatan ke - 3)
2 2
f(1.95) = 1.954 – 1.953 + 2*1.952 – 2*1.95 – 12 = -1.2509
f(2.15) = 2.154 – 2.153 + 2*2.152 – 2*2.15 – 12 = 4.3741
f(2.05) = 2.054 – 2.053 + 2*2.052 – 2*2.05 – 12 = 1.3509
f(xt) dengan f(xn) mempunyai tanda berbeda, maka akar f(x)
berada pada interval [1.95 , 2.05] → menuju iterasi 4
 
Iterasi 4, t = 4

xn = 1.95 dan xn+1 = 2.05


x n  x n 1 1.95  2.05
xt    2.00 (akar pendekatan ke - 4)
2 2

f(1.95) = 1.954 – 1.953 + 2*1.952 – 2*1.95 – 12 = -1.2509


f(2.05) = 2.054 – 2.053 + 2*2.052 – 2*2.05 – 12 = 1.3509
f(2.00) = 24 – 23 + 2*22 – 2*2 – 12 = 0 → stop
Jadi hingga iterasi yang keempat diperoleh akar pendekatan
sebesar xt = 2. Dan bila melihat nilai f(xt) = 0 dan   xt = 2
sekaligus sebagai salah satu akar eksaknya
Prosedur hitungan tersebut ditunjukkan pada
tabel berikut :

xn xn+1 xt = (xn + xn+1)/2 f(xn) f(n+1) f(t)

1.75 2.55 2.15 -5.3555 21.6061 4.3741


1.75 2.15 1.95 -5.3555 4.3741 -1.2509
1.95 2.15 2.05 -1.2509 4.3741 1.3509
1.95 2.05 2 -1.2509 1.3509 0.0000

This is where you section ends. Duplicate this set of slides as many times you need to go over all your sections.
Tugas

THA
NK
YOU
Terima Kasih

THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai