PENDAHULUAN
Beberapa metode untuk mencari akar-akar suatu
persamaan.
a x2 + b x + c = 0
Dapat dicari akar-akarnya secara analitis dengan rumus
berikut :
b b 2 4ac
x 12
2a
Untuk polinomial derajat tiga atau empat
Untuk polinomial berderajat tiga atau lebih, atau fungsi-
fungsi transenden, bahkan fungsi yang merupakan hasil
dari suatu aplikasi, sangat jarang diperoleh hasilnya
(solusinya) secara analitis.
Contoh :
f(x) = x3 + 4x2 + x - 6 = 0
f(x) = x5 + 2x4 +3x3 +4x2 -3x-1 = 0
f(x) = ex -3x = 0
f(x) = 3x + sin x – ex = 0 dan sebagainya
Bentuk persamaan-persamaan seperti tersebut diatas
sulit bahkan tidak mungkin diselesaikan secara
analitis
•
Mengingat fungsi adalah kontinu, berarti perubahan tanda dari fungsi
antara x1 = 1 dan x2 = 2 akan memotong sumbu x paling tidak satu kali.
Titik perpotongan antara sumbu x dan fungsi merupakan akar-akar
persamaan.
f(x) = x3 + x2 – 3 x – 3 = 0
xn xn+1 xt = (xn + xn+1)/2 f(xn) f(n+1) f(t)
1 2 1.5 -4 3 -1.875
1.5 2 1.75 -1.875 3 0.171875
1.5 1.75 1.625 -1.875 0.171875 -0.943359375
1.625 1.75 1.6875 -0.943359 0.171875 -0.409423828
1.6875 1.75 1.71875 -0.409424 0.171875 -0.124786377
1.71875 1.75 1.734375 -0.124786 0.171875 0.022029877
1.71875 1.734375 1.7265625 -0.124786 0.0220299 -0.051755428
1.71875 1.726563 1.72265625 -0.124786 -0.0517554 -0.088365018
LATIHAN
•
METODE REGULA FALSI
( METODE INTERPOLASI LINIER )
Metode biseksi adalah mudah tapi tidak efisien. Untuk
mendapatkan hasil yang mendekati nilai eksak
diperlukan langkah iterasi yang cukup panjang.
Penyelesaian :
3
x 2 (2 1,57142 ) 1,70540
[3 (1,36449)]
f(x) = x3 + x2 – 3 x – 3 = 0
xn xn+1 X* f(xn) f(n+1) f(x*)
1 2 1.5714 -4.0000 3.0000 -1.3644
1.5714 2 1.7054 -1.3646 3.0000 -0.2478
1.7054 2 1.7279 -0.2478 3.0000 -0.0394
1.7279 2 1.7314 -0.0392 3.0000 -0.0061
1.7314 2 1.7320 -0.0062 3.0000 -0.0010
1.732 2 1.7320 -0.0005 3.0000 -0.0001
METODE NEWTON-RAPHSON
Metode ini paling banyak digunakan dalam mencari akar-akar
dari suatu persamaan.
f(x) = x3 + x2 – 3 x – 3 = 0
Penyelesaian :
f (x) = x3 + x2 – 3 x – 3 = 0
f ’(x) = 3x2 + 2 x – 3
• Dengan menggunakan persamaan :
f(x i )
x i 1 x i '
f (x i )
Pada awal hitungan ditentukan nilai xi sembarang,
misalnya x1 = 1 ;
f (x1) = f(1) = (1)3 + (1)2 – 3 (1) – 3 = –4
f ’(x1) = f’ (1) = 3(1)2 + 2 (1) – 3 = 2
-4
x2 1 3
2
Langkah berikutnya ditetapkan x2 = 3
24
x3 3 2,2
30
HITUNGAN DILANJUTKAN DENGAN PROSEDUR
YANG SAMA DAN HASILNYA DIBERIKAN DALAM
TABEL BERIKUT INI :
Jumlah xi xi+1 f(xi) f(xi+1)
iterasi
Penyelesaian :
Iterasi 1
Diambil dua nilai awal x1 =1 dan x2 = 2
Untuk x1 =1 maka f(x1) = f(1) = (1)3 + (1)2 – 3(1) – 3 = - 4
Untuk x2 =2 maka f(x2) = f(2) = (2)3 + (2)2 – 3(2) – 3 = 3
Dengan menggunakan persamaan :
f(x 2 )(x 2 x 1 ) 3(2 1)
x3 x2 2 1,57142
f(x 2 ) - f(x 1 ) 3 (4)
Maka :
f(x3)= (1,57142)3 + (1,57142)2 – 3(1,57142) – 3 = -1,36449
Iterasi 2
Untuk x2 =2 maka f(x2) = f(2) = (2)3 + (2)2 – 3(2) – 3 = 3
Untuk x3 =1,57142 maka
f(x3)= (1,57142)3 + (1,57142)2 – 3(1,57142) – 3 = -1,36449
x i 1 x i
εa x100%
x i 1
CONTOH :
3 2
x1 x1 3 23 2 2 3
x2 3
3 3
Besar kesalahan :
x 2 x1 32
εa x100% x100% 33,3333%
x2 3
DENGAN PROSEDUR YANG SAMA HITUNGAN
DILANJUTKAN DAN HASILNYA DIBERIKAN DALAM
TABEL BERIKUT INI :