Anda di halaman 1dari 20

INDIKATOR SURVEILANS

GIZI
KELOMPOK 13 :
1.Amel Arifin
2.Nea Reputri WB
3.Sisil Ekanesa Aprilia
Pengertian Surveilans Gizi
●   Surveilans gizi merupakan pengamatan yang dilakukan terhadap anak
balita dalam rangka mencegah terjadinya kasus gizi buruk. Hasil surveilans dan
pengumpulan serta analisis data pada surveilans kesehatan masyarakat,
digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang status
kesehatan populasi guna merencanakan, menerapkan, mendeskripsikan, dan
mengevaluasi program kesehatan masyarakat untuk mengendalikan dan
mencegah kejadian yang merugikan kesehatan (Timmreck, 2005).
Syarat-Syarat
1. Pengumpulan informasi secara periodic
2. Data periodik tsb dapat dianalisis untuk digunakan
sebagai bahan pengambilan keputuan dalam
pengelolaan program gizi.
Ruang lingkup
Meliputi kegiatan pengumpulan data dari laporan rutin atau survei khusus,
pengolahan dan diseminasi hasilnya yang digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan atau tindakan cepat, perumusan kebijakan, perencanaan kegiatan dan
evaluasi hasil kegiatan. Sebagai suatu sistem Komponen informasi, informasi tidak
akan ada gunanya bila tidak digunakan sebagai bahan pertimbangan/tindakan
Komponen tindakan, tindakan selalu berdasarkan informasi yang ada harus tepat
waktu berdasarkan kebutuhan para pengambil keputusan
Manfaat Surveilans Gizi
1) Monotoring program gizi perencanaan program,prediksi masa depan
2) Manajemen dan evaluasi program mencari/mengobservasi indikator masalah gizi baru dalam
program yang sedang brejalan
3) Timely warning and intervention system, sistem Isyatat Dizi dan intervensi suatu sistem yang
ditujukan untuk mencegah malnutrisi dengan cara melihat ketersediaan makanan yang
dikonsumsi
4) Peranan Surveilans Gizi
5) Memonitoring variabel-variabel yang menyebabkan timbulnya masalah gizi variabel makanan
dan variabel non makanan
6) Faktor yang berpengaruh pada variabel makanan produksi ,keberadaan ,daya
keterjangkauan,keamanan dst
7) Faktor yang berpengaruh pada variabel non makanan infeksi, sanitasi, pelayanan
TUJUAN SURVEILANS GIZI
Menurut World Kesehatan Atau organisasi (SIAPA) tujuan dari surveilans gizi antara lain adalah
sebagai berikut:

1. Menggambarkan situasi status gizi dan penduduk yang berisiko.


2. Menganalisis berbagai macam faktor yang dapat menyebabkan gizi buruk.
3. Mempromosikan berbagai macam keputusan pemerintah terkait dengan
keadaan darurat/perkembangan normal.
4. Memprediksi berbagai macam kemungkinan terkait masalah gizi yang dapat
membantu perumusan dari berbagai kebijakan
5. Memantau dan melakukan evaluasi dari berbagai program gizi.
Langkah-Langkah Surveilans Gizi

a) Tentukan besarnya masalah penanggulangan besarnya angka


kejadian,besarnya angka kematian,apakah bisa ditanggulangi/dicegah
b) Diskripsikan dng jelas sistem surveilans yang akan dikembangkan
tujuan,masalah gizi yang mana yang diamati,bagan alur dari sistem,uraikan
komponen operasional
Jenis-Jenis Indikator Keberhasilan

Indikator Indikator Indikator


Input Proses Output
Indikator input adalah
Indikator proses adalah gambaran
gambaran mengenai
mengenai lngkah-langkah yang Tersedianya informasi gizi
sumber daya yang
dilaksanakan dalam menghasilkan buruk yang mendapat
digunakan untuk
barang atau jasa (frekuensi perawatan
menghasilkan output dan
proses, ketaatan terhadap jadwal,
outcame (kuantitas,
dan ketaatan terhadap
kualitas dan kehematan)
ketentuan/standar)
Lanjutan

Indikator Indikator
Outcome Dampak
gambaran mengenai hasil aktual atau yang gambaran mengenai akibat
diharapkan dari barang atau jasa yang langsung atau tidak langsung dari
dihasilkan (peningkatan kuantitas, perbaikan tercapainya tujuan. Indikator
proses, peningkatan efisiensi, peningkatan dampak adalah indikator outcome
kualitas, perubahan perilaku, peningkatan pada tingkat yang lebih tinggi
efektivitas, dan peningkatan pendapatan) hingga ultimate.
• Sumber Indikator Kinerja
1.Data Kinerja Primer, Data kinerja yang diperoleh langsung dari
responden
2.Data Kinerja Sekunder, Data kinerja yang diperoleh secara tidak
langsung dari responden tetapi dari instansi/pihak lain
• Syarat-Syarat Indikator
1. Indikator harus mudah diukur secara kualitatif maupun kuantitatif. Mudah diukur itu
seperti berat badan, tinggi badan, konsumsi pangan dan lain sebagainya.
2. Indikator harus jelas untuk dipahami dan dapat secara langsung mengukur keadaan.
Misalnya kenaikan berat badan secara 2 kali berturut-turut.
3. Indikator harus akurat dan relevan dengan masalah yang ingin diukur. Contohnya
untuk mengukur status gizi bisa digunakan indeks berat badan menurut tinggi badan
dan untuk mengukur kerawanan pangan bisa dilihat dari tingkat pemenuhan konsumsi
energi dan zat gizi.
4. Indikator harus sensitif. Artinya, jika ada masalah atau perubahan yang terjadi, maka
masalah dapat dideteksi dengan baik oleh indikator tersebut. Misalnya besarnya lingkar
lengan atas, dapat mengunjukkan risiko kurang energi kronis pada wanita usia subur.
5. Indikator harus tepat waktu. Indikator yang diperlukan harus dapat dikumpulkan
dalam waktu yang tepat dan singkat, sehingga dapat diambil tindakan segera untuk
memecahkan masalah yang akan timbul.
DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR KEGIATAN
PEMBINAAN GIZI MASYARAKAT
Untuk menyamakan persepsi dan mempermudah petugas surveilans gizi dalam melakukan pengolahan
data, analisis data, dan interpretasi hasil maka perlu dibuat definisi operasional dari masing-masing
indikator kegiatan pembinaan gizi masyarakat.
1. Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
Definisi Operasional:
a. Balita adalah anak yang berumur di bawah 5 tahun (0-59 bulan).
b. Kasus gizi buruk adalah balita dengan status gizi berdasarkan indeks Berat Badan menurut Panjang
Badan (BB/PB) atau Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) dengan nilai Z-score <-3 SD (sangat
kurus) dan/atau terdapat tanda klinis gizi buruk lainnya.
c. Kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan adalah balita gizi buruk yang dirawat inap maupun
rawat jalan di fasilitas pelayanan kesehatan dan masyarakat.
d. Persentase kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan adalah jumlah kasus balita gizi buruk yang
dirawat inap maupun rawat jalan di fasilitas pelayanan kesehatan dan masyarakat dibagi jumlah kasus
balita gizi buruk yang ditemukan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dikali 100%.
Lanjutan..
Ukuran Indikator
Kinerja penanganan kasus balita gizi buruk dinilai baik jika seluruh balita gizi buruk yang ditemukan
mendapat perawatan, baik rawat inap maupun rawat jalan sesuai tata laksana gizi buruk di fasilitas
pelayanan kesehatan dan masyarakat.

Rumus perhitungan:
% Kasus = x100%
balita Gizi
Buruk yang
Mendapat
Perawatan
Lanjutan..
Sumber informasi:
a. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas.
b. Sistem Pencatatan dan Pelaporan DinkesKabupaten/Kota.
c. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Rumah Sakit.

Data yang dikumpulkan:


a. Jumlah kasus balita gizi buruk yang baru ditemukan pada bulan ini.
b. Jumlah kasus balita gizi buruk baru ditemukan yang dirawat bulan ini baik rawat jalan dan rawatinap.
c. Jumlah kasus balita gizi buruk baru ditemukan yang membaik3 atau sembuh4
d. Jumlah kasus balita gizi buruk baru ditemukan yang meninggal.
e. Jumlah kasus balita gizi buruk baru ditemukan yang masih dirawat

Frekuensi pengamatan:
a. Setiap saat termasuk investigasi Kejadian Luar Biasa (KLB) gizi buruk.
b. Frekuensi laporan: setiap bulan.
Alat dan bahan yang diperlukan:
a. Timbangan berat badan.
b. Alat ukur panjang badan dan tinggi badan.
c. Tabel indeks BB/PB atau BB/TB sesuai jenis kelamin berdasarkan Standar Antropometri Penilaian
Status Gizi Anak (Kepmenkes Nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010 tanggal 30 Desember 2010
tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak).
2. Balita yang ditimbang berat badannya
Balita yang ditimbang berat badannya dilaporkan dalam dua kelompok umur yaitu 0-23 bulan dan 24-
59 bulan. Dalam pelaporan dicantumkan jumlah posyandu yang ada dan posyandu yang menyampaikan
hasil penimbangan pada bulan yang bersangkutan. Definisi Operasional:
a. Baduta adalah bayi dan anak umur 0-23 bulan.
b. Balita adalah anak yang berumur di bawah 5 tahun (0-59 bulan).
c. S baduta adalah jumlah baduta yang berasal dari seluruh Posyandu yang melapor di suatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu.
d. D baduta adalah jumlah baduta yang ditimbang di seluruh Posyandu yang melapor di suatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu
e. Persentase baduta yang ditimbang berat badannya (% D/S Baduta) adalah jumlah baduta yang
ditimbang di seluruh Posyandu yang melapor di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibagi
jumlah baduta di seluruh Posyandu yang melapor di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
dikali 100%.
lanjutan
f. S balita umur 24-59 bulan adalah jumlah anak umur 24- 59 bulan yang berasal dari seluruh Posyandu yang
melapor di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
g. D balita umur 24-59 bulan adalah jumlah anak umur 24- 59 bulan yang ditimbang di seluruh Posyandu yang
melapor di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
h. Persentase balita umur 24-59 bulan yang ditimbang berat badannya (% D/S Balita 24- 59 Bulan) adalah jumlah
anak umur 24-59 bulan yang ditimbang di seluruh Posyandu yang melapor di suatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu dibagi jumlah anak umur 24-59 bulan yang berasal dari seluruh Posyandu yang melapor di suatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu dikali 100%.
i. Balita adalah balita yang berasal dari seluruh Posyandu yang melapor di suatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
j. D Balita adalah balita yang ditimbang di seluruh Posyandu yang melapor di suatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu.
k. Persentase balita yang ditimbang berat badannya (% D/S Balita) adalah jumlah balita yang ditimbang di seluruh
Posyandu yang melapor di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibagi balita yang berasal dari seluruh
Posyandu yang melapor di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dikali 100%.
Ukuran indikator
Ukuran indikator: Kinerja penimbangan baduta dan balita yang ditimbang berat badannya dinilai baik bila
persentase D/S setiap bulannya sesuai target.
Rumus perhitungan:
a. Persentase D/S Baduta 0-23 bulan:
x 100%

b. Persentase D/S Baduta 24-59 bulan:


x 100%

c. Persentase D/S Baduta 0-59 bulan:


x 100%
Lanjut
Sumber Data Sistem Informasi Posyandu (SIP), register penimbangan dan Kartu Menuju Sehat (KMS)
balita, dan laporan puskesmas ke Dinkes Kabupaten/Kota.
Frekuensi Pemantauan : Setiap bulan
Frekuensi Pelaporan : Setiap bulan

Alat dan bahan


a. Timbangan berat badan.
b. KMS balita.
c. Formulir SIP (Sistem Informasi Posyandu).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai