Anda di halaman 1dari 14

Resume MPG

MANAJEMEN PROGRAM GIZI


 Manajemen Program Gizi = Penerapan fungsi manajemen yang tdd kegiatan
perencanaan berbasis analisis situasi, pelaksanaan dan evaluasi pada seluruh kegiatan
intervensi masalah gizi di masyarakat.

 Pendekatan kesehatan Masyarakat Gizi mewujudkan program gizi :


1. Intervensi gizi mempromosikan kesehatan dan penyakit menular/kronis
dengan mengelola dan mengontorl kondisi lingkungan
2. Mempromosikan gaya hidup sehat
3. Menggunakan sumber aya (uang, tenaga) untuk mengatasi masalah kesehatan
4. Mempunyai target masyarakat (income, umur, etnik, gaya hidup) terutama
kelompok rentan
5. Membutuhkan Kerjasama dengan masyarakat luas
6. Secara berkelanjutan memmonitor progress kesehatan msyarakat
7. Program gizi masyarakat bias berfokus ke masalah yg prevalensi besar
(anemia, KEP, BBLR, diabetes, kanker, obesitas, stunting, osteoporosis,
jantung coroner, stroke, dan sebagainya).
8. Melihat data terkini di RISKESDAS

 Keahlian yang dibutuhkan dalam manajemen program gizi :


1. Kebijakan, Perencanaan, dan Administrasi (Mengetahui struktur politik
masyarakat menggunakan keterampulan dalam perencanaan, organisasi,
manajemen dan evaluasi system pelayanan gizi masyarakat).
2. Biostatistik (keterampilan dalam mengumpulkan, Menyusun, menganalisis
dan membuat laporan demografi, kesehatan, dan data konsumsi pangan).
3. Epidemiologi (Mengetahui tentang kesehatan dan pola penyebaran penyakit
dalm populasi).
4. Ilmu lingkungan dan pangan (mengetahui faktor biologi dan kimia yang
mempengaruhi kualitas dan keamnan udara, air, dan ketersediaan pangan).
 Langkah – Langkah perencanaan program gizi

1) Identifikasi masalah : memerlukan ketersediaan data yg akurat dapat dipercaya, serta


diperlukan informasi pendukung berupa hasil riset, obeservasi, intuisi, prediksi dan
pengalaman. Dapat menggukana panduan pertanyaan :
1. Siapa yang mengalami masalah gizi?
2. Berapa luas kasus masalah gizi tersebut?
3. Dimana lokasi sasaran?
4. Apa tipe masalah gizi yang terjadi?

2) Prioritas masalah
Penentuan prioritas masalah dapat dilakukan dengan metode Delphi,
delbeq, hanlon, analisis SWOT, logical framework analysis, dan
sebagainya.

3) Penyebab masalah

4) Tujuan
Tujuan berisi target yg akan dicapai dari program gizi yg direncanakan. Tindakan
utama – tujuan utama – hasil
5) Seleksi model intervensi
Pada tahap ini dianalisis intervensi yg cocok untuk penyelesain masalah gizi yg tlah
ditentukan.
6) Implementasi program
Implementasi program dilaksanakan dengan melakukan prinsip – prinsip manajemen
diantaranya yaitu pembagian tugas, penggerakan, koordinasi, pengendalian,
pengawasan dan evaluasi. Dalam implementasi, perlu diperhatiakn hal2 berikut ini :
1. Siapa Lembaga, organisasi yg bertanggung jawab
2. Bagaimana hubungan antar dan inter Lembaga
3. Dalam bentuk dan mekanisme apa alokasi pembiayaan
4. Kapan waktu terbaik untuk implementasi
7) Monitoring n evaluasi
Mointoring = pemantauan yg dilakukan pada saat kegiatan sedang berlangsung
Monitoring dilakukan dgn cara supervise dan bimbingan teknis disertai pengawasan
dgn tujuan :
1. Mengatasi segera masalah yang muncul
2. Mengarahkan pencapaian tujuan
3. Mengatasi penyimpangan secara dini.
Evaluasi dilakukan pada tahap proses, hail maupun dampak dari program, dilakukan
untuk memperbaiki perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yg akan dating, dan
perlu diiringi dgn umpan balik agar terindetifikasi faktor target/tujuan.

IDENTIFIKASI MASALAH

Mengkaji kebutuhan masyarakat

 Merencanakan intervensi : mengumpulkan dan menganalisis data y gada


 Mengkaji kebutuhan masyrakat : Community assessment, needs assessment, community
profile, community diagnosis, market research
 SOAP : pengumpulan sistematik dari data subyektif dan obyektif untuk mengembangkan
daftar masalah.

Data subyektif

Pengumpulam data dapat dilakukn dgn :

 Mempelajari media massa : membaca koran local (cetak/online), radio local, tv.
 Mempelajari geografi daerah : peta daerah
 Petugas kesehatan dapat berasaldari pendatang/org asli daerah : yg secara periodic
mengunjungi daerah, mendengarkan masyarakat, mengamati keadaan lingkungan.
 Mengunjungi berbagai tempat perdagangan : pasar, restoran/rumah makan
 Mengadakan FGD : dengan masyarakat.

Data obyektif

 Data demografi : umur, jenis kelamin, etnik/suku, Pendidikan, pendapatan, pengangguran,


dll.
 Statistic vital : kelahiran, kematian
 Pengukuran antropometri : BB, TB, LILA, skinfold = indicator normal, abnormal, kurang gizi,
obesitas.
 Tes biokomia terhadap darah, urin : Hb, kadar kolester, gula darah
 Pengamatan tanda – tanda klinis : Kulit, rambut, mulut, mata, muka
 Interview konsumsi makanan : FFQ, 24 hour recall

Penelian/pengamatan terhadap instansi lain yg menyediakan pelayanan gizi dan kesehatan seperti
konseling diet, Pendidikan gizi, perawatan kesahatan, promosi kesehatan, bantuan makanan, media
massa tentang Pendidikan gizi.

Penentuan masalah : prevalensi berdasarkan magnitude/besaran masalah, dibandingkan dengan


angka yg dianggap sebagai masalah dalam kesehatan masyarakat, dibandingkan dengan angka
nasional/provinsi/kab lain.

Hal yg harus diperhatikan seorang perencana : WHO, WHERE, WHAT, HOW MANY (brp banyak), HOW
SEVERE(sebrpa parah), WHAT WILL HAPPEN IF NO ACTION (apay g terjadi jika gada Tindakan).

Pengumpulan data bidang gizi masyarakat

Tujuan : mendapatkan gambaran masalah secara rinci yg akan digunakan sebagai bahan perencanaan
srbagai data utama melakukan pengolahan dan analisi data untuk kesimpulan yg tepat.

Data yg dikumpulkan harus = valid(benar) dan realibel(mengasilkan jawaban yg sama walaupun


ditanyakan pada orang dan waktu yg berbeda.

Pengumpulan data meliputi 3 :

 Jenis data : primer, sekunder


 Intrumen pengumpulan data : kuesioner, dacin, pita LILA, buku catatan
 Cara pengambilan data : data tingkat komsumsi makan dengan metode recall 24, data berat
badan dengan enimbang

Teknik pengumpulan data

 Observasi : Teknik partisipasi, sistemik, dan eksperimental


 Komunikasi : Teknik wawancara dan penyebaran angket
 Pengukuran : secara langsung melakukan pengukuran terhadap suatu obyek
 Studi documenter : membuat catatan dokumen tentang hal yg terkait dngn data yg ingin
diperoleh

Observasi : pengumpulan data dilakukan oleh peniliti/enumerator

 Observasi sistematis = pencatatan dan pengamatan secara sistematis trhdp


karakteristik/gejala yg diamati
 Observasi partisipasi = mengamati gejala variabel, menjadi bagian dari sampel/salah satu
obyeknya
 Observasi eksperimental = pengamatan unsur perlakuan, aibat, alat perekam yg baik dan
pengamat tidak mengetahui tujuan.
 Alat bantu pengumpulan data : catatan anekdot (daftar riwayat kelakuan), catatan incidental
(berkala), check list, rating scale, peralatan mekanik.
 Mengatasi keterbatasan : seleksi ketat terhadap observer, waktu diperbanyak, jumlah,
pemilihan alat bantu yg tepat, hanya data relavan diambil.

 Survei = metode pengumpulan data yang menggunakan instrument kuesioner atau


wawancara untuk mendapatkan data dari responden. Ada 2 jenis (Langsung/interview dan
tidak langsung/angket)
 Fungsi wawancara = alat utama pengumpulan data, alat pelengkap pengumpulan data
utama, alat pembanding.

Jenis wawancara :

1. Wawancara tidak terpimpin/tidak terstruktur = tanpa daftar pertanyaan tapi ada panduan
2. Wawancara terpimpin = pertanyaan disusun berupa kusioner
3. Wawncara bebas terpimpin = kombinasi dari tidak terpimpin dengan terpimpin
4. Diskusi = interview sbg pencari data
 Angket = Adalah instrument pengumpulan data dengan menyampaikan atau mengirimkan
sejumlah pertanyaan tertulis untuk djawab secara tertulis juga

 Pengukuran
1. Pengukuran, pengetahuan, sikap, dan perilaku gizi :
1.1 social assessment
1.2 epidemiologic assessment
1.3 Behavioral & environmental assessment
1.4 Educational & ecological assessment
1.5 Administrative policy assessment
1.6 Implemention
1.7 Process evaluation
1.8 Impact evaluation
1.9 Outcome evaluation
2. Skala likert = tabel alternatif jawaban ( setuju/tidak setuju)
3. Skala diferensiasi semantic (perbedaan semantic) = berisikan serangkaian
karakteristik dua kutub (antonym).
4. Skala Thurstone = memberikan nilai/skor sesuai jawaban responden
5. Pengukuran status gizi =
PENENTUAN PRIORITAS MASALAH

 Pengertetian = suatu proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan menggunakan
metode tertentu, untuk menentukan urutan masalah dari yang paling penting sampai
dengan yang kurang penting.
 Tujuan = Tujuan managemen program gizi masyarakat pada akhirnya adalah untuk
memecahkan masalah gizi.
 Masalah adalah menyangkut kesenjangan antara kenyataan dengan yang seharusnya,
masalah juga berarti sesuatu yang ingin diketahui
 Definisi masalah = persoalan yg perlu dipecahkan, penyimpangan dari ketentuan,
pelaksanaan program yg harus ditindaklanjuti.
 Identifikasi masalah merupakan hal pertama yang harus dilakukan pada upaya untuk
menentukan perencanaan suatu program intervensi untuk pemecahan masalah.

Menurut direktorat Gizi Masyarakat hal yg perlu mendapat perhatian :

1. Faktor determinan beragam = menggunakan pendekatan holistic dan kompresensif.


2. Perilaku sadar gizi = memperbaiki perilaku melalui peningkatan pengetahuan dan sikap
3. Ekonomi = perlu kebijakan yg mengarah pada perbaikan penghasilan
4. Double bardon = kekurangan gizi mikro (KVA, GAKI, Anemia) dan mikro (KEK, Stunting,
Wasting)
 Alasan penetuan prioritas masalah = munculnya sejumlah masalah yg banyak, menjadi
pertanyaan bagi pengambil keputusan, masalah manakah yg memerlukan penanggulangan
segera.
 WHO (2018) mengemukakan pertimbangan mendasar : pemelihan prioritas masalah
diperlukan untuk beradaptasi, pemilihan prioritas dapat mengatasi tantangan yg muncul,
penetapan prioritas bisa dilakukan secara implisit dan eksplisit, pemilihan prioritas
mengidentifikasi tantangan di masa depan.
Metode penentuan prioritas masalah :
1. DELBECG = invetarisir kriteria, proses penetuan kriteria diawali dgn pembentukan
kelompoj yg akan didiskusikan, sumber informasi, menetapkan skor (1-10)
2. HANLON = mengusahakan pembuat keputusan dapat megidentifikasi faktor luar,
memungkinkan anggota untuk mengibah faktor dan nilai sesuai keperluan,
mengelompokkan faktor2 dan memberi bobot. 4 kelompok kriteria :
a. A = besarnya masalah
b. B = tingkat kegawatan masalah
c. C = kemudahan penanggulangan masalah
d. D = PEARL faktor
P = Appropriateness (Kesesuaian)  kesesuaian masalah dengan prioritas
berbagai program instansi terkait di wilayah itu
E = Economic Feasibility (Secara ekonomi mudah)
A = Acceptability (Dapat diterima)  situasi penerimaan masyarakat dan
instansi lainnya
R = Recources Availability (Tersedianya sumber)  ketersediaan sumber
daya untuk memecahkan masalah (tenaga, sarana/peralatan, waktu)
L = Legality (Legalitas terjamin)  dukungan aspek hukum/
perundangan-undangan/ peraturan terkait seperti peraturan
pemerintah dll.

Tujuan: Menjamin terselenggaranya program dengan baik

RUMUS HANLON = (A+B) C x D

3. DELPHI = metode penentuan prioritas masalah debfab berbasis expert judgement,


yakni justifikasi dari para ahli dengan menggunakan kuesioner terstruktur.
4. USG = mengidentifikasi dan menilai masalah secara kuantitatif berdasarkan 3 ukuran:
a. Urgency = penilaian terhadap mendesak atau tidaknya suatu masalah untuk
segera diselesaikan
b. Seriusness = ukuran kegawatan dari permasalahan yang terjadi.
c. Growth = Aspek penilaian terhadap ada tidaknya potensi perkembangan
yang baik bila sebuah masalah dijadikan prioritas untuk diselesaikan.

PENENTUAN PENYEBAB MASALAH

 Diagram pohon yang dirancang untuk mengurutkan hubungan sebab akibat (Silverman,
1994)
 Problem tree analysis helps to find solutions by mapping out the anatomy of cause and effect
around an issue in a similar way to a Mind map, but with more structure. (Analisis pohon
masalah membantu menemukan solusi dengan memetakan anatomi sebab dan akibat
sekitar masalah dengan cara yang mirip dengan Peta pikiran, tapi dengan lebih banyak
struktur).
 Tujuan analisis penyebab masalah = identifikasi hubungan sebab akibat di antara masalah,
memastikan akar penyebab masalah, menjadi dasar analisis tujuan. Analisis penyebab
masalah dapat dilakukan dengan pohon masalah.
 Syarat pohon masalah = ada 3 bagian : dampak dari maaslah inti, masalah inti, penyebab
masalah inti.
 Manfaat pohon masalah :
a. Masalah dapat dirincikan kedalam masalah spesifik yg bisa didefinisikan.
b. Penyebab masalah dapat lebih mudah dimengrti
c. Pohon masalah mengidentifikasikan masalah dan pendapat
d. Pohon masalah dapat menentukan apakah butuh informasi lebih lanjut
e. Mengidentifikasikan masalah yg tampak pada masa kini, masalalu, maupun yg akan
dating.
 Cara membuat pohon masalah = step 1 : diskusikan dan sepakati masalah yg akan dianalisis.
Step 2 : identifikasi penyebab masalah, inti dari pembuatan pohon masalah adalah diskusi.
 Hal yg perlu didiskusikan :

 Menyusun pohon masalah

PENENTUAN MASALAH
 Tujuan program dapat diartikan sebagai target yang ingin dicapai program untuk membentuk
suatu perubahan. Dalam program, tujuan dibuat dalam sebuah pernyataan kuantitatif, yaitu
terukur.
 Ken Mcelroy = Tujuan adalah langkah pertama menuju kesuksesan dan tujuan juga
merupakan kunci menuju kedalam sebuah kesuksesan
 H.R. Daeng naja = Tujuan adalah misi organisasi masa depan yang harus dicapai oleh sebuah
organisasi.
 Tujuan program harus dapat menjawab pertanyaan dari = who, where, what, when
 Jenis tingkatan tujuan :
a. Output = hasil yg dicapai setelah menginplementasikan suatu program (organisasi
pengembangan produk)
b. Outcome = tujuan jangka menengah dari suatu program.
c. Impact = tujuan jangka panjng dari suatu program dan bisa jadi tidak bisa dicapai
dalam 1 periode berjalannya program.

S = Significant Spesific (tujuan program harus spesifik, khusus dan terinci)


M = Measurable (tujuan program harus dapat diukur
A = Attainable (tujuan dapat dicapai)
R = Realistic (terkait dgn sumber daya manusia)
T = Time bond (fase pencapaian yg jelas, berapa lama)

Pohon Tujuan
● Pohon tujuan merupakan proses menerjemahkan masalah yang diidentifikasikan dalam analisis
pohon masalah menjadi hasil (outcome) yang positif.

● Pohon tujuan dibuat dengan cara menulis kembali semua pernyataan negatif dalam pohon
masalah menjadi pernyataan positif.

INTERVENSI GIZI DI INDONESIA

 Intervensi adalah serangkaian aktivitas spesifik dan berkaitan dengan penggunaan bahan
untuk menanggulangi masalah.
 Intervensi gizi adalah upaya perubahan terencana terhadap individu, kelompok, maupun
komunitas.
 Ada beberapa tipe intervensi gizi :
1. PMT = Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dilakukan kepada ibu hamil yang
mengalami Kurang Energi Kronik (KEK). Sementara itu, PMT Balita diberikan pada
balita kurus usia 6-59 bulan yang indicator Berat Badan (BB) menurut Panjang Badan
(PB)/Tinggi Badan (TB) kurang dari minus 2 standar deviasi (<- 2 SD) yang tidak rawat
inap dan tidak rawat jalan. Hal – hal yg harus diperhatikan (keterlibatan, target, tipe,
waktu, lokasi, logistic). Tipe PMT : Nutritioan rehabilitation center, on-site feeding
program, take home
2. Pendidikan gizi = Intervensi ditujukan untuk meningkatkan penggunaan bahan
makanan yang bergizi tinggi yang tersedia di lingkungan.
a. Penyebaran informasi melalui media = Media memainkan peranan penting
dalam edukasi ke masyarakat.
b. Konseling peubahan perilaku antar pribadi = Perubahan perilaku yang
dilakukan melalui komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE)
c. Konseling pengasuhan untuk orang tua = Kegiatan pola asuh (parenting)
ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua
dalam menerapkan pengasuhan yang tepat pada anak.
d. PAUD (Pendidikan anak usia dini) = Upaya penurunan stunting di PAUD dan
Bina Keluarga Balita (BKB) ditempuh dengan dua pendekatan yaitu:
(1) penyediaan makanan bergizi seimbang sesuai dengan kondisi
pertumbuhan anak; dan
(2) pengenalan makanan seimbang dan faktor terkait stunting lainnya
melalui Alat Permainan Edukatif (APE) yang digunakan oleh Posyandu.
e. Konseling kesehatan reproduksi untuk remaja = Remaja diberikan
pemahaman mengenai kesehatan reproduksi agar mereka memiliki
pengetahuan yang cukup untuk membuat keputusan yang bertanggung
jawab berkaitan dengan hak-hak kesehatan reproduksi dan seksualnya.
f. PPA (Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak) = Perempuan dan
anak seringkali rentan terhadap kekerasan. Selain itu, masih banyak praktik
di keluarga yang berkaitan dengan gender dan mempengaruhi asupan gizi
perempuan.
3. Fortifikasi = Intervensi ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah kekurangan zat-zat
gizi tertentu dalam makanan sehari-hari. Penambahan zat gizi tersebut dilakukan
pada bahan makanan yang banyak dikonsumsi. Zat gizi yang ditambahkan umumnya
adalah vitamin dan mineral. Faktor apa yang perlu dipertimbangkan dalam memilih
bahan pembawa :
○ Penggunaan dan penerimaan
○ Struktur sistem komoditi
○ Keterbatasan teknologi
4. Makanan formula = Intervensi ini bertujuan menciptakan makanan campuran untuk
anak usia 6-36 bulan. Hal yg perlu diperhatikan (zat gizi, bahan pangan, pengolahan,
penerimaan, distribusi, promosi, dan harga.
5. Subsidi harga = Intervensi ini dilakukan dengan memberi subsidi kepada konsumen
bahan makanan tertentu.
6. Produksi pertanian = Intervensi ini bertujuan meningkatkan ketersediaan pangan
bagi golongan rawan. Dampak perbaikan gizi dapat dicapai melalui peningkatan
produksi pangan, peningkatan penghasilan petani kecil dan buruh tani atau melalui
harga pangan yang dikonsumsi. Pilar ketahanan pangan ( pilar I : Availability
(ketersediaan), pilar II : accessibility (keterjangkauan fisik & ekonomi), Pilar III :
stability (stabilitas pasokan & harga)
7. Program terpadu = Keadaan gizi erat hubungannya dengan kesehatan yaitu melalui
pengaruh sinergis dari penyakit infeksi dan kurang gizi. Status gizi juga berkaitan
dengan variabel kependudukan .
8. Suplementary feeding

SELEKSI MODEL INTERVENSI

 Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan
metode yang efisien sesuai dengan situasi.
 Dalam buku J. Salusu (1996) menjelaskan bahwa, suatu aturan kunci dalam pengambilan
keputusan ialah “sekali kerangka yang tepat sudah diselesaikan, keputusan harus dibuat”
(Brinckloe, et al., 1977)
 Jenis-jenis pengambilan keputusan :
a. Keputusan Taktis adalah keputusan yang dibuat oleh manajemen menengah.
b. Keputusan strategis adalah keputusan yang dibuat oleh manajemen puncak dalam
sebuah perusahaan.
c. Keputusan operasional adalah keputusan yang dibuat oleh tingkat manajemen yang
paling bawah, misalnya operator mesin di lantai produksi.
 Teknik pengambilan keputusan = Teknik pengambilan keputusan yang diperkenalkan di
dalam berbagai literatur cukup bervariasi, tetapi pada umumnya dapat dikelompokkan ke
dalam dua jenis, yaitu teknik tradisional dan teknik modern.
 Keputusan terprogram :
a. Tradisional : Habit, petunjuk teknis, struktur organisasi
b. Modern : analisis matematis simulasi computer, pemrosesan data elektronik
 Keputusan tidak terprogram :
Tradisional = heuristic (kreativitas), rule of thumns (prosedur praktis menjamin
penyelesaian optimal), dengan selekasi dan Latihan bagi para eksekutif.
 Situasi pengambilan keputusan :
a. Condition of certainty = Mengetahui apa yang akan terjadi di waktu yang akan
datang karena tersedia informasi yang akurat, terpercaya dan dapat diukur sebagai
dasar
b. Condition of risk = Tidak mengetahui probabilitas, bahkan tidak mengetahui
kemungkinan hasil yang akan didapatkan
c. Condition of uncertainity = Mengetahui probabilitas kemungkinan, tetapi informasi
secara lengkap tidak tersedia.
 Proses pengambilan keputusan :
a. Diagnose and define problems = Identifikasi gejala yang muncul, Cari
penyebabnya/masalah utama, Cari bagian yang perlu dipecahkan, Pergunakan
analisis sebab akibat.
b. Gather and analyze facts = Menentukan data yang relevan, Mengumpulkan data,
Mencari pola dari data yang terkumpul.
c. Develop alternatives = Berdasarkan data, disusun beberapa alternatif, Berdasarkan
data, disusun beberapa alternatif, Semua alternatif harus feasible.
d. Evaluate alternatives = menghilangkan solusi yg tidak mungkin dilaksanakan,
mempertimbangan solusi, memilih solusi yg potensial, membuat rencana secara
rinci, mengatur waktu pelaksanaan

 Select best alternatives = berdasarkan alternatif y gada, mengambil keputusan akhir,


pengambilan keputusan efektif melibatkan pemecahan masalah dan berpikir kreatif.
 Analyze possible consequences = susun rencana untuk menerapkan keputusan, menyiapkan
laporan secraa berkala, bangun sistem peringatan dini.
 Implement decision = menerapkan solusi.
 Seleksi intervensi : relevance, feasibility (dapat dijalankan), integration with existing program,
effectivenees, ease in targeting, cost effectiveness, ease in evaluation, sustainability,
acceptance. Beri bobot 1-10.

Anda mungkin juga menyukai