Anda di halaman 1dari 2

 Minyak kelapa murni

Buah kelapa (Cocos nucifera L.) telah menjadi bagian dari makanan masyarakat dan
mata pencaharian di negara tropis Asia, termasuk Indonesia. Komoditas kelapa dapat
dibuat menjadi minyak kelapa kopra atau pun Virgin Coconut Oil (VCO). Bahkan, air
kelapa tua bisa dijadikan cuka yang dapat berfungsi sebagai pengawet alami untuk
makanan. . VCO atau minyak kelapa murni diperoleh dari hasil olah daging buah
kelapa segar yang diproses tanpa pemanasan atau menggunakan pemanasan bersuhu
rendah. VCO berwarna jernih, rasanya lembut, berbau khas kelapa, serta bebas dari
radikal bebas. VCO kaya akan kandungan medium-chain fatty acids (MCFA).
Penelitian klinik menunjukkan suplementasi tiga bulan MCFA mampu menurunkan
bobot badan, lingkar pinggang, dan memperbaiki profil lipid pasien diabetes dengan
obesitas. Selain konsentrasi MCFA yang tinggi (59%-62%), VCO juga mengandung
saturated fatty acid (SFA) namun jumlahnya lebih sedikit (6%- 28%). Rasio MCFA
yang tinggi dan SFA yang lebih sedikit, menjadikan VCO sehat untuk dikonsumsi
sehari-hari.

 Mayones berbasis VCO


Mayones adalah produk olahan emulsi semi solid (minyak dalam air) yang memiliki
kandungan lemak yang sangat tinggi karena bahan dasarnya terdiri atas minyak nabati
(70-80%) dan kuning telur (15-20%) (9). Mayones yang tersedia di supermarket rata-
rata berbahan utama minyak kedelai. Namun, asam lemak linoleat (omega-6) yang
tinggi pada minyak kedelai diasumsikan telah menjadi penyebab meningkatnya
prevalensi dislipidemia dan obesitas di Amerika. Salah satu solusi untuk menghindari
masalah dislipidemia dan obesitas bagi pecinta makanan mayones, yaitu tersedianya
produk mayones dari minyak nabati yang rendah kadar asam linoleat seperti VCO.
Beberapa studi telah meneliti sifat fisiko-kimia formula mayones berbasis VCO,
namun hingga saat ini belum ada mayones berbasis VCO yang beredar di pasaran
Indonesia. Selain itu, belum ada studi yang mengkonfirmasi bila VCO dalam bentuk
mayones dapat berefek antidislipidemia.

 Teh hijau (Camellia sinensis)


Camellia sinensis merupakan spesies tanaman dikotil angiospermae yang daun dan
kuncup daunnya digunakan untuk menghasilkan teh hijau. Camellia sinensis
mengandung berbagai vitamin (A, C, E, K) dalam konsentrasi yang rendah, kecuali
vitamic C (ascorbic acid) yang terdapat dalam konsentrasi tinggi. Teh hijau (Camellia
sinensis) mengandung karbohidrat, lipid (linoleic dan linolenic acid), klorofil, dan
beberapa elemen mineral seperti zat besi, zinc¸ natrium, magnesium, nikel, copper,
alumunium, silver, dan bromin. Teh hijau juga mengandung kafein sebanyak kurang
lebih 3-5% dari berat kering teh. Kafein memiliki efek psikoaktif dengan memblokir
reseptor adenosin sehingga dapat meningkatkan aktivitas mental dan menghilangkan
fatigue. Komponen zat aktif yang terbilang penting dalam teh hijau adalah catechin.
Catechin mengandung epigallocatechin gallate (EGCG), epicatechin gallate (ECG),
epigallocatechin (EGC), dan epicatechin (EC). EGCG merupakan komponen utama
dari catechin. Banyak studi menunjukkan bahwa teh hijau memiliki efek positif
terhadap metabolisme lipid melalui berbagai mekanisme. Penelitian Huang et al.
(2014) mengenai efek anti-obesitas yang dimiliki teh hijau membuktikan bahwa teh
hijau dapat menurunkan absorpsi lipid. EGCG dapat menurunkan aktivitas sodium-
dependent bile acid transporter di enterosit pada usus bagian distal sehingga
menurunkan reabsorpsi cairan empedu dan absorpsi kolesterol. Pada keadaan normal,
sebagian besar cairan empedu akan diserap kembali oleh usus, namun EGCG
membuat cairan empedu tersebut terekskresikan sehingga akan terjadi peningkatan
sintesis cairan empedu dari kolesterol.

 Jus jambu merah


Pemberian jus buah jambu merah (Psidium guajava L.) sebanyak 650 mg/kg BB pada
pasien dislipidemia dapat menurunkan rata–rata 1,96% kadar trigliserida. Konsumsi
jambu merah dapat mengurangi stres oksidatif dan memperbaiki profil lipid pada
kelompok perlakuan bila dibandingkan kelompok kontrol. Adanya serat larut air
(pektin) dan vitamin C dalam jambu merah dapat mengganggu penyerapan lemak
yang berasal dari makanan, hal ini diperkirakan mempunyai efek protektif terhadap
kenaikan kadar lipid dalam darah. Penelitian sebelumnya yaitu pemberian buah jambu
pada laki-laki sehat dan pasien dislipidemia dapat memperbaiki profil lipid.

 Jeruk siam
Buah jeruk siam (Citrus nobilis) juga merupakan sumber vitamin C. Tidak hanya
murah dan mudah dijangkau, buah ini dipilih karena rasanya enak dan praktis dalam
penyajiannya. Buah jeruk mengandung serat yang cukup banyak yaitu mencapai 3 g
dalam 100 g buah. Buah jeruk sebagai bentuk pendekatan konsumsi buah yang
bervariasi sehingga membantu memenuhi kebutuhan serat dalam sehari.

Anda mungkin juga menyukai