Disusun oleh:
Afifah Pandan Wangi 22030116130082
Komponen Keterangan
Bahan Hepatosol
Berat 60 gram
Energi 240 kal
Karbohidrat 46 gram
Lemak Total 2 gram
MCT 2 gram
Lemak Jenuh 2 gram
Protein 9 gram
Serat Pangan 2 gram
Natrium 125 mg
Kalium 70 mg
BAB III
MODIFIKASI RESEP
A. Komposisi Formula Enteral Diet Hati
1. Susu Skim
Susu skim adalah bagian susu yang tertinggal sesudah krim diambil
sebagian atau seluruhnya. Susu skim mengandung semua zat makanan
susu, sedikit lemak dan vitamin yang larut dalam lemak. Susu skim juga
dikenal sebagai susu tanpa lemak atau susu bebas lemak dengan komposisi
protein yang tinggi, yang berasal dari 36% kandungan padatannya. Susu
skim mengandung semua zat makanan dari susu kecuali lemak dan
vitamin-vitamin yang larut dalam lemak. Susu skim yang kami digunakan
pada formula ini adalah susu skim Indoprima yang mengandung 0 %
lemak, atau bebas lemak, baik untuk orang yang menghindari konsumsi
lemak tetapi tanpa kekurangan asupan nutrisi lain karena skim
6
mengandung protein tinggi, berbagai macam vitamin dan mineral.
3. Tepung Tempe
Tepung tempe diperoleh dengan pengeringan dan penggilingan tempe
segar di bawah kondisi waktu dan suhu yang terkendali. Proses ini dapat
dicapai dengan pengeringan tradisional atau lyophilization, proses
alternatif yang dikenal dengan pelestarian karakteristik kimia dan
8
sensorik. Kriteria tepung tempe yang baik adalah tidak berjamur, tidak
berkutu, bau khas tempe, berwarna putih agak kecoklatan. Kandungan gizi
tepung tempe yang tinggi antara lain : protein 43,15%, serat 18,45%,
karbohidrat 10,1%, dan lemak 22,7% sehingga sangat baik untuk
dimanfaatkan karena kandungan-kandungan tersebut sangat penting bagi
9
tubuh manusia. Tempe mempunyai banyak keunggulan, jumlah total
asam amino kedelai meningkat bermakna saat proses fermentasi. Formasi
total dari asam amino kedelai meningkat 3-10 kali setelah menjadi tempe.
Tempe juga mengandung asam amino rantai bercabang (branch chain
amino acid/BCAA), yaitu valin, leusin, isoleusin yang tinggi. Tempe
mempunyai nilai cerna yang lebih tinggi dibandingkan dengan kedelai,
10
keadaan tersebut meningkatkan mutu gizi protein tempe. Penggunaan
branched-chain amino acids (BCAA) yang terdiri dari leusin, isoleusin,
dan valin bertujuan meningkatkan keseimbangan nitrogen dalam
metabolisme protein di otot. Alasan dipilihnya bahan tepung tempe untuk pembuatan
formula enteral hati adalah karena kandungan BCAA pada tempe yang tinggi sehingga
baik untuk penyakit hati.
Komposisi Tepung Tempe/100 gram
Energi (kal) 201
Karbohidrat (gr) 19
Lemak (gr) 24
Protein (gr) 46
Natrium (mg) 0
Kalium (mg) 0
4. Minyak Kelapa
Minyak kelapa merupakan hasil produk olahan dari daging buah
kelapa yang dihasilkan dengan cara ekstraksi daging buah kelapa secara
kering atau basah. Ekstraksi cara kering menggunakan bahan baku kelapa
parut kering menghasilkan minyak berkualitas tinggi atau Virgin Coconut
Oil (VCO). Sedangkan ekstraksi cara basah dapat dilakukan pada skala
11
rumah tangga.
Minyak kelapa mengandung asam lemak rantai medium yang dapat
mencapai 61,93%. Kelompok Asam Lemak Rantai Medium (ALRM)
adalah asam lemak yang memiliki 6-12 atom karbon. Keunggulan ALRM
dalam proses pencernaan dibanding asam lemak tak jenuh yaitu proses
11
metabolismenya lebih cepat sehingga energi lebih cepat dihasilkan.
Rantai lemak sedang dan pendek mudah untuk dicerna oleh tubuh dan
6
jarang disimpan sebagai lemak tubuh. Pada penderita penyakit hati akan
mengalami gangguan dalam memetabolisme asam lemak yang masuk
dalam tubuh sehingga dibutuhkan asam lemak yang mudah dipecah,
dicerna, dan digunakan maka dipilihlah minyak kelapa yang mengandung
asam lemak rantai sedang yang mudah dicerna dan dimetabolisme
sehingga tidak memperberat kerja hati.
Tabel 4. Komposisi Zat Gizi Minyak Kelapa
5. Maltodekstrin
Maltodekstrin merupakan produk dari modifikasi pati salah satunya
singkong (tapioka). Maltodekstrin sangat banyak aplikasinya, seperti
halnya pati maltodekstrin merupakan bahan pengental sekaligus dapat
sebagai emulsifier. Kelebihan maltodekstrin adalah bahan tersebut dapat
dengan mudah melarut pada air dingin. Aplikasinya penggunaan
maltodekstrin contohnya pada minuman susu bubuk, minunan berenergi
(energen) dan minuman prebiotik. Maltodekstrin tidak mempunyai sifat
lipofilik sehingga menyebabkan stabilitas emulsi dan retensi minyak
rendah, namun minyak yang terenkapsulasi memiliki daya tahan terhadap
12
oksidasi.
Produk maltodekstrin banyak dimanfaatkan sebagai bahan tambahan
dalam industri makanan, minuman, dan obat-obatan. Pemanfaatan
maltodekstrin dalam produk makanan dan minuman mempunyai peran
sebagai penyumbang bahan pemanis nutritif dengan derajat kemanisan
13
rendah namun berkalori. Selain itu maltodekstrin juga sebagai bahan
pengisi pada produk-produk tepung, pengganti lemak dan gula.
Tabel 5. Komposisi Zat Gizi Maltodekstrin
yang biasanya ditambahkan pada makanan atau minuman. Gula pasir atau
gula kristal yang kita konsumsi diproses dari sukrosa yang terbentuk di
batang tebu.
Sukrosa adalah disakarida yang mempunyai peranan penting dalam
pengolahan makanan dan banyak terdapat pada tebu, bit, siwalan, dan
kelapa kopyor. Untuk industri-industri makanan biasa digunakan sukrosa
dalam bentuk kristal halus atau kasar dan dalam jumlah yang banyak
15
dipergunakan dalam bentuk cairan sukrosa (sirup). Dalam pembuatan
formula enteral diet hati ini, gula halus yang terbuat dari gula pasir yang
dihaluskan berperan sebagai karbohidrat dan sumber energi.
Tabel 6. Komposisi Zat Gizi Gula Pasir
7. Jumlah Bahan
Berikut merupakan banyak jumlah bahan yang diperlukan untuk
membuat 1 liter FERS Diet Hati.
Tabel 7. Jumlah Bahan Pembuatan FERS Diet Hati
Bahan Berat
Susu skim 150 gram
Tepung tempe 10 gram
Soya susu bubuk 46 gram
Minyak kelapa 20 gram
Maltodekstrin 5 gram
Gula pasir halus 10 gram
FERS: SEHATI Susu Minyak Gula Malto Tepung Susu soya Ʃ % zat
skim Kelapa halus Dekstrin tempe bubuk Total gizi
Berat bahan (g) 150 20 10 5 10 46 241.0
Energi (kkal) 549.9 180.0 36.4 18.2 20.1 195.5 1001.1
Protein (g) 45.0 0.0 0.0 0.0 4.6 4.6 54.2 21,7
Lemak (g) 0.0 20.0 0.0 0.0 2.4 4.6 27.0 24,3
Karbohidrat (g) 84.9 0.0 9.4 4.7 1.9 33.4 134.3 53,7
Natrium 699.9 0.0 0.0 0.0 0.0 57.5 757.4
Kalium 1500.0 0.0 0.1 0.0 0.0 156.4 1656.5
Harga (Rp) 17550 540 140 180 600 6808 25818
B. Saran
Perlu dilakukan analisis viskositas, osmolaritas, serta pengembangan
komposisi bahan FERS Diet Hati agar dapat menghasilkan formula enteral
yang sesuai dengan standar baik mutu kualitatif maupun kuantitatif sehingga
dapat diterima dengan baik oleh konsumen dan dapat mengurangi bau langu
tempe.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sherlock S. Penyakit hati dan sistem saluran empedu. Jakarta: Widya Medika.
1995.
2. William dan Hopper.Understanding medical surgical nursing 4th edition.
Davis company : USA. 2011.
3. Setianingsih, Anastasia Anna. Perbandingan enteral dan parenteral nutrisi pada
pasien kritis : A Literature Review. 2014.
4. Utami, E.R. Antibiotika, resistensi, dan rasionalitas rerapi. Saintis. 2012;1(1).
5. Puti M,Agus S, Yohanes K. Pengembangan tepung labu kuning, tepung ikan
gabus, dan konsentrat protein kecambah kedelai sebagai bahan penyusun
formula enteral bagi penderita gagal ginjal kronik (analisis mutu fisik,
kandungan gizi, dan kepadatan energi. Jurnal Nutrisia. 2016;18(2):82-92.
6. Handayani, G.N, Nur I, Ahmad R.R. Pemanfaatan susu skim sebagai bahan
dasar dalam pembuatan produk olahan makanan tradisional dangke dengan
bantuan bakteri asam laktat. Jf Fik Uinam. 2014;2(2).
7. Nirmagustina, D.E, Hertini R. Pengaruh jenis kedelai dan jumlah air terhadap
sifat fisik, organoleptik dan kimia susu kedelai. jurnal teknologi industri dan
hasil pertanian. 2013;18(2).
8. Rodrigo SL, Mercedes CP, Jessika MC, Isabela PD, Neusa FS. Tempeh flour
as a substitute for soybean flour in coconut cookies. Food sciences and
technology. 2013;33(4): 796 – 800.
9. Eksperimen Pembuatan Cake Substitusi Tepung Tempe [Skripsi]. Semarang:
Universitas Negeri Semarang; 2015.
10. Mansur J, Ahmad S, Hadi R, Ikeu E. Pengembangan formula minuman
olahraga berbasis tempe untuk pemulihan kerusakan otot. Agritech.
2014;34(3).
11. Widiandani T, Purwanto, Hardjono S, Tri B, Susilowati R, Diyah NW. Upaya
peningkatan kualitas minyak kelapa yang dibuat dari cocos nucifera l dengan
berbagai metode kimiawi dan fisik. Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.
2012.
12. Pengaruh konsentrasi maltodekstrin dan gum arab terhadap karakteristik
mikroenkapsulat minyak sawit merah dengan metode spray drying [Tesis].
Bogor: Institut Pertanian Bogor; 2010.
13. Husniati. Studi karakterisasi sifat fungsi maltodekstrin dari pati singkong.
Jurnal Riset Industri. 2009; 3(2): 133 – 138.
14. Atmaja, Rmk. Pengaruh perbandingan gula pasir (sukrosa) dengan gula merah
(gula aren) terhadap karakteristik noga kacang hijau (Phaseolus Radiatus L.,).
Bandung : Universitas Pasundan Bandung. 2015.
15. Adawiyah, D.R. dan Waysima. Evaluasi sensori produk pangan. Edisi 1.
Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Bogor. 2009.
16. Walker WA, Watkins JB, Duggan C. Nutrition in pediatrics. Ed 3. London: BC
Dekker Inc. 2003. 174p.
17. PJ Fellows. Food processing technology principle and practice. Cambridge
England: Wood Publishing in Food Science and Technology. 2000.