PERATURAN MENTERI
TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA
NO : PER. 05/MEN/1985
TENTANG
6
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Direktur ialah sebagaimana yang dimaksud dalam Keputusan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Kep.79/MEN/1977;
2. Pegawai Pengawas ialah Pegawai Pengawas Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang ditunjuk oleh Menteri;
3. Ahli Keselamatan Kerja ialah tenaga tehnis yang berkeahlian khusus
dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga
Kerja untuk mengamati di taatinya Undang-undang Keselamatan
Kerja;
7
4. Pengurus ialah Pengurus seperti dimaksud dalam Undang-undang
No. 1/1970 yang bertanggung jawab terhadap pesawat angkat dan
angkut;
5. Pengusaha ialah orang atau Badan Hukum seperti yang dimaksud
dalam Undang-undang No. 1 tahun 1970 yang memiliki Pesawat
Angkat;
6. Pesawat adalah kumpulan dari beberapa alat secara berkelompok
atau berdiri sendiri guna menghasilkan tenaga baik mekanik maupun
bukan mekanik dan dapat digunakan tujuan tertentu;
7. Alat adalah suatu unit konstruksi yang dibuat untuk digunakan atau
menghasilkan suatu hasil tertentu dan dapat merupakan suatu bagian
yang berdiri sendiri dari pesawat itu;
8
8. Instalasi adalah suatu jaringan baik pipa maupun bukan yang dibuat
guna suatu tujuan tertentu;
9. Pembuat dan pemasang pesawat angkat adalah orang atau Badan
Hukum yang melakukan pekerjaan pembuatan dan pemasangan
instalasi pesawat angkat dan bertanggung jawab selama batas waktu
tertentu terhadap pekerjaannya;
10. Pesawat angkat dan angkut ialah suatu pesawat atau alat yang
digunakan untuk memindahkan, mengangkat muatan baik bahan
atau barang atau orang secara vertikal dan atau horizontal dalam
jarak yang ditentukan;
11. Peralatan angkat ialah alat yang dikonstruksi aau dibuat khusus
untuk mengangkat naik dan menurunkan muatan;
9
12. Pita transport ialah suatu pesawat atau alat yang digunakan untuk
memindahkan muatan secara continue dengan menggunakan
bantuan pita;
• Pesawat angkat diatas landasan dan diatas permukaan ialah
pesawat atau alat yang digunakan untuk memindahkan muatan atau
orang dengan menggunakan kemudi baik didalam atau diluar
pesawat dan bergerak diatas suatu landasan maupun permukaan;
• Alat angkutan jalan ril ialah suatu alat angkutan yang bergerak
diatas jalan ril;
• Jalan ril ialah jaringan ril dan perlengkapannya yang dipasang
secara permanen yang digunakan untuk jalan lokomotif, gerbong
dan peralatan lainnya guna mengangkut muatan.
10
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 5
11
BAB III
PERALATAN ANGKAT
Pasal 6
Peralatan angkat antara lain adalah lier, takel, peralatan angkat listrik,
pesawat pneumatik, gondola, keran angkat, keran magnit, keran lokomotif,
keran dinding dan keran sumbu putar.
Pasal 7
Baut pengikat yang dipergunakan peralatan angkat harus mempunyai
kelebihan ulir sekerup pada suatu jarak yang cukup untuk pengencang,
jika perlu harus dilengkapi dengan mur penjamin atau gelang pegas yang
efektif.
12
Pasal 8
13
Pasal 9
14
(4) Tali baja dilarang digunakan jika terdapat kawat yang putus, aus atau
karat sesuai dengan ketentuan sbb :
a. 12% untuk tali baja 6x7 pada panjang 50 cm;
b. 20% untuk tali baja 6x19 pada panjang 50 cm;
c. 25% untuk tali baja 6x37 pada panjang 50 cm;
d. 25% untuk tali baja 6x61 pada panjang 50 cm;
e. Untuk tali baja khusus :
12% untuk tali baja seal pada panjang 50cm;
15% untuk tali baja lilitan potongan segi tiga pada panjang 50cm.
15
Pasal 11
16
(3) Rantai dilarang :
a.dipukul walaupun untuk maksud meluruskan atau memasang
pada tempatnya;
b. disilang, diplintir, dikusutkan, untuk dibuat simpul;
c. ditarik bila terhimpit beban;
d. dijatuhkan dari suatu ketinggian;
e. diberi beban kejutan;
f. digunakan untuk mengikat muatan.
17
Pasal 12
(1) Sling harus dari rantai, tali baja atau tali serat yang mempunyai
kekuatan yang memadai;
(2) Sling yang cacat dilarang dipakai;
(3) Bila digunakan sling lebih dari satu beban harus dibagi rata.
Pasal 13
(4) Cakra pengantar harus terbuat dari logan yang tahan kejutan atau
bahan lain yang mempunyai kekuatan yang sama;
(5) Diameter cakra sekurang-kurangnya 20 kali diameter yang digunakan;
(6) Poros cakra pengantar harus mudah dilumasi dan pelumasnya
dilakukan secara teratur dan cukup
(7) Alur cakra pengantar harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak
merusak tali.
18
Pasal 16
Semua peralatan angkat harus dilengkapi dengan rem yang secara efektif
dapat mengerem suatu bobot yang tidak kurang dari 1 ½ beban yang
diijinkan.
19
BAB V
Pasal 98
20
Pasal 106
Lebar kiri kanan sisi jalan bebas yang dilalui truck sekurang-kurangnya :
a. 60 cm dari lebar kendaraan atau muatan yang paling lebar jika
digunakan lalu lintas satu arah;
b. 90 cm dari kedua lebar kendaraan atau muatan yang paling lebar
jika digunakan lalu lintas dua arah.
21
Pasal 113
Dalam keadaan jalan garpu harus berjarak setinggi-tingginya 15 cm
dari permukaan jalan.
Pasal 114
Bila mengendarai forklift dibelakang kendaraan lain harus berjarak
sekurang-kurangnya 10 meter dari belakang kendaraan depannya.
22
BAB VII
PENGESAHAN
Pasal 134
(1) Setiap perencanaan pesawat angkat dan angkut harus mendapat
pengesahan dari Direktur atau Pejabat yang ditunjuknya, kecuali
ditentukan lain;
(2) Permohonan pengesahan dimaksud pada ayat (1) harus diajukan
secara tertulis kepada Direktur atau Pejabat yang ditunjuknya
dengan melampirkan :
a. gambar rencana dan instalasi listrik serta sistem
pengamannya dengan sekala sedemikian rupa sehingga cukup
jelas dan terang;
b. keterangan bahan yang akan digunakan.
23
Pasal 135
(1) Setiap pembuatan, peredaran, pemasangan, pemakaian, perubahan,
dan atau perbaikan tehnis pesawat angkat dan angkut harus
mendapat pengesahan dari Direktur atau pejabat yang
ditunjuknya;
(2) Pemohon dimaksud ayat (1) harus mengajukan permohonan
secara tertulis kepada Direktur atau Pejabat yang ditunjuknya
dengan melampirkan :
a. gambar kontruksi dan instalasi listrik serta sistem
pengamannya dengan sekala sedemikian rupa sehingga cukup
jelas dan terang;
b. sertifikat bahan dan sambungan-sambungan kontruksinya;
c. perhitungan kekuatan kontruksi dari bagian-bagian yang
penting.
24
Pasal 136
Pasal 137
Pembuatan dan pemasangan pesawat angkat dan angkut harus
dilaksanakan oleh pembuat dan pemasang yang telah mendapat
pengesahan oleh Direktur atau Pejabat yang ditunjuknya.
25
BAB VIII
Pasal
138
(1) Setiap pesawat angkat dan angkut sebelum dipakai harus
diperiksa dan diuji terlebih dahulu dengan standar uji yang telah
ditentukan;
(2) Untuk pengujian beban lebih, harus dilaksanakan sebesar 125%
dari jumlah beban maksimum yang diujikan;
(3) Besarnya tahanan isolasi dan instalasi listrik pesawat Angkat
dan Angkut harus sekurang-kurangnya memenuhi yang
ditentukan dalam PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik);
26
(4) Pemeriksaan dan pengujian ulang pesawat angkat dan angkut
dilaksanakan selambat-lambatnya 2 (dua) tahun setelah
pengujian pertama dan pemeriksaan pengujian ulang
selanjutnya dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali;
(5) Pemeriksaan dan pengujian dimaksud dalam pasal ini
dilakukan oleh Pegawai Pengawas dan atau Ahli
Keselamatan Kerja kecuali ditentukan lain.
Pasal 139
Biaya pemeriksaan dan pengujian Pesawat Angkat dan Angkut
dibebankan kepada Pengusaha.
27
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi
No.PER. 09/Men/VII/2010
Tentang
Operator dan Petugas Pesawat Angkat dan Angkut
DASAR HUKUM
Penggolongan Operator
Kualifikasi,Syarat-syarat operator dan
Petugas Pesawat Angkat dan Angkut
Kewenangan operator dan Petugas
Sertifikasi operator dan Petugas
Kewajiban operator dan Petugas
sanksi
PERMEN NO.Per. 09/MEN/VII/2010
BAB I - KETENTUAN UMUM
Pasal 1 (ayat 1 – 15 )
Pasal 2 Kualifikasi, Syarat-syarat,Wewenang,Kewajiban Operator
dan Petugas Pesawat Angkat dan Angkut
Pasal 3 Dilarang mempekerjakan Operator dan atau Petugas PAA
yg tidak memiliki Lisensi K3 dan Buku Kerja
Pasal 4 Jumlah Operator yang dipekerjakan
Pasal 11
Operator Pesawat Angkutan di atas landasan dan di atas permukaan
meliputi : dump truk, truk derek/trailer, alat angkutan bahan
berbahaya, traktor, kereta gantung, shovel, excavator/back hoe,
compactor, mesin giling, bulldozer, loader, tandem roller, tire
roller, grader, vibrator, side boom, forklift dan atau lift truk
Pasal 12
Operator forklift dan atau lift truk di klasifikasikan :
(a) Operator Kelas I
(b) Operator Kelas II
Pasal 13 dan Pasal 14
persyarata Op. Forklift dan atau lift truk – a s/d e
Pasal 15 Peningkatan
kelas
Syarat : a. berpengalaman 2 th sesuai tingkatnya
b. mengikuti kursus & lulus ujian
Paragraf keempat
Operator alat angkutan jalan Rel
Bagian ke dua
Petugas Pesawat Angkat dan Angkut
Pasal 24
Buku kerja operator atau petugas harus diperiksa setiap 3 bulan oleh
atasannya
Pasal 26
Lisensi dan buku kerja hanya berlaku selama operator atau petugas
PAA diperusahaan yang mengajukan
Pasal 27
Lisensi dan buku kerja dapat dicabut apabila operator atau petugas
paa terbukti :
a. Melakukan tugasnya tidak sesuai dengan jenis dan kualifikasinya
b. Melakukan kesalahan, kelalaian, kecerobohan sehingga
menimbulkan keadaan berbahaya atau kecelakaan kerja
c. Tidak melaksanakan kewajiban sesuai psl 34
BAB IV
KEWENANGAN OPERATOR DAN PETUGAS
Pasal 28
(1). OP. Peralatan angkat kelas I dimaksud Ps.6 (2) huruf a
berwenang :
a. Mengoprasikan P. angkat > 100 ton atau tinggi menara > 40 m
s/d 60 m
b. Mengawasi dan membimbing OP Kls II dan OP Kls III
(2). OP. Peralatan angkat kelas II dimaksud Ps.6 (2) huruf b
berwenang :
c. Mengoprasikan P. angkat >25 ton < 100 ton
d. Mengawasi dan membimbing OP Kls III
(3). OP Peralatan angkat Kls III dimaksud Ps 6 (2) huruf c berwenang
mengoprasikan < 25 ton atau tinggi menara s/d 40 m
(4). OP Jenis gondola, lier, takel dan mesin pancang dimaksu Ps 6 (1)
berwenang mengoprasikan masing2 jenisnya
Pasal 29
Pasal 33
Teknisi pesawat angkat dan angkut dimaksud psl 18 (2)
berwenang melakukan :
a. Pemasangan, perbaikan, atau perawatan PAA dan
b. Pemeriksaan, penyetelan dan mengevaluasi keadaan PAA
BAB V
KEWAJIBAN OPERATOR DAN PETUGAS
Pasal 34