Anda di halaman 1dari 13

Keselamatan Kerja

K3 Mekanik pada Turbin

Kelompok 6:
1. Gina Dwi Septiani 10011181320052
2. Imelda Ria Negara 10011181320059
3. Mukhayatun Sholehah 10011181320078
4. Arma Falla Oktari 10011181320079
5. Ani Liana 10011181320081
6. Octalia Ayu Maharani 10011181320085
7. Diah Pertama Sari 10011181320090
8. Septia Milanda 10011281320029
9. Ayu Paradeta 10011381320039
10. Anggun Astria 10011481518017

Dosen Pengampu:
DR. NOVRIKASARI, S.KM, M.KES
DESHEILLA ANDARINI ,S.KM.,M.SC
ANI NIDIA LISTIANTI, S.KM.,M.KKK

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Gedung Fakultas Kesehatan Masyarakat. Kampus Universitas Sriwijaya Jl. Raya Palembang
Prabumulih Inderalaya, Kab. Ogan Ilir Prov. Sumatera Selatan.
Telp/Fax (0711) 580068
Pembahasan
I. K3 Mekanik
I.1 Dasar Hukum Pengawasan K3 Mekanik
Dasar hukumnya adalah :
a. Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang kesehatan kerja
b. Permen No.04/Men/1985 tentang pesawat tenaga dan produksi
c. Permen No.05/Men/1985 tentang pesawat angkat dan angkut
d. Permen No.01/Men/1989 tentang kualifikasi dan syarat-syarat operator keran
angkat.(Irawan, Y.S., 2012)
I.2 Ruang Lingkup Pengawasan K3 Mekanik
Ruang Lingkup Pengawasan K3 Mekanik Meliputi :
a. Perencanaan, pembuatan, pemasangan atau perakitan, penggunaan atau
pengoperasian, dan pemeliharaan pesawat tenaga dan produksi
b. Perencanaan, pembuatan, pemasangan atau perakitan, penggunaan atau
pengoperasian, dan pemeliharaan pesawat angkat dan angkut.
c. Operator yang mengoperasikan peralatan tersebut pada a dan b.(Irawan, Y. S.
2012.
I.3 Persiapan mekanik sebelum bekerja
Karyawan harus berpartisipasi melakukan pekerjaan briefing keselamatan
sebelum memulai pekerjaan dan ketika pekerjaan perubahan kondisi. Pengarahan
Mencakup pembahasan rencana kerja umum, yang sudah ada atau potensi
bahaya, dan cara untuk menghilangkan atau melindungi terhadap bahaya. Pihak
luar atau kontraktor terlibat dalam bekerja atau yang berada di area kerja harus
termasuk dalam pekerjaan keselamatan.
Karyawan harus selalu waspada dan setiap pergerakan kereta, Engine, mobil
atau Peralatan dipindahkan lainnya setiap saat. Sebelum menjatuhkan melacak
setiap, karyawan memiliki tanggung jawab individu untuk menentukan itu
aman untuk melakukannya. Jika jalur yang diduduki oleh peralan rel, karyawan harus
memastikan perlindungan yang tepat telah disediakan untuk tugas untuk dilakukan
sesuai dengan peraturan.( BNSF, 2004)
Guna menjaga keselamatan Lingkungan.Berdasarkan kebijakan perlindungan
Lingkungan BNSF, BSNF mengambil tindakan untuk mencegah:
a. Tumpahan minyak atau bahan lainnya
b. Discharge kontaminan untuk selokan, saluran air, atau tanah
c. Asap dan gas emisi ketika beroperasi pembakaran peralatan pembersihan Kulit
(BSNF, 2004)
II. Peralatan K3 Mekanik
II.1 Pesawat angkat dan angkut
Pesawat angkutan di atas landasan dan di atas permukaan adalah suatu
pesawat atau alat yang digunakan untuk memindahkan muatan atau orang dengan
menggunakan kemudi baik di dalam atau di luar pesawat dan bergerak di atas
landasan maupun permukaan.
Operator pesawat angkutan di atas landasan dan di atas permukaan meliputi antara
lain operator: dump truk, truk derek/trailer, alat angkutan bahan berbahaya, traktor,
kereta gantung, shovel, excavator/back hoe, compactor, mesin giling, bulldozer,
loader, tanden roLler, tire roller, grader, vibrator, side boom, forklift dan/atau lift
truk. Operator pesawat angkutan di atas landasan dan di atas permukaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 berwenang mengoperasikan antara lain operator: dump truk,
truk derek/trailer, alat angkutan bahan berbahaya, traktor, kereta gantung, shovel,
excavator/back hoe, compactor, mesin giling, bulldozer, loader, tanden roller, tire
roller, grader, vibrator, side boom, forklift dan/atau lift truk. (Menteri Tenaga Kerja
RI, 1985)

II.1.1 Kewajiban Operator Dan Petugas

Menurut Permenakertrans Nomor Per.09/Men/VII/2010 Operator


pesawat angkat dan angkut berkewajiban untuk:
a. Melakukan pengecekan terhadap kondisi atau kemampuan kerja pesawat
angkat dan angkut, alat-alat pengaman, dan alat-alat perlengkapan lainnya
sebelum pengoperasian pesawat angkat dan angkut;

b. Bertanggung jawab atas kegiatan pengoperasian pesawat angkat dan angkut


dalam keadaan aman;

c. Tidak meninggalkan tempat pengoperasian pesawat angkat dan angkut,


selama mesin dihidupkan;

d. Menghentikan pesawat angkat dan angkut dan segera melaporkan kepada


atasan, apabila alat pengaman atau perlengkapan pesawat angkat dan
angkut tidak berfungsi dengan baik atau rusak
e. Mengawasi dan mengkoordinasikan operator kelas II dan operator kelas I
f. Mematuhi peraturan dan melakukan tindakan pengamanan yang telah
ditetapkan dalam pengoperasian pesawat angkat dan angkut; dan

g. Mengisi buku kerja dan membuat laporan harian selama mengoperasikan


pesawat angkat dan angkut. (Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi,
2010).
II.2.2 Operator dan Petugas Pesawat Angkat dan Angkut
Operator adalah tenaga kerja yang mempunyai kemampuan dan
memiliki ketrampilan khusus dalam pengoperasian pesawat angkat dan angkut.
Petugas adalah tenaga kerja yang mempunyai kemampuan dan memiliki
ketrampilan khusus di bidang pesawat angkat dan angkut yang terdiri dari juru
ikat (rigger) dan teknisi.
Operator pesawat angkutan di atas landasan di atas permukaan meliputi antara
lain operator dump truk, truk derek/trailer, alat angkutan bahan berbahaya,
traktor, kereta gantung, shovel, excavator back hoe, compactor, mesin giling,
bulldozer, loader, tanden roller, tire roller, grader, vibrator, side boom, forklit
dan atau lift truk.(Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik
Indonesia, 2010)
II.2.3 Kewajiban Operator dan Petugas
1. Operator peralatan angkat Kelas I sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
ayat (2) huruf a berwenang:
a. Mengoperasikan peralatan angkat sesuai dengan jenisnyadengan
kapasitas lebih dari 100 ton atau tinggi menara lebih dari 60 meter;
dan
b. Mengawasi dan membimbing kegiatan operator Kelas II dan/atau
operator Kelas III, apabila perlu didampingi oleh operator Kelas II
dan/atau Kelas III.
2. Operator peralatan angkat Kelas II sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
ayat (2) huruf b berwenang:
a. Mengoperasikan peralatan angkat sesuai dengan jenisnya dengan
kapasitas lebih dari 25 ton sampai kurang dari 100 ton atau tinggi
menara lebih dari 40 meter sampai dengan 60 meter; dan
b. Mengawasi dan membimbing kegiatan operator Kelas III, apabila
perlu didampingi oleh operator Kelas III.
3. Operator peralatan angkat Kelas III sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
ayat (2) huruf c berwenang mengoperasikan peralatan angkat sesuai
jenisnya dengan kapasitas kurang dari 25 ton atau tinggi menara sampai
dengan 40 meter.
4. Operator peralatan angkat jenis gondola, dongkrak mekanik (Iier), takal,
dan mesin pancang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1)
berwenang mengoperasikan gondola, dongkrak mekanik (Iier), takal, dan
mesin pancang.( Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik
Indonesia, 2010)
II.2 Pesawat tenaga produksi
Pesawat Tenaga dan Produksi ialah Pesawat atau alat yang bergerak
berpindah-pindah atau tetap yang dipakai atau dipasang untuk membangkitkan atau
memin- dahkan daya atau tenaga, mengolah, membuat: bahan, barang, produk teknis
dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
Pesawat Tenaga ialah Pesawat atau alat yang bergerak berpindah-pindah atau
tetap yang dipakai atau dipasang untuk membangkitkan atau memindahkan daya atau
tenaga termasuk perlengkapan transmisinya.
Pesawat Produksi ialah pesawat atau alat yang bergerak berpindah-pindah atau
tetap yang dipakai dalam proses produksi atau dipasang untuk mengolah, membuat:
bahan, barang, produk teknis dan aparat produksi.
Perlengkapan transmisi tenaga mekanik ialah bagian peralatan mesin yang
berfungsi untuk memindahkan daya atau gerakan mekanik dan penggerak mula
kepesawat atau mesin lainnya antara lain: puli dengan ban atau pita, roda gigi dengan
roda gigi, batang berulir dengan roda gigi, rantai dengan roda, gigi roda-roda gesek,
poros transmisi dan batang silinder hidrolis.( Menteri Tenaga Kerja Republik
Indonesia, 1985)
III. K3 Mekanik pada Mesin
Ketika berhubungan dengan mesin, bahaya mesin mekanis tidak dapat
dihilangkan melalui desain inheren aman, mereka kemudian harus dikurangi menjadi
tingkat yang dapat diterima, atau bahaya yang menyebabkan mereka harus diisolasi
dari para pekerja oleh penjaga yang memungkinkan jarak keselamatan minimum yang
harus dihormati.Sebagian besar risiko yang berkaitan dengan bahaya mekanis dapat
dikurangi untuk bahaya diterima atau energi tingkat dengan menerapkan strategi
pengurangan risiko . Jika ini tidak memungkinkan , bahaya harus diisolasi dari orang
dengan penjaga yang menjaga keamanan sebuah jarak antara zona bahaya dan orang-
orang, dengan hasil utama yang mengurangiakses ke zona bahaya.
Banyak sekali penerapan mengenai k3 mekanik di lapangan, salah satunya
adalah turbin. Turbin adalah sebuah mesin yang berputar, yang mengambil energi dari
aliran fluida yang digunakan langsung untuk memutar roda turbin. Bagian roda turbin
yang berputar dinamakan rotor (runner) atau roda turbin, sedangkan bagian yang
tidak berputar dinamakan stator atau rumah turbin. (Situmorang, 2014).
Dalam pratiknya, berbagai macam turbin telah diaplikasikan dalam
memudahkan pekerjaan manusia. Baik itu turbin air, udara atau angin, uap, gas, dan
sejenisnya. Namun, pada penulisan kali ini penulis mengambil kasus pada bagian
turbin angin. Prinsip dasar kerja dari turbin angin adalah mengubah energi gerak
angin menjadi energi putar pada kincir, lalu putaran kincir digunakan untuk memutar
generator, yang akhirnya akan menghasilkan listrik. (Sumiati, 2013).
III.1 Pengertian Turbin
Turbin adalah sebuah mesin yang berputar, yang mengambil energi dari aliran
fluida yang digunakan langsung untuk memutar roda turbin. Bagian roda turbin yang
berputar dinamakan rotor (runner) atau roda turbin, sedangkan bagian yang tidak
berputar dinamakan stator atau rumah turbin. (Situmorang, 2014).
Turbin adalah mesin penggerak dimana energi fluida kerja dipergunakan
langsung untuk memutar sudu turbin. Bagian turbin yng bergerak dinamakan rotor
atau sudu turbin, sedangkan bagian yang tidak berputar dinamakan stator atau rumah
turbin. Secara umum, turbin adalah alat mekanika yang terdiri dari poros dan sudu-
sudu. Sudu tetap ataupun stationary blade, tidak ikut berputar bersama poros, dan
berfungsi mengarahkan aliran fluida. Sedangkan sudu putar atau rotary blade,
mengubah arah dan kecepatan aliran fluida sehingga timbul gaya yang memutar
poros. (Sihombing, 2014)
III.2 Prinsip Kerja Turbin

Peningkatan daya mesin diesel dapat terpenuhi jika kedua komponen utama
turbocharger bergerak dengan seimbang seperti turbin yang berfungsi sebagai
penggerak rotor shaft turbocharger akan membantu gerakan kompresor yang
berfungsi sebagai menghisap udara segar yang nantinya akan membantu pembakaran
pada mesin diesel tersebut sehingga menambah daya yang optimal. (Pandini, 2015).
Cara kerja dari turbin bergerak karena adanya dorongan udara buang dari
mesin yang mengalir melalui GIC (Gas Inlet Casing). Aliran gas buang akan di
arahkan oleh Nozzle Ring yang memiliki luas sudu yang berbeda. Aliran yang udara
searah akan membentur turbin blade sehingga turbin blade akan berputar sesuai
dengan putaran yang ditentukan. Putaran turbin yang di pasangan menjadi satu
dengan shaft poros akan memutar poros tersebut. Putaran poros yang di jadikan satu
dengan kompresor akan memutar kompresor. Udara yang berada di dalam casing akan
di buang melalui GOC (Gas Outlet Casing).

Gambar 2.2 Flow Rate Turbocahger. (Pandini.2015)


III.3 Turbin Angin dan Prinsip Kerjanya

Ini banyak digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik. Turbin angin ini
pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan para petani dalam melakukan
penggilingan padi, keperluan irigasi, dan lain-lain. Prinsip dasar kerja dari turbin
angin untuk pembangkitan listrik adalah mengubah energi mekanik dari angin
menjadi energi putar pada kincir, lalu putaran kincir digunakan untuk memutar
generator yang akan menghasilkan listrik. Salah satu jenis turbin angin adalah
Turbin Angin Sumbu Vertikal (TASV). TASV memiliki poros atau sumbu rotor
utama yang disusun tegak lurus. Kelebihan utama susunan ini adalah turbin tidak
harus diarahkan ke angin untuk menghasilkan energi listrik. Kelebihan ini sangat
berguna di tempat-tempat yang arah anginnya sangat bervariasi. TASV mampu
mendayagunakan angin dari berbagai arah. TASV terdiri dari beberapa jenis turbin
angin, salah satunya adalah turbin angin savonius. Jenis ini memiliki kemampuan
self-starting yang bagus, sehingga hanya membutuhkan angin dengan kecepatan
rendah untuk dapat memutar rotor dari turbin angin ini. Selain itu, torsi yang
dihasilkan turbin angin jenis savonius relatif tinggi (Sargolzei, 2007 dalam
Mahendra, 2013).
Prinsip Kerja Turbin Angin Pembangkit Listrik. Prinsip dasar kerja dari
turbin angin adalah mengubah energi gerak angin menjadi energi putar pada kincir,
lalu putaran kincir digunakan untuk memutar generator, yang akhirnya akan
menghasilkan listrik. (Sumiati, 2013).

Gambar 2.2 Prinsip Kerja Turbin Angin. (Sumiati. 2013)


Daftar Pustaka

BNSF. 2004. Mechanical Safety Rules and Policies bsnf, IN EFFECT AT 0001 Central,
Mountain and Pacific Continental Time.

Irawan, Y. S. 2012. Pengawasan K3 Mekanik


http://yudysi.lecture.ub.ac.id/files/2012/12/StandarK3Yudy01stPart2.pdf. Jurnal
Teknik Mesin. Diakses: 15 Maret 2016

Mahendra, B. Soenoko, R., dan Sutikno, D. 2013. Pengaruh Jumlah Sudu Terhadap Unjuk
Kerja Turbin Angin Savonius Type L.
mesin.ub.ac.id/jurnal/jurnal/data/jurnal%20Revisian%20baru.pdf, Jurusan Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang.

Pandini, I. E., dan Arief, I.S. 2015. Analisa Teknis Perancangan Turbin Pada Turbocahrger
Menggunakan CFD. Jurnal Teknik ITS, 4(2): 135-139.

Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia. 1985. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik
Indonesia No: Per.04/Men/1985. Tentang Pesawat Tenaga dan Produksi.
http://betterwork.org/in-labourguide/wp- content/uploads /PerMen04-
1985TtgPesawatTenagadanProduksi.pdf. Diakses:25 maret 2016

Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia. 1985. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik
Indonesia No: Per.05/Men/1985.Tentang Pesawat Angkat dan Angkut.
http://pelayanan.jakarta.go.id/download/regulasi/peraturan-Menteri tenaga-kerja-
nomor-per-05-men-1985-tentang-pesawat-angkat-dan- angkut.pdf. Diakses: 25
maret 2016

Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri
Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per.09/Men/VII/2010
tentang Operator Dan Petugas Pesawat Angkat Dan Angkut Menteri Tenaga
Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia. betterwork.org/in-
labourguide/wp.../permenakertrans_9_2010.pdf. Diakses pada tanggal 25 Maret
2016

Pemerintah Republik Indonesia. 1976. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11


Tahun 1979. Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas
Bumi. Presiden Republik Indonesia.
Http://Www.Esdm.Go.Id/Batubara/Doc_Download/759-Peraturan-Pemerintah-
No11-Tahun-1979.Html. Diakses pada tanggal 20 Maret 2016

Sihombing, R.P.J. dan Gultom, S. 2014. Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing
Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak
Sudu Dengan Saluran Keluar. Jurnal e-Dinamis, 10(2): 143-148.

Situmorang, H.B., Soplanit, G.D., dan Gede I.N. 2014. Unjuk Kerja Pompa Air Shimizu
TYPE PS-128 BIT yang Difungsikan Sebagai Turbin Air. Jurnal Online Poros
Teknik Mesin, 3(1): 52-65.
Sumiati, R., dan Zamri, A. 2013. Rancang Bangun Miniatur Turbin Angin Pembangkit
Listrik Untuk Media Pembelajaran. Jurnal Teknik Mesin, 3(2): 1-8.
HASIL DISKUSI
Penanya : Ria Julita
Penjawab : Penjawab 1. Septia Milanda
Penjawab 2. Mukhayatun Sholehah
1. Pertanyaan dari kelompok confined space
Bagaimana implementasi untuk mempengaruhi produktifitas kerja di K3 MEKANIK? dan
bagaimana evaluasi kerja K3 MEKANIK dalam turbin..
Jawaban Septia Milanda:
1. Menurut, PP No.50 Tahun 2012 pasal 11 ayat 2 harus melakukan kegiatan meliputi:
a. Tindakan pencegahan.Perancangan (design) dan rekayasa.
b. Prosedur dan instruksi kerja.
c. Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan.
d. Pembelian atau pengadaan barang dan jasa.
e. Produk akhir.
Upaya menghadapi keadaan darurat kecelakaan dan bencana industri. Rencana
dan pemulihan keadaan darurat.Sesuai dengan kegiatan di atas, maka kegiatan-
kegiatan yang bisa disusun guna mengimplementasikan K3 di tempat kerja antara
lain:
a. Tindakan pencegahan/pengendalian
Tindakan pengendalian dilakukan oleh setiap perusahaan terhadap kegiatan-
kegiatan, produk barang dan jasa yang dapat menimbulkan risiko kecelakaan dan
penyakit akibat kerja. Tindakan tersebut dilakukan melalui:
1. Pengendalian teknis yang meliputi eliminasi, subtitusi, isolasi, ventilasi,
higienitas dan sanitasi terhadap bahan-bahan atau mesin kerja yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan kerja.
2. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada para karyawan untuk
meningkatnya produktivitas.
3. Melakukan evaluasi melalui internal audit, penyelidikan insiden dan etiologi.
4. Melakukan penegakan hukum.
b. Perancangan dan Rekayasa

Tindakan tersebut dilakukan melalui:


1. Mencari alternatif lain dari alat-alat atau bahan-bahan yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan kerja.
2. Melakukan tinjauan ulang serta penyesuaian baik dari lingkungan kerja maupun
karyawannya apabila telah ditemukan alternatif baru.
3. Menentukan karyawan atau personil yang memiliki kompetensi kerja untuk
memberikan pendampingan agar sesuai dengan persyaratan SMK3.
c. Prosedur dan Instruksi Kerja
Tindakan tersebut dilakukan melalui:
1. Membuat prosedur dan instruksi kerja yang terstruktur dan jelas.
2. Melakukan tinjauan ulang yang berkala agar sesuai dengan prosedur dan
instruksi kerja pada peralatan baru yang didampingi oleh tenaga yang memiliki
kompetensi kerja.
d. Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan
Tindakan tersebut dilakukan melalui:
1. Melakukan pemeriksaan tentang adanya praktek K3 pada perusahaan yang akan
diberi sebagian dari pelaksanaan kerja.
2. Melakukan verifikasi tentang persyaratan K3 oleh personil yang berkompeten
dan memiliki tanggung jawab yang jelas di perusahaan yang telah diberi
sebagian dari pelaksanaan kerja.
e. Pembelian/Pengadaan Barang dan Jasa
Tindakan tersebut dilakukan melalui:
1. Menjamin produk barang dan jasa serta mitra kerja perusahaan yang memenuhi
persyaratan K3.
2. Memberikan penjelasan mengenai identifikasi, penilaian dan pengendalian risiko
kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang bisa ditimbulkan oleh barang dan jasa
yang diterima.
f. Produk Akhir
Tindakan tersebut dilakukan melalui:
1. Menjamin keselamatan produk akhir dari barang dan jasa dari pengemasan,
penyimpanan, pendistribusian dan penggunaan serta pemusnahannya.
g. Upaya Menghadapi Keadaan Darurat Kecelakaan dan Bencana Industri
Tindakan tersebut dilakukan melalui:
1. Menyediakan personil dan fasilitas P3K dengan jumlah yang cukup dan sesuai
agar tertangani sampai datangnya tenaga medis.
2. Pemberian Proses Lanjutan
3. Melakukan pengujian berkala terhadap prosedur penanganan keadaan darurat oleh
personil yang berkompeten dan bertanggung jawab untuk mengetahui kehandalan
pada saat kecelakaan terjadi.
h. Rencana dan Pemulihan Keadaan Darurat.
Tindakan tersebut dilakukan melalui:
1. Membuat prosedur tentang rencana pemulihan keadaan darurat secara cepat
untuk mengembalikan pada kondisi yang normal dan membantu pemulihan
tenaga kerja yang mengalami trauma.
2. Evaluasi kerja K3 Mekanik pada turbin
Jawaban: Mukhayatun Sholehah
1. Menurut Permen No.4 Tahun 1985 Tentang Pesawat Tenaga dan Produksi, Turbin yang
ada pada pesawat masuk pada kategori pesawat tenaga dan produksi.Evaluasi pada
peralatan Menurut peraturan tersebut pasal 135 dilakukan dengan:
1. Setiap pesawat Tenaga dan Produksi sebelum dipakai harusdiperiksa dan diuji
terlebih dahulu dengan standar uji yang telah ditentukan.
2. Pengujian Pesawat Tenaga dan Produksi dilaksanakan selambat- lambatnya 5
(lima) tahun sekali.
3. Pemeriksaan berkala dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali.
4. Pemeriksaan dan Pengujian dimaksud dalam pasal ini dilakukan oleh
Pegawai Pengawas dan atau Ahli Keselamatan Kerja kecuali ditentukan lain.
Menurut pasal 136 dijelaskan :
Pengurus atau pemilik Pesawat Tenaga dan Produksi harus membantu
pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan oleh Pegawai Pengawas
termasuk penyediaanalat-alat bantu.
Melalui pemeriksaan tersebut dapat diketahui mengetahui pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh Operator mekanik pada turbin.

Anda mungkin juga menyukai