Kelompok 6:
1. Gina Dwi Septiani 10011181320052
2. Imelda Ria Negara 10011181320059
3. Mukhayatun Sholehah 10011181320078
4. Arma Falla Oktari 10011181320079
5. Ani Liana 10011181320081
6. Octalia Ayu Maharani 10011181320085
7. Diah Pertama Sari 10011181320090
8. Septia Milanda 10011281320029
9. Ayu Paradeta 10011381320039
10. Anggun Astria 10011481518017
Dosen Pengampu:
DR. NOVRIKASARI, S.KM, M.KES
DESHEILLA ANDARINI ,S.KM.,M.SC
ANI NIDIA LISTIANTI, S.KM.,M.KKK
Peningkatan daya mesin diesel dapat terpenuhi jika kedua komponen utama
turbocharger bergerak dengan seimbang seperti turbin yang berfungsi sebagai
penggerak rotor shaft turbocharger akan membantu gerakan kompresor yang
berfungsi sebagai menghisap udara segar yang nantinya akan membantu pembakaran
pada mesin diesel tersebut sehingga menambah daya yang optimal. (Pandini, 2015).
Cara kerja dari turbin bergerak karena adanya dorongan udara buang dari
mesin yang mengalir melalui GIC (Gas Inlet Casing). Aliran gas buang akan di
arahkan oleh Nozzle Ring yang memiliki luas sudu yang berbeda. Aliran yang udara
searah akan membentur turbin blade sehingga turbin blade akan berputar sesuai
dengan putaran yang ditentukan. Putaran turbin yang di pasangan menjadi satu
dengan shaft poros akan memutar poros tersebut. Putaran poros yang di jadikan satu
dengan kompresor akan memutar kompresor. Udara yang berada di dalam casing akan
di buang melalui GOC (Gas Outlet Casing).
Ini banyak digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik. Turbin angin ini
pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan para petani dalam melakukan
penggilingan padi, keperluan irigasi, dan lain-lain. Prinsip dasar kerja dari turbin
angin untuk pembangkitan listrik adalah mengubah energi mekanik dari angin
menjadi energi putar pada kincir, lalu putaran kincir digunakan untuk memutar
generator yang akan menghasilkan listrik. Salah satu jenis turbin angin adalah
Turbin Angin Sumbu Vertikal (TASV). TASV memiliki poros atau sumbu rotor
utama yang disusun tegak lurus. Kelebihan utama susunan ini adalah turbin tidak
harus diarahkan ke angin untuk menghasilkan energi listrik. Kelebihan ini sangat
berguna di tempat-tempat yang arah anginnya sangat bervariasi. TASV mampu
mendayagunakan angin dari berbagai arah. TASV terdiri dari beberapa jenis turbin
angin, salah satunya adalah turbin angin savonius. Jenis ini memiliki kemampuan
self-starting yang bagus, sehingga hanya membutuhkan angin dengan kecepatan
rendah untuk dapat memutar rotor dari turbin angin ini. Selain itu, torsi yang
dihasilkan turbin angin jenis savonius relatif tinggi (Sargolzei, 2007 dalam
Mahendra, 2013).
Prinsip Kerja Turbin Angin Pembangkit Listrik. Prinsip dasar kerja dari
turbin angin adalah mengubah energi gerak angin menjadi energi putar pada kincir,
lalu putaran kincir digunakan untuk memutar generator, yang akhirnya akan
menghasilkan listrik. (Sumiati, 2013).
BNSF. 2004. Mechanical Safety Rules and Policies bsnf, IN EFFECT AT 0001 Central,
Mountain and Pacific Continental Time.
Mahendra, B. Soenoko, R., dan Sutikno, D. 2013. Pengaruh Jumlah Sudu Terhadap Unjuk
Kerja Turbin Angin Savonius Type L.
mesin.ub.ac.id/jurnal/jurnal/data/jurnal%20Revisian%20baru.pdf, Jurusan Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang.
Pandini, I. E., dan Arief, I.S. 2015. Analisa Teknis Perancangan Turbin Pada Turbocahrger
Menggunakan CFD. Jurnal Teknik ITS, 4(2): 135-139.
Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia. 1985. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik
Indonesia No: Per.04/Men/1985. Tentang Pesawat Tenaga dan Produksi.
http://betterwork.org/in-labourguide/wp- content/uploads /PerMen04-
1985TtgPesawatTenagadanProduksi.pdf. Diakses:25 maret 2016
Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia. 1985. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik
Indonesia No: Per.05/Men/1985.Tentang Pesawat Angkat dan Angkut.
http://pelayanan.jakarta.go.id/download/regulasi/peraturan-Menteri tenaga-kerja-
nomor-per-05-men-1985-tentang-pesawat-angkat-dan- angkut.pdf. Diakses: 25
maret 2016
Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri
Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per.09/Men/VII/2010
tentang Operator Dan Petugas Pesawat Angkat Dan Angkut Menteri Tenaga
Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia. betterwork.org/in-
labourguide/wp.../permenakertrans_9_2010.pdf. Diakses pada tanggal 25 Maret
2016
Sihombing, R.P.J. dan Gultom, S. 2014. Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing
Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak
Sudu Dengan Saluran Keluar. Jurnal e-Dinamis, 10(2): 143-148.
Situmorang, H.B., Soplanit, G.D., dan Gede I.N. 2014. Unjuk Kerja Pompa Air Shimizu
TYPE PS-128 BIT yang Difungsikan Sebagai Turbin Air. Jurnal Online Poros
Teknik Mesin, 3(1): 52-65.
Sumiati, R., dan Zamri, A. 2013. Rancang Bangun Miniatur Turbin Angin Pembangkit
Listrik Untuk Media Pembelajaran. Jurnal Teknik Mesin, 3(2): 1-8.
HASIL DISKUSI
Penanya : Ria Julita
Penjawab : Penjawab 1. Septia Milanda
Penjawab 2. Mukhayatun Sholehah
1. Pertanyaan dari kelompok confined space
Bagaimana implementasi untuk mempengaruhi produktifitas kerja di K3 MEKANIK? dan
bagaimana evaluasi kerja K3 MEKANIK dalam turbin..
Jawaban Septia Milanda:
1. Menurut, PP No.50 Tahun 2012 pasal 11 ayat 2 harus melakukan kegiatan meliputi:
a. Tindakan pencegahan.Perancangan (design) dan rekayasa.
b. Prosedur dan instruksi kerja.
c. Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan.
d. Pembelian atau pengadaan barang dan jasa.
e. Produk akhir.
Upaya menghadapi keadaan darurat kecelakaan dan bencana industri. Rencana
dan pemulihan keadaan darurat.Sesuai dengan kegiatan di atas, maka kegiatan-
kegiatan yang bisa disusun guna mengimplementasikan K3 di tempat kerja antara
lain:
a. Tindakan pencegahan/pengendalian
Tindakan pengendalian dilakukan oleh setiap perusahaan terhadap kegiatan-
kegiatan, produk barang dan jasa yang dapat menimbulkan risiko kecelakaan dan
penyakit akibat kerja. Tindakan tersebut dilakukan melalui:
1. Pengendalian teknis yang meliputi eliminasi, subtitusi, isolasi, ventilasi,
higienitas dan sanitasi terhadap bahan-bahan atau mesin kerja yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan kerja.
2. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada para karyawan untuk
meningkatnya produktivitas.
3. Melakukan evaluasi melalui internal audit, penyelidikan insiden dan etiologi.
4. Melakukan penegakan hukum.
b. Perancangan dan Rekayasa