Ahlussunnah wal
Jamaah dan
Perkembangannya
Pahami Istilah Aswaja
Kelahiran Aswaja, atau lebih tepatnya terminologi Aswaja, merupakan respon atas munculnya
kelompok-kelompok ekstrem dalam memahami dalil-dalil agama pada abad ketiga Hijriah. Pertikaian
politik antara Khalifah Ali bin Abi Thalib dengan Gubernur Damaskus, Muawiyah bin Abi Sufyan,
yang berakhir dengan tahkim (arbitrase), mengakibatkan pendukung Ali terpecah menjadi dua kubu.
Munculnya Dua Kubu
Menolak
Tahkim Menerima
Tahkim
Pembunuhan Ali oleh
Abdurrahman bin Muljam
Berdasarkan musyawarah ahlul halli wal áqdi yang beranggotakan sahabat-sahabat besar yang masih
tersisa waktu itu, menyepakati kedudukan Ali sebagai khalifah digantikan oleh puteranya Al-Hasan.
Namun Al-Hasan hanya dua tahun menjabat sebagai khalifah. Ia mengundurkan diri dan menyerahkan
jabatan khalifah kepada Muawiyah karena menurut ijtihadnya mengundurkan diri adalah pilihan
terbaik untuk menyelesaikan perselisihan umat. Dalam sejarah, tahun pengunduran diri Al-Hasan
dinamakan“am al-jamaáh” atau tahun persatuan.
Naiknya Muawiyah menjadi khalifah menimbulkan reaksi keras dari kelompok Syiáh dan Khawarij.
Mereka menolak kepemimpinan Muawiyah dan menyatakan perang terhadap Bani Umayah.
Perselisihan makin memuncakmanakala Muáwiyah mengganti sistem khilafah menjadi monarki
absolut, dengan menunjuk anaknya Yazid sebagai khalifah selanjutnya.
Di sisi lain, tragedi Karbala yang menyebabkan terbunuhnya cucu Rasulullah saw Al-Husein dan
sebagian besar ahlul bait Rasulullah saw pada masa Khlalifah Yazid bin Muawiyah, telah mengobarkan
semangat kaum Syiah untuk memberontak terhadap Bani Umayah. Pertikaian selanjutnya melebar jadi
pertikaian segitiga antara Bani Umayah, Syiah, dan Khawarij. Pertikaian terus berlanjut hingga masa
Bani Abbasiah. Dua kelompok ini senantiasa merongrong pemerintahan yang sah.
Dari Perpolitikan merembet ke
Aqidah
Jumhur al-
Muslimin
Salafi-Wahabi
(Asy’ari-
Maturidi)