Anda di halaman 1dari 76

DAFTAR

ST2023.L1
Usaha Pertanian Perorangan (UTP) - PAPI

PEMUTAKHIRA
ST2023
N
KONSEP DEFINISI [1]
lihat buku pedoman teknis halaman

Wilayah Kerja Statistik [1]

Wilayah Indonesia dibagi secara berjenjang dari tingkatan administratif


(provinsi – desa/kelurahan). Kemudian, tiap desa/kelurahan dibagi
habis dalam wilayah SLS/Non SLS atau Blok Sensus;

Wilayah tingkatan terendahnya merupakan wilayah kerja bagi petugas


lapangan dalam kegiatan statistik;

Pada kegiatan ST2023 wilayah kerja statistik menggunakan SLS;

2
KONSEP DEFINISI [2]
lihat buku pedoman teknis halaman

Wilayah Kerja Statistik [2]

3
KONSEP DEFINISI [3]
lihat buku pedoman teknis halaman

Satuan Lingkungan Setempat (SLS)

❖ SLS adalah satuan wilayah di bawah desa/kelurahan, biasanya ditetapkan dengan


peraturan daerah atau peraturan desa/kelurahan.
❖ Contoh SLS:
RT, RW, jorong, dusun, banjar, dan lingkungan.
❖ SLS terkecil merupakan wilayah SLS pada tingkatan paling rendah di bawah
desa/kelurahan.
❖ Istilah SLS selanjutnya merujuk pada SLS terkecil.

4
KONSEP DEFINISI [4]
lihat buku pedoman teknis halaman

Tingkatan SLS

Susunan tingkatan SLS di bawah desa/kelurahan 2. Contoh desa dengan dua tingkatan SLS
beragam bisa terdiri dari satu atau lebih tingkatan.

1. Contoh desa dengan satu tingkatan SLS.

5
KONSEP DEFINISI [5]
lihat buku pedoman teknis halaman

Wilayah Non SLS [1]

❖ Wilayah non SLS adalah bagian wilayah desa/kelurahan yang tidak termasuk dalam cakupan SLS.

Ada muatan penduduk

6
KONSEP DEFINISI [6]
lihat buku pedoman teknis halaman

Wilayah Non SLS [2]

Wilayah Bervegetasi Pertanian Wilayah Bervegetasi Bukan Pertanian

Lahan Terbuka

7
KONSEP DEFINISI [7]
lihat buku pedoman teknis halaman

Wilayah Non SLS [3]

Wilayah Terbangun Permukiman Wilayah Perairan

Wilayah Terbangun Bukan Permukiman (Lokasi Usaha)

8
KONSEP DEFINISI [8]
lihat buku pedoman teknis halaman

Contoh Desa terbagi habis dalam SLS 

Desa Gindo Suli terdiri dari 3 SLS,


yaitu:
Dusun Gindosuli
Dusun Talang Randa
Dusun Bunga Mas

9
KONSEP DEFINISI [9]
lihat buku pedoman teknis halaman

Contoh Desa terbagi habis dalam Non SLS 

Desa Terulung terdiri dari 2 Non


SLS, yaitu:
Wilayah Permukiman Desa
Terulung, dan
Wilayah Sawah (Pertanian)

10
KONSEP DEFINISI [10]
lihat buku pedoman teknis halaman

Contoh Desa terbagi habis dalam SLS dan Non SLS 

Desa Tanjung Raman terdiri dari 2


SLS dan 1 Non SLS, yaitu:
Dusun Lembak
Dusun Lurung Dalam
dan
Wilayah Perkebunan 

11
KONSEP DEFINISI [11]
lihat buku pedoman teknis halaman

Struktur Pengkodean SLS [1]

❖ Kode SLS/Non SLS 14 Digit ❖ Kode Wilayah SLS/Non SLS

Contoh : 11 01 010 001 0001

12
KONSEP DEFINISI [12]
lihat buku pedoman teknis halaman

Struktur Pengkodean SLS [2]

❖ Kode SLS/Non SLS 16 Digit

Kode Sub SLS

Contoh : 11 01 010 001 0001 01

13
KONSEP DEFINISI [13]
lihat buku pedoman teknis halaman

Bangunan Tempat Tinggal [1]

1 bangunan 1 bangunan 1 bangunan per tower

*) Penomoran Bangunan mengacu pada fisik bangunan 14


KONSEP DEFINISI [14]
lihat buku pedoman teknis halaman

Bangunan Tempat Tinggal [2]

Rumah petak

1 bangunan

*) Penomoran Bangunan mengacu pada fisik bangunan 15


INSTRUMEN Lihat buku pedoman halaman 29

Daftar Satuan Lingkungan Setempat (SLS)


❑ Merupakan daftar wilayah SLS
yang menjadi wilayah tugas
petugas lapangan sensus.
❑ Daftar ini berisi informasi kode
nama provinsi sampai
desa/kelurahan, klasifikasi
desa/kelurahan, nomor SLS,
nama SLS, metode
pencacahan, dan jumlah
perkiraan muatan keluarga dan
keluarga pertanian pada SLS.
❑ Setiap SLS akan dilengkapi
peta SLS sebagai pedoman
pengenalan cakupan wilayah
tugas petugas pemutakhiran

16
INSTRUMEN Lihat buku pedoman halaman 29

Peta Wilayah Kerja Statistik

Jenis Peta Informasi peta

Peta WS Batas Satuan Lingkungan Setempat (SLS).

Peta WA (SLS) Batas Satuan Lingkungan Setempat (SLS) dalam satu desa/kelurahan.

Peta WA digunakan untuk mengidentifikasi posisi SLS dalam lingkup wilayah


desa/kelurahan.
Peta WS digunakan sebagai peta kerja petugas di setiap SLS, setiap
bangunan rumah tangga yang dikunjungi saat pemutakhiran digambarkan di
Peta WS.

17
INSTRUMEN Lihat buku pedoman halaman 30

Peta Wilayah Kerja Statistik

Peta disiapkan oleh BPS Kabupaten/Kota sebelum


kegiatan dilakukan. Template layout untuk membuat
peta tersebut disediakan di Geospasial System
(https://dataspasial.bps.go.id/gs).
Contoh Peta WS
Setelah seluruh kegiatan selesai
✔ Peta hasil lapangan dikumpulkan dan disimpan di
BPS Kabupaten/Kota
✔ Peta hasil lapangan di-scan oleh BPS
Kabupaten/Kota

Contoh Peta WA 18
INSTRUMEN Lihat buku pedoman halaman 49

Peta WS

Batas SLS tergambar dengan


garis berwarna merah putus-
putus.

19
INSTRUMEN
DAFTAR NARASUMBER TAMBAHAN

✔ Daftar Narasumber Tambahan


merupakan daftar yang berisi
informasi petani/nelayan yang
bersumber dari Data Administrasi
Kementrian/Lembaga

✔ Daftar dicetak per desa/kelurahan.

✔ Daftar ini digunakan sebagai


instrumen tambahan untuk petugas
wilayah snowball yang tidak memiliki
prelist keluarga pertanian.

20
INSTRUMEN
KETERANGAN SLS/NON SLS TIDAK BERMUATAN PERTANIAN
✔ Daftar ini digunakan untuk menampung
informasi SLS/Non SLS yang tidak
bermuatan rumah tangga usaha pertanian,
setelah dilakukan pemutakhiran baik
snowball maupun door to door
✔ Contoh :
• Non SLS pulau terpencil yang tidak
berpenghuni
• SLS di perkotaan yang tidak terdapat
UTP

✔ Daftar dicetak per desa.

✔ Setiap SLS/Non SLS tidak bermuatan rumah


tangga usaha pertanian ditulis pada daftar
ini beserta dengan memberikan catatan
penting, dan ttd/stempel penguasa wilayah
setempat
21
INSTRUMEN Lihat buku pedoman halaman 30

Daftar Pemutakhiran (ST2023-L1.UTP)

Tampilan Kuesioner

Daftar Pemutakhiran ini berisi nama-nama kepala keluarga pada SLS, yang akan diidentifikasi
keberadaan dan informasinya pada kegiatan ST2023.
Pada halaman pertama, diberikan informasi metode pemutakhiran yaitu metode door to door
atau snowball.

22
ALUR PEMUTAKHIRAN

Melakukan kunjungan satu


SLS/Non SLS Konsentrasi persatu bangunan
Door To Door mrnggunakan prelist seluruh
keluarga

Metode SLS/Non SLS terdapat keluarga


Pendataan pertanian
Melakukan kunjungan ke
narasumber menggunakan prelist
keluarga pertanian
SLS/Non SLS Non Konsentrasi
Snowball SLS/Non SLS tidak terdapat
keluarga pertanian pada prelist
Melakukan kunjungan ke
narasumber menggunakan Daftar
Narasumber Tambahan dan
prelist kosong

23
ALUR PEMUTAKHIRAN Lihat buku pedoman halaman 58

Keterangan Door To Door Snowball


Sumber Prelist Seluruh keluarga yang Hanya keluarga pertanian
ada pada SLS
Cara pemutakhiran Mengunjungi satu per Mengunjungi
satu bangunan yang ada narasumber dan seluruh
sesuai batas SLS keluarga yang ada di
prelist

Peta yang digunakan Peta WS (SLS) Peta WS (SLS)

Perlakuan terhadap titik Menggambar titik dan Menggambar titik dan


bangunan memberi nomor memberi nomor titik
bangunan rumah tangga bangunan rumah tangga
pada peta WS sesuai L1 pertaninan pada peta
WS sesuai L1
Daftar Pemutakhiran Tidak ada ST2023.L1-UTP
Kolom 20 Kolom (20)
menanyakan informasi
terkait rumah tangga
pertanian lainnya
(snowballing dengan
responden sebagai
narasumber)

24
PENGENALAN DAN
Lihat buku pedoman halaman 57
PENELUSURAN WILAYAH
TUGAS
1
Mengenali batas-batas Hal hal yang perlu diperhatikan:
SLS yang tergambar 1. Petugas Lapangan Sensus harus mampu mengenali
pada peta WS dan batas dan cakupan wilayah yang terpilih sampel
cakupan wilayah sehingga kejadian lewat cacah atau tumpang tindih
pencacahan dapat dihindari.
tugasnya
2. Penelusuran wilayah tugas dilakukan oleh Petugas
Lapangan Sensus didampingi Pemeriksa Lapangan
Sensus (PML).

25
PENGENALAN DAN
Lihat buku pedoman halaman 57
PENELUSURAN WILAYAH
TUGAS
3. Jika wilayah kerja merupakan bagian dari SLS bermuatan besar (SubSLS), maka petugas harus mengenali batas Sub SLS
sehingga pencacahan tidak tumpang tindih.

26
PENGENALAN DAN
Lihat buku pedoman halaman 57
PENELUSURAN WILAYAH
TUGAS
4. Ketika batas SLS antara peta dengan kondisi lapangan berbeda, gambarkan batas yang benar pada Peta WS, pastikan
Petugas Lapangan Sensus terdampak menyepakati batas wilayah kerjanya.

27
PENGENALAN DAN
Lihat buku pedoman halaman 58
PENELUSURAN WILAYAH
TUGAS
2 • Mengunjungi
pengurus SLS
setempat untuk
konfirmasi cakupan
SLS

• Meminta ijin untuk


melakukan
pendataan lapangan

Jika setelah konfirmasi dengan ketua SLS, ternyata SLS yang tercantum pada ST2023.L1.UTP berbeda dengan kondisi
lapangan maka identifikasi perubahan SLS dengan mengisi rincian ST2023-L1.UTP Blok I Rincian 108 s.d Rincian 110.
Petugas mengisi Daftar P-SLS sesuai SOP yang diberikan (pengisian Daftar ST2023-PSLS dapat dilihat pada materi
Perubahan SLS)
28
ST2023-L1.UTP Lihat buku pedoman halaman 31

Rincian 108 Identifikasi apakah terdapat perubahan SLS di


Blok I. Keterangan Tempat lapangan yang disebabkan pemekaran, penggabungan, atau
pun perubahan nama SLS dengan isian :
Tampilan Kuesioner 1 - Ya
2 - Tidak

Rincian 109 Tuliskan Kode SLS/Non SLS Lapangan.


Jika rincian 108 berkode 1, isikan kode SLS/Non SLS sesuai
informasi dari Pemeriksa Lapangan Sensus.
Jika rincian 108 berkode 2, isikan kode SLS/Non SLS sesuai
isian rincian 106.

Rincian 110 Tuliskan Nama SLS/Non SLS Lapangan. Jika


rincian 108 berkode 1, isikan Nama SLS/Non SLS sesuai
Rincian 101 sd 107 sudah tercetak.
kondisi lapangan. Jika rincian 108 berkode 2, isikan nama
SLS/Non SLS sesuai isian rincian 107.
29
ST2023-L1.UTP Lihat buku pedoman halaman 32

Blok II. Keterangan Petugas

Tampilan
Kuesioner

Kode petugas diisi dengan Nomor Induk Mitra (NIM) yang terdiri dari 14 digit yang terdapat pada aplikasi
SOBAT BPS.
NIM ini akan tertera pada kartu tanda pengenal petugas.
Untuk petugas organik BPS, kode petugas menggunakan NIP lama pegawai (9 digit).
30
ST2023-L1.UTP Lihat buku pedoman halaman 32 (Ada Ralat)

Blok III. Rekapitulasi

Tampilan Kuesioner

Isian rincian ini diambil dari halaman terakhir


Blok VA. dan Blok VB. sesuai dengan
variabelnya, yang terdiri dari;
(301) Jumlah Keluarga hasil sebelum pemutakhiran,
(302) Jumlah keluarga hasil pemutakhiran,

(303) Jumlah Rumah Tangga Hasil Pemutakhiran,


(304) Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian
berdasarkan subsektor,
(305) Jumlah pengelola unit usaha pertanian (UTP),

(306) Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian


31
ST2023-L1.UTP Lihat buku pedoman halaman 33

Blok IV. Catatan

Door To Door

Tuliskan semua informasi terkait


pemutakhiran rumah tangga yang
dirasa perlu untuk dicatat.

Snowball

32
MELAKUKAN KUNJUNGAN KE LOKASI Lihat buku
pedoman
BANGUNAN ATAU KELUARGA YANG halaman
61
TERCANTUM PADA PRELIST
• kunjungi bangunan yang terletak
SLS Konsentrasi paling ujung barat daya, dilanjutkan
(Metode Door mengunjungi bangunan terdekat
To Door) sampai seluruh bangunan dalam SLS
dikunjungi.

• kunjungan dimulai dengan mengunjungi


narasumber untuk mengumpulkan
SLS Non informasi keberadaan rumah tangga tani
Konsentrasi yang ada di prelist maupun yang belum
(Metode tercantum di prelist. Selanjutnya
Snowball) mengunjungi rumah tangga calon
responden berdasarkan informasi
narasumber.
33
ST2023-L1.UTP Lihat buku pedoman halaman 33

Blok VA. Keterangan Keluarga/Rumah Tangga

Tampilan
Kuesioner

Terdiri atas 19 kolom, setiap halaman terdapat baris untuk menuliskan keterangan rumah tangga/keluarga.
Kolom (1) s.d (3), dan kolom (4a) sudah terisi (preprinted) dari hasil SP2020 atau pemutakhiran survei terakhir
yang dapat dimutakhirkan kembali pada kondisi pemutakhiran ST2023,
kolom (4), (5) dan seterusnya diisi sesuai kondisi lapangan saat pemutakhiran.
34
ST2023-L1.UTP Lihat buku pedoman halaman 33

Blok VB. Keterangan Keluarga/Rumah Tangga (TAMBAHAN)

Tampilan
Kuesioner

Blok VB. merupakan daftar kosong yang berfungsi untuk menampung informasi keluarga yang ditemukan di
lapangan sesuai cakupan SLS, namun belum tercantum di dalam daftar pemutakhiran. Keluarga tersebut diberi
status keluarga baru.

35
ST2023-L1.UTP Lihat buku pedoman halaman 34

Blok VA. Keterangan Keluarga/Rumah Tangga

Tampilan Struktur kolom dan variabel


Kuesioner yang terdapat pada Blok
VB. secara umum sama
dengan Blok VA.
Perbedaannya adalah
pada kolom (2), dimana
pada Keluarga baru,
Blok VB. Keterangan Keluarga/Rumah Tangga (TAMBAHAN)
identitas kepala keluarga
Tampilan juga harus dilengkapi NIK
Kuesioner dan nama.

36
IDENTIFIKASI KEBERADAAN Lihat buku pedoman
KELUARGA halaman 62

ST2023-L1.UTP
Kolom (1). Nomor urut keluarga.
nomor urut keluarga hasil SP2020 (tercetak dan tidak dapat diubah)

Kolom (2) Nomor kepala keluarga.


• Nama kepala keluarga pada baris yang tercetak tidak dapat
diperbaiki/diubah. Jika ada perubahan nama kepala keluarga
maka dapat dituliskan di samping nama kepala
keluarga/anggota
• Keluarga baru dapat ditambahkan pada Daftar ST2023-L1.P
Blok VB. Penulisan keluarga baru dilakukan dengan
menuliskan NIK dan nama kepala keluarga
Kolom (3) Alamat. Isian alamat yang sudah tercetak dalam daftar ini
dapat dilengkapi atau diperbaiki. (jalan, nomor, blok, dll)

Kolom (4) No Urut Bangunan Tempat Tinggal. Isian nomor


bangunan diisi sesuai urutan kunjungan di lapangan
Kolom (4a) Jumlah petani/pemilik/penggarap/buruh berdasarkan
informasi dari data Kementrian/Lambaga.
(tidak dapat diubah)
37
IDENTIFIKASI KEBERADAAN Lihat buku pedoman
halaman 63
KELUARGA
Keberadaan Keluarga
a. Kode 1 Ditemukan, yaitu bila nama yang tercetak dalam daftar diketahui tinggal di SLS tersebut. Kategori ini
mencakup:
● Nama kepala keluarga dan alamat pada daftar dan kondisi lapangan sama,
● Terdapat perbedaan nama akibat kesalahan penulisan atau pencantuman nama panggilan,
● Terdapat perbedaan nama karena adanya perubahan peran kepala keluarga, misalnya akibat perceraian
ataupun meninggal dunia, namun struktur anggota keluarga yang lain tetap,
● Keluarga yang diidentifikasi pindah bangunan tempat tinggal masih dalam cakupan wilayah sampel.
b. Kode 0 Tidak ditemukan, jika nama kepala keluarga yang ada dalam daftar tidak tinggal di blok sensus
tersebut. Kategori ini meliputi:
● Nama tidak dikenali berdasarkan informasi warga masyarakat setempat
● Pindah keluar cakupan atau bukan termasuk cakupan wilayah sampel
● Meninggal dan tidak memiliki anggota keluarga (keluarga tunggal)
c. Kode 2 Keluarga baru, jika nama kepala keluarga yang ada di lapangan belum tercetak di dalam daftar.
Keluarga baru bisa disebabkan oleh keluarga tersebut baru pindah ke SLS tersebut atau keluarga tersebut sudah
lama tinggal di SLS tersebut namun baru mendaftarkan Kartu Keluarga baru. Penulisan keluarga baru
dilakukan di Blok V.B.

38
KONSEP Lihat buku pedoman halaman 64
KELUARGA
- Keluarga adalah seseorang atau sekelompok orang yang terdaftar dalam Kartu Keluarga (KK), tidak termasuk mereka
yang terdaftar dalam KK tetapi tidak tinggal bersama keluarga tersebut. Jika tidak memiliki KK, konsep keluarga
mengacu pada UU No.52 tahun 2009, yang menyatakan bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang
terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya;

- Anggota keluarga adalah orang-orang yang nama dan identitas biodatanya tercantum dalam KK dan orang-orang yang
telah tinggal/ menetap atau bermaksud menetap bersama dengan keluarga tersebut selama setahun atau lebih (UU No. 23
Tahun 2006).

- Keluarga Pertanian adalah Seseorang atau sekelompok orang yang terdaftar dalam Kartu Keluarga (KK), tidak
termasuk mereka yang terdaftar dalam KK tetapi tidak tinggal bersama keluarga tersebut yang sekurang-kurangnya ada
satu anggota keluarga yang mengusahakan produk pertanian (menanggung risiko sendiri) dengan tujuan sebagian/seluruh
dijual atau memperoleh pendapatan/ keuntungan. Khusus untuk keluarga yang menanam padi dan palawija (tanaman
pangan), walaupun seluruh hasilnya untuk dikonsumsi sendiri, dikategorikan sebagai keluarga pertanian. Produk
pertanian meliputi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan (Perban BPS No 4
Tahun 2021 Kode ST00800.01.00)

39
PENOMORAN DAN
PENGGAMBARAN TITIK
BANGUNAN
Tahapan kunjungan ke lokasi bangunan berpenghuni di SLS wilayah tugas adalah sebagai berikut:
1. Kunjungi bangunan berpenghtempat tinggal yang terletak paling
ujung barat daya dari wilayah SLS untuk metode door to door.
Kunjungi bangunan tempat tinggal keluarga yang terdaftar pada
ST2023-L1.UTP untuk metode snowball.
2. Identifikasi pada prelist (ST2023-L1.UTP) rumah tangga yang ada di
bangunan tersebut untuk metode door to door. Identifikasi rumah
tangga pertanian pada prelist (ST2023-L1.UTP) yang ada di
bangunan tersebut untuk metode snowball.
3. Berikan nomor bangunan pada Blok V Kolom 4 pada prelist
(ST2023-L1.UTP).
4. Gambarkan titik (noktah) dari posisi bangunan pada Peta WS.
Pastikan nomor yang tercantum pada Peta sama dengan nomor
pada prelist (ST2023-L1.UTP).
5. Lanjutkan ke bangunan disebelahnya secara berurutan, jangan sampai
ada yang terlewat untuk metode door to door. Lanjutkan ke bangunan
berikutnya untuk metode snowball
40
HASIL PENGGAMBARAN TITIK BANGUNAN
[JUDUL SLIDE SATU BARIS]
PADA PETA WS
DOOR TO DOOR SNOWBALL

218 23 2 3
29 22 24 4
28 20 25
19 18
30 27 17 15 14
16
30 31 26 13
7 8 11 12
5 9 10
4 6
3
1 2 7

Pastikan nomor bangunan yang diisi pada prelist sesuai dengan nomor bangunan yang
digambar di peta

41
KONVERSI KELUARGA KE Lihat buku pedoman
RUMAH TANGGA halaman 66

Kolom (6) Jumlah Pengelolaan


0 = Tidak ada pengelolaan atau pengelolaan dilakukan oleh keluarga lain
1 = Terdapat 1 pengelolaan makan/minum dan kebutuhan dalam keluarga
2 = Terdapat 2 pengelolaan makan/minum dan kebutuhan dalam keluarga
3 = Terdapat 3 pengelolaan makan/minum dan kebutuhan dalam keluarga

n = Terdapat n pengelolaan makan/minum dan kebutuhan dalam keluarga

Kolom (7) Nomor urut rumah tangga


Nomor urut rumah tangga boleh tidak berurut, tergantung pada pelaksanaan lapangannya, tetapi
nomor urut yang dicantumkan pada rincian ini tidak boleh ada yang terlewat atau tercatat lebih dari
satu kali. Nomor urut rumah tangga unik di dalam SLS.
Nomor urut terbesar mencerminkan banyaknya rumah tangga hasil pemutakhiran.

1. Jika Kolom (6) > 0, maka Kolom (7) diisikan nomor urut rumah tangga sesuai dengan urutan
pada saat pemutakhiran
2. Jika Kolom (6) berkode 0, maka Kolom (7) diisikan nomor urut rumah tangga lain yang
mengelola kebutuhan keluarga tersebut. 42
KONVERSI KELUARGA KE Lihat buku pedoman
RUMAH TANGGA halaman 67, 68

Kolom (8) Identifikasi KK/KRT


• Identifikasi kolom (8) berisi kode 1, merujuk pada isian Kepala Keluarga kolom (2)
• Identifikasi kolom (8) berisi kode 2, merujuk pada isian Nama KRT kolom (9)
• Identifikasi kolom (8) berisi kode 3, merujuk pada isian nama KK kolom (2) dan Nama KRT

Kolom (9) Nama Kepala Rumah Tangga


✔ Rincian ini bersesuaian dengan Jika Kolom (6) berisi kode 0 (tidak ada
informasi pada Kolom (8). pengelolaan) maka:
✔ Kolom (7) diisi dengan nomor urut
✔ Jika Kolom (8) berkode 1 atau 2, maka rumah tangga pada keluarga yang
isikan nama KRT pada Kolom (9). menjadi penanggung jawab
pengelolaan kebutuhannya,
✔ Sedangkan jika Kolom (8) berkode 3, ✔ Kolom (8) berkode 1 (KK),
maka nama KK sama dengan nama ✔ Kolom (9) diisi nama kepala rumah
KRT, sehingga isian Kolom (9) tidak tangga yang menjadi
perlu diisi. penanggungjawab, dan
✔ kolom selanjutnya (10) s.d (19)
dikosongkan.
43
KONVERSI KELUARGA KE Lihat buku pedoman
RUMAH TANGGA halaman 67, 68

AMER

44
MENGUMPULKAN VARIABEL Lihat buku pedoman
halaman 71
PERTANIAN
KONSEP RUMAH TANGGA, KEPALA RUMAH TANGGA, ANGGOTA RUMAH TANGGA

Rumah tangga merupakan seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh
bangunan fisik atau sensus dan biasanya tinggal bersama serta makan bersama dari satu dapur.
Yang dimaksud dengan satu dapur adalah pengurusan kebutuhan sehari-harinya dikelola menjadi
satu.

Kepala rumah tangga (KRT) adalah orang yang bertanggung jawab dalam rumah tangga tersebut
disebut sebagai.
 
Anggota Rumah Tangga (ART) adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah
tangga (krt, suami/istri, anak, menantu, cucu, orang tua/mertua, famili lain, pembantu rumah
tangga atau art lainnya), baik yang berada di rumah tangga responden maupun sementara tidak ada
pada waktu pencacahan.

Rumah tangga pertanian adalah Rumah Tangga yang memelihara/menguasai/melakukan kegiatan


pertanian dengan tujuan Sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual/ditukar
45
MENGUMPULKAN VARIABEL Lihat buku pedoman
PERTANIAN halaman 65

KONSEP RUMAH TANGGA BIASA


Termasuk rumah tangga biasa:

• Seseorang yang menyewa kamar/sebagian bangunan sensus, tetapi makannya diurus sendiri;
• Keluarga yang tinggal terpisah di dua bangunan sensus, tetapi makannya dari satu dapur, asal kedua
bangunan sensus tersebut masih dalam SLS yang sama, maka dianggap sebagai satu rumah tangga;
• Pemondok dengan makan (indekos) yang jumlah pemondoknya kurang dari 10 orang dengan makan,
pemondok dianggap sebagai anggota rumah tangga induk semangnya. Jika yang mondok dengan makan 10
orang atau lebih, maka rumah tangga yang menerima pondokan dengan makan merupakan rumah tangga
biasa, sedang yang mondok dengan makan dianggap sebagai rumah tangga khusus;
• Jika beberapa orang yang bersama-sama mendiami satu kamar dalam satu bangunan sensus atau
bangunan fisik, walaupun pengelolaan makannya sendiri-sendiri, maka setiap kamar dianggap satu satu
rumah tangga biasa;
• Pengurus asrama, pengurus panti asuhan, pengurus lembaga pemasyarakatan, dan sejenisnya yang tinggal
sendiri maupun bersama anak istri, serta anggota rumah tangga lainnya dianggap rumah tangga
biasa.

46
MENGUMPULKAN VARIABEL Lihat buku pedoman
PERTANIAN halaman 71

Kolom (10) s.d (16) Identifikasi anggota rumah tangga (ART) yang memelihara/menguasai /melakukan
kegiatan pertanian termasuk pembibitan dan jasa pertanian dengan tujuan sebagian
atau seluruh hasilnya untuk dijual/ditukar pada subsektor
✔ tanaman pangan,
✔ hortikultura,
✔ perkebunan,
✔ peternakan,
✔ perikanan,
✔ kehutanan, dan
✔ jasa pertanian.

47
KONSEP USAHA Lihat buku pedoman halaman 72
PERTANIAN
SUBSEKTOR TANAMAN PANGAN
1 Mei 2022 – 30 April 2023

Usaha tanaman pangan adalah kegiatan pertanian yang menghasilkan produk


tanaman pangan (padi dan palawija) dan bukan sebagai buruh tani atau pekerja
keluarga selama setahun yang lalu, termasuk yang dikonsumsi sendiri.
Tanaman padi meliputi padi sawah dan padi ladang.
Tanaman palawija meliputi:
Biji-bijian seperti : jagung, sorghum/cantel, dan gandum.
Kacang-kacangan seperti : kedelai, kacang tanah, dan kacang hijau.
Umbi-umbian seperti : ubi kayu/ketela pohon, ubi jalar/ketela rambat, talas, garut, dan ganyong.

48
KONSEP USAHA Lihat buku pedoman halaman 72
PERTANIAN
SUBSEKTOR HORTIKULTURA
Usaha tanaman hortikultura adalah kegiatan hortikultura yang menghasilkan produk tanaman sayuran,
tanaman buah-buahan, tanaman hias dan tanaman obat dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya
dijual/ditukar atas risiko usaha. Usaha pembibitan tanaman hortikultura dicakup dalam kegiatan ini.
Usaha perdagangan hortikultura tidak dikategorikan sebagai usaha tanaman.
Periode referensi:
Tanaman tahunan adalah. pada saat pencacahan (1 Mei 2023)
Tanaman semusim adalah setahun yang lalu. (1 Mei 2022 – 30 April 2023)
Kegiatan yang dicakup: budidaya tanaman hortikultura meliputi pengolahan lahan, penanaman,
pemeliharaan, dan pemanenan.
Kegiatan budidaya tanaman hias meliputi usaha pembesaran tanaman dan usaha pengembangbiakan
tanaman. Tanaman buah dalam pot (tabulampot) adalah tanaman buah-buahan yang ditanam dalam pot
yang fungsinya untuk keindahan dan termasuk dalam kelompok tanaman hias.

Usaha perdagangan hortikultura tidak dikategorikan sebagai usaha tanaman


hortikultura
49
KONSEP USAHA Lihat buku pedoman halaman 72
PERTANIAN
SUBSEKTOR HORTIKULTURA

Buah-buahan Sayuran Tanaman Obat Tanaman Hias


Tanaman Buah Semusim: blewah, Tanaman sayuran semusim: Tanaman obat semusim: artemia, Tanaman hias semusim: alamanda,
melon lainnya, rock melon/melon asparagus, bawang daun, brotowali, jahe, jamur, keji beling, alpinia, anggrek, anyelir, aglaoenema,
berjaring, golden melon/melon tidak bawang merah, bawang putih, bunga matahari, catleya, celosia, cocor
kemangi, kencur, kepel, kunyit,
bebek, cordylene, drasena, fitonia,
berjaring, mentimun suri, semangka, bayam, brokoli, buncis, cabai kumis kucing, lempuyang, gladiol, hebras, kalla lili, kamboja
stroberi, dan lain-lain. hijau, cabai merah besar, cabai lengkuas, lidah buaya, pegagan, jepang/adenium, kastuba, kecombrang,
Tanaman buah tahunan: alpukat, merah keriting, cabai rawit, jamur pulepandak, purwoceng, sambiloto, krisan/seruni, lantana, mawar, melati,
anggur, apel, belimbing, buah naga, kuping, kacang merah, kacang selasih, tapak dara, tapak liman, monstra, nanas-nanasan/bromelia, palm
jepang, palm kuning, palm merah,
buah nona/srikaya, cempedak, duku, panjang, kailan, kangkung, tempuyung, temu giring, temu ireng
peperonia, pisang-pisangan/heliconia,
durian montong, durian lai, durian kembang kol, kentang sayur, (temu hitam), temu kunci, temu
pohon dollar, pakis-pakisan, pedang-
lainnya, jambu air, jambu, jeruk, kubis, labu siam, lobak, ketimun, wiyang, temulawak, temumangga, pedangan, rose bombay, rumput peking,
manga, manggis, markisa, matoa oyong/gambas, paprika, temuputih, dan lain-lain. scindapsus, sirih-sirihan, sedap malam,
buah, nangka, nenas, papaya, pisang, paria/pare, petsai/sawi putih, Tanaman obat tahunan: daun spathipylum, talas-talasan, vanda, dan
rambutan, binjai, rambutan rapiah, sawi, seledri, slada, terung, tomat, ungu, dlingo, jati belanda, jojoba, lain-lain.
rambutan lainnya, salak wortel, dan lain-lain. kapulaga, lavender, mahkota Tanaman hias tahunan seperti: anthurium
Tanaman sayuran tahunan: bunga, anthurium daun, bambu hias,
pondoh/nglumut, salak gula pasir, dewa, mengkudu/pace, paliasa, bougenvillea spp, caladium, dieffenbachia,
blimbing wuluh, jengkol, kluwih,
salak lainnya, sawo, sirsak, sukun, salam, sereh, sembung, sirih, euphorbia, kaktus, phylodendron, ponix,
melinjo, petai, dan lain-lain polyscias, soka/ixora, tabulampot (tanaman
terong brastagi, dan lain-lain tribulus, zodia dan lain-lain.
buah dalam pot), dan lain-lain.
50
KONSEP USAHA Lihat buku pedoman halaman 72
PERTANIAN
SUBSEKTOR PERKEBUNAN

Usaha tanaman perkebunan adalah kegiatan perkebunan yang menghasilkan produk tanaman
perkebunan dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya dijual/ditukar atas risiko usaha. Usaha
pembibitan tanaman perkebunan dicakup dalam kegiatan ini.
.

Tanaman perkebunan semusim yaitu: kapas, rosella, tebu, tembakau, dan lain-lain.
Tanaman perkebunan tahunan yaitu: cengkeh, karet, kelapa, kelapa sawit, kina, kopi, lada,
vanili, sagu, teh, pala, dan lain-lain.

Periode referensi:
Tanaman Tahunan = 1 Mei 2023
Tanaman Semusim = 1 Mei 2022 – 30 April 2023
51
KONSEP USAHA Lihat buku pedoman halaman 73
PERTANIAN
SUBSEKTOR PETERNAKAN

Usaha peternakan adalah kegiatan memelihara/menguasai/melakukan kegiatan peternakan dengan sebagian/seluruh


hasilnya untuk dijual/ditukar. Kegiatan Peternakan mencakup pengembangbiakan, penggemukan, pembibitan,
pembesaran ternak betina (rearing), dan produksi daging, telur, susu, madu, kokon, serta liur
Pengembangbiakan adalah usaha pemeliharaan ternak dengan tujuan memperbanyak anak.
Penggemukan adalah usaha pemeliharaan ternak dengan tujuan meningkatkan bobot/berat badan ternak dengan cara
membeli bakalan/anak ternak dan kemudian menjualnya bila sudah cukup umur
.
Pembibitan adalah usaha pemeliharaan ternak dengan tujuan memperoleh anakan, bakalan (ternak muda) yang mewarisi
sifat-sifat unggul dengan cara-cara pemuliaan ternak (seleksi).
Pembesaran ternak betina (rearing) adalah usaha pemeliharaan/pembesaran anak betina sampai menjadi dara
bunting/bertelur atau dara siap bunting/bertelur (siap berproduksi).
Produksi telur/susu/madu/kokon/liur adalah usaha pemeliharaan ternak dengan tujuan menghasilkan
telur/susu/madu/kokon/liur.

Ternak yang dicakup meliputi:


- ternak besar (kuda, kerbau, sapi perah, dan sapi potong),
- ternak kecil (babi, domba, dan kambing),
- unggas (ayam kampung, ayam ras pedaging, ayam ras petelur, itik, dan itik manila), dan
- ternak/unggas lainnya (angsa, ayam lokal lainnya, burung merpati, burung puyuh, kalkun, dan kelinci)

Periode referensi usaha ternak 1 Mei 2023, khusus unggas pedaging 1 Mei 2022 s.d. 30 April 2023
52
KONSEP USAHA Lihat buku pedoman halaman 73
PERTANIAN
❑ Perdagangan ternak adalah kegiatan memperjualbelikan ternak yang bukan hasil pemeliharaan
sendiri dengan tujuan memperoleh keuntungan dengan jangka waktu pemeliharaan kurang dari 2
(dua) bulan.

❑ Jika ternak yang diperdagangkan belum terjual selama 2 (dua) bulan atau lebih, maka ternak
tersebut dicatat sebagai ternak yang diusahakan dan kegiatannya dianggap sebagai
pengusahaan/pemeliharaan ternak.

53
KONSEP USAHA Lihat buku pedoman halaman 74
PERTANIAN
SUBSEKTOR PERIKANAN
1 Mei 2022 – 30 April 2023
SUBSEKTOR PERIKANAN

• Budidaya Ikan adalah kegiatan memelihara, membesarkan dan/atau membiakkan (perbenihan) ikan dengan menggunakan lahan,
perairan dan fasilitas buatan serta memanen hasilnya dengan tujuan sebagian atau seluruhnya untuk dijual/ditukar.

• Usaha Penangkapan Ikan di Laut adalah suatu kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan di laut dengan tujuan sebagian atau seluruh
hasilnya dijual untuk memperoleh pendapatan/keuntungan dan menanggung risiko usaha.
.
• Usaha Penangkapan Ikan di Perairan Darat adalah suatu kegiatan penangkapan ikan dilakukan di perairan umum daratan (sungai,
danau, waduk, rawa, dan lain-lain) dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya dijual untuk memperoleh pendapatan/keuntungan dan
menanggung risiko usaha.

• Usaha Penangkapan Benih adalah suatu kegiatan penangkapan benih ikan yang dilakukan di laut maupun di perairan umum daratan
dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya dijual untuk memperoleh pendapatan/keuntungan dan menanggung resiko usaha. Produk
dari penangkapan Benih digunakan untuk input pada kegiatan budidaya pembesaran ikan. Contoh: Penangkapan benih lobster,
penangkapan benih Bandeng.

• Usaha Penangkapan Ikan Hias adalah suatu kegiatan penangkapan ikan hias yang dilakukan di laut maupun di perairan umum daratan
dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya dijual untuk memperoleh pendapatan/keuntungan dan menanggung resiko usaha. Contoh:
laut: leter six, banggai cardinal fish. Perairan Darat: arwana, belida.

54
KONSEP USAHA Lihat buku pedoman halaman 56
PERTANIAN
SUBSEKTOR PERIKANAN
Menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 yang disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang
Perikanan, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan “Ikan” adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus
hidupnya berada dalam lingkungan perairan, termasuk di dalamnya yaitu:
1. Pisces (ikan bersirip);
2. Crustacea (udang, rajungan, kepiting dan sebangsanya);
3. Mollusca (kerang, tiram, cumi-cumi, gurita, siput dan sebangsanya);
4. Coelenterata (ubur-ubur dan sebangsanya);
5. Echinodermata (teripang, bulu babi dan sebangsanya);
6. Amphibi (kodok dan sebangsanya);
7. Reptilia (buaya, penyu, kura-kura,, biawak, ular air dan sebangsanya);
8. Mammalia (paus, lumba-lumba, pesut, duyung dan sebangsanya);
9. Algae (rumput laut dan tumbuhan lain yang hidup di dalam air);
10. Biota air lainnya yang ada kaitannya dengan jenis-jenis tersebut di atas.

55
KONSEP USAHA Lihat buku pedoman halaman 76
PERTANIAN
CONTOH PENGISIAN SUBSEKTOR PERIKANAN
Rumah Tangga Ali dan Badu bersama-sama melakukan
penangkapan ikan di laut dengan menggunakan kapal
motor milik Eman. Mereka tinggal dalam 1 SLS yang
sama. Rumah tangga Eman menanggung semua biaya
operasional selama melaut dan Eman tidak ikut
melaut. Dari seluruh nilai hasil tangkapan setelah
dikurangi biaya operasional, nilai hasil tangkapan
tersebut dibagi dua, yaitu 40 persen untuk Ali dan
Badu sedangkan sisanya (60 persen) untuk Eman.
Usaha tersebut sudah dilakukan sejak tahun 2022.

Dalam kasus ini yang dikatakan memiliki status


kegiatan usaha penangkapan ikan sebagai pengelola
adalah rumah tangga Eman, sedangkan rumah tangga
Ali dan Badu hanyalah sebagai buruh penangkapan
ikan (nelayan buruh).
56
KONSEP USAHA Lihat buku pedoman halaman 77
PERTANIAN
CONTOH PENGISIAN SUBSEKTOR PERIKANAN
Rumah tangga Farhan dan Gerald yang tinggal dalam
satu SLS bersama-sama pergi melaut untuk menangkap
ikan. Farhan sebagai pemilik perahu mendapat bagian 40
persen sedangkan Gerald yang menanggung biaya
operasional mendapat bagian 60 persen dari hasil
tangkapan dan bertindak sebagai penanggung jawab.
Usaha tersebut sudah dilaksanakan sejak tahun 2022.
Dalam kasus ini, usaha yang dikelola oleh rumah tangga
Farhan dan Gerald merupakan usaha bersama, (karena
masing-masing mempunyai andil (sharing) dalam
pembiayaan/permodalan pada kegiatan tersebut).

Dengan demikian, untuk menentukan rumah tangga


mana yang memiliki status kegiatan sebagai usaha
(pengelola) harus dipilih salah satu, yaitu penanggung
jawab dari kegiatan tersebut yaitu Gerald, sedangkan
Farhan “dianggap” sebagai buruh.
57
KONSEP USAHA Lihat buku pedoman halaman 79
PERTANIAN
CONTOH PENGISIAN SUBSEKTOR PERIKANAN
Rumah tangga Wahid memiliki usaha penyewaan kapal
motor. Rumah tangga Wildan, Devan, dan Fatih
bersama-sama pergi ke Bagan Tancap (Bangunan tempat
menangkap ikan di tengah laut) milik masing-masing dari
rumah tangga tersebut dengan menyewa kapal motor
milik Wahid. Kapal tersebut digunakan untuk
mengangkut hasil tangkapan.

Dalam kasus ini setiap rumah tangga Wildan, Devan,


dan Fatih dikategorikan sebagai rumah tangga yang
melakukan kegiatan penangkapan ikan dengan status
berusaha (pengelola), sedangkan rumah tangga Wahid
tidak termasuk dalam status berusaha maupun buruh
di bidang penangkapan ikan.

58
KONSEP USAHA Lihat buku pedoman halaman 73
PERTANIAN
SUBSEKTOR KEHUTANAN

⮚ Usaha tanaman kehutanan adalah kegiatan kehutanan yang menghasilkan produk tanaman kehutanan
(kayu, daun, getah, dan lain-lain) termasuk usaha pembibitan dengan tujuan sebagian atau seluruh
hasilnya dijual/ditukar atas resiko usaha.

⮚ Tanaman Kehutanan adalah tanaman tahunan yang berumur panjang, berbatang keras, dan biasanya
bagian yang diambil atau
. dipanen adalah kayunya (kecuali rotan, bambu, dan kayu putih).
Jenis tanaman kehutanan yang dicakup meliputi sengon, mahoni, akasia, suren, sungkai, dan lain-lain.

⮚ Usaha budidaya tanaman kehutanan adalah kegiatan budidaya tanaman kehutanan dengan tujuan
sebagian atau seluruh hasilnya dijual/ditukar. Unit usaha yang dicakup harus memiliki tanaman
kehutanan (tegakan) pada 1 Mei 2023, meskipun pada saat pencacahan, unit usaha belum pernah
menjualnya.
Periode 1 Mei 2022
⮚ Usaha pembibitan tanaman kehutanan adalah kegiatan memperbanyak anakan tanaman kehutanan
baik dari biji, stek, dan/atau okulasi dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil dijual/ditukar.
Periode 1 Mei 2022 s.d. 30 April 2023
59
KONSEP USAHA Lihat buku pedoman halaman 73
PERTANIAN
SUBSEKTOR KEHUTANAN
Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan/atau ditetapkan oleh pemerintah untuk
dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap (Undang-Undang No. 41 Tahun 1999).
Hutan tegakan (lokasi yang dianggap hutan oleh masyarakat) adalah hamparan lahan berisi sumber daya
alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya
tidak dapat dipisahkan (masih banyak pohon).
⮚ Usaha Kehutanan Lainnya terdiri dari :
1. Usaha Penangkaran satwa/tumbuhan liar (periode 1 Mei 2023) adalah kegiatan kehutanan yang
mengupayakan pembiakan tumbuhan/satwa liar melalui pengembangbiakan dan pembesaran dengan
tetap mempertahankan jenisnya, dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya dijual/ditukar
Satwa liar adalah semua binatang yang hidup di darat, di air, atau di udara yang masih mempunyai
sifat-sifat liar dan yang hidup bebas. Satwa liar meliputi: ayam hutan, biawak, musang, harimau, ular,
dan lain-lain.
Tumbuhan liar adalah semua tumbuhan yang hidup di darat, di air yang masih mempunyai sifat-sifat
alami, seperti: anggrek hutan, gaharu, dan lain-lain.
60
KONSEP USAHA Lihat buku pedoman halaman 73
PERTANIAN
SUBSEKTOR KEHUTANAN
2. Usaha Pemungutan hasil hutan (selama periode 1 Mei 2022 s.d. 30 April 2023), adalah kegiatan mengambil
benda-benda hayati hutan,dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual/ditukar atas risiko usaha.
Jenis hasil hutan yang biasa dipungut, seperti: kayu bakar, kayu pertukangan, bambu, rotan, damar, jelutung,
jamur, lumut, madu, sarang burung, telur, dan kotoran burung.

3. Usaha perburuan dan penangkapan satwa liar (selama periode 1 Mei 2022 s.d. 30 April 2023), adalah
. menangkap satwa liar dan/atau mengambil bagian-bagiannya, dengan tujuan sebagian
kegiatan berburu atau
atau seluruh hasilnya dijual/ditukar, misalnya penangkapan ular, buaya, ayam hutan, dll.
Penjelasan:
4. Lokasi pemungutan tanaman atau hasil hutan harus di hutan/kawasan hutan.

5. Untuk usaha perburuan dan penangkapan satwa liar tidak melihat lokasi perburuan dan penangkapannya (di
dalam/di luar hutan/kawasan hutan), dengan ketentuan:

a. Untuk perburuan dan penangkapan di dalam hutan/kawasan hutan tidak melihat jenis komoditasnya, seluruh
hasil yang diambil dari hutan atau dalam hutan/kawasan hutan tetap di masukkan sebagai usaha perburuan
dan penangkapan satwa liar. Contoh: menangkap kelinci di hutan/kawasan hutan
61
KONSEP USAHA Lihat buku pedoman halaman 73
PERTANIAN
SUBSEKTOR KEHUTANAN

b. Bila perburuan dan penangkapan satwa liar di luar hutan/kawasan hutan, maka satwa yang ditangkap harus
komoditas kehutanan yang masih mempunyai sifat liar. Contoh:
• Berburu babi hutan di kebun sawit masuk usaha perburuan dan penangkapan satwa liar, karena babi
hutan termasuk komoditas hutan;
.
• Berburu kelinci di kebun (di luar hutan/kawasan hutan) tidak termasuk usaha perburuan dan
penangkapan satwa liar karena kelinci bukan komoditas hutan.
3. Memungut sarang walet yang ada di dalam kawasan hutan termasuk pemungutan hasil hutan, sedangkan usaha
burung walet yang dibuatkan tempat khusus termasuk dalam subsektor peternakan.
4. Untuk penangkapan ikan di sungai/danau yang ada dalam kawasan hutan tidak termasuk ke dalam pemungutan
hasil hutan ataupun perburuan dan penangkapan satwa liar, karena menangkap ikan di sungai/danau yang ada di
dalam kawasan hutan termasuk usaha penangkapan ikan pada subsektor perikanan.
5. Penangkapan buaya tetap dimasukkan sebagai perburuan dan penangkapan satwa liar.
62
KONSEP USAHA Lihat buku pedoman halaman 79
PERTANIAN
JASA PERTANIAN
1 Mei 2022 – 30 April 2023
Usaha jasa pertanian adalah kegiatan usaha atas dasar balas jasa atau kontrak/secara
borongan, seperti: melayani usaha di bidang pertanian.
Penjelasan:
• Jasa pertanian tanaman
. pangan/hortikultura/perkebunan, meliputi: jasa pengolahan
lahan, penanaman, pemupukan, pengendalian jasad pengganggu, pemanenan, dan
pasca panen.
• Jasa peternakan, meliputi: jasa pelayanan kesehatan ternak, pemacekan ternak,
penetasan telur dan pelayanan peternakan lainnya.
• Jasa perikanan, meliputi: jasa pengolahan lahan, pengendalian jasad pengganggu,
sortasi, gradasi, penyewaan sarana penangkapan ikan dengan operatornya, dan uji
mutu.
• Jasa kehutanan, meliputi: jasa penebangan, penanaman pohon, pemangkasan ranting,
dan lain-lain.
63
KONSEP USAHA Lihat buku pedoman halaman 79
PERTANIAN
USAHA PEMBIBITAN
1 Mei 2022 – 30 April 2023

Usaha pembibitan mencakup produksi semua bibit tanaman secara vegetatif termasuk
batang stek, potongan dan pembibitan untuk kelangsungan pengembangbiakan tanaman
atau membuat batang. okulasi tanaman pada keturunannya terpilih yang diokulasi yang
pada akhirnya ditanam untuk menghasilkan tanaman.
Termasuk kegiatan penanaman tumbuhan untuk ditanam kembali, penanaman
tumbuhan hidup untuk umbi-umbian, akar-akaran; pemotongan, stek dan cangkokan;
spawn jamur dan kebun bibit tanaman, kecuali kebun bibit tanaman hutan (sumber: KBLI
2020 kode 01302).

64
MENGUMPULKAN VARIABEL
Lihat buku pedoman
PERTANIAN halaman 80

Kolom (17) Subsektor Utama. Isikan kode 1-7


Penentuan usaha subsektor utama yang diusahakan rumah tangga didekati
dengan usaha komoditas yang memiliki nilai produksi terbesar di rumah tangga

Kolom (18) Jumlah ART yang memelihara/ menguasai/melakukan kegiatan


pertanian.
Informasi ini digunakan untuk menangkap informasi terkait jumlah Usaha
Pertanian Perorangan (UTP) dalam satu rumah tangga.

Kolom (19) Isikan nomor urut rumah tangga usaha pertanian.


Ketentuan penulisan rumah tangga pertanian adalah sebagai berikut:
• Nomor urut rumah tangga pertanian dalam satu SLS/SubSLS harus berurutan
dan tidak duplikat.
• Nomor urut rumah tangga pertanian hanya terisi pada rumah tangga yang
merupakan pengelola makan/minum dan kebutuhan sehari-hari.
65
MENGUMPULKAN VARIABEL
PERTANIAN
KONSEP RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN
Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) adalah rumah tangga yang memelihara/menguasai/melakukan
kegiatan pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual/ditukar.

Usaha Pertanian Perorangan (UTP) adalah Unit usaha pertanian yang dikelola oleh satu orang yang
memiliki tanggung jawab teknis, yuridis, dan ekonomis untuk unit pertanian tersebut. Orang tersebut dapat
melakukan semua tanggung jawab secara langsung, atau mendelegasikan yang terkait dengan pengelolaan
kerja sehari-hari kepada seorang manajer (tidak berbadan hukum). Usaha pertanian mencakup usaha di
subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan.

66
MENGUMPULKAN INFORMASI RUMAH TANGGA Lihat buku pedoman
PERTANIAN LAINNYA PADA WILAYAH SLS NON halaman 81
KONSENTRASI (SNOWBALLING)

Rincian ini merupakan pertanyaan tambahan untuk memastikan


petugas di wilayah nonkonsentrasi, sudah melakukan snowballing
untuk mencari informasi terkait rumah tangga pertanian lainnya.

Isikan kode 1, jika rumah tangga pertanian yang disebutkan oleh


responden tersebut belum terdaftar pada prelist.

Tambahkan rumah tangga baru pada blok VA dan/atau keluarga baru


pada blok VB.

67
PENAMBAHAN RUMAH TANGGA DAN Lihat buku pedoman
halaman 82
KELUARGA BARU

Penambahan Rumah Tangga Baru

✔ Penambahan rumah tangga baru terjadi jika pada saat mengidentifikasi keluarga menemukan kasus
dalam 1 (satu) keluarga terdapat lebih dari 1 (satu) pengelolaan kebutuhan dan makan/minum
sehari-hari (lebih dari 1 rumah tangga).

Penambahan Keluarga Baru

Jika pada pelaksanaan pemutakhiran terdapat keluarga baru yang belum tercantum dalam daftar pemutakhiran
(ketika SP2020 belum ada atau masih bergabung dengan salah satu KK di dalam SLS tersebut) maka dapat
dimasukkan dalam Blok V.B.

Penambahan keluarga baru ini bisa diakibatkan karena:


● Terlewat cacah pada saat pencacahan SP2020,
● Anggota keluarga SP2020 yang membentuk keluarga baru,
● Pindahan dari SLS lain.

68
CONTOH KASUS PEMUTAKHIRAN Lihat buku pedoman halaman 84

a. Satu keluarga terdiri dari satu rumah tangga

“Jika suatu keluarga yang ada dalam daftar pemutakhiran


ditemukan, setelah diidentifikasi dalam keluarga tersebut seluruh
anggota keluarga yang tinggal dalam bangunan tempat tinggalnya
berada dalam 1 (satu) pengelolaan makan/minum dan kebutuhan
sehari hari”

Contoh 1: Keluarga ABD MUIS NASUTION terdiri dari Abd Muis


Nasution, istrinya dan anak-anaknya. Kepengurusan
makan/minumnya dikelola oleh Abd Muis Nasution. Maka
keluarga Abd Muis Nasution terhitung 1 rumah tangga.

Contoh 2. BARIAH tinggal bersama ayahnya yang sudah renta,


anaknya yang bernama AZIZ, menantu, dan cucunya. Kebutuhan (1) (2) (3) (4) (4a) (5) (6) (7) (8) (9)

sehari-hari keluarga Bariah dikelola oleh Aziz. Bariah merupakan


kepala keluarga di keluarga tersebut sesuai dengan informasi yang
ada di Kartu Keluarga. Karena kebutuhan sehari termasuk makan
dan minum dikelola oleh Aziz maka Aziz selaku Kepala Rumah
Tangga.
69
CONTOH KASUS PEMUTAKHIRAN Lihat buku pedoman halaman 85

b. Satu Keluarga Terdapat Beberapa Rumah Tangga

“Jika dalam suatu keluarga ditemukan saat kegiatan pemutakhiran,


digali informasi perihal pengelolaan makan/minum dan kebutuhan
sehari-hari terdiri dari lebih dari 1 (satu) pengelolaan, maka dalam
kasus ini dalam keluarga tersebut terbagi dalam lebih dari 1 (satu)
rumah tangga. Hal ini dapat terjadi ketika suatu keluarga (dalam 1
Kartu Keluarga) ada anggota keluarga yang telah
menikah/berkeluarga dan kepengurusan makan/minum terpisah
dengan orang tuanya”

Contoh: MUZAINI tinggal bersama anak-anak, menantu dan


cucunya. Diketahui salah satu anak Muzaini, bernama PUTRA dan
anak istrinya terpisah kepengurusan makan/minumnya dengan
orang tuanya. Maka untuk mendekati konsep rumah tangga, Putra (1) (2) (3) (4) (4a) (5) (6) (7) (8) (9)

harus ditambahkan dalam daftar pemutakhiran sebagai rumah


tangga baru, yang merupakan pecahan rumah tangga MUZAINI.

70
CONTOH KASUS PEMUTAKHIRAN Lihat buku pedoman halaman 85

b. Satu Keluarga Terdapat Beberapa Rumah Tangga

(Lanjutan)
Contoh: MUZAINI tinggal bersama anak-anak, menantu
dan cucunya. Diketahui salah satu anak Muzaini,
bernama PUTRA dan anak istrinya terpisah kepengurusan
makan/minumnya dengan orang tuanya. Maka untuk
mendekati konsep rumah tangga, Putra harus
ditambahkan dalam daftar pemutakhiran sebagai rumah
tangga baru, yang merupakan pecahan rumah tangga
MUZAINI.

Pengisian untuk baris rumah tangga Putra

71
CONTOH KASUS PEMUTAKHIRAN Lihat buku pedoman halaman 88

c. Beberapa Keluarga Tergabung Dalam Satu Rumah Tangga

1. Dua keluarga (KK) sama-sama terdaftar/ada dalam daftar


pemutakhiran, baik tinggal pada bangunan yang sama atau tidak.
✔ Tinggal bersama dalam bangunan tempat tinggal yang sama
ditandai dengan nomor urut bangunan yang sama, namun nomor
urut keluarganya berbeda.
✔ Salah satu kepala keluarga teridentifikasi sebagai yang
bertanggung jawab dalam pengelolaan kebutuhan dari 2 (dua)
keluarga.
✔ Keluarga satu sebagai penanggung jawab sehingga KK-nya sebagai
KRT, sedangkan keluarga yang ditanggung seluruhnya menjadi ART
rumah tangga tersebut.
(1) (2) (3) (4) (4a) (5) (6) (7) (8) (9)
Contoh:
Keluarga JOKO UNTORO menanggung kehidupan sehari hari adiknya,
RAHAJA PANCA PUTRA. Rahaja tinggal di bangunan yang berbeda.
Keluarga SULAWAT SAMOAL tinggal satu bangunan yang sama dengan
keluarga DIAN TINI ILYAS. Kebutuhan sehari hari keluarga Dian di
kelola oleh Sulawat.
72
CONTOH KASUS PEMUTAKHIRAN Lihat buku pedoman halaman 89

c. Beberapa Keluarga Tergabung Dalam Satu Rumah Tangga

2. KK yang bertanggung jawab terhadap rumah


tangga belum ada di daftar pemutakhiran

✔ Keluarga yang tercantum dalam daftar


pemutakhiran kebutuhannya ditanggung keluarga
lain yang namanya belum tercantum pada daftar.
✔ Untuk keluarga yang menanggung kebutuhan
rumah tangga ditambahkan sebagai keluarga baru.
✔ Sedangkan keluarga yang ditanggung diberi kode 0
pada rincian 506 pengelolaan makan/minum dan
kebutuhan anggota keluarga.
(1) (2) (3) (4) (4a) (5) (6) (7) (8) (9)
Contoh:
Keluarga Nurjono ditanggung oleh Wahyu. KK Wahyu
belum tercantum pada prelist karena baru pecah KK.

73
CONTOH KASUS PEMUTAKHIRAN Lihat buku pedoman halaman 89

c. Beberapa Keluarga Tergabung Dalam Satu Rumah Tangga

(Lanjutan)
Contoh:
Keluarga Nurjono ditanggung oleh Wahyu. KK Wahyu
belum tercantum pada prelist karena baru pecah KK.

(1) (2) (3) (4) (4a) (5) (6) (7) (8) (9)

20

74
CONTOH KASUS PEMUTAKHIRAN Lihat buku pedoman halaman 91 (Ada Ralat)
c. Beberapa Keluarga Tergabung Dalam Satu Rumah Tangga

3. KK yang bertanggung jawab terhadap rumah


tangga tinggal di luar SLS

Contoh:
Keluarga DANI KUSUMAH terdiri dari saudaranya
bernama SRI SUNARNI. Kebutuhan hidup sehari-hari
DANI KUSUMAH ditanggung sepenuhnya oleh orang
tuanya yang bernama EDI. Edi tinggal di kecamatan
lain (di luar cakupan SLS). Dapat disimpulkan bahwa
keluarga DANI KUSUMAH ditemukan sebagai KK
dengan nama KRT yaitu Edi
(1) (2) (3) (4) (4a) (5) (6) (7) (8) (9)

75
Terimawww.bps.go.id
Kasih!

Anda mungkin juga menyukai