ST2023.L1
Usaha Pertanian Perorangan (UTP) - PAPI
PEMUTAKHIRA
ST2023
N
KONSEP DEFINISI [1]
lihat buku pedoman teknis halaman
2
KONSEP DEFINISI [2]
lihat buku pedoman teknis halaman
3
KONSEP DEFINISI [3]
lihat buku pedoman teknis halaman
4
KONSEP DEFINISI [4]
lihat buku pedoman teknis halaman
Tingkatan SLS
Susunan tingkatan SLS di bawah desa/kelurahan 2. Contoh desa dengan dua tingkatan SLS
beragam bisa terdiri dari satu atau lebih tingkatan.
5
KONSEP DEFINISI [5]
lihat buku pedoman teknis halaman
❖ Wilayah non SLS adalah bagian wilayah desa/kelurahan yang tidak termasuk dalam cakupan SLS.
6
KONSEP DEFINISI [6]
lihat buku pedoman teknis halaman
Lahan Terbuka
7
KONSEP DEFINISI [7]
lihat buku pedoman teknis halaman
8
KONSEP DEFINISI [8]
lihat buku pedoman teknis halaman
9
KONSEP DEFINISI [9]
lihat buku pedoman teknis halaman
10
KONSEP DEFINISI [10]
lihat buku pedoman teknis halaman
11
KONSEP DEFINISI [11]
lihat buku pedoman teknis halaman
12
KONSEP DEFINISI [12]
lihat buku pedoman teknis halaman
13
KONSEP DEFINISI [13]
lihat buku pedoman teknis halaman
Rumah petak
1 bangunan
16
INSTRUMEN Lihat buku pedoman halaman 29
Peta WA (SLS) Batas Satuan Lingkungan Setempat (SLS) dalam satu desa/kelurahan.
17
INSTRUMEN Lihat buku pedoman halaman 30
Contoh Peta WA 18
INSTRUMEN Lihat buku pedoman halaman 49
Peta WS
19
INSTRUMEN
DAFTAR NARASUMBER TAMBAHAN
20
INSTRUMEN
KETERANGAN SLS/NON SLS TIDAK BERMUATAN PERTANIAN
✔ Daftar ini digunakan untuk menampung
informasi SLS/Non SLS yang tidak
bermuatan rumah tangga usaha pertanian,
setelah dilakukan pemutakhiran baik
snowball maupun door to door
✔ Contoh :
• Non SLS pulau terpencil yang tidak
berpenghuni
• SLS di perkotaan yang tidak terdapat
UTP
Tampilan Kuesioner
Daftar Pemutakhiran ini berisi nama-nama kepala keluarga pada SLS, yang akan diidentifikasi
keberadaan dan informasinya pada kegiatan ST2023.
Pada halaman pertama, diberikan informasi metode pemutakhiran yaitu metode door to door
atau snowball.
22
ALUR PEMUTAKHIRAN
23
ALUR PEMUTAKHIRAN Lihat buku pedoman halaman 58
24
PENGENALAN DAN
Lihat buku pedoman halaman 57
PENELUSURAN WILAYAH
TUGAS
1
Mengenali batas-batas Hal hal yang perlu diperhatikan:
SLS yang tergambar 1. Petugas Lapangan Sensus harus mampu mengenali
pada peta WS dan batas dan cakupan wilayah yang terpilih sampel
cakupan wilayah sehingga kejadian lewat cacah atau tumpang tindih
pencacahan dapat dihindari.
tugasnya
2. Penelusuran wilayah tugas dilakukan oleh Petugas
Lapangan Sensus didampingi Pemeriksa Lapangan
Sensus (PML).
25
PENGENALAN DAN
Lihat buku pedoman halaman 57
PENELUSURAN WILAYAH
TUGAS
3. Jika wilayah kerja merupakan bagian dari SLS bermuatan besar (SubSLS), maka petugas harus mengenali batas Sub SLS
sehingga pencacahan tidak tumpang tindih.
26
PENGENALAN DAN
Lihat buku pedoman halaman 57
PENELUSURAN WILAYAH
TUGAS
4. Ketika batas SLS antara peta dengan kondisi lapangan berbeda, gambarkan batas yang benar pada Peta WS, pastikan
Petugas Lapangan Sensus terdampak menyepakati batas wilayah kerjanya.
27
PENGENALAN DAN
Lihat buku pedoman halaman 58
PENELUSURAN WILAYAH
TUGAS
2 • Mengunjungi
pengurus SLS
setempat untuk
konfirmasi cakupan
SLS
Jika setelah konfirmasi dengan ketua SLS, ternyata SLS yang tercantum pada ST2023.L1.UTP berbeda dengan kondisi
lapangan maka identifikasi perubahan SLS dengan mengisi rincian ST2023-L1.UTP Blok I Rincian 108 s.d Rincian 110.
Petugas mengisi Daftar P-SLS sesuai SOP yang diberikan (pengisian Daftar ST2023-PSLS dapat dilihat pada materi
Perubahan SLS)
28
ST2023-L1.UTP Lihat buku pedoman halaman 31
Tampilan
Kuesioner
Kode petugas diisi dengan Nomor Induk Mitra (NIM) yang terdiri dari 14 digit yang terdapat pada aplikasi
SOBAT BPS.
NIM ini akan tertera pada kartu tanda pengenal petugas.
Untuk petugas organik BPS, kode petugas menggunakan NIP lama pegawai (9 digit).
30
ST2023-L1.UTP Lihat buku pedoman halaman 32 (Ada Ralat)
Tampilan Kuesioner
Door To Door
Snowball
32
MELAKUKAN KUNJUNGAN KE LOKASI Lihat buku
pedoman
BANGUNAN ATAU KELUARGA YANG halaman
61
TERCANTUM PADA PRELIST
• kunjungi bangunan yang terletak
SLS Konsentrasi paling ujung barat daya, dilanjutkan
(Metode Door mengunjungi bangunan terdekat
To Door) sampai seluruh bangunan dalam SLS
dikunjungi.
Tampilan
Kuesioner
Terdiri atas 19 kolom, setiap halaman terdapat baris untuk menuliskan keterangan rumah tangga/keluarga.
Kolom (1) s.d (3), dan kolom (4a) sudah terisi (preprinted) dari hasil SP2020 atau pemutakhiran survei terakhir
yang dapat dimutakhirkan kembali pada kondisi pemutakhiran ST2023,
kolom (4), (5) dan seterusnya diisi sesuai kondisi lapangan saat pemutakhiran.
34
ST2023-L1.UTP Lihat buku pedoman halaman 33
Tampilan
Kuesioner
Blok VB. merupakan daftar kosong yang berfungsi untuk menampung informasi keluarga yang ditemukan di
lapangan sesuai cakupan SLS, namun belum tercantum di dalam daftar pemutakhiran. Keluarga tersebut diberi
status keluarga baru.
35
ST2023-L1.UTP Lihat buku pedoman halaman 34
36
IDENTIFIKASI KEBERADAAN Lihat buku pedoman
KELUARGA halaman 62
ST2023-L1.UTP
Kolom (1). Nomor urut keluarga.
nomor urut keluarga hasil SP2020 (tercetak dan tidak dapat diubah)
38
KONSEP Lihat buku pedoman halaman 64
KELUARGA
- Keluarga adalah seseorang atau sekelompok orang yang terdaftar dalam Kartu Keluarga (KK), tidak termasuk mereka
yang terdaftar dalam KK tetapi tidak tinggal bersama keluarga tersebut. Jika tidak memiliki KK, konsep keluarga
mengacu pada UU No.52 tahun 2009, yang menyatakan bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang
terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya;
- Anggota keluarga adalah orang-orang yang nama dan identitas biodatanya tercantum dalam KK dan orang-orang yang
telah tinggal/ menetap atau bermaksud menetap bersama dengan keluarga tersebut selama setahun atau lebih (UU No. 23
Tahun 2006).
- Keluarga Pertanian adalah Seseorang atau sekelompok orang yang terdaftar dalam Kartu Keluarga (KK), tidak
termasuk mereka yang terdaftar dalam KK tetapi tidak tinggal bersama keluarga tersebut yang sekurang-kurangnya ada
satu anggota keluarga yang mengusahakan produk pertanian (menanggung risiko sendiri) dengan tujuan sebagian/seluruh
dijual atau memperoleh pendapatan/ keuntungan. Khusus untuk keluarga yang menanam padi dan palawija (tanaman
pangan), walaupun seluruh hasilnya untuk dikonsumsi sendiri, dikategorikan sebagai keluarga pertanian. Produk
pertanian meliputi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan (Perban BPS No 4
Tahun 2021 Kode ST00800.01.00)
39
PENOMORAN DAN
PENGGAMBARAN TITIK
BANGUNAN
Tahapan kunjungan ke lokasi bangunan berpenghuni di SLS wilayah tugas adalah sebagai berikut:
1. Kunjungi bangunan berpenghtempat tinggal yang terletak paling
ujung barat daya dari wilayah SLS untuk metode door to door.
Kunjungi bangunan tempat tinggal keluarga yang terdaftar pada
ST2023-L1.UTP untuk metode snowball.
2. Identifikasi pada prelist (ST2023-L1.UTP) rumah tangga yang ada di
bangunan tersebut untuk metode door to door. Identifikasi rumah
tangga pertanian pada prelist (ST2023-L1.UTP) yang ada di
bangunan tersebut untuk metode snowball.
3. Berikan nomor bangunan pada Blok V Kolom 4 pada prelist
(ST2023-L1.UTP).
4. Gambarkan titik (noktah) dari posisi bangunan pada Peta WS.
Pastikan nomor yang tercantum pada Peta sama dengan nomor
pada prelist (ST2023-L1.UTP).
5. Lanjutkan ke bangunan disebelahnya secara berurutan, jangan sampai
ada yang terlewat untuk metode door to door. Lanjutkan ke bangunan
berikutnya untuk metode snowball
40
HASIL PENGGAMBARAN TITIK BANGUNAN
[JUDUL SLIDE SATU BARIS]
PADA PETA WS
DOOR TO DOOR SNOWBALL
218 23 2 3
29 22 24 4
28 20 25
19 18
30 27 17 15 14
16
30 31 26 13
7 8 11 12
5 9 10
4 6
3
1 2 7
Pastikan nomor bangunan yang diisi pada prelist sesuai dengan nomor bangunan yang
digambar di peta
41
KONVERSI KELUARGA KE Lihat buku pedoman
RUMAH TANGGA halaman 66
1. Jika Kolom (6) > 0, maka Kolom (7) diisikan nomor urut rumah tangga sesuai dengan urutan
pada saat pemutakhiran
2. Jika Kolom (6) berkode 0, maka Kolom (7) diisikan nomor urut rumah tangga lain yang
mengelola kebutuhan keluarga tersebut. 42
KONVERSI KELUARGA KE Lihat buku pedoman
RUMAH TANGGA halaman 67, 68
AMER
44
MENGUMPULKAN VARIABEL Lihat buku pedoman
halaman 71
PERTANIAN
KONSEP RUMAH TANGGA, KEPALA RUMAH TANGGA, ANGGOTA RUMAH TANGGA
Rumah tangga merupakan seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh
bangunan fisik atau sensus dan biasanya tinggal bersama serta makan bersama dari satu dapur.
Yang dimaksud dengan satu dapur adalah pengurusan kebutuhan sehari-harinya dikelola menjadi
satu.
Kepala rumah tangga (KRT) adalah orang yang bertanggung jawab dalam rumah tangga tersebut
disebut sebagai.
Anggota Rumah Tangga (ART) adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah
tangga (krt, suami/istri, anak, menantu, cucu, orang tua/mertua, famili lain, pembantu rumah
tangga atau art lainnya), baik yang berada di rumah tangga responden maupun sementara tidak ada
pada waktu pencacahan.
• Seseorang yang menyewa kamar/sebagian bangunan sensus, tetapi makannya diurus sendiri;
• Keluarga yang tinggal terpisah di dua bangunan sensus, tetapi makannya dari satu dapur, asal kedua
bangunan sensus tersebut masih dalam SLS yang sama, maka dianggap sebagai satu rumah tangga;
• Pemondok dengan makan (indekos) yang jumlah pemondoknya kurang dari 10 orang dengan makan,
pemondok dianggap sebagai anggota rumah tangga induk semangnya. Jika yang mondok dengan makan 10
orang atau lebih, maka rumah tangga yang menerima pondokan dengan makan merupakan rumah tangga
biasa, sedang yang mondok dengan makan dianggap sebagai rumah tangga khusus;
• Jika beberapa orang yang bersama-sama mendiami satu kamar dalam satu bangunan sensus atau
bangunan fisik, walaupun pengelolaan makannya sendiri-sendiri, maka setiap kamar dianggap satu satu
rumah tangga biasa;
• Pengurus asrama, pengurus panti asuhan, pengurus lembaga pemasyarakatan, dan sejenisnya yang tinggal
sendiri maupun bersama anak istri, serta anggota rumah tangga lainnya dianggap rumah tangga
biasa.
46
MENGUMPULKAN VARIABEL Lihat buku pedoman
PERTANIAN halaman 71
Kolom (10) s.d (16) Identifikasi anggota rumah tangga (ART) yang memelihara/menguasai /melakukan
kegiatan pertanian termasuk pembibitan dan jasa pertanian dengan tujuan sebagian
atau seluruh hasilnya untuk dijual/ditukar pada subsektor
✔ tanaman pangan,
✔ hortikultura,
✔ perkebunan,
✔ peternakan,
✔ perikanan,
✔ kehutanan, dan
✔ jasa pertanian.
47
KONSEP USAHA Lihat buku pedoman halaman 72
PERTANIAN
SUBSEKTOR TANAMAN PANGAN
1 Mei 2022 – 30 April 2023
48
KONSEP USAHA Lihat buku pedoman halaman 72
PERTANIAN
SUBSEKTOR HORTIKULTURA
Usaha tanaman hortikultura adalah kegiatan hortikultura yang menghasilkan produk tanaman sayuran,
tanaman buah-buahan, tanaman hias dan tanaman obat dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya
dijual/ditukar atas risiko usaha. Usaha pembibitan tanaman hortikultura dicakup dalam kegiatan ini.
Usaha perdagangan hortikultura tidak dikategorikan sebagai usaha tanaman.
Periode referensi:
Tanaman tahunan adalah. pada saat pencacahan (1 Mei 2023)
Tanaman semusim adalah setahun yang lalu. (1 Mei 2022 – 30 April 2023)
Kegiatan yang dicakup: budidaya tanaman hortikultura meliputi pengolahan lahan, penanaman,
pemeliharaan, dan pemanenan.
Kegiatan budidaya tanaman hias meliputi usaha pembesaran tanaman dan usaha pengembangbiakan
tanaman. Tanaman buah dalam pot (tabulampot) adalah tanaman buah-buahan yang ditanam dalam pot
yang fungsinya untuk keindahan dan termasuk dalam kelompok tanaman hias.
Usaha tanaman perkebunan adalah kegiatan perkebunan yang menghasilkan produk tanaman
perkebunan dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya dijual/ditukar atas risiko usaha. Usaha
pembibitan tanaman perkebunan dicakup dalam kegiatan ini.
.
Tanaman perkebunan semusim yaitu: kapas, rosella, tebu, tembakau, dan lain-lain.
Tanaman perkebunan tahunan yaitu: cengkeh, karet, kelapa, kelapa sawit, kina, kopi, lada,
vanili, sagu, teh, pala, dan lain-lain.
Periode referensi:
Tanaman Tahunan = 1 Mei 2023
Tanaman Semusim = 1 Mei 2022 – 30 April 2023
51
KONSEP USAHA Lihat buku pedoman halaman 73
PERTANIAN
SUBSEKTOR PETERNAKAN
Periode referensi usaha ternak 1 Mei 2023, khusus unggas pedaging 1 Mei 2022 s.d. 30 April 2023
52
KONSEP USAHA Lihat buku pedoman halaman 73
PERTANIAN
❑ Perdagangan ternak adalah kegiatan memperjualbelikan ternak yang bukan hasil pemeliharaan
sendiri dengan tujuan memperoleh keuntungan dengan jangka waktu pemeliharaan kurang dari 2
(dua) bulan.
❑ Jika ternak yang diperdagangkan belum terjual selama 2 (dua) bulan atau lebih, maka ternak
tersebut dicatat sebagai ternak yang diusahakan dan kegiatannya dianggap sebagai
pengusahaan/pemeliharaan ternak.
53
KONSEP USAHA Lihat buku pedoman halaman 74
PERTANIAN
SUBSEKTOR PERIKANAN
1 Mei 2022 – 30 April 2023
SUBSEKTOR PERIKANAN
• Budidaya Ikan adalah kegiatan memelihara, membesarkan dan/atau membiakkan (perbenihan) ikan dengan menggunakan lahan,
perairan dan fasilitas buatan serta memanen hasilnya dengan tujuan sebagian atau seluruhnya untuk dijual/ditukar.
• Usaha Penangkapan Ikan di Laut adalah suatu kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan di laut dengan tujuan sebagian atau seluruh
hasilnya dijual untuk memperoleh pendapatan/keuntungan dan menanggung risiko usaha.
.
• Usaha Penangkapan Ikan di Perairan Darat adalah suatu kegiatan penangkapan ikan dilakukan di perairan umum daratan (sungai,
danau, waduk, rawa, dan lain-lain) dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya dijual untuk memperoleh pendapatan/keuntungan dan
menanggung risiko usaha.
• Usaha Penangkapan Benih adalah suatu kegiatan penangkapan benih ikan yang dilakukan di laut maupun di perairan umum daratan
dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya dijual untuk memperoleh pendapatan/keuntungan dan menanggung resiko usaha. Produk
dari penangkapan Benih digunakan untuk input pada kegiatan budidaya pembesaran ikan. Contoh: Penangkapan benih lobster,
penangkapan benih Bandeng.
• Usaha Penangkapan Ikan Hias adalah suatu kegiatan penangkapan ikan hias yang dilakukan di laut maupun di perairan umum daratan
dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya dijual untuk memperoleh pendapatan/keuntungan dan menanggung resiko usaha. Contoh:
laut: leter six, banggai cardinal fish. Perairan Darat: arwana, belida.
54
KONSEP USAHA Lihat buku pedoman halaman 56
PERTANIAN
SUBSEKTOR PERIKANAN
Menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 yang disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang
Perikanan, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan “Ikan” adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus
hidupnya berada dalam lingkungan perairan, termasuk di dalamnya yaitu:
1. Pisces (ikan bersirip);
2. Crustacea (udang, rajungan, kepiting dan sebangsanya);
3. Mollusca (kerang, tiram, cumi-cumi, gurita, siput dan sebangsanya);
4. Coelenterata (ubur-ubur dan sebangsanya);
5. Echinodermata (teripang, bulu babi dan sebangsanya);
6. Amphibi (kodok dan sebangsanya);
7. Reptilia (buaya, penyu, kura-kura,, biawak, ular air dan sebangsanya);
8. Mammalia (paus, lumba-lumba, pesut, duyung dan sebangsanya);
9. Algae (rumput laut dan tumbuhan lain yang hidup di dalam air);
10. Biota air lainnya yang ada kaitannya dengan jenis-jenis tersebut di atas.
55
KONSEP USAHA Lihat buku pedoman halaman 76
PERTANIAN
CONTOH PENGISIAN SUBSEKTOR PERIKANAN
Rumah Tangga Ali dan Badu bersama-sama melakukan
penangkapan ikan di laut dengan menggunakan kapal
motor milik Eman. Mereka tinggal dalam 1 SLS yang
sama. Rumah tangga Eman menanggung semua biaya
operasional selama melaut dan Eman tidak ikut
melaut. Dari seluruh nilai hasil tangkapan setelah
dikurangi biaya operasional, nilai hasil tangkapan
tersebut dibagi dua, yaitu 40 persen untuk Ali dan
Badu sedangkan sisanya (60 persen) untuk Eman.
Usaha tersebut sudah dilakukan sejak tahun 2022.
58
KONSEP USAHA Lihat buku pedoman halaman 73
PERTANIAN
SUBSEKTOR KEHUTANAN
⮚ Usaha tanaman kehutanan adalah kegiatan kehutanan yang menghasilkan produk tanaman kehutanan
(kayu, daun, getah, dan lain-lain) termasuk usaha pembibitan dengan tujuan sebagian atau seluruh
hasilnya dijual/ditukar atas resiko usaha.
⮚ Tanaman Kehutanan adalah tanaman tahunan yang berumur panjang, berbatang keras, dan biasanya
bagian yang diambil atau
. dipanen adalah kayunya (kecuali rotan, bambu, dan kayu putih).
Jenis tanaman kehutanan yang dicakup meliputi sengon, mahoni, akasia, suren, sungkai, dan lain-lain.
⮚ Usaha budidaya tanaman kehutanan adalah kegiatan budidaya tanaman kehutanan dengan tujuan
sebagian atau seluruh hasilnya dijual/ditukar. Unit usaha yang dicakup harus memiliki tanaman
kehutanan (tegakan) pada 1 Mei 2023, meskipun pada saat pencacahan, unit usaha belum pernah
menjualnya.
Periode 1 Mei 2022
⮚ Usaha pembibitan tanaman kehutanan adalah kegiatan memperbanyak anakan tanaman kehutanan
baik dari biji, stek, dan/atau okulasi dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil dijual/ditukar.
Periode 1 Mei 2022 s.d. 30 April 2023
59
KONSEP USAHA Lihat buku pedoman halaman 73
PERTANIAN
SUBSEKTOR KEHUTANAN
Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan/atau ditetapkan oleh pemerintah untuk
dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap (Undang-Undang No. 41 Tahun 1999).
Hutan tegakan (lokasi yang dianggap hutan oleh masyarakat) adalah hamparan lahan berisi sumber daya
alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya
tidak dapat dipisahkan (masih banyak pohon).
⮚ Usaha Kehutanan Lainnya terdiri dari :
1. Usaha Penangkaran satwa/tumbuhan liar (periode 1 Mei 2023) adalah kegiatan kehutanan yang
mengupayakan pembiakan tumbuhan/satwa liar melalui pengembangbiakan dan pembesaran dengan
tetap mempertahankan jenisnya, dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya dijual/ditukar
Satwa liar adalah semua binatang yang hidup di darat, di air, atau di udara yang masih mempunyai
sifat-sifat liar dan yang hidup bebas. Satwa liar meliputi: ayam hutan, biawak, musang, harimau, ular,
dan lain-lain.
Tumbuhan liar adalah semua tumbuhan yang hidup di darat, di air yang masih mempunyai sifat-sifat
alami, seperti: anggrek hutan, gaharu, dan lain-lain.
60
KONSEP USAHA Lihat buku pedoman halaman 73
PERTANIAN
SUBSEKTOR KEHUTANAN
2. Usaha Pemungutan hasil hutan (selama periode 1 Mei 2022 s.d. 30 April 2023), adalah kegiatan mengambil
benda-benda hayati hutan,dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual/ditukar atas risiko usaha.
Jenis hasil hutan yang biasa dipungut, seperti: kayu bakar, kayu pertukangan, bambu, rotan, damar, jelutung,
jamur, lumut, madu, sarang burung, telur, dan kotoran burung.
3. Usaha perburuan dan penangkapan satwa liar (selama periode 1 Mei 2022 s.d. 30 April 2023), adalah
. menangkap satwa liar dan/atau mengambil bagian-bagiannya, dengan tujuan sebagian
kegiatan berburu atau
atau seluruh hasilnya dijual/ditukar, misalnya penangkapan ular, buaya, ayam hutan, dll.
Penjelasan:
4. Lokasi pemungutan tanaman atau hasil hutan harus di hutan/kawasan hutan.
5. Untuk usaha perburuan dan penangkapan satwa liar tidak melihat lokasi perburuan dan penangkapannya (di
dalam/di luar hutan/kawasan hutan), dengan ketentuan:
a. Untuk perburuan dan penangkapan di dalam hutan/kawasan hutan tidak melihat jenis komoditasnya, seluruh
hasil yang diambil dari hutan atau dalam hutan/kawasan hutan tetap di masukkan sebagai usaha perburuan
dan penangkapan satwa liar. Contoh: menangkap kelinci di hutan/kawasan hutan
61
KONSEP USAHA Lihat buku pedoman halaman 73
PERTANIAN
SUBSEKTOR KEHUTANAN
b. Bila perburuan dan penangkapan satwa liar di luar hutan/kawasan hutan, maka satwa yang ditangkap harus
komoditas kehutanan yang masih mempunyai sifat liar. Contoh:
• Berburu babi hutan di kebun sawit masuk usaha perburuan dan penangkapan satwa liar, karena babi
hutan termasuk komoditas hutan;
.
• Berburu kelinci di kebun (di luar hutan/kawasan hutan) tidak termasuk usaha perburuan dan
penangkapan satwa liar karena kelinci bukan komoditas hutan.
3. Memungut sarang walet yang ada di dalam kawasan hutan termasuk pemungutan hasil hutan, sedangkan usaha
burung walet yang dibuatkan tempat khusus termasuk dalam subsektor peternakan.
4. Untuk penangkapan ikan di sungai/danau yang ada dalam kawasan hutan tidak termasuk ke dalam pemungutan
hasil hutan ataupun perburuan dan penangkapan satwa liar, karena menangkap ikan di sungai/danau yang ada di
dalam kawasan hutan termasuk usaha penangkapan ikan pada subsektor perikanan.
5. Penangkapan buaya tetap dimasukkan sebagai perburuan dan penangkapan satwa liar.
62
KONSEP USAHA Lihat buku pedoman halaman 79
PERTANIAN
JASA PERTANIAN
1 Mei 2022 – 30 April 2023
Usaha jasa pertanian adalah kegiatan usaha atas dasar balas jasa atau kontrak/secara
borongan, seperti: melayani usaha di bidang pertanian.
Penjelasan:
• Jasa pertanian tanaman
. pangan/hortikultura/perkebunan, meliputi: jasa pengolahan
lahan, penanaman, pemupukan, pengendalian jasad pengganggu, pemanenan, dan
pasca panen.
• Jasa peternakan, meliputi: jasa pelayanan kesehatan ternak, pemacekan ternak,
penetasan telur dan pelayanan peternakan lainnya.
• Jasa perikanan, meliputi: jasa pengolahan lahan, pengendalian jasad pengganggu,
sortasi, gradasi, penyewaan sarana penangkapan ikan dengan operatornya, dan uji
mutu.
• Jasa kehutanan, meliputi: jasa penebangan, penanaman pohon, pemangkasan ranting,
dan lain-lain.
63
KONSEP USAHA Lihat buku pedoman halaman 79
PERTANIAN
USAHA PEMBIBITAN
1 Mei 2022 – 30 April 2023
Usaha pembibitan mencakup produksi semua bibit tanaman secara vegetatif termasuk
batang stek, potongan dan pembibitan untuk kelangsungan pengembangbiakan tanaman
atau membuat batang. okulasi tanaman pada keturunannya terpilih yang diokulasi yang
pada akhirnya ditanam untuk menghasilkan tanaman.
Termasuk kegiatan penanaman tumbuhan untuk ditanam kembali, penanaman
tumbuhan hidup untuk umbi-umbian, akar-akaran; pemotongan, stek dan cangkokan;
spawn jamur dan kebun bibit tanaman, kecuali kebun bibit tanaman hutan (sumber: KBLI
2020 kode 01302).
64
MENGUMPULKAN VARIABEL
Lihat buku pedoman
PERTANIAN halaman 80
Usaha Pertanian Perorangan (UTP) adalah Unit usaha pertanian yang dikelola oleh satu orang yang
memiliki tanggung jawab teknis, yuridis, dan ekonomis untuk unit pertanian tersebut. Orang tersebut dapat
melakukan semua tanggung jawab secara langsung, atau mendelegasikan yang terkait dengan pengelolaan
kerja sehari-hari kepada seorang manajer (tidak berbadan hukum). Usaha pertanian mencakup usaha di
subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan.
66
MENGUMPULKAN INFORMASI RUMAH TANGGA Lihat buku pedoman
PERTANIAN LAINNYA PADA WILAYAH SLS NON halaman 81
KONSENTRASI (SNOWBALLING)
67
PENAMBAHAN RUMAH TANGGA DAN Lihat buku pedoman
halaman 82
KELUARGA BARU
✔ Penambahan rumah tangga baru terjadi jika pada saat mengidentifikasi keluarga menemukan kasus
dalam 1 (satu) keluarga terdapat lebih dari 1 (satu) pengelolaan kebutuhan dan makan/minum
sehari-hari (lebih dari 1 rumah tangga).
Jika pada pelaksanaan pemutakhiran terdapat keluarga baru yang belum tercantum dalam daftar pemutakhiran
(ketika SP2020 belum ada atau masih bergabung dengan salah satu KK di dalam SLS tersebut) maka dapat
dimasukkan dalam Blok V.B.
68
CONTOH KASUS PEMUTAKHIRAN Lihat buku pedoman halaman 84
70
CONTOH KASUS PEMUTAKHIRAN Lihat buku pedoman halaman 85
(Lanjutan)
Contoh: MUZAINI tinggal bersama anak-anak, menantu
dan cucunya. Diketahui salah satu anak Muzaini,
bernama PUTRA dan anak istrinya terpisah kepengurusan
makan/minumnya dengan orang tuanya. Maka untuk
mendekati konsep rumah tangga, Putra harus
ditambahkan dalam daftar pemutakhiran sebagai rumah
tangga baru, yang merupakan pecahan rumah tangga
MUZAINI.
71
CONTOH KASUS PEMUTAKHIRAN Lihat buku pedoman halaman 88
73
CONTOH KASUS PEMUTAKHIRAN Lihat buku pedoman halaman 89
(Lanjutan)
Contoh:
Keluarga Nurjono ditanggung oleh Wahyu. KK Wahyu
belum tercantum pada prelist karena baru pecah KK.
(1) (2) (3) (4) (4a) (5) (6) (7) (8) (9)
20
74
CONTOH KASUS PEMUTAKHIRAN Lihat buku pedoman halaman 91 (Ada Ralat)
c. Beberapa Keluarga Tergabung Dalam Satu Rumah Tangga
Contoh:
Keluarga DANI KUSUMAH terdiri dari saudaranya
bernama SRI SUNARNI. Kebutuhan hidup sehari-hari
DANI KUSUMAH ditanggung sepenuhnya oleh orang
tuanya yang bernama EDI. Edi tinggal di kecamatan
lain (di luar cakupan SLS). Dapat disimpulkan bahwa
keluarga DANI KUSUMAH ditemukan sebagai KK
dengan nama KRT yaitu Edi
(1) (2) (3) (4) (4a) (5) (6) (7) (8) (9)
75
Terimawww.bps.go.id
Kasih!