AGREGAT KOMUNITAS
KESEHATAN SEKOLAH Gasal
Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., M.Kep. 2022
TUJUAN PEMBELAJARAN & KISI2 MATERI
• Tujuan Pembelajaran :
Mampu memberikan asuhan keperawatan pada agregat dalam
Komunitas: kesehatan sekolah
• Kisi-Kisi Materi :
1. Konsep keperawatan kesehatan sekolah
2. Program Usaha Kesehatan Sekolah
3. Asuhan keperawatan kesehatan sekolah
DEFINISI KEPERAWATAN KESH.SEKOLAH
• Umum :
Meningkat kemampuan hidup sehat dan derajat
kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan
yang sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka
pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.
Tujuan 16
• Khusus :
Memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat
kesehatan peserta didik yang mencakup ;
1. Memiliki pengetahuan, sikap dan ketrampilan utk
melaksanakan prinsip hidup sehat serta berpartisipasi aktif
didalam usaha peningkatan kesehatan disekolah dan
diperguruan agama, dirumah tangga maupun dilingkungan
masyarakat.
2. Sehat, baik dalam arti fisik mental maupun sosial.
3. Memiliki daya hayat daya tangkal terhadap pengaruh buruk,
penyalahgunaan narkotik, obat-obatan dan bahan
berbahaya, alkohol, rokok, dan sebagainya.
Tujuan pembinaan dan pengembangan 17
1. Peserta didik
2. Pembina UKS
a. Pembina teknis (guru dan petugas kesehatan)
b. Pembina non teknis (pengelola pendidikan dan karyawan sekolah)
3. Sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan
4. Lingkungan
a. Ling. Sekolah
b. Ling. Keluarga
c. Ling. Masyarakat
Ruang Lingkup UKS 20
1. Penyusunan rencana
2. Penyusunan program
3. Pelaksanaan program
4. Pengendalian program
5. Penilaian dan penelitian
6. Teknologi termasuk organisasi, ketenagaan, sarana dan
prasarana serta pembiayaan
Kebijaksanaan dan Langkah2 24
• Kebijaksanaan
a. Diselenggarakan dalam kerjasama lintas sektoral
b. Kegiatan kurikuler dan ektra kurikuler
c. Promotif dan preventif secara serasi dan terpadu dibawah
koordinasi puskesmas
d. Peningkatan lingkungan utk mendukung tujuan pendidikan dan
pelayanan kesehatan
e. Penelitian sebagai landasan peningkatan pembinaan UKS
f. Peran serta aktif orangtua dan masyarakat
Kebijaksanaan dan Langkah2 25
• Langkah-langkah
1. Pencapaian cakupan semua jenjang dan jenis pendidikan
2. Menetapkan pola dasar maupun pengembangannya
3. Promotif dan preventif untuk mencegah masalah kesehatan jiwa
4. Terjalin dalam pelayanan paripurna
5. Menyiapkan pengadaan tenaga pembina UKS dipusat maupun didaerah
6. Penelitian dan pengembangan UKS secara terpadu, teratur dan
terencana
7. Mengembangkan minat masyarakat dalam penyelenggaraan UKS
Organisasi Pembinaan 26
• Vertikal
a. Pembantu pelaksana serta tugas fungsional
b. Penerapan kebijaksanaan
c. Bimbingan pengarahan dan petunjuk
d. Laporan kegiatan
• Horizontal
Hubungan koordinasi dan konsultatif
Upaya Kesehatan 29
1. Pelayanan kesehatan
Perbaikan gizi
Kesehatan lingkungan
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
Penyuluhan kesehatan
Pengobatan
Kesehatan gigi dan mulut
Kesehatan jiwa
Laboratorium sederhana
Pencatatan dan pelaporan
Kegiatan pokok :
Intervensi perorangan
Intervensi lingkungan
Intervensi perilaku
Upaya Kesehatan 30
2. Koordinasi
Melalui pertemuan lokakarya mini Puskesmas
3. Pengembangan
Pengembangan pelayanan kesehatan yang mengaitkan
pelayanan disekolah dengan daerah tangkapan diluar
sekolah yang strategis.
Upaya Kesehatan 31
5. Kebijakan Operasional
Sebagai pedoman dan landasan pelayanan kesehatan secara
terpadu, merata, menyeluruh :
a. Fungsi Puskesmas
b. Promotif dan preventif terpadu dg kuratif dan rehabilitatif
c. Jangkauan pelayanan kesehatan
d. Penganeka ragaman paket pelayanan
e. Mutu pelayanan secara bertahap
ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN
SEKOLAH DENGAN PENDEKATAN MODEL
Community As Partner
CONTOH KASUS
ANAK USIA SEKOLAH DI KOMUNITAS
Pengkajian
• Kebiasaan yang dilakukan jika ada luka cidera: diberi ludah: 7,7%,
didiamkan: 6%, diberi daun jambu batu: 6,5%, diberi obat luka: 79,8%.
• Wawancara dari 9 ortu menyatakan tidak terfikir adanya masalah
seperti luka karena bermain pada anak usia sekolah.20 ortu lainnya
memang mengeluhkan anaknya sering luka dan lecet karena terjatuh
dari sepeda dan berlari, untuk luka karena lainnya kurang dirasakan
selama ini.
• Status gizi berdasarkan KMS SD/MI: kurang: 7,7%, baik:88,7%,
lebih:3,6%. Kebiasaan jajan 83,9%.Jumlah makan dalam sehari: 1 kali:
4,8%, 2 kali:32,1%, 3 atau lebih: 63,1%.
Pengkajian
• Lapar dan tidak ada makanan dirumah dalam sehari: 1 kali 22%, 2
kali 16,7%, 3 kali 19%.
• Nafsu makan: kurang 16,7%. Sarapan: selalu 47,6%, sering 26,2%.
• Pengetahuan tentang komposisi makanan yang sehat: baik 45,2%.
Komposisi makanan yang dimakan dalam 1 hari: lengkap
(nasi+lauk+sayur+buah+susu): 3%, cukup (nasi+lauk+sayur): 66,7%,
kurang (nasi saja /nasi+sayur/nasi+lauk): 22,6%.
• Pendidikan kesehatan tentang gizi yang belum pernah: 23,8%.
• Wawancara Puskesmas: belum semua kegiatan UKS dapat
dilaksanakan karena terbatas dana dan tenaga.
Pengkajian
• Kepala sekolah/guru: belum semua terlaksana program UKS, sebagian yg
berhubungan dengan pendkes sudah dilaksanakan dalam pelajaran
penjaskes. Dari 29 ortu: umumnya anak susah makan, senang jajan, kalau
sarapan lebih mudah dengan memberi nasi uduk, ada juga nasi atau
makanan seperti roti, lontong ada juga yang tidak sarapan sama sekali
karena anaknya tidak mau.
• Data olahraga teratur dengan baik: 50%, rata2 lama olahraga: 2 jam
perminggu, memiliki kelompok olahraga: 37,5%, pendapat dari 29 ortu
siswa kegiatan olah raga anaknya belum cukup, hanya ada kelompok bola
kaki yang diselenggarakan 1 kali dalam seminggu untuk anak laki2 didusun
3, didusun 2 hanya tidak ada kelompok khusus yang diikuti anaknya,
didusun 1 anak main bola sering tapi belum mengikuti kelompok khusus.
• Untuk anak perempuan belum ada kelompok khusus. Disekolah dilakukan
kegaiatan olah raga dalam mata ajar penjakes, dilaksanakan pada hari
sabtu.
Masalah Keperawatan (Sesuaikan SDKI)
3. Nilai, kepercayaan dan agama : Agama yang dianut oleh anak sekolah tergambar pada diagram
30 Kristen
25 3.1 %
20
15 Perempuan
10 Laki-laki
5
0
6 - 7 tahun 8 - 9 tahun 10 - 11 12 tahun Islam
tahun 96.9%
Pengkajian Data Inti Komunitas
1) KEAMANAN : Terdapat satpam sekolah yang membantu anak sekolah menyebrang jalan raya,
akan tetapi ditemukan kebiasaan yang mengancam kesehatan anak usia sekolah : Kebiasaan jajan
sembarangan, dari 123 angket yang terkumpul, didapatkan data tentang kebiasaan jajan
sembarangan pada anak usia sekolah. Jenis Jajanan yang dikonsumsi Anak Usia Sekolah, dari 123
angket yang terkumpul, didapatkan data tentang kebiasaan jajan sembarangan pada anak usia
sekolah . Kebiasan menggosok gigi sebelum tidur
80 80
70 70
60 60
50 50
40 40
30 30
20 20
10 10
0 0
Ya Tidak Ya Tidak
4. Keamanan & Transportasi (lanjutan)
• Berdasarkan wawancara dari petugas UKS menyatakan bahwa anak-anak SDN X sudah
mendapat pengetahuan tentang cara menggosok gigi. Alasan kebiasaan anak SD tidak
menggosok gigi sebelum tidur dapat dilihat pada tabel
Alasan tidak menggosok gigi jumlah Presentase
Malas 50 40.6%
Lupa 13 10.5%
• KOMUNIKASI FORMAL : Media komunikasi yang digunakan oleh anak untuk memperoleh
informasi pengetahuan tentang gosok gigi berasal dari media, para guru dan orang tua
• KOMUNIKASI INFORMAL : Komunikasi informal yang dilakukan oleh anak usia sekolah di
sekolah SDN X meliputi data tentang diskusi yang dilakukan anak dengan orang tua, peran orang
tua dalam menyelesaikan dan mencegah masalah anak, keterlibatan orang tua dan lingkungan
dalam menyelesaikan masalah anak
45
60 Tidak perlu
40 1.0 %
35 50
30
40
25
20
30
15 20
10
10 Perlu
5 99.0 %
0 0
Media Ortu Guru Sering Jarang Tidak Pernah
7. Pendidikan
DATA MASALAH
Lingkungan fisik : 1. Defisit kebersihan diri dengan agregat anak usia sekolah
Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik bagi 2. Resiko terjadinya kejadian karies gigi agregat anak usia sekolah
perkembangan anak yaitu orang tua dan lingkungan anak yang membiasakan tidak 3. Resiko penyalahgunaan media cetak elektronik pada anak untuk memperoleh
menggosok gigi sebelum tidur sehingga kebiasaan ini diikutioleh anak usia sekolah informasi yang tidak sesuai dengan perkembanganya
Keamanan dan transportasi : 4. Ketidakefektifan komunikasi anak dengan orangtua
Kebiasaan jajan sembarangan
80% anak usia sekolah memiliki kebiasaan jajan sembarangan
Mayoritas jenis jajanan anak usia sekolah adalah permen sebanyak 50 anak (40,6%)
45 murid yang bermasalah pada gigi dengan persentase 36.5%
Kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur
75% anak usia sekolah tidak menggosok gigi sebelum tidur
Alasan tidak menggosok gigi karna tidak disuruh oleh
orang tuanya (48.7%)
Komunikasi
Kebiasaan formal
Anak mengetahui mengenai informasi tentang gosok gigi sebelum tidur bersumber dari
media khususnya televisi tentang iklan pasta gigi sebesar 45%
Komunikasi informal
Sebesar 60% anak sekolah jarang diskusi dengan orang tuanya untuk menyelesaikan
masalah
Sebesar 99% anak usia sekolah menganggap perlu peran ortu untuk mengatasi masalah
anak
Diagnosa Keperawatan (Sesuaikan SDKI)
1. Defisit kebersihan diri pada agregat anak usia sekolah b/d kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang
kurang baik
2. Risiko terjadinya kejadian karies gigi pada agregat anak usia sekolah b/d kebiasaan anak usia sekolah tidak
menggosok gigi sebelum tidur sebesar 75%, mayoritas jenis jajanan anak usia sekolah adalah permen
sebanyak 50 anak (40,6 %), 45 murid yang bermasalah pada gigi dengan persentase 36.5 % dan sebesar
48.7% anak usia sekolah beralasan tidak menggosok gigi karena tidak disuruh oleh orang tuanya
3. Risiko penyalahgunaan media cetak dan elektronik pada anak untuk memperoleh informasi yang tidak sesuai
dengan perkembangannya b/d sumber informasi yang digunakan anak untuk mengetahui informasi tentang
gosok gigi sebelum tidur bersumber dari media khusunya televisi tentang iklan pasta gigi sebesar 45%
4. Ketidakefektifan komunikasi anak dengan orang tua b/d anak jarang diskusi dengan orang tua untuk
menyelesaikan masalah sebesar 60% dan perlunya peran ortu untuk mengatasi masalah anak sebesar 99%.
Perencanaan (Sesuaikan SLKI)
1. Risiko terjadinya kejadian 1. Jangka panjang 1. Lakukan pendekatan secara - Komunikasi dan informasi - Komunikasi dan informasi 3 Agustus 2022 SDN X
karies gigi pada agregat anak Terbentuknya kelompok anak formal dengan kepala sekolah, - Ceramah dan diskusi - Ceramah dan diskusi
usia sekolah usia sekolah yang peduli guru, dan petugas UKS - Edukasi dan demonstrasi - Edukasi dan demonstrasi
terhadap kesehatan gigi 2. Berikan penyuluhan
2. Jangka pendek kesehatan tentang karies gigi
- Agregat anak usia sekolah pada kelompok anak usia
tidak mengalami karies gigi sekolah
- Agregat anak usia 3. Demonstrasikan cara
sekolahmendapatkan menggosok gigi dengan
pengetahuan yang cukup baik dan benar pada kelompok
tentang pencegahan anak usia sekolah
masalahkaries gigi 4. Beri kesempatan
padakelompok anak
usiasekolah untuk
bersamasama mempraktikan
cara menggosok gigi
dengan baik dan benar
- Kepala sekolah, guru,
dan petugas UKS SDN X
- Kelompok anak usia sekolah
di SDN X
- Komunikasi dan informasi
- Ceramah dan diskusi
- Edukasi dan demonstrasi 3
Agustus 2022 SDN X
5. Lakukan kerjasama dengan
puskesmas setempat untuk
melakukan monitoring
terhadap kelompok anak usia
sekolah di SDN X
Implementasi
Dx. Keperawatan Hari/tanggal Kegiatan
1. Risiko terjadinya kejadian karies Senin / 3 Agustus 2022 1. Melakukan pendekatan secara formal dengan kepala sekolah,
gigi pada agregat anak usia sekolah guru, dan petugas UKS. Kepala sekolah, seluruh guru, dan petugas
UKS mendukung diadakannya penyuluhan kesehatan tentang karies
gigi di SDN X
2. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang karies gigi pada
kelompok anak usia sekolah. Seluruh anak antusias dan semangat
untuk mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan.
3. Mendemonstrasikan cara menggosok gigi dengan baik dan benar
pada kelompok anak usia sekolah Seluruh anak antusias dan
semangat untuk cara menggosok gigi dengan baik dan benar
4. Memberi kesempatan pada kelompok anak usia sekolah untuk
bersamasama mempraktikan cara menggosok gigi dengan baik dan
benar . Seluruh anak antusias dan semangat untuk bersama-sama
mempraktikan cara menggosok gigi dengan baik dan benar
Evaluasi