Anda di halaman 1dari 33

BAB 2

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN

Sumber: StockSnap, pixabay.com


PETA KONSEP

Persamaan dan Pertidaksamaan Linier

Sistem Persamaan
Persamaan dan
Pertidaksamaan
Sistem Pertidaksamaan Linier Dua Variabel

Nilai Mutlak
Persamaan dan Pertidaksamaan
Linear Satu Variabel
Persamaan adalah kalimat terbuka yang memuat tanda “sama
dengan” atau “=”.
Persamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka yang
mempunyai variabel dengan pangkat tertinggi satu.
Pertidaksamaan adalah kalimat terbuka yang memuat tanda “<,
≤, >, ≥, atau ≠”.
Pertidaksamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka
yang memuat tanda “<, ≤, >, ≥ atau ≠” dan memiliki variabel
dengan pangkat tertinggi satu.
Langkah-langkah Menyelesaikan Persamaan Linear Satu
Variabel
1. Kelompokkan variabel di ruas kiri (sebelah kiri tanda “=”) dan
kelompokkan konstanta di ruas kanan (sebelah kanan tanda
“=”).
2. Jumlahkan atau kurangkan variabel dan konstanta yang telah
mengelompok, sehingga menjadi bentuk paling sederhana.
3. Bagilah konstanta dengan koefisien variabel pada langkah 2.
Sifat yang perlu diperhatikan dalam menyelesaikan
pertidaksamaan

1. Tanda pertidaksamaan tidak berubah jika pada ruas kiri dan


kanan ditambahkan atau dikurangkan dengan bilangan
negatif atau bilangan positif yang sama.
2. Tanda pertidaksamaan tidak berubah jika pada ruas kiri dan
kanan dikalikan atau dibagi dengan bilangan positif yang
sama.
3. Tanda pertidaksamaan berubah atau dibalik jika pada ruas kiri
dan kanan dikalikan atau dibagi dengan bilangan negatif yang
sama.
Sistem Persamaan
1. Bentuk umum sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV)
a1 x  b1 y  c1 a1 , a2 , b1 , b2 , c1 , c2  R

a2 x  b2 y  c2 x dan y adalah var iabel
2. Bentuk umum sistem persamaan linear tiga variabel (SPLTV)

a1 x  b1 y  c1 z  d1 a1 , a2 , a3 , b1 , b2 , b3 , c1 , c2 , c3 ,
 d1 , d 2 , d 3  R
a2 x  b2 y  c2 z  d 2
a x  b y  c z  d x, y, dan z adalah var iabel
 3 3 3 3
3. Bentuk umum sistem persamaan linear dan kuadrat (SPLK)
y  ax  b a, b, p, q, r  R, a  0, p  0
y  px 2  qy  r x dan y adalah var iabel

4. Sistem persamaan dapat diselesaikan menggunakan metode


substitusi, eliminasi, atau gabungan keduanya.
Sistem Pertidaksamaan Linear Dua
Variabel

Bentuk umum sistem pertidaksamaan linear dua variabel


(SPtLDV) adalah ax + by < c,
ax + by > c,
ax + by ≥ c,
ax + by ≤ c, atau
ax + by ≠ c
dengan a, b, c, ∈ R dan a, b ≠ 0.
Nilai Mutlak

Nilai mutlak atau harga mutlak adalah suatu konsep dalam


matematika yang menyatakan nilai suatu bilangan selalu positif.
• Cara menyelesaikan persamaan nilai mutlak:
1. Masing-masing ruas dikuadratkan, atau
2. Menggunakan sifat dan definisi nilai mutlak

 x, untuk x  0

 x, untuk x  0
• Cara menyelesaikan pertidaksamaan nilai mutlak:
1. Masing-masing ruas dikuadratkan, atau
2. Menggunakan aturan pad
3. a pertidaksamaan nilai mutlak
a. |x| ≤ p, artinya –p ≤ x ≤ p
b. |x| ≥ p, artinya x ≤ –p atau x ≥ p
Sifat-sifat Nilai Mutlak
Jika x, y ∈ R, maka berlaku:
a. |x · y| = |x| · |y|
b. x x
 , y0
y y
c. |x + y| = |x| + |y|
d. |x – y| = |x| – |y|
e. |x| = x 2
f. x 2  x 2
g. |x| < |y|, jika dan hanya jika x 2  y 2
Contoh Soal
1. Tentukan nilai variabel dari persamaan berikut.
a. 7x – 4 = 2x + 16
b. 5(2q – 1) = 2(q + 3)
Penyelesaian:
c. 7x – 4 = 2x + 16
⇔ 7x – 2x = 16 + 4 Kelompokkan variabel di ruas kiri
dan konstanta di ruas kanan
⇔ 5x = 20
⇔ 5 x Bagi
20 kedua ruas dengan koefisien variabel

5 5
⇔x=4
b. 5(2q – 1) = 2(q + 3)
⇔ 10q – 5 = 2q + 6Operasi di kedua ruas dijabarkan
⇔ 10q – 2q = 6 + 5Kelompokkan variabel di ruas kiri
dan konstanta di ruas kanan
⇔ 8q = 11
⇔ q = 11
8
2. Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan di
bawah ini (x ∈ R).
a. 3x – 4 ≥ 16 + 8x
b. 2x – 4 ≤ 5x + 8 ≤ 2x + 14
2. Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan di bawah
ini (x ∈ R).
a. 3x – 4 ≥ 16 + 8x
b. 2x – 4 ≤ 5x + 8 ≤ 2x + 14
Penyelesaian:
c. 3x – 4 ≥ 16 + 8x
⇔ 3x – 4 – 8x ≥ 16 + 8x – 8x Kurangi kedua ruas dengan 8x
⇔ –4 – 5x ≥ 16
⇔ 4 – 4 – 5x ≥ 16 + 4 Tambahkan 4 pada kedua ruas
⇔ –5x ≥ 20
⇔  5 x 20 Bagi kedua ruas dengan –5,

5 5
⇔ x ≤ –4 tanda pertidaksamaan dibalik (sifat 3)
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah
{x|x ≤ –4, x ∈ R}.
b. 2x – 4 ≤ 5x + 8 ≤ 2x + 14
Kita ubah menjadi dua pertidaksamaan, yaitu
2x – 4 ≤ 5x + 8 dan 5x + 8 ≤ 2x + 14.
I. 2x – 4 ≤ 5x + 8
⇔ 2x – 4 – 5x ≤ 5x + 8 – 5x Kedua ruas dikurangi 5x
⇔ –4 – 3x ≤ 8
⇔ –4 – 3x + 4 ≤ 8 + 4 Kedua ruas ditambah 4
⇔ –3x ≤ 12
⇔  3xKedua

12 ruas dibagi –3,
 3 tanda
 3 persamaan dibalik (sifat 3)
⇔ x ≥ –4

II. 5x + 8 ≤ 2x + 14
⇔ 5x + 8 – 2x ≤ 2x + 14 – 2x Kedua ruas dikurangi 2x
⇔ 3x + 8 ≤ 14
⇔ 3x + 8 – 8 ≤ 14 – 8 Kedua ruas dikurangi 8
⇔ 3x ≤ 6
⇔ 3x 6 Kedua ruas dibagi 3

3 3
⇔x≤2

Himpunan penyelesaiannya adalah yang memenuhi kedua


hasil di atas, yaitu {x|–4 ≤ x ≤ 2, x ∈ R}.
3. Ahli kesehatan mengatakan bahwa akibat menghisap satu batang
rokok, waktu hidup seseorang akan berkurang selama 5,5 menit.
Berapa rokok yang dihisap Fahri tiap harinya jika ia merokok selama
20 tahun dan waktu untuk hidupnya berkurang selama 275 hari (1
tahun = 360 hari)?
Penyelesaian:
Misalkan banyaknya rokok yang dihisap tiap hari adalah x, maka
waktu hidup berkurang tiap harinya 5,5x menit.
Dalam setahun, waktu hidup berkurang sebanyak 5,5x × 360 menit.
Dalam 20 tahun, waktu hidup berkurang sebanyak 5,5x × 360 × 20
menit.
Sehingga diperoleh persamaan:
5,5x × 360 × 20 = 275 × 60 × 24
39.600x = 396.000
396275
.000
hari = (275 × 2 × 60) menit
x  10
39.600
Jadi, Fahri menghisap rokok 10 batang setiap hari.
4. Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan
x  2 y  2

 x  y  1
Penyelesaian:
Karena koefisien x sudah sama, maka variabel yang
dieliminasi adalah x dengan cara mengurangkannya.
x + 2y = 2
x – y = –1 -
y=3⇔y=1
Substitusikan y = 1 ke salah satu persamaan untuk
mendapatkan nilai variabel x, misalnya ke persamaan
x + 2y = 2.
x + 2y = 2
⇔ x + 2(1) = 2
⇔x+2 =2
⇔x =0
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {(0, 1)}.s
4. Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan
2a  b  2c  17

3a  2b  3c  17
2a  2b  c  21

Penyelesaian:
Dari sistem persamaan linear tiga variabel di atas, diperoleh:
2a – b + 2c = –17 . . . ➀
3a + 2b – 3c = 17 . . . ➁
2a – 2b + c = –21 . . . ➂
Eliminasi variabel a dari ➀ dan ➁.
2a – b + 2c = –17 × 3 6a – 3b + 6c = -51
3a + 2b – 3c = 17 × 2 6a + 4b – 6c = 34 -
-7b + 12c = -85 . . . ④
Eliminasi variabel a dari ➀ dan ➂.
2a – b + 2c = –17
2a – 2b + c = –21 -
b+c=4 ...➄
Eliminasi variabel b dari ④ dan ➄.
–7b + 12c = –85 × 1 –7b + 12c = –85
b+c =4 ×7 7b + 7c = 28 +
19c = –57 ⇔ c = –3
Untuk mencari nilai b, substitusikan c = –3 ke persamaan ➄.
b + c = 4 ⇔ b + (–3) = 4 ⇔ b = 7
Untuk menentukan nilai a, substitusikan c = –3 dan b = 7 ke
persamaan ➀.
2a – b + 2c = –17
⇔ 2a – 7 + (–6) = –17
⇔ 2a – 13 = –17
⇔ 2a = –4 ⇔ a = –2
Jadi, HP = {(–2, 7, –3)}.
5. Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan
 y  x2  x  7

5 x  y  20
Penyelesaian:
y = x²+ x – 7 ...➀
5x + y = 20 ⇔ y = 20 – 5x . . . ➁
Substitusikan persamaan ➁ ke persamaan ➀.
y = x²+ x – 7
⇔ 20 – 5x = x²+ x – 7 Diubah ke bentuk baku persamaan kuadrat
⇔ x²+ 5x + x – 7 – 20 = 0
⇔ x²+ 6x – 27 = 0
⇔ (x + 9)(x – 3) = 0
⇔ (x + 9) = 0 atau (x – 3) = 0
⇔ x = –9 atau x = 3
Untuk menentukan nilai y, substitusikan nilai x yang sudah
didapatkan ke persamaan ➁.
Untuk x = –9 ⇒ y = 20 – 5(–9) = 20 + 45 = 65
Untuk x = 3 ⇒ y = 20 – 5(3) = 20 – 15 = 5
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {(–9, 65), (3, 5)}.
6. Gambarkan himpunan penyelesaian pertidaksamaan berikut
x + 2y – 6 > 0.
Penyelesaian:
Seperti halnya pertidaksamaan linear satu variabel, untuk
menentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan linear dua
variabel terlebih dahulu pertidaksamaan diubah menjadi bentuk
persamaan. Daerah penyelesaian dicari dengan cara menguji salah
satu titik yang tidak terletak pada garis.
x + 2y – 6 > 0
Gambarlah terlebih dahulu garis x + 2y – 6 = 0.
• Tentukan titik potong garis x + 2y – 6 = 0 dengan sumbu X (y = 0)
dan sumbu Y (x = 0), seperti pada tabel berikut.
x 0 6
y 3 0
(x, y) (0, 3) (6, 0)

Jadi, titik potong dengan sumbu X adalah (6, 0) dan titik potong
dengan sumbu Y adalah (0, 3). Garis yang menghubungkan titik (6,
0) dan (0, 3) merupakan garis x + 2y – 6 = 0.
• Ambil titik uji yang tidak terletak pada garis, misalnya titik (0,
0). Kemudian perhatikan ketidaksamaan yang diperoleh
berikut.
0 + 2(0) – 6 > 0
–6 > 0 (salah)
Ketidaksamaan yang diperoleh merupakan ketidaksamaan yang
salah, sehingga daerah yang memuat titik uji (0, 0) bukan
merupakan daerah penyelesaian pertidaksamaan.
Dengan demikian, daerah yang diraster merupakan daerah
penyelesaian.
7. Tentukan himpunan penyelesaian dari |2x – 4| = 3.
Penyelesaian:
a. Dengan menguadratkan kedua ruas diperoleh:
(2x – 4)² = 9
4x²– 16x + 16 = 9
4x²– 16x + 7 = 0
(2x – 1)(2x – 7) = 0
2x – 1 = 0 atau 2x – 7 = 0
1 7
x  atau x 
2 2
Jadi, HP =  1 , 7 
 
 2 2 
b. Dengan menggunakan definisi nilai mutlak diperoleh:
• Untuk 2x – 4 > 0, maka |2x – 4| = 2x – 4.
7
|2x – 4| = 3 ⇔ 2x – 4 = 3 ⇔ 2x = 7 ⇔ x =
2
• Untuk 2x – 4 < 0, maka |2x – 4| = 4 – 2x
1
|2x – 4| = 3 ⇔ 4 – 2x = 3 ⇔ 2x = 1 ⇔ x =
2
1 7
Jadi, HP = , 
2 2
7. Bendungan Katulampa di Bogor sering meluap pada musim hujan.
Ketinggian air di bendungan tersebut saat musim hujan dan kondisi
siaga II adalah sekitar 160 cm. Ketinggiaan air di bendungan
Katulampa tergantung banyaknya curah hujan di daerah puncak.
Jika perubahan ketinggian air di bendungan Katulampa pada situasi
tidak normal adalah 65 cm, tentukan penurunan minimum dan
peningkatan maksimum ketinggian air di bendungan tersebut.
Penyelesaian:
Penyimpangan dari nilai tertentu dapat dinyatakan dengan nilai
mutlak. Misalkan ketinggian air bendungan Katulampa karena ada
perubahan adalah x sehingga simpangan ketinggian pada kondisi
normal adalah |x – 160|.
Karena perubahan ketinggian bendungan sebesar 65 cm,
maka |x – 160| = 65, sehingga diperoleh:
⇔ x – 160 = 65 atau –(x – 160) = 65
⇔ x = 225 atau –x + 160 = 65
⇔ x = 225 atau x = 95
Jadi, penurunan minimum bendungan sebesar 95 cm dan
peningkatan maksimum sebesar 225 cm.

Anda mungkin juga menyukai