Anda di halaman 1dari 33

Masalah Terkait Obat Dalam

Dispensing Obat Dan


Administration Error
Pendahuluan
Pelayanan kefarmasian merupakan suatu pelayanan langsung
dan bertanggungjawab kepada pasien yang berkaitan dengan
sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti
untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.

Salah satu tujuan pelayanan kefarmasian yaitu melindungi


pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak
rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety)
(PMK RI No 72 , 2016).
Keselamatan pasien merupakan suatu
disiplin baru dalam pelayanan
kesehatan yang mengutamakan
pelaporan, analisis, dan
pencegahan medical error yang sering
menimbulkan Kejadian Tak
Diharapkan (KTD) dalam pelayanan
kesehatan. 
Defenisi

Dispensing obat adalah kegiatan atau proses


untuk memastikan kelayakan atau order resep
obat, seleksi suatu obat zat aktif yang memadai
dan memastikan bahwa penderita atau perawat
mengerti penggunaan dan pemberian obat yang
tepat dari obat tersebut Siregar, 2003
proses menyiapkan dan
menyarahkan obat
Dispensing adalah kepada orang yang
namanya tertulis pada
resep.
Dispensing merupakan tindakan atau proses yang memastikan
ketepatan resep obat, ketepatan seleksi zat aktif yang
memadai dan memastikan bahwa pasien atau perawat
mengerti penggunaan dan pemberian yang tepat Siregar,
2006.
perbedaan antara obat yang
diresepkan dengan obat yang
diberikan oleh farmasi kepada
Dispensing error menurut Cheung,
pasien atau yang di distribusikan
2009
ke bangsal x, meliputi pemberian
obat dengan kualitas informasi
yang rendah.
Dispensing yang baik adalah suatu proses praktik
yang memastikan bahwa:
• Suatu bentuk obat yang benar dan efektif
dihantarkan pada penderita/pasien,
• Dosis dan dari obat yang tertulis kuantitasnya,
• Instruksi yang jelas,
• Dalam suatu kemasan yang memelihara
potensi obat
Lingkungan Dispensing
Yang termasuk lingkungan dispensing adalah
• Staf,
• Sekeliling lingkungan fisik, rak/ lemari,
• Lemari narkotik,
• Kulkas,
• AC,
• Ruangan peracikan,
• Ruang penyimpanan,
• Peralatan,
• Permukaan yang digunakan selama bekerja
• Bahan pengemas
Staf harus memiliki kebersihan diri
dan berpakaian sopan sesuai aturan
yang ada dalam lingkungan kerja.

Sekeliling lingkungan fisik, ruang


peracikan, dan ruang penyimpanan
harus bebas debu dan kotoran
sebaiknya dibersihkan setipa hari.
Wadah dan obat-obatan sebaiknya
diorganisasikan dalam rak,
sebaiknya obat dalam dan obat luar
diletakkan secara terpisah, bahan
kimia cairan dan padat juga Semua peralatan untuk meracik
sebaiknya disimpan secara terpisah, harus selalu dalam keadaan bersih
semua wadah dan obat harus dalam melakukan tahap peracikan
diberikan etiket secara jelas untuk
memastikan pemilihan yang aman
dari sediaan dan meminimalkan
kesalahan.
Lingkungan dispensing
harus memiliki
Sistem perputaran
ruangan yang
sediaan harus
memungkinkan
ditetapkan berbasis
gerakan yang longgar
obat yang digunakan
bagi staf selama
terlebih dahulu,
proses dispensing,
misalnya yang masuk
tetapi pergerakan
dulu/ keluar dulu
harus diminimalkan
(FIFO)
untuk memelihara
efisiensi.
Metode penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan

• Kelas terapi,
• Bentuk sediaan,
• Jenis Sediaan Farmasi,
• Alat Kesehatan,
• Bahan Medis Habis Pakai

Disusun secara alfabetis dengan menerapkan prinsip First


Expired First Out (FEFO) dan First In First Out (FIFO) disertai
sistem informasi manajemen
Penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
yang penampilan dan penamaan yang
mirip (LASA, Look Alike Sound Alike)
tidak ditempatkan berdekatan dan harus
diberi penandaan khusus untuk
mencegah terjadinya kesalahan
pengambilan Obat
Prescribing, 

Medication
Administering. 
error dapat Transcribing, 
terjadi pada
tahapan: 

Dispensing,
Masalah yang mempengaruhi medication 
error, prevalensinya, serta peran Apoteker
dalam pencegahan terjadinya kesalahan
pengobatan .
Bolehkah dokter dispensing obat
Payung hukum yang membolehkan dokter
dispensing/menyalurkan obat ke pasien adalah UU
Praktek Kedokteran no 29 Tahun 2004 Pasal 35:
• Agar obat yang disalurkan Dokter terjaga
keasliannya,
• Terhindar dari pemalsuan,
• Dalam mendapatkan obat yang akan
disalurkan/ dispensing ke pasien dokter tersebut
berhubungan dengan Apotik
Kebersihan alat dan
meja racik tidak
memenuhi syarat
(19%),

kejadian medication Obat tumpah ketika


error oleh tenaga peracikan kapsul/puyer
kefarmasian meliputi; (15%),

Tidak mencuci tangan


atau menggunakan
sarung tangan sebelum
meracik obat (19%)
Perhitungan obat yang
kurang akurat seperti:
Dosis kurang
karena Meracik
Dibelah (13%), menempel menggunakan
pada mortir dan blender 11%.
blender (13%),
Medication error pada fase dispensing terjadi:

• Ketika persiapan obat tidak tepat dan tidak ada informasi


obat (3,66%)
• Dosis yang tidak berurutan,
• Kelalaian dosis,
• Salah dosis,
• Salah perumusan obat,
• Menyerahkan obat kepada pasien,
• Salah memberikan label (Ulfah & Mita, 2016)
Medication error
adalah kejadian yang
merugikan pasien
Kejadian medication
akibat pemakaian
error merupakan
obat selama dalam
salah satu ukuran
penanganan tenaga
pencapaian
kesehatan yang
keselamatan pasien.
sebetulnya dapat
dicegah (Ch Donsu
dkk, 2016)
Identifikasi Jenis Dispensing Error

Jenis dispensing error yang terjadi dapat berupa


obat yang look alike sound alike (LASA),
kesalahan bentuk sediaan, jumlah obat kurang
dan biasanya obat kosong

“Misalnya yang dimaksud metronidazole tetapi


tangannya mengambil metilprednison karena
namanya mirip, bunyinya mirip, dan tempatnya
berdekatan."
Informan lainnya mengungkapkan bahwa dispensing error terjadi karena
kesalahan pembacaan tulisan resep, jumlah obat kurang

Berdasarkan dengan apa yang ada, kejadian paling satu dalam sehari,
misalnya salah baca resep, lain resep lain obat, tulisan tidak terbaca, jumlah
obat kurang.

Jika petugas apotek ragu-ragu atau kurang jelas dia kembalikan dulu,
bisakah ditulis ulang yang jelasnya, ada juga mungkin dia perkirakan saja
bilang pasti obat ini yang dikasi, setelah ada obat ternyata bukan itu yang
dimaksud penulis resep.
Kategori Kesalahan Dispensing
Menurut Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik
Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Depertemen Kesehatan RI, 2008:
• Pasien mengalami reaksi alergi
• Kontraindikasi
• Obat kadaluarsa
• Bentuk sediaan yang salah
• Frekuensi pemberian yang salah
• Label obat salah tidak ada yang jelas
Lanjutt

• Informasi obat kepada pasien yang salah dan tidak jelas


• Obat diberikan pada pasien yang salah
• Cara menyiapkan meracik obat yang salah
• Jumlah obat yang tidak sesuai
• ADR jka digunakan berulang
• Rute pemberian yang salah
• Cara penyimpanan yang salah
• Penjelasan petunjuk penggunaan kepada pasien salah
Administration Error
Kesalahan pada fase administration adalah
kesalahan yang terjadi pada proses
penggunaan obat.

Fase ini dapat melibatkan petugas apotek


dan pasien atau keluarganya.
Kesalahan yang terjadi misalnya pasien salah
menggunakan supositoria yang seharusnya
melalui dubur tapi dimakan dengan bubur, salah
waktu minum obatnya seharusnya 1 jam sebelum
makan tetapi diminum bersama makan
Jenis kesalahan obat yang termasuk
administration error yaitu :
Kesalahan karena
Kesalahan karena
waktu pemberian
lalai memberikan
yang keliru yaitu:
obat yaitu: Gagal
Pemberian obat di
memberikan satu
luar suatu jarak
dosis yang diorder
waktu yang
untuk seorang
ditentukan
pasien, sebelum
sebelumnya dari
dosis terjadwal
waktu pemberian
berikutnya.
obat terjadwal
Kesalahan karena teknik pemberian yang keliru

• Prosedur yang tidak tepat atau teknik yang


tidak benar dalam pemberiansuatu obat.
• Kesalahan rute pemberian yang keliru berbeda
dengan yang ditulis; melalui rute yang benar,
tetapi tempat yang keliru (misalnya mata kiri
sebagai ganti mata kanan), kesalahan karena
kecepatan pemberian yang keliru.
Kesalahan karena tidak patuh

• Perilaku pasien yang tidak tepat


berkenaan dengan ketaatan pada suatu
regimen obat yang ditulis. Misalnya
paling umum tidak patuh menggunakan
terapi obat antihipertensi.
Kesalahan karena rute pemberian tidak benar

• Pemberian suatu obat melalui rute yang lain


dari yang diorder oleh dokter, juga termasuk
dosis yang diberikan melalui rute yang
benar, tetapi padatempat yang keliru
(misalnya mata kiri, seharusnya mata
kanan).
Kesalahan karena gagal menerima obat

• Kondisi medis pasien memerlukan


terapi obat, tetapi untuk alasan
farmasetik, psikologis, sosiologis, atau
ekonomis, pasien tidak menerima
atau tidak menggunakan obat.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai