12 Penyedia Jasa : PT. PARAMA KARYA MANDIRI KSO PT. SURYA MARZQ Konsultindo. PT. GARIS LURUS SEJAJAR
STRUKTUR ORGANISASI KONSULTAN
TANGGAL
NO NAMA JABATAN KONTRAK AWAL LAMA KONTRAK LOKASI PENUGASAN
MOBILISASI
A PROFESIONAL STAFF
1. Syafei Supervision Engineer 08 Maret 2019 7 Bulan 07 Mei 2019 Semua lokasi Field Team 2
Amser Freddy Siahaan, ST Chief Inspector 08 Maret 2019 7 Bulan 04 Juli 2019 Semua lokasi Field Team 2
Riswan Bangun,ST Quality Engineer 08 Maret 2019 7 Bulan 04 Juli 2019 Semua lokasi Field Team 2
B SUB PROFFESIONAL STAFF
1 Benny, Amd Inspector 1 08 Maret 2019 7 Bulan 07 Mei 2019 Duplikasi Jembatan Kerani
2 Bayu Prasetyo, ST Inspector 2 08 Maret 2019 7 Bulan 07 Mei 2019 Duplikasi Jembatan Sepempang
3 Hengky Turnando Inspector 2 08 Maret 2019 7 Bulan 07 Mei 2019 Duplikasi Jembatan Tanjung
4 Syamsuryanto Inspector 2 08 Maret 2019 7 Bulan 07 Mei 2019 Duplikasi Jembatan Tedung
5 Iwan Rapika Inspector 2 08 Maret 2019 07 Mei 2019 Pembangunan Jembatan Kelarik
7 Bulan
1. Duplikasi Jembatan Kerani
6 Goesmunier Surveyor 1 08 Maret 2019 7 Bulan 07 Mei 2019 2. Duplikasi Jembatan Sepempang
3. Duplikasi Jembatan Tanjung
1. Duplikasi Jembatan Tedung
7 Suryadi Surveyor 2 08 Maret 2019 7 Bulan 07 Mei 2019 2. Pembangunan Jembatan Kelarik
1. Duplikasi Jembatan Kerani
2. Duplikasi Jembatan Sepempang
8 Zakaria Fadhil, ST Mat./Lab. Technician 1 08 Maret 2019 7 Bulan 07 Mei 2019 3. Duplikasi Jembatan Tedung
Duplikasi Jembatan Mendukung Pusat Pertahanan Pulau Natuna (Jembatan Kerani CS) :
1. Nama Paket Pekerjaan
: Duplikasi Jembatan Kerani (25.60 M)
Duplikasi Jembatan Sepempang (30.60 M)
Duplikasi Jembatan Tanjung (30.60 M)
D BANGUNAN PELENGKAP
NO URAIAN : KETERANGAN
II JEMBATAN SEPEMPANG
A. BANGUNAN BAWAH
1. Pondasi : Borpile diameter 80 cm
2. Abutment : Beton Komposit fc’ 30 MPa
B. BANGUNAN ATAS
1. Panjang lantai jembatan : 30.6 Meter
2. Lebar lantai jembatan : 9,00 M
3. Jumlah lajur : 2 lajur (1+3.5+3.5+1)
4. Balok Girder : Beton Pracetak
6. Lantai : Beton Komposit fc’ 30 MPa
C. LAPIS PERKERASAN
1. Perkerasan Bawah - Timbunan Biasa tebal variasi
- Lapis Pondasi Agregat Kelas A tebal = 40 cm
2. Perkerasan Atas - Laston lapis Antara AC - BC tebal = 6 cm
- Laston lapis Aus AC – WC tebal = 4 cm
3. Bahu Jalan - Agregat Kelas S tebal 12,5 cm
D BANGUNAN PELENGKAP
1 Parit Saluran : Pasangan Batu Mortar
2 Turap Tembok Penahan Tanah : Pasangan Batu
PERMASALAHAN, DAN PENANGANAN
Permasalahan Solusi
1. Tenaga kerja dilapangan kurang
1. Segera ditambah tenaga kerja untuk
sehingga pekerjaan berjalan lamabat
masing masing lokasi jembatan agar
2. Peralatan alat berat dilapangan kurang
hasil pekerjan lebih maksimal
sehingga penggunaan nya bergantian
2. Segera datangkan peralatan alat berat
dengan antar satu lokasi dengan lokasi
untuk masing masing lokasi agar
yang lain.
pekerjaan dapat berjalan secara
3. Pengadaan material batu kali sering
paralael pada masing masing lokasi
terputus sehingga pekerjaan pasangan
jembatan
batu tidak berjalan maksimal.
4. Pembebasan lahan untuk jalan pendekat 3. Pendatangan material batu kali agar
Selanjutnya dilakukan Kajian Teknis Lapangan (Field Engineering) Hal ini dilakukan untuk mencari
kesusaian antara rancanangan asli yang ditunjukkan dalam gambar (Design Drawing) dengan
Kebutuhan Lapangan, terdiri dari :
a. Soil Investigasi (Bor Log/ Sondir) : Perelatan & Tenaga Ahli Didatangkan
b. Survey Lapangan & Analisis Data Lapangan, Pada Tahap ini Penyedia Jasa (Kontraktor) Personil Ahli Teknik
(Inti) harus disertakan Dalam Survey Lapangan & Menyiapkan Laporan Hasil Survey untuk menentukan Fisik
& Struktur Lapangan yang ada,
c. Selanjutnya Personil Ini Harus disertai dalam Pematokan (Stacking Out) dan Survey Seluruh Kegiatan
d. Termasuk Investigasi & Pengujian Bahan Material,Agregat,Bahan Aspal/Beton.
Hasil Field Engineering Akan Muncul Perubahan & Adendum Kontrak : Perubahan-Perubahan
Pekerjaan Dapat Terjadi Karena Terdapat Perbedaan Signifikan Antara Kondisi Lokasi Pekerjaan Pada
Saat Pelaksanaan Dengan Gambar Rencana (Design Drawing)
Hasil Teknis Lapangan (Field Engineering) Penyedia Jasa (Kontraktor) Harus Menyiapkan Gambar Rencana (Shop
Drawing) sebagai Pedoman Pekerjaan (Disiapkan Sebelum Pekerjaan Dimulai)
Saat dilaksanakan Field Engineering secara simultan Tim Pengendali Mutu dari ke-3 Belah Pihak sudah Mulai
Bekerja: Yakni Pengambilan Sampel Material dari Quarry Maupun dari Stockpiles Berdasarkan Jenis pekerjaan
untuk dibawah Ke Laboratorium Pengujian Material(Laboratorium yang Independent) dari Hasil Pengujian
Material ini Menghasilkan DMF/JMD,dari DMF/JMD Tersebut Kembali Tim Pengendali Mutu dari 3 Pihak
Melakukan Uji Coba Material yang sama untuk mendapatkan Komposisi Campuran yang Ideal (Trial Mix & Trial
Section),dari Hasil ini akan Menjadi JMF & Tahap Pelaksanaan Konstruksi Tim Kendali Mutu Secara Rutin
Melakukan Pengujian Laboratorium Untuk Pengendalian Mutu Bahan Aspal,Beton,Material Batu Pecah (Beberapa
Fraksi sesuai kebutuhan), Pasir & Material Lainnya
Kemudian saat Lokasi Pekerjaan sedang berlangsung Tim Soil Investigasi Melakukan Penyeledikan Tanah
dengan Alat Bor Log (Bor Mesin ataupun Alat Sondir) untuk mengevaluasi & Membandingkan yang ada pada
Gambar Rencana (Design Drawing) : Dari Soil Investigasi ini akan didapat estimasi/perkiraan kedalaman
tiang pancang yang akan dipancang
Setelah Pengukuran & Shop Drawing Selesai & Disetujui, Pekerjaan dapat dimulai yaitu diawali dengan
a. Mobilisasi & Pengadaan Tiang Pancang
b. Mobilisasi Peralatan Alat Pancang & Tim
Existing & Clearing
Soil Investigasi
Sebelum Pekerjaan Pemancangan dimulai & dilanjutkan : Terlebih dahulu dilakukan Tiang Uji (Test
Pile) untuk mengetahui dengan pasti kedalaman & daya dukung dari Pondasi Tiang Pancang,
sampai didapat daya dukung tiang sesuai dengan rencana (Evaluasi & Pembanding Hasil Bor Log)
Pancang & Lokasi Yang Diuji Minimal Satu (1) Untuk Setiap Jembatan (Dapat Dilaksanakan Di
dalam ataupun Di luar Keliling Pondasi dan Dapat Dijadikan Bagian Pekerjaan Yang Permanen.
Pengujian Tiang Pancang Dilakukan Secara Dynamis :Yaitu dengan Menggunakan Metoda Pile
Driving Analyzer (PDA) Test Untuk mengetahui Daya Dukung Tiang yang Diberikan Terus Menerus
Untuk Penurunan Sekurang-kurangnya 6 MM (Hasil Akan Diperoleh Tidak Kurang dari 2 x Beban
yang Dirancang)
Toleransi Kepala Tiang : a. Tiang Pancang Harus Ditempatkan Sebagaimana ditunjukkan Dalam
Gambar b. Pergeseran Lateral Kepala Tiang Pancang Dari Posisi Yang Ditentukan Tidak Boleh
Melampaui 75 MM Dalam segala Arah
Kemiringan Tian Pancang : Penyimpangan Arah Vertikal atau Kemiringan Yang Disyaratkan Tidak
Boleh Melampaui 20 MM Per Meter (yaitu : 1 Per 50)
Pengadaan Tiang Pancang
Tiang Pancang Harus Dipancang Sampai Penetrasi Maksimum Sesuai Yang Ditunjukkan Dalam Gambar
Atau Ditentukan Saat Ujian Pembebanan, Posisi Akhir Kepala Tiang Pancang Tidak Boleh Lebih Tinggi
dari Yang Ditunjukkan Dalam Gambar
Alat Pancang Yang Digunakan Dapat Dari Jenis Drop Hammer,Diesel Hammer Atau Hidrolik, Berat Palu
Jenis Drop Hammer Sebaiknya Tidak Kurang Dari Jumlah Berat Tiang Beserta Topi Pancangnya
Sedangkan Untuk Diesel Hammer Berat Palu Tidak Boleh Kurang 2,2 Ton, Sesuai Perhitungan Dengan
Menggunakan Rumus Pemancangan Hiley.
Tinggi Jatuh Palu Tidak Boleh Melampaui 2,5 M atau Sesuai Dengan Alat Pancang Yang Digunakan.
Pemancangan Tiang Dinyatakan telah Memenuhi Ketentuan Jika Untuk 10 Kali Pukulan Terakhir
Mencapai Hasil (Penurunan Maksimum 25 MM/10 Pukulan Untuk Tiang Baja & Maksimum 35 MM/10
Pukulan Terakhir Untuk Tiang Pancang Beton (Catatan Pemancangan/Kalendering)
Setelah Seluruh Pemancangan Selesai Posisi Akhir Kepala Tiang Disesuaikan Dengan Elevasi (Top) Yang
Ditentukan/Direncanakan
PDA Test
Jika Tiang Pancang Terbuat Dari Pipa Baja, Bagian Dalam Akan Diisi Dengan Beton
(Mutu Beton Minimal fc’ 30 Mpa Hingga Kedalaman 8 Meter Dibawah Permukaan
Tanah Rencana Seperti Yang Ditunjukkan Dalam Gambar Termasuk Pembuatan &
Pengecoran Angkur
Tiang Pancang Yang Berada Pada Daerah Berair (Sungai), Maka Tiang Pancang
Tersebut Harus Diberi Lapisan Pelindung Anti Karat Minimum 1,5 Meter Diatas
Banjir Besar & 0,5 Meter Dibawah Muka Air terendah
Sebelum Pemasangan & Pengikatan Tulangan Besi Untuk Abutmen & Pier
Dilakukan Pengecoran Lantai Kerja
Selanjutnya Pemasangan & Pengikatan Tulangan Abutmen & Pier
(Poer/Tapak ,Dinding & Bagian Atas/Kepala) Dikerjakan Secara Bertahap
Sebelum Dilaksanakan Pengecoran, Bagesting Harus Dibuat (dari Mulai Poer
Sampai Bagian Atas Secara Bertahap)
Setelah Seluruh Bagian Abutmen & Pier Ter-Cor Pekerjaan Selanjutnya Persiapan
Pemasangan & Penegangan/Penarikan (Erection & streesing Girder)
Catatan
Pancang/Kalendering
Pemasangan Angkur
• Manfaat Penerapan Sistem Manajemen K3
1.Perlindungan karyawan
Tujuan inti penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja atau
K3 adalah memberi perlindungan kepada pekerja. Bagaimanapun, pekerja adalah
asset perusahaan yang harus dipelihara dan dijaga keselamatannya. Pengaruh
positif terbesar yang dapat diraih adalah mengurangi angka kecelakaan kerja.
2.Mengurangi biaya
Dengan menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja atau K3,
kita dapat mencegah terjadinya kecelakaan, kerusakan atau sakit akibat kerja.
Dengan demikian kita tidak perlu mengeluarkan biaya yang ditimbulkan akibat
kejadian tesebut.Salah satu biaya yang dapat dikurangi dengan penerapan sistem
manajemen K3 adalah biaya premi asuransi.
3.Membuat sistem manajemen yang efektif
Salah satu bentuk nyata yang bisa kita lihat dari penerapan sistem manajemen K3
adalah adanya prosedur terdokumentasi. Dengan adanya prosedur, maka segala
aktivitas dan kegiatan yang terjadi akan terorganisir, terarah dan berada dalam
koridor yang teratur. Rekaman-rekaman sebagai bukti penerapan sistem disimpan
untuk memudahkan pembuktian dan identifikasi akar masalah ketidak sesuaian.
Pelaksanaan Rencana K3
Berdasarkan rencana K3 yang telah ditetapkan, dalam pelaksanaannya pengusaha
didukung oleh SDM di bidang K3, sarana dan prasarana. SDM yang dimaksud
harus memiliki:
1.Kompetensi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat
2.Kewenangan di bidang K3 yang dibuktikan dengan ijin kerja dan/atau surat
penunjukan dari instansi yang berwenang
ASESI
SELAMAT DAONI
SIMAT