Anda di halaman 1dari 24

Cover

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

URGENSI
PENATAAN RUANG
Information
Climate
Cover

FENOMENA
PERKEMBANGAN WILAYAH

communication urbanizing
Cover GLOBALISASI, E.G. LAND GRABBING

Globalisasi Perambahan

PemanasanGlobal Industrialisasi
Cover
RENCANA TATA RUANG Kab/Kota Sebagai
Dokumen Rencana Dalam Konteks Manajemen
Pembangunan berkelanjutan
Antara
Cover Rencana Jangka Panjang vs Jangka Pendek

Terintegrasi Keseimbangan melalui Pengembangan Kota


Tuas inovasi teknologi  Terintegrasi, polisentrik, seimbang
 Kerjasama antar wilayah,
Jangka Panjang: ekonomi  Peran kota menengah dan kecil diperkuat terutama
kompetitif, kualitas hidup
baik, pengelolaan ketahanan pangan dan gizi, akses thd perumahan,
lingkungan berkelanjutan infrastruktur dan perdagangan

 Perdagangan, antara kota – desa, antar petani dan


nelayan kecil yg linkage dgn rantai pasokan skala
Jangka pendek: besar
fleksibilitas
Rencana
merespons thd

Produksi dan konsumsi berkelanjutan yang responsive
kondisi sosek dan berkelanjutan
KOORDINASI &
Cover INTEGRASI PERENCANAAN

PERENCANAAN MAKRO

Keperluan Kemungkinan Keperluan Sumber


Sektor-sektor Sumber Spasial Regional

Aspek ruang/lokasi
PERENCANAAN PERENCANAAN
SEKTORAL n WILAYAH & KOTA
(Keterkaitan Wilayah) (Keterkaitan Sektoral)
Efisiensi dan keefektifan
Wilayah/Daerah

KEGIATAN
2 UNSUR PENTING :
LOKASI
SEBUAH Pembenaran ATAU SEBUAH
Cover ARGUMENTASI ?

Rencana Pembangunan
Jangka Menengah
PERPRES PERPRES Percepatan Pelaksanaan
Nasional Tahun 2015 -
No 3-2016 Proyek Strategis
2019 No 2-2015 Nasional

Percepatan
Penyelenggaraan
PERPRES Percepatan
Prasarana dan Sarana PERPRES
Pembangunan
Kereta Cepat Antar No 107-2015 No 4-2016 Infrastruktur
Jakarta dan Bandung
Ketenagalistrikan

PITTI
PERPRES Ketidaksesuaia
Pengendalian Alih
PP 43 tahun n Tatakan
Fungsi Lahan No 59-2019 (Batas Daerah,
Sawah
2021 Tata Ruang,
dan Kawasan
Hutan)
PLANNING APPROACH NEEDS TOADAPT TO THE GLOBAL,
Cover
NATIONAL, AND LOCAL CHANGES
Cover
IMPLIKASI/DAMPAK PERTUMBUHAN
DALAM PENATAAN RUANG

Tipe I Tipe II Sebagai PENDEKATAN


secara lokal MANAJEMEN
secara lokal cost
benefit/MANFAA sedangkan PERTUMBUHAN
T, tetapi secara secara regional DAERAH, MAKSIMALISASI
benefit Penyelenggaraan DAMPAK +
regional PENATAAN RUANG SEKALIGUS MINIMASI
cost/BEBAN contoh : LULUs
(Locally Harus mampu DAMPAK -
contoh : Unwanted Land menginternalisasi
dampak
peningkatan Uses)
arus lalu lintas pertumbuhan

DAMPAK PERTUMBUHAN (Bollens, 1992)


MENGAPA PERLU
CoverPERENCANAAN TATA RUANG WILAYAH/KOTA?

Tiap kegiatan dalam ruang mempunyai karakteristik


masing-masing  Persyaratan lokasi (kriteria teknis,
kriteria ruang)
Antar kegiatan fungsional perlu dipisahkan secara
ruang (segregasi spasial) untuk menghindari/
mengurangi eksternalitas satu sama lain

Alokasi ruang terhadap kegiatan yang akan


dikembangkan didasarkan pada karakteristik lokasi
dan kesesuaian lahan

Pola ruang wilayah mencerminkan fungsi


pengembangan wilayah di masa yang akan datang
CoverPERSOALAN SUDUT PANDANG

 Rencana Tata Ruang  Rencana Tata Ruang


disusun untuk acuan disusun untuk direvisi
pembangunan setiap 5 tahun
 Aktivitas penggunaan  Rencana Tata Ruang
ruang harus selalu selalu out-of-date dan
mengacu RTR tidak operasional
CoverEVALUASI PERFORMA RENCANA TATARUANG

coordination
coordination

External influences

External influences External influences


Sumber: Faludi, 2000
Cover SHIFTING DEVEL OPMENT
PARADIGM

Old Regionalism New Regionalism


Hierarchy-Based System Network-Based System

Government Governance
Structure Process
Open
Closed
Collaboratio
Coordination n
Accountability Trust
Power Empowermen
t
Cover
PLANNING IS A
TRANSDISCIPLINARY
PROCESS
WHY
Cover
TRANSDISCIPLINARY?

• Disciplinary
• Multidisciplinary
• Participatory
• Interdisciplinary
• Transdisciplinary

www.learningforsustainability.net

Source: Bärbel Tress, Gunther Tress and Gary Fry

Defining concepts and the process of knowledge


production in integrative research
OUTPUT PERENCANAAN WILAYAH
Cover DAN KOTA

• Skala dua dimensi (misalnya Tata Guna Lahan)


• Skala tiga dimensi (ruang di atas dan di bawah tanah)
Mengacu pada • Sebagai kepentingan publik
ruang/teritori

•Kemampuan visionary, forecasting, proyektif , & prediktif sebagai dasar melakukan


preskripsi
•Kemampuan preskripsi:
Berorientasi • Kemampuan sintesa untuk tujuan mengintervensi agar terjadi perbaikan di masa depan.
masa depan • Kemampuan desain, berkaitan dengan planning as craft or as design

• Pengetahuan dapat dipraktekkan/ diimplementasikan pada ruang


Mempraktekkan • Berorientasi pada konteks kehidupan sehari-hari yaitu dialog, struktur hirarki,
pengetahuan ke struktur keputusan yang terjadi
dalam tindakan
Cover
PERBEDAAN MUATAN RTRW DAN RDTR

RTRW Kabupaten/Kota RDT Kabupatenen /Kota


1. Tujuan, Kebijakan dan R
1. Tujuan penataan BWP
Strategi Penataan Ruang
Wilayah Kab/Kota 2. Rencana struktur ruang
2. Rencana Struktur Ruang 3. Rencana pola ruang;
Wilayah Kota 4. Rencana jaringan
3. Rencana Pola Ruang prasarana
Wilayah Kab/Kota
5. Penetapan Sub BWP
4. Penetapan Kawasan yang diprioritaskan
Strategis Kab/kota penanganannya;
5. Arahan Pemanfaatan 6. Ketentuan
Ruang Wilayah Kab/Kota
pemanfaatan
6. Ketentuan Pengendalian
Wilayah Kab/Kota 7. ruang
Peraturan zonasi.
RDTR dan PZ Tujuan Penataan BWP

Cover
RTR Rencana Pola Ruang

W
Tujuan, Kebijakan dan
Tujuan - Kawasan Lindung
1
ebijakan dan
Kebijakan dan - Kawasan Budidaya
Strategi Penataan Ruang
Strategi
Rencana Jaringan Prasarana

- Rencana
2 Rencana Struktur Ruang
Pusat PelayananSub
Pusat Pelayanan Pengembangan
Pusat Lingkungan Jaringan Pergerakan
- Rencana
Pengembangan
3 Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung
Kawasan Budidaya
Jaringan
Energi/Kelistrikan
- Rencana
Pengembangan
Kaw. Strategis
Jaringan Telekomunikasi
Ekonomi
- Rencana
Kaw. Strategis Sosbud Kaw.
4 Penetapan Kawasan
Strategis Strategis SDA/Tek. Tinggi
Kaw. Strategis Daya Dukung
Pengembangan
Jaringan Air Minum
- Rencana
LH Kaw. Strategis Lainnya
Pengembangan
Jaringan Drainase
Perwujudan Struktur Ruang - Rencana

5 Arahan Pemanfaatan
Ruang
Perwujudan Pola Ruang
Perwujudan Kaw. Strategis
Pengembangan
Jaringan Air Limbah
- Rencana
Pengembangan
Prasarana Lainnya
Indikasi/Arahan,
Ketentuan Umum Zonasi Penetapan Sub BWP yang Diprioritaskan Penangannya
6 Ketentuan Pengendalian Ketentuan Perizinan
Perwujudan Insentif dan - Lokasi
Disinsentif - Tema Penanganan
Ketentuan Sanksi
Ketentuan Pemanfaatan
K ENAMPAKA N U NSUR PETA TATA RUANG
Cover
UNSUR PETA SKALA 1:10.000 SKALA 1:5.000 SKALA 1:2.500 SKALA 1:1.000
 Radar udara  Pemotretan  PePengukuran  Pengukuran
SUMBER PETA  Citra satelit opti s udara te terestris terestris
Radar
Radar udara  Pe Pemotretan udara
udara
CoverUNSUR PETA SKALA 1:10.000 SKALA 1:5.000 SKALA 1:2.500 SKALA 1:1.000
 Batas Kota/Kab  Batas Kota/Kab
 Batas Kec/Kel  Batas Kec
 Batas Kel./Desa  Batas  Batas Kel./Desa
Kel./Desa  Batas RW/RT
KETELITIAN  1–5m  0.5 – 2.50 m 
 Batas
0.25 –Dusun
1.25 m  0.1 – 0.5 m
HORIZONTAL
KETELITIAN  1.5 m  0.75 m  0.375 m  0.15 m
VERTIKAL
KENAMPAKAN
AMPAKAN  Batas superblok  Batas superblok  Batas superblok  Batas superblok
BATAS BLOK-  Batas blok  Batas blok  Batas blok  Batas blok
BANGUNAN  Batas sub blok  Batas sub blok  Batas sub blok
 Batas persil  Batas persil
 Batas bangunan
KENAMPAKAN  Banguna  Bangunan  Bangunan  Bangunan
FUNGSI n industri industri industri
BANGUNAN  industri  Bangunan  Bangunan  Bangunan
Banguna komersial komersial komersial
n  Bangunan  Bangunan  Bangunan sarana
komersial sarana umum sarana umum umum
 Bangunan  Bangunan
hunian formal hunian formal
 Bangunan
kampung
CoverUNSUR PETA SKALA 1:10.000 SKALA 1:5.000 SKALA 1:2.500 SKALA 1:1.000
JARINGAN JALAN  Jalan bebas  Jalan bebas  Jalan bebas  Jalan bebas
hambatan (lebar hambatan (lebar hambatan (lebar hambatan (lebar
min 40m) min 40m) min 40m) min 40m)
 Jalan arteri  Jalan arteri  Jalan arteri  Jalan arteri
(lebar 20 –40m) (lebar 20 –40m) (lebar 20 –40m) (lebar 20 –
 Jalan kolektor  Jalan kolektor  Jalan kolektor  40m)
Jalan kolektor
(lebar 15–20m) (lebar 15–20m) (lebar 15–20m)
 Jalan lokal  Jalan lokal (lebar 15–
(lebar min 10– (lebar min 10– 20m)
15m) 15m)  Jalan lokal (lebar
 Jalan lingkungan min 10–15m)
(lebar 6–10m)  Jalan lingkungan
(lebar 6–10m)
 Gang (lebar 1–
SUNGAI /  Sungai  Sungai  Sungai 3m)
 Sungai
DRAINASE  Saluran  Saluran drainase  Saluran drainase  Saluran drainase
drainase primer primer primer primer
 Saluran drainase  Saluran drainase  Saluran drainase
sekunder sekunder sekunder
 Saluran drainase  Saluran drainase
tersier tersier
 Saluran tepi
jalan
CoverUNSUR PETA SKALA 1:10.000 SKALA 1:5.000 SKALA 1:2.500 SKALA 1:1.000
KELISTRIKAN  SUTET  SUTET  SUTET  SUTET
 SUTT  SUTT  SUTT  SUTT
 SUTM  SUTM  SUTM
 SUTR  SUTR
TELEKOMUNIKASI  Tower BTS  Tower BTS  Tower BTS  Tower BTS
 Kabel primer  Kabel primer  Kabel primer  Kabel primer
 Kabel sekunder  Kabel sekunder  Kabel sekunder
 Kabel tersier  Kabel tersier
 Kabel pelanggan

AIR BERSIH  Pipa transmisi  Pipa transmisi  Pipa transmisi  Pipa transmisi
 Pipa distribusi  Pipa distribusi  Pipa distribusi
primer primer primer
 Pipa distribusi  Pipa distribusi
sekunder sekunder
 Sambungan
RumahTan
GAS
gga
 Pipa gas primer  Pipa gas primer  Pipa gas primer  Pipa gas primer
 Pipa gas  Pipa gas  Pipa gas
sekunder sekunder sekunder
 Pipa gas tersier  Pipa gas tersier
 Pipa gas
pelanggan
Cover RTRW RZWP3K RPJP/M KRP KRP Masy

PROSE
S 1
Identikasi Isu PB Identifikasi Materi
Muatan KRP
4
KLHS 2 Isu PB Yang
Paling Strategis
Materi Muatan KRP
3 yang berdampak
Isu PB Prioritas
Konsultasi
Publik
5 Analisis Pengaruh

6 DDDT Resiko JE SDA PI KEHAT


I
Rekomendasi Pendoku-
Rumusan Penjaminan
Perbaikan VALIDASI
7 Alternatif
Kualitas mentasian
KRP 9 10 11
8
Cover

Mator
Sakalangkong

Anda mungkin juga menyukai