Anda di halaman 1dari 52

DEMAM BERDARAH DENGUE

KABUPATEN TABALONG

By : ANDY SUHADA, A.MKL


SEJARAH DEMAM BERDARAH
• Dikenal mulai abad ke-18 oleh David Bylon (Dokter Belanda) dikenal dg
nama “Demam 5 Hari / Demam Sendi”.
• Pertama kali & dinamai “DBD” th.1779
• Tahun 1968 …......................di Surabaya.
• Tahun 1969 …....................di Jakarta.
• Tahun 1972 …di Bandung, Yogyakarta, Sumatera Barat & Lampung.
• Tahun 1973 ……………… di Riau, Sulawesi Utara & Bali.
• Tahun 1974 ……………… di Kalimantan Selatan & NTB

• Tahun 1994 ……………… ke seluruh propinsi di Indonesia.

07/12/23 2
Virus Dengue
 Genus  Arbovirus ; Family: Flaviviridae)
 Gen: 11kb ss-RNA, silindris, diameter : 40-50 nm
 Berdasarkan amplop glikoprotein ada 4 serotypes
 DEN-1 dan 3 sangat mirip
 DEN-4 berbeda dengan yang lain
 Satu serotipe bisa terdiri atas beberapa genotipe.
 Penularan : nyamuk Aedes aegypti & albopictus.
 Periode Inkubasi : 3 – 10 hari.
Awal gejala :
• Kelainan klinik blm jelas
• Mirip penyakit lain

Sulit di deteksi

Perlu pemeriksaan
LABORATORIUM
Gejala** Demam Berdarah

07/12/23 5
Petechiae on chest wall Subcutaneous
in child with DHF. hemorrhage in child with
DHF

Petechiae on the arm Hemorrhagic conjunctivitis


Pentingnya pemantauan demam pada
Demam Dengue

Time of fever defervescence


emp (Saat suhu reda)

Hari sakit/demam
KAPAN TROMBOSIT MENURUN?

Jumlah Trombosit

200.000
* * *
*
150.000
*

100.000 *
*

50.000
* *

0
1 2 3 4 5 6 7 8 hari

Gambar trombosit menurun pada hari ke 4, 5, 6,


7
KAPAN HEMATOKRIT MENINGKAT ? (Sutaryo)

Hematokrit

70

60 * *
50
*
40 *
* *
* *
30

20

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 Hari

Gambar hematokrit meningkat mulai hari ke 4,5,6


Manifestasi Infeksi Virus Dengue
Infeksi virus Dengue

Asimptomatik Simptomatik

Demam yang tak jelas Demam Dengue Demam Berdarah Dengue


(undiffrentiated fever) (kebocoran plasma)

Tanpa perdarahan Dengan perdarahan

DBD Tanpa renjatan DBD Dengan renjatan


(DSS)

Demam Dengue Demam Berdarah Dengue


DEFINISI OPERASIONAL DD & DBD
Dengue Infection Areas

Source: Centers for Disease Control and Prevention


(www.cdc.org)
DHF Cases and Case Fatality Rate in
SEA Region, 2006-2008
Case 2006

Case 2007
Case 2008
140000 9
CfR% 2006
8
120000 CfR% 2007
CfR% 2008 7
100000
6
80000 5

60000 4

3
40000
2
20000
1

0 0

Country
PETA IR DAN CFR DBD TAHUN 2012

IR = jumlah kasus / 100.000 penduduk CFR = angka kematian (%)

IR > 53 CFR > 1%


IR ≤ 53 CFR ≤ 1%

• 5 Provinsi dengan IR tertinggi : Sulawesi Tengah, Bangka-Belitung, Kalimantan Timur,


Lampung dan Jakarta.

• 5 Provinces dengan CFR tertinggi: Papua Barat, Maluku, Gorontalo, Bangka-Belitung dan
Jambi.
KASUS DBD KABUPATEN TABALONG
TH. 1999 s/d 2013
250

200

150

100
Meninggal
Kasus
50

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Meninggal 0 0 0 1 0 0 1 0 0 2 0 4 2
Kasus 0 2 1 5 10 45 154 47 60 86 37 204 150

07/12/23 16
Tahun 2011
Kasus DBD : 37 Ks

Bintang Ara

1 3
1

0 26
1
07/12/23
0 0 4
17
TAHUN 2012
DBD : 204 Kasus

3 2
Bintang Ara

1 17 4
54
39
41 2
26
07/12/23
1 9 2 6 18
1
DBD Per UPK TAHUN 2013

MU : 0
JR : 1

BA : 0
MU
RB :0

HR : 5

UP : 4
HK: 14
MP : 14
TJG : 7 Meninggal : 2 org
MBN Kecamatan Tanta
MA: KLA : TT :
41
: 39 • Ds. Puain Kanan (1)
2 11
MH : 2 • Ds. Pdg Panjang (1)
BL: 7 2
PGN : 1
Analisis Pola Makmin DBD th 2007 – 2012
thd kasus DBD Tahun 2013
SITUASI DEMAM BERDARAH MENURUT JENIS KELAMIN
TAHUN 2010, 2011, 2012, 2013

43%

49%
laki-laki
laki-laki
57% Perempuan
51%
Perempuan

2012 2013

19%

41%

laki-laki
laki-laki
Perempuan
Perempuan
59%

81%

2010 2011
SITUASI DEMAM BERDARAH MENURUT GOLONGAN
UMUR TAHUN 2010 s/d 2013

100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
<1 '1-4 '5-14 '15-44 '>45

2010 4 5 20 55 2
2011 0 5 5 26 1
2012 6 24 95 75 4
2013 5 21 68 49 7
ABJ KABUPATEN TABALONG
TAHUN 2009 s/d 2013

90 81,5
76,6 79 78,578,7 78 74,7
80
64,461,262,8 68 71,5 71 69 70
70
60
50
40
30
20
10
0

2009 2010 2011 2012 2013

Semester I Semester II Rata2 Kab 23


KASUS DBD PER PUSKESMAS TAHUN 2012/2013
60

50

40

30

20

10

0
M. M. M.
B. Lawas Pugaan Kelua Tanta Tanjung Hikun Mabuun Haruai Upau M. Uya Ribang Jaro B. Ara
Agung Harus Pudak
2012 9 1 22 4 2 6 22 17 41 54 17 4 2 1 2 0
2013 7 1 11 2 2 41 7 14 14 39 5 4 0 0 1 0
Stratifikasi Desa/Kelurahan
 Kelurahan/Desa Endemis yaitu kelurahan/desa yang dalam
3 tahun terakhir, setiap tahun ada kasus DBD
 Kelurahan/Desa Sporadis yaitu kelurahan/desa yang dalam
3 tahun terakhir terdapat kasus DBD tetapi tidak setiap
tahun.
 Kelurahan/Desa Potensial yaitu kelurahan/desa yang dalam
3 tahun terakhir tidak pernah ada kasus DBD, tetapi
penduduknya padat, mempunyai hubungan transportasi
yang ramai dengan wilayah yang lain dan presentase rumah
yang ditemukan jentik lebih atau sama dengan 5%.
 Kelurahan/Desa Bebas yaitu kelurahan/desa yang tidak
pernah ada kasus DBD selama 3 tahun terakhir dan
presentase rumah yang ditemukan jentik kurang dari 5%.
25
X

Pengendalian DBD “memutuskan rantai penularan”


melalui pengendalian nyamuk Ae. aegypti
Apa ciri-ciri nyamuk Demam Berdarah ???

VEKTOR

NYAMUK AEDES AEGYPTI DAN AEDES ALBOPICTUS.


SIKLUS
SiklusHIDUP NYAMUK
Hidup Nyamuk

Pengendalian Dewasa

Pengendalian Pradewasa
Perkiraan Umur Nyamuk
1-2 hr

6-8 hr 8-12 hr

1-2 hr

Betina 2-3 bln


Telur Aedes

• Ukuran 0,80 mm
• Setiap kali nyamuk betina bertelur sebanyak 100
butir.
• Diletakkan sedikit diatas permukaan air dan
menempel di dinding penampungan air

• Di tempat kering dapat bertahan sampai 6 bulan


yang akan langsung menetas bila terkena air
(musim hujan) > 2 hari.
07/12/23 30
Jentik Aedes
• Sering ditemukan ditempat penampungan air yang jernih (bak
mandi, ban bekas, sampah plastik, dispenser, dll)
• Usia 6-8 hari lalu menjadi pupa
• Jentik aedes agypti selalu bergerak aktif dlm air ( gerakan naik
dan turun pd permukaan air utk mengambil udara
• Pd wkt istirahat posisinya hampir tegak lurus dg permukaan air,
biasanya berada di sekitar dinding tempat penampungan air.

07/12/23 31
Pupa Aedes aegypti
• Fase tidak makan, spt
koma.
• Gerak lambat & sering
dipermukaan air.
• Usia 1-2 hari lalu menjadi
nyamuk dewasa.
• Indikator bahwa di tempat
tersebut sudah lama (lebih
dari 1 minggu) tidak
dilakukan PSN. PSN harus
lebih digiatkan.

07/12/23 32
Nyamuk Aedes aegypti
 Sisik-sisik pada sayap simetris
 Kaki belakang, tengah, dan
depan pada tibia tidak semuanya
bergelang putih
 Palpi pada ujungnya berwarna
putih
 Proboscis seluruhnya gelap
 Tarsus kaki depan dengan
beberapa gelang putih
 Pada mesonotum terdapat
gambar lyre
Nyamuk Aedes albopictus

 Sisik-sisik pada sayap simetris


 Kaki belakang, tengah, dan depan
pada tibia tidak semuanya
bergelang putih
 Palpi pada ujungnya berwarna
putih
 Proboscis seluruhnya gelap
 Tarsus kaki depan dengan
beberapa gelang putih
 Pada mesonotum terdapat gambar
garis putih di tengahnya
Kebiasaan Menggigit Aedes
• Nyamuk betina lebih menyukai darah manusia
dari pada binatang (bersifat antropofilik).
• Aktivitas menggigit biasanya mulai pagi sampai
petang hari, dengan 2 puncak aktifitas antara
pukul 09.00 -10.00 dan 16.00 -17.00.
• Tidak seperti nyamuk lain, Aedes aegypti
mempunyai kebiasaan mengisap darah berulang
kali (multiple bites).
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA SARANG
NYAMUK ???
• Kebiasaan menampung air tanpa ditutup dan jarang
atau tidak dikuras
• Lingkungan yang kurang bersih dari sampah
• Ketidaktahuan tentang akibat bila tempat
penampungan air yang tidak sering dikuras.
JEJARING PENANGANAN DBD DI
LAPANGAN
ALUR PENANGANAN KASUS DBD
PENANGGULANGAN FOKUS

PE Fogging Fokus

Radius 50 Radius 100 Meter Fogging Fokus


Meter + Abatisasi

Penderita Kriteria :
1. ADA KASUS
TAMBAHAN DBD
2. ADA 3 ATAU LEBIH
PENDERITA PANAS
TANPA SEBAB
YANG JELAS
3. BANYAK
DITEMUKAN JENTIK
Kriteria Penetapan KLB :
• Timbulnya kasus yang sebelumnya tidak ada atau tidak
dikenal pada suatu daerah
• Jumlah kasus dalam periode 1 (satu) bulan menunjukkan
kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka
rata-rata kasus perbulan tahun sebelumnya
• Angka kematian (CFR) dalam satu kurun waktu tertentu
menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih
dibandingkan angka kematian (CFR) periode sebelumnya
dalam kurun waktu yang sama.
• Ditetapkan oleh Kepala Daerah (Bupati/Walikota).
PEMANTAUAN JENTIK
• Pemantauan Jentik oleh Kader Jumantik dan
Petugas Kesehatan / Puskesmas sekurang-
kurangnya setiap tiga bulan sekali
Jumantik

• Wujud peran serta masyarakat dalam


gerakan pemberantasan sarang/jentik
nyamuk.
• Tugas utamanya :
– Kunjungan rumah ke rumah (berkoordinasi dg
Puskesmas)
– Memeriksa tempat penampungan air yang berpotensi
menjadi tempat jentik nyamuk
– Membasmi jentik nyamuk bila ditemukan.
– Melaporkan hasil pemantauan secara berkala kepada
puskesmas
• Sosialisasi/penyuluhan terus menerus
kepada masyarakat untuk melakukan
gerakan PSN 3 M plus.
Larvae monitoring by Cadre/
Larvae Inspector
FAKTOR RESIKO
Breeding Sites
Perindukan Alamiah
Tempat berkembang biaknya JENTIK / NYAMUK
3M
Larvasiding
Ikanisasi Obat Nyamuk Semprot
Obat Nyamuk Gosok

plus
Pencahayaan
Ventilasi

Kasa
PEMANTAUAN JENTIK BERKALA
ANAK SEKOLAH
TEMPAT RAWAN PENULARAN DBD
• WILAYAH YG BANYAK KASUS

• PEMUKIMAN

• SEKOLAH

• RS / PUSKESMAS

• TEMPAT UMUM LAIN :


PASAR, RESTORAN,
PERTOKOAN, DLL

50
LARVASIDASI
• ABATE 1 G ( Themephos 1 % )
Takaran : 10 Gram ( 1 Sendok makan peres ) utk 100 liter air.
Digunakan dari tahun 1968 s/d sekarang
• ALTOSID 1,3 G ( Metopren 1,3 % )
Takaran : 5 Gram ( 1 Sendok teh peres ) utk 200 liter air.
• SUMILARV 0,5 G ( Pyriproksifen 0,5 % )
Takaran : 0,5 Gram utk 200 liter air.
Digunakan dari tahun 2005 s/d skrg

07/12/23 51

Anda mungkin juga menyukai