Anda di halaman 1dari 10

Modul Ke : PENGANTAR AKUNTANSI 1

06 Fakultas :
Ekonomi dan Bisnis
Pengantar Akuntansi dan Bisnis

Program Studi :
Akuntansi

Meiliyah Ariani, SE., M. Ak.


Pengendalian Internal

Perusahaan-perusahaan menggunakan
pengendalian internal untuk mengarahkan
operasi mereka, melindungi aktiva dan
mencegah penyalahgunaan sistem mereka.
Sebagai contoh, asumsikan anda memiliki dan
menjalankan usaha jasa pembersih rumput
halaman. Perusahaan anda memperkerjakan
beberapa karyawan dan anda melengkapi
masing-masing tim kerja dengan sebuah alat
angkut dan pembersih rumput halaman.
Tujuan Pengendalian internal

Pengendalian internal memberikan jaminan


yang wajar bahwa :
Aktiva dilindungi dan digunakan untuk
pencapaian tujuan usaha
Informasi bisnis akurat
Karyawan mematuhi peraturan dan ketentuan
Tujuan Pengendalian Internal

Pengendalian internal dapat melindungi aktiva dari pencurian,


penggelapan, penyalahgunaan dan penempatan aktiva pada
lokasi yang tidak tepat. Salah satu pelanggaran yang paling
serius terhadap pengendalian internal adalah penggelapan oleh
karyawan (employee fraud), ini merupakan tindakan disengaja
untuk menipu majikan demi keuntungan pribadi.
Informasi bisnis yang akurat diperlukan demi keberhasilan
usaha. Penjagaan aktiva dan informasi yang akurat sering
berjalan seiring. Sebabnya adalah karena karyawan yang ingin
menggelapkan aktiva juga perlu menutupi penipuan tersebut
dengan menyesuaikan catatan akuntansi
Unsur – Unsur Pengendalian Internal

Untuk mencapai tujuan pengendalian internal,


manajemen bertanggung jawab untuk merancang dan
menerapkan lima unsur pengendalian internal yaitu :
1. Lingkungan pengendalian
2. penilaian resiko
3. prosedur pengendalian
4. pemantauan (monitoring)
5. informasi dan komunikasi
Sistem Akuntansi Manual

Sistem akuntansi manual sederhana penggunaannya dan mudah


dimengerti. Pencatatan secara manual dapat memenuhi kebutuhan
perusahaan dengan cukup baik bila jumlah data yang dikumpulkan,
disimpan dan digunakan relatif kecil seperti transaksi untuk Netsolution.
Bila perusahaan mempunyai transaksi yang sama secara berulang-ulang,
maka penggunaan jurnal umum tidak efisien dan praktis. Dalam hal ini,
buku besar pembantu (subsidiary ledger) dan jurnal khusus ( special
journal) akan bermanfaat. Selain itu, sistem manual dapat didukung atau
diganti dengan sistem terkomputerisi. Meskipun uraian berikut adalah
menyangkut buku besar pembantu dan jurnal khusus untuk sistem
manual, namun prinsip-prinsip dasar yang diuraikan dalam alenia-alenia
berikut juga berlaku bagi sistem akuntansi yang terkomputerisasi.
Buku Besar Pembantu

Buku besar pembantu bisa digunakan untuk menyimpan


catatan terpisah bagi setiap pelanggan (buku besar pembantu
piutang usaha) dan kreditur (buku besar pembantu utang
usaha) . Akun untuk masing-masing pelanggan dan kreditur
disusun menurut abjad pada buku besar pembantu. Setiap
buku besar pembantu diwakili pada buku besar umum oleh
suatu akun ikhtisar yang disebut akun pengendali. Hasil
penjumlah atas saldo akun buku besar pembantu harus sama
dengan saldo yang terdapat pada akun pengendali. Buku besar
pembantu bisa dibuat untuk berbagai akun seperti aktiva tetap
sebagaimana halnya dengan piutang usaha dan utang usaha.
Jurnal Khusus

Jurnal khusus bisa digunakan untuk mengurangi waktu


pemrosesan dan beban pencatatan atas transaksi yang terjadi
berulang-ulang dan mempunyai karakteristik yang sama. Jurnal
pendapatan digunakan untuk mencatat penjualan jasa secara
kredit. Jurnal penerimaan kas digunakan untuk mencatat semua
penerimaan kas. Jurnal pembelian digunakan untuk mencatat
semua pembelian secara kredit. Jurnal pembayaran kas
digunakan untuk mencatat semua pembayaran tunai. Jurnal
umum digunakan untuk mencatat transaksi yang tidak
tertampung pada jurnal khusus yang ada.
Sistem Akuntansi Terkomputerisasi

Sistem akuntansi yang terkomputerisasi telah semakin banyak digunakan


karena biaya hardware dan software sudah cukup murah. Selain itu, sistem
akuntansi terkomputerisasi memiliki tiga keuntungan utama dibandingkan
dengan sistem manual. Pertama, sistem yang terkomputerisasi
menyederhanakan proses pencatatan dan penyimpanan data. Transaksi
dicatat dalam bentuk elektronik dan pada saat yang bersamaan diposting
secara elektronik ke buku besar dan buku besar pembantu. Kedua, sistem
yang terkomputerisasi biasanya lebih akurat dibandingkan dengan sistem
manual. Ketiga, sistem yang terkomputerisasi menyediakan manajemen
dengan informasi saldo akun yang terakhir (up-date) untuk mendukung
pengambilan keputusan. Hal ini disebabkan oleh posting langsung dari jurnal
ke buku besar pada saat yang bersamaan.
Terima Kasih
Meiliyah Ariani, SE., M.Ak.

Anda mungkin juga menyukai