Anda di halaman 1dari 39

EKG DASAR

Dr. Muhammad Ginanjar, SpJP (K).FIHA

RSU Bidadari Binjai


Electrophysiologi seluler
• Cardiac cells, in their resting state, are electrically
polarized (negatively charged)
• Maintained by membrane pumps to ensure appropriate
on distribution (K+, Na+, Cl, Ca+) to keep the inside cell
electronegative.
• Cells lose their internal “-” during deplolarization
• Cells restore their resting polarity
• during repolarization
Wissam Alajaji, Electrocardiogram Interpretation: A Brief Overview, July-21, 2015.
Na, TCA

iL fe
in
o m
n d
a
i sR
n g
hi
N ot
K Disturbance
Wissam Alajaji, Electrocardiogram Interpretation: A Brief Overview, July-21, 2015. Ca Disturbance, Digoxin
Elektrofisiologi Jantung
• Setiap sel otot jantung yang mengadakan depolarisasi akan
memproduksi sebuah potensial aksi yang monofasik. Gabungan
semua monofasik potensial aksi dari sel-sel otot jantung inilah yang
membentuk kompleks EKG yang juga mewakili sebuah denyut
jantung.
• Depolarisasi dan repolarisasi merupakan suatu proses yang
berlangsung terus menerus agar jantung tetap berdenyut. Kedua
proses ini saling bergantung satu sama lain. Depolarisasi hanya dapat
dapat timbul setelah sel dalam keadaan repolarisasi, sebaiknya
repolarisasinya baru terjadi setelah sel berdepolarisasi.
Fase Potensial Aksi Jantung
Fase 0 : Depolarisasi cepat
Fase 1 : Repolarisasi dini
Fase 2 : Fase Plateau
Fase 3 : Repolarisasi cepat akhir
Fase 4 : Resting membrane
potential
EKG
Elektrokardiografi (EKG) merupakan alat yang berfungsi untuk merekam aktivitas listrik jantung.

Indikasi :
Nyeri dada, epigastic pain, rasa tidak nyaman
Hipotensi, hipertensi
Simtom CHF
Kelemahan tiba2
Palpitasi
syncope
penyakit sistemik, metabolik,
penurunan kesadaran , trauma
12 Sadapan EKG Standar
Elemen sadapan ekstermitas standar Sadapan Lokasi penempatan elektroda positif View of Heart

Sadapan Elektroda Elektroda View of V1 Sisi kanan sternum di sela iga keempat Septum

Positif Negatif Heart V2 Sisi kiri sternum di sela iga keempat Septum
V3 Antara V2 dan V4 Anterior
I LA RA Lateral
V4 Linea midklavikular kiri di sela iga kelima Anterior
II LL RA Inferior
V5 Linea aksilaris anterior kiri setinggi V4 Lateral
III LL LA Inferior
V6 Linea midaksilaris kiri setinggi V4 Lateral

Elemen sadapan ekstermitas diperkuat Sadapan Lokasi penempatan elektroda positif


Sadapan Elektroda Positif View of Heart V7 Linea aksilaris posterior setinggi V4
aVR RA - V8 Linea midskapula kiri setinggi V4
V9 Linea paravetebra kiri setinggi V4
aVL LA Lateral
aVF LL Inferior
Gelombang EKG

Kertas EKG terdiri dari kotak-kotak kecil,garis horizontal merupakan


(detik) dan garis vertikal merupakan amplitudo (milivolt)
Interpretasi EKG
1. Menentukan Irama Jantung
Irama sinus adalah irama dimana setiap gelombang P diikuti oleh kompleks QRS (Irama
berasal dari nodus SA).
2. Menentukan apakah irama regular/iregular
Ukur interval R-R dan interval P-P
Reguler : jika interval konstan (sama)
Ireguler : jika interval tidak sama
3. Menentukan Laju QRS/Frekuensi
Normal : 60-100 x/menit
Takikardi : >100 x/menit
Bradikardi : <60 x/menit
• Cara menghitung laju jantung :
300 dibagi jumlah kotak besar di antara 2 gelombang R
1500 dibagi jumlah kotak kecil di antara 2 gelombang R
• Cara menghitung laju jantung yang ireguler :
Dengan interval R-R yang bervariasi adalah dengan cara menghitung
jumlah gelombang R selama 6 detik dan kalikan dengan 10. Ini
merupakan nilai rata-rata dari laju jantung per menit.
4. Morfologi Gelombang P
Gelombang P menunjukkan depolarisasi atrium.
Ciri gelombang P normal :
• Defleksi positif pada sandapan lateral ( I,V5,V6) dan sandapan inferior (II, aVF)
• Biasanya bifasik pada sadapan V1
• Bervariasi pada sadapan III, V1, V2, dan aVL
• Lembut dan tidak tajam
• Lebar / durasi bervariasi antara 0,08 - 0,10 detik
• Tingginya kurang dari 2,5 mm
Gelombang P abnormal :
• P Mitral : durasi gelombang P > 0,11 detik. Gelombang P berlekuk (notched) di sadapan I,
II, aVL. Gelombang P bifasik di sadapan V1 dengan bagian inversi yang lebih dominan dan
lebar ≥ 0,04 detik. P Mitral menggambarkan pembesaran atrium kiri.
• P Pulmonal : pada sadapan II, III, dan aVF tinggi gelombang P > 2,5 mm. Pada sadapan V1
gelombang P bifasik dan dominan defleksi positif. P Pulmonal menggambarkan
pembesaran atrium kanan.
• Tidak ada gelombang P : menandakan irama jantung bukan irama sinus
5. Interval PR
Interval PR adalah jarak mulai dari awal gelombang P hingga awal kompleks QRS.
Interval ini mengukur waktu yang diperlukan gelombang depolarisasi untuk
bergerak dari atrium ke ventrikel.
Normal : 0,12-0,20 detik (3-5 kotak kecil) dan interval sama
Abnormal :
• Interval PR memanjang, paling sering disebabkan oleh gangguan konduksi
pada nodus AV.
• Interval PR yang memanjang namun nilai interval tetap konstan pada setiap
kompleks EKG: terjadi pada AV Block Derajat I
Nilai Interval tidak tetap pada setiap kompleks EKG
• Interval PR semakin memanjang yang berlanjut hingga akhirnya kompleks QRS
menghilang = AV block derajat II mobitz 1
• Satu kompleks QRS tiba-tiba menghilang tanpa adanya perpanjangan interval
PR = AV block derajat II morbitz 2
Interval PR memendek : pada WPW syndrome dengan delta wave
Interval PR berubah-ubah : pada wandering pacemaker
AV dissociation
6. Kompleks QRS
Tiga defleksi yang mengikuti gelombang P yang
menunjukkan depolarisasi ventrikel
Gelobang Q : defleksi negatif pertama
menunjukkan depolarisasi septum interventrikel
Gelombang R : defleksi positif pertama
Gelombang S : defleksi negatif setelah
gelombang R
Durasi Kompleks QRS
• Nilai normal kompleks QRS: 0,04-0,10 detik
• Kompleks QRS dikatakan melebar jika lebih dari
0,12 detik.
Amplitudo kompleks QRS
• Amplitudo kecil
• Amplitudo besar
• Ada tidaknya gelombang P yang diikuti kompleks QRS

• Ada tidaknya gelombang Q patologis

Normal Q : Tinggi ≤ 1/3 dari Gel R; Lebar ≤ 0.04 dtk


• R wave progression
• Penilaian aksis jantung
Aksis Sudut Resultan pada
sadapan
I aVF
Normal +300 sampai + +
+1100
Deviasi aksis ke kiri -300 sampai -900 + -
Deviasi aksis ke +1100 sampai - +
kanan +1800
Deviasi aksis -900 sampai - -
ekstrim ke kanan +1800
7. Segmen ST
Jarak antara gelombang S dan awal dari gelombang T.
Segmen ST menggambarkan waktu depolarisasi
ventrikel dan permulaan repolarisasi.
Segmen ST abnormal:
• ST Elevasi: elevasi segmen ST bermakna jika elevasi >1
mm (1 kotak kecil) pada sadapan ekstremitas, dan
elevasi > 2 mm pada sadapan prekordial di dua atau
lebih sadapan yang menghadap daerah anatomi jantung
yang sama.
• ST Depresi: diduga terdapat iskemia miokard jika
depresi segmen ST > 0.5 mm (setengah kotak kecil),
terletak dibawah garis isoeletrik, dan 0.04 detik dan J
point serta dijumpai di dua atau lebih sadapan yang
behubungan
Resiprokal Area
8. Gelombang T
gelombang yang mengarah ke atas (defleksi positif) setelah kompleks QRS.
Gelombang T menunjukkan depolarisasi ventrikel.
Gelombang T normal:
• Tinggi minimum 1 mm
• Tinggi maksimum di sadapan prekordial tidak boleh melebihi 10mm.
• Tinggi maksimum di sadapan ekstremitas tidak boleh melebihi 5mm.
Gelombang T abnormal:
• Tinggi gelombang T < 1 mm disebut T flat
• Tinggi gelombang T di sadapan prekordial > 10 mm atau tinggi gelombang
T disadapan ekstremitas >5 mm disebut T tall. T tall ditemukan pada
hiperkalemia, hiperkalsemia, stadium hiperakut infark miokard.
• T terbalik yang lebar dan dalam  tanda adanya infark miokard
transmural atau aneurisma
9. Interval QT
• Interval QT mewakili waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi dan repolarisasi
ventrikel. Interval QT diukur mulai dari permulaan gelombang Q sampai akhir
gelombang T.
• Semakin cepat jantung berdenyut, semakin cepat pula waktu untuk repolarisasi
dan semakin pendek interval QT. sebaliknya apakah denyut jantung semakin
lambat, maka semakin panjang pula interval QT. Dengan kata lain, interval QT
bergantung pada laju jantung.
• Pada EKG tidak ada ukuran tetap untuk interval QT, tetapi yang dikenal adalah QT
corrected.
QT corrected =
10.Gelombang U
• Gelombang U adalah gelombang kecil yang kadang-kadang terlihat
sesudah gelombang T. Gelombang ini bervoltase rendah (lebih kecil
dari gelombang P) sehingga sering diabaikan.
• Gelombang U terbalik pada sadapan I, II, V5 dan V6 paling sering
disebabkan oleh penyakit jantung koroner dan hipertensi.
Normal ECG
Pembesaran Atrium
Pembesaran Atrium Kiri :
• Durasi gelombang P > 0,11 detik.
• Gelombang P berlekuk (notched) di
sadapan I, II, aVL. (P Mitral)
• Gelombang P bifasik di sadapan V1
dengan bagian inversi yang lebih
dominan dan lebar ≥ 0,04 detik.
Pembesaran Atrium Kanan :
• Pada sadapan II, III, dan aVF tinggi
gelombang P > 2,5 mm. (P Pulmonal)
• Pada sadapan V1 gelombang P bifasik
dan dominan defleksi positif.
Kriteria EKG Hipertrofi Kriteria Minimal
Ventrikel Kanan: Hipertrofi Ventrikel
Kiri :
• Kanan
• AKSIS
Kiri
• II, III, aVF V5 dan V6
• ST depresi
dan T inv
Tinggi gel. R di aVL >
• gel R dan S 11 mm
• R tinggi II,III,AVF tinggi gel. R di V5
• R V1,> 7 mm, R:S >1, atau V6 > 27 mm
• S V6 > 7 mm,R:S <1 dalamnya gel. S di
• Gel. S menetap di V1 + tinggi gel. R di
sadapan V5 dan V6 V5 atau V6 > 35 mm
(persistent S)
Pembesaran Ventrikel
Right Bundle Branch Block / Left Bundle Branch
LBBB Block / LBBB
Pola rSR’ (rabit ear • Kompleks QRS lebar
appearance) di sadapan V1
dan V2 dan bertakik
Gel. S lebar (durasi >0.04 dtk) • Tidak dijumpai gel Q
dan tumpul (slurred) di • Kadang disertai
sadapan I, aVL, V5, dan V6
depresi segmen ST
Durasi kompleks QRS: dan gel T inversi di
- Pada RBBB Komplit : durasi sadapan I, aVL, V5
kompleks QRS > 0.12 dtk dan V6
- Pada RBBB Inkomplit : • Durasi kompleks QRS:
durasi kompleks QRS antara
0.10 – 0.12 dtk - LBBB Komplit : durasi
kompleks QRS > 0.12 dtk
- LBBB Inkomplit :
durasi kompleks QRS
antara 0.10 – 0.12 dtk
iskemia dan lvh
Terimakasi
h

Anda mungkin juga menyukai