• Beda lead → beda hasil perekaman Gelombang dasar EKG Gelombang P • Gambaran depolarisasi atrium • Depolarisasi mulai dari NSA • Atrium kanan mengalami depolarisasi lebih dulu sebelum atrium kiri • Oleh karena itu, vektor rata-rata berjalan dari kanan ke kiri dan sedikit ke arah inferior Gelombang P Karakteristik • Bentuk normal : kecil, halus, melengkung, mendahului kompleks QRS • Positif pada sandapan lateral kiri dan inferior • Bifasik pada lead III dan V1 • Defleksi ke atas (+) di lead II, terbalik (-) di aVR • Nilai normal : - tinggi/amplitudo : < 3mm (2,5mm) - lebar < 3 mm (0,06-0,11detik)
DIsfungsi NSA → abnormalitas bentuk gelombang P
Gelombang P PR interval
• Menggambarkan waktu dari mulai
depolarisasi atrium sampai awal depolarisasi ventrikel • PR interval normal 0,12 – 0,20 detik (3-5 mm) Interval PR Gelombang q • Awal depolarisasi ventrikel • Depolarisasi septum interventrikulare dari kiri ke kanan • Depolarisasi negatif I dari kompleks QRS • Q patologis – old miokard infark - Ciri gel. Q patologis - lebar ≥ 0,04 detik (1 mm) - dalamnya > 25% amplitudo gel. R Gelombang r • Defleksi positif pertama pada kompleks QRS • R patologis, menunjukkan adanya hipertrofi ventrikel, tanda-tanda bundle branch block Gelombang s • Defleksi negatif setelah gelombang r • Depolarisasi ventrikel • s patologis, menunjukkan adanya hipertrofi ventrikel, tanda-tanda bundle branch block Kompleks QRS • Depolarisasi ventrikel • Bentuk defleksi besar dan berujung tajam Depolarisasi miokard ventrikel • Ventrikel kiri jauh lebih besar dari ventrikel kanan • Ventrikel kiri mendominasi kompleks QRS • Vektor aliran listrik rata-rata antara +90 o dan 0 o QRS bidang frontal QRS bidang frontal • Pada bidang frontal, akan terlihat defleksi positif yang besar pada sandapan lateral kiri dan inferior (gelombang R) • Pada aVR akan merekam defleksi negatif (gelombang S) QRS bidang horizontal QRS bidang horisontal • V1 dan V2 yang terletak di atas ventrikel kanan merekam gelombang s yang dalam • V3 dan V4 mewakili zona transisi, salah satunya bifasik (R dan S hampir sama besar) • V5 dan V6 merekam gelombang R yang tinggi • Mengapa??? → Hubungkan arah vektor impuls dengan lokasi elektroda (+) Nomenklatur Kompleks QRS Segmen ST • Menggambarkan waktu antara akhir depolarisasi ventrikel dengan awal repolarisasi ventrikel Gelombang T • Repolarisasi ventrikel • Amplitudo normal : - < 10 mm di sandapan dada - < 5 mm di sandapan ekstremitas - Min. 1 mm Bentuk patologis Indikator iskemik /infark Gelombang T Gelombang T • Repolarisasi dimulai dari daerah yang terdepolarisasi paling akhir • Gelombang depolarisasi yang datang dan repolarisasi yang menjauh menimbulkan gelombang positif pada EKG • T positif pada sandapan yang merekam defleksi positif saat repolarisasi ventrikel (gelombang R tinggi) Frekuensi Denyut Jantung • FDJ normal : 60 – 100 x/menit • Takikardi : > 100 x / menit • Bradikardi : < 60 x / menit • Takikardi abnormal : 140 – 250 x / menit • Flutter : 250 – 350 x / menit • Fibrilasi : > 350 x / menit Irama Sinus • Irama jantung yang normal adalah irama sinus, yaitu suatu pola penjalaran impuls listrik yang teratur dan berasal dari NSA • Syarat-syarat suatu EKG dikatakan berirama sinus adalah: 1. Setiap 1 gelombang P diikuti 1 kompleks QRS 2. Interval PR 0,12-0,20 detik (3-5 mm) 3. P di lead II positif, P di lead aVR negatif 4. FDJ antara 60-100x/menit, reguler SANDAPAN (lokasi penempatan) EKG
• Untuk memperoleh rekaman EKG
dipasang elektroda-elektroda di kulit pada tempat-tempat tertentu. Lokasi penempatan elektroda sangat penting diperhatikan, karena penempatan yang salah akan menghasilkan pencatatan yang berbeda. • Terdapat 3 jenis sandapan (lead) pada EKG, yaitu : Sadapan Prekordial • Merupakan sadapan V1, V2, V3, V4, V5, dan V6 yang ditempatkan secara langsung di dada. • Sadapan V1 ditempatkan di ruang intercostal IV di kanan sternum. • Sadapan V2 ditempatkan di ruang intercostal IV di kiri sternum. • Sadapan V3 ditempatkan di antara sadapan V2 dan V4. • Sadapan V4 ditempatkan di ruang intercostal V di linea (sekalipun detak apeks berpindah). • Sadapan V5 ditempatkan secara mendatar dengan V4 di linea axillaris anterior. • Sadapan V6 ditempatkan secara mendatar dengan V4 dan V5 di linea midaxillaris. Sandapan Bipolar Merekam perbedaan potensial dari 2 elektroda, yang ditandai dengan angka romawi I, II dan III • Sandapan I : merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) yang bermuatan negatif (-) tangan kiri bermuatan positif (+). • Sandapan II : merekam beda potensial antara tangan kanan (-) dengan kaki kiri (LF) yang bermuatan (+) • Sandapan III : merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) yang bermuatan (-) dan kaki kiri (+). Sandapan Unipolar • Sandapan Unipolar Ekstremitas – aVR : merekam potensial listrik pada tangan kanan (RA) yang bermuatan (+),dan elektroda (-) gabungan tangan kiri dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren. – aVL : merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA) yang bermuatan (+), dan muatan (-) gabungan tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren. – aVF : merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF) yang bermuatan (+) dan elektroda (-) dari gabungan tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren. Aksis • Sebuah vektor yang meringkaskan semua vektor (depolarisasi ventrikel). Vektor hasil penjumlahan ini disebut Mean vektor dan arahnya adalah aksis depolarisasi ventrikel • Aksis hanya ditentukan bidang frontal saja • Mean vektor QRS menunjuk ke kiri bawah, antara (+110 o sampai -30 o) Selamat belajar