Anda di halaman 1dari 89

SISTEMATIKA MEMBACA EKG

Rahmad Isnanta
DIVISI KARDIOLOGI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM
FKUSU/RSUP. H. Adam Malik
Medan
ELEKTROKARDIOGRAM (EKG)

• Rekaman grafis dari potensial listrik


yang ditimbulkan pada waktu
jantung melakukan kontraksi
mekanis
POROS ATAU
AKSIS
DAN SEGITIGA
EINTHOVEN
SANDAPAN EKG (ECG LEADS )
Pada pemeriksaan EKG rutin dilakukan
rekaman pada 12 sandapan yang terdiri dari :
1. Tiga buah sandapan bipolar baku (sandapan I, II
dan III)
2. Tiga buah sandapan unipolar ekstremitas
(sandapan aVR, aVL dan aVF)
3. Enam buah sandapan unipolar prekordial
(sandapan V1 sampai dengan V6)
SANDAPAN BIPOLAR BAKU
• Sandapan I : selisih potensial antara lengan
kanan (RA) dengan lengan kiri (LA), LA
bermuatan lebih positif dari RA
• Sandapan II : selisih potensial antara lengan
kanan (RA) dengan tungkai kiri (LL), LL
bermuatan lebih positif dari RA
• Sandapan III : selisih potensial antara lengan kiri
(LA) dengan tungkai kiri (LL), LL bermuatan lebih
positif dari LA
SANDAPAN UNIPOLAR EKSTREMITAS
Frank Wilson menciptakan sandapan ekstremitas unipolar dengan
meletakkan tiga elektroda positif mengikuti tiga tempat
elektroda bipolar yang setiap elektroda positif tersebut dihub
dengan elektroda negatifnya. Gab elektroda negatifnya disebut
terminal sentral.

Modifikasi sandapan ekstremitas unipolar yang dimodifikasi ini


diberi tamb huruf “a” (augmented), sehingga disebut :
- Sandapan aVL : ke lengan kiri
- Sandapan aVR : ke lengan kanan
- Sandapan aVF : ke tungkai kiri
SANDAPAN UNIPOLAR PREKORDIAL

Sandapan unipolar prekordial ini ditandai dengan huruf V (Voltage)


dan disertai angka di belakangnya yang menunjukkan lokasi di
atas prekordium

Enam tempat di prekordial yang umum dipakai adalah :


V1 : sela iga ke-4 di garis sternalis kanan
V2 : sela iga ke-4 di garis sternalis kiri
V3 : terletak antara V2 dan V4
V4 : sela iga ke-5 di garis midklavikula kiri
V5 : garis aksilaris anterior kiri setinggi V4
V6 : garis mid-aksila kiri setinggi V4
TAMBAHAN SANDAPAN EKG

• SANDAPAN PREKORDIAL KANAN


– Tambahan sandapan di V3R – V6R
– Pada infark inferior yang dicurigai disertai infark ventrikel
kanan
– Pada infark dengan penurunan tekanan darah yang
belum jelas etiologinya

• SANDAPAN PREKORDIAL KIRI POSTERIOR


– Tambahan sandapan di prekordial kiri posterior : V7 – V9
– Bila dicurigai terdapat infark posterior, misalnya terdapat
depresi segmen ST di sandapan prekordial kiri (V1- V3)
SANDAPAN PREKORDIAL EKG
BENTUK DASAR EKG DAN INTERVAL
CONTOH EKG NORMAL
KERTAS EKG

• Merupakan kertas grafik yang dibagi dengan garis tipis (1 mm


x 1 mm) dan garis agak tebal (5 mm x 5 mm) secara
horizontal dan vertikal

• Aksis horizontal menggambarkan kurun waktu

• Kecepatan mencatat mesin EKG : 25 mm/dtk

• Setiap 1 mm horizontal mewakili 0,04 detik, dan 5 mm


mewakili 0,2 detik

• Aksis vertikal menggambarkan voltage

• Standarisasi baku voltage (amplitudo) adalah 1, 10 kotak kecil


BACA DAN INTERPRETASI EKG

- Frekuensi atau Kecepatan


- Irama
- Aksis QRS
- Gelombang P
- Interval PR
- Gelombang Q
- Kompleks QRS
- Interval QT
- Segmen ST
Menghitung Frekuensi Jantung

1. Tentukan satu gelombang R (atau P) yang


tepat di garis vertikal kotak sedang
2. Tentukan puncak gelombang R (atau P) ke
II
3. Hitung jarak antara R pertama dan kedua
dalam ukuran kotak sedang
4. Frekuensi jantung kemudian ditentukan dengan
rumus :
a. Jarak 1 kotak sedang : 300 x/menit
b. Jarak 2 kotak sedang : 150 x/menit
c. Jarak 3 kotak sedang : 100 x/menit
d. Jarak 4 kotak sedang : 75 x/menit
e. Jarak 5 kotak sedang : 60 x/menit
f. Jarak 6 kotak sedang : 50 x/menit
IRAMA JANTUNG :
SISTEM KONDUKSI JANTUNG
SISTEM KONDUKSI JANTUNG
• PACEMAKER JANTUNG NORMAL : simpul SA
dengan frekuensi 70-80 x/menit

• Terdapat PACEMAKER JANTUNG POTENSIAL


lain yaitu :
1. Atrium : 75 x/menit
2. Simpul AV : 60 x/menit
3. Berkas His : 50 x/menit
4. Serabut Purkinje dan ventrikel : 30-40 x/menit
AKSIS

• Untuk vektor ruang dipergunakan sumbu ruang


• Terdapat 3 buah bidang yang saling tegak lurus :
horizontal (H), frontal (F) dan sagital (S)
• Biasanya cukup dipakai 2 bidang saja : H dan F
• Horizontal : sandapan di V1-V6
• Frontal : sandapan di I, II, III, aVR, aVL dan aVF
- Paling mudah dan cepat
dengan menentukan aksis
menggunakan sandapan I
dan aVF (tegak lurus)
- Nilai normal aksis :
antara - 30° sampai +
105°
- menentukan jumlah
aljabar amplitudo gelomb
EKG (skala mm)
- diekstrapolasikan di
sandapan yang
bersangkutan

CARA MENENTUKAN AKSIS


DEVIASI AKSIS
• Deviasi aksis kiri (Left Axis Deviation) :
– Left Anterior Hemiblock
– Left Bundle Branch Block : kadang-kadang
– Hipertrofi ventrikel kiri : jarang ditemukan LAD
kecuali terdapat LAHB
– Non-kardiak : diafragma letak tinggi, asites, tumor
abdominal dll
– Individu normal
DEVIASI AKSIS
• Deviasi aksis kanan (Right Axis Deviation) :
– Hipertrofi ventrikel kanan
– Bila perubahan aksis terjadi tiba-tiba : dicurigai
terjadi emboli paru atau infark miokard lateral
– Gangguan konduksi : left posterior hemiblock,
RBBB, WPW syndrome, gangguan irama
ventrikular
– Hipertensi pulmonal
– PPOK
– Perikarditis Konstriktiva
GELOMBANG P
Menggambarkan aktivitas depolarisasi atrium.
Karekteristik Gelombang P :
• Tinggi kurang dari 2,5 mm (0,25 mV)
• Lebar (Durasi) kurang dari 3 mm (0,08-0,11 dtk)
• Gambarannya :
– Selalu positif di sandapan II dan selalu negatif di sandapan aVR
– Defleksi positif di sandapan lateral (I, aVL, V5 dan V6)
– Biasanya bifasik pada sandapan V1
JENIS-JENIS GELOMBANG P
• P-Pulmonal
• P-Mitral
• Gabungan P-Pulmonal dan P-Mitral : pada
pembesaran biatrial
• Tidak terdapat Gelombang P
– Memang tidak ada gel P : sinus arrest, blok SA, FA
– Gel P tertutup kompleks QRS yang lebar : junctional
tachycardia, takikardia supraventrikular
• Gelombang P yang berbeda-beda (wandering atrial
pacemaker )
• Gelombang Ta (Auricular T-wave)
Beberapa bentuk gelombang P
P-Pulmonal

• Kelainan gel P akibat depolarisasi atrium


kanan yang lebih besar dari normal
• Terdapat pada : Penyakit pada katup
Trikuspid, hipertensi pulmonal yang disertai
hipertrofi atrium kanan
• Arus depolarisasi atrium kanan : inferior dan
anterior. Gamb P-Pulmonal paling sering
terlihat pada sandapan inferior dan anterior
P-Mitral
• Gelombang P yang berbentuk bifida
dengan lebar > 3 mm (0,12 detik)
• Tanda khas dari pembesaran atrium kiri
• Arus depolarisasi lebih besar sehingga
waktu depolarisasi lebih lama.
• Sering ditemukan pada penyakit katup
mitral dan aorta
GELOMBANG Q

• Defleksi ke bawah yang pertama pada kompleks


QRS
• Awal dari fase depolarisasi ventrikel
• Gelombang Q patologis :
– Lebarnya sama atau lebih dari 0,04 detik (1 mm)
– Dalamnya lebih dari 25% amplitudo gel R
– Gel Q pada sandapan aVR : Normal
– Menggambarkan adanya nekrosis miokard
KOMPLEKS QRS

• Mewakili depolarisasi ventrikel atau penyebaran


impuls di seluruh ventrikel
• Komponen yang membentuk kompleks ini : -
Gel Q yaitu defleksi negatif sebelum defleksi
positif
- Gel R yaitu defleksi positif yang pertama
muncul disertai atau tidak disertai gel Q
- Gel S yaitu defleksi negatif setelah gel R
GELOMBANG R

• Defleksi positif pertama dari kompl QRS


• Menggambarkan fase depolarisasi ventrikel
• Abnormal :
1. Adanya hipertrofi ventrikel
2. Adanya tanda-tanda bundle branch block
GELOMBANG S

• Defleksi negatif setelah gelombang R


• Menggambarkan fase depolarisasi ventrikel
• Kepentingan hampir sama dengan gel R
GELOMBANG T

• Menggambarkan fase repolarisasi ventrikel


• Bila abnormal menunjukkan :
– Adanya iskemia/infark
– Kelainan elektrolit
• Amplitudo normal :
– < 10 mm di sandapan prekordial
– < 5 mm di sandapan ekstremitas
– Minimum 1 mm
• Normal bila :
– Arah sesuai dengan arah gelombang utama kompleks
QRS
– Positif di sandapan II
GELOMBANG U

• Gelombang kecil yang kadang-kadang terlihat


setelah gel T
• Bagian akhir dari repolarisasi yang seb nya masih
termasuk bag gel T
• Normal :
– Kurang dari 2 mm
– Selalu lebih kecil dari gel T di sandapan II
• Abnormal :
– Amplitudo > 2 mm atau > T, tdp hipokalemia
– Gel U terbalik (sandapan I, II, V5 dan V6) : pada iskemia
dan hipertrofi
INTERVAL PR
• Waktu mulai depolarisasi atrium sampai onset
depolarisasi ventrikel
• Jarak antara permulaan gel P-permulaan kompleks
QRS
• Batas normal : 0,12-0,20 detik
• Interval PR < 0,12 detik : pada keadaan hantaran
dipercepat (sindrom WPW)
• Interval PR > 0,20 detik : terdapat blok AV
• Interval PR berubah-ubah : wandering pacemaker
INTERVAL QRS
• Lamanya aktivitas depolarisasi ventrikel
• Jarak antara permulaan gel Q – akhir gel S
• Nilai normal : < 0,12 detik
• Abnormal pada :
– Bundle branch block
– Hiperkalemia
– Gangguan konduksi ventrikel
– Aritmia ventrikel
INTERVAL QT
• Jarak antara permulaan gel Q – akhir gel T
• Lamanya aktivitas depolarisasi dan repolarisasi ventrikel
• Nilai interval dipengaruhi : frekuensi jantung
• Batas nilai normal dilihat dalam tabel/kurva
• Interval QTc (corrected QT interval) : nilai interval QT yang
telah dikoreksi dengan interval QT pada frekuensi jantung 60
x/menit dan nilainya ditentukan dengan NOMOGRAM
• Rumus : QTc = QT (dtk)/√ R-R (dtk). Nilai normal QTc = 0,38 –
0,42 detik
Interval QT memanjang

• Risiko timbulnya aritmia


• Kongenital : Long QT syndrome (autosomal
dominan)
• Didapat :
– Pengaruh obat-obatan antiaritmia : quinidin,
prokainamid, hipnotik, major tranquilizer
– Gangguan elektrolit : hipokalemia,
hipomagnesemia, hipokalsemia
Interval QT memendek

• Pemakaian digitalis
• Hiperkalsemia
VAT
(VENTRICULAR ACTIVATION TIME)
• Jarak antara permulaan gelombang Q ke puncak
gelombang R
• Menggambarkan waktu yang diperlukan oleh impuls untuk
menyebar dari permukaan dalam ventrikel (endokardium)
ke permukaan luar ventrikel (epikardium)
• Bila nilai memanjang : bundle branch block, hipertrofi
ventrikel
• Nilai normal :
– V1-V2 : < 0,03 detik
– V5-V6 : < 0,05 detik
TITIK J ( J POINT )

• RS – T Junction
• Titik dimana kompleks QRS berakhir dan
awal segmen ST
• Sebagai titik acuan untuk menentukan
adanya deviasi segmen ST
SEGMEN S-T

• Mulai dari titik J sampai permulaan gelombang T


• Normal : isoelektrik ( range antara – 0,5 mm sampai
+ 2 mm )
• Guna :
– Elevasi segmen ST : infark miokard akut, aneurisma LV,
perikarditis
– Depresi segmen ST : iskemia, efek digitalis, LV strain
HIPERTROFI ATRIUM
• Gel P merupakan depolarisasi atrium kanan dan kiri
• Defleksi awal gel P : depol atrium kanan
• Defleksi akhir gel P : depol atrium kiri
• Peninggian gelombang P menunjukkan adanya
abnormalitas di atrium
• Peninggian gel P ini tidak spesifik, dapat berarti :
– Hipertrofi dinding atrium
– Pembesaran ruang atrium
– Perlambatan konduksi di atrium
HIPERTROFI ATRIUM KANAN

• Harus dicurigai bila ditemukan gel P tinggi di


sandapan inferior (terutama sand II)
• Etiologi : setiap tekanan atau overload volume di sisi
kanan jantung
• Paling banyak disebabkan oleh :
– Regurgitasi trikuspid
– Stenosis trikuspid
– Regurgitasi pulmonal
– Stenosis pulmonal
– Hipertensi pulmonal
– PPOK
– RVH
Kriteria EKG untuk Abnormalitas
Atrium Kanan
• Gel P tinggi dan lancip di II, III dan aVF :
tinggi > atau sama dengan 2,5 mm dan
interval > atau sama dengan 0,11 detik
• Defleksi awal di V1 > atau = 1,5 mm
• P pulmonal
• Rasio P/segmen PR < 1
HIPERTROFI ATRIUM KIRI

• Durasi gel P bertambah besar (> 0,12 detik).


• Bentuk gel P lebar dengan puncak bergelombang (broad
and notched ). Terutama di sandapan I dan II
• Bentuk gel P di sini sering disebut P mitral
• Di sandapan dada seb kanan (V1 dan V2) gel P difasis,
dengan bagian akhir yang lebar dan negatif (durasi 0,04 dtk
dan dalam 1 mm). Disebut P terminal force
• Rasio P/segmen PR > 1
• Pembesaran atrium kiri paling banyak disebabkan oleh
kelainan katup mitral (Stenosis Mitral), kmd stenosis aorta,
regurgitasi aorta, LVH
HIPERTROFI VENTRIKEL KIRI

• Peningkatan voltage QRS


• Hipertrofi ventrikel dengan dinding yang tebal
serta permukaan yang lebih luas
menyebabkan potensial listrik yg lebih besar
• Letak lebih dekat pada dinding dada
sehingga potensial yang dicatat lebih besar
• Etiologi : pressure overload pada ventrikel kiri
Kriteria EKG untuk LVH

• Kriteria voltage : dapat dipilih salah satu


– R atau S di sandapan ekstremitas > 20 mm
atau
– S di kompleks ventrikel kanan > 25 mm, atau
– R di kompleks ventrikel kiri > 25 mm, atau
– S di ventrikel kanan + R di ventrikel kiri > 35
mm
Kriteria EKG untuk LVH

q Depresi ST dan inversi T di kompleks ventrikel


kiri. Disebut strain pattern
q Abnormalitas atrium Kiri
q Sumbu QRS pada bidang frontal > atau = -
15°
q Interval QRS (> atau = 0,09 detik) atau waktu
aktivasi ventrikel memanjang (> atau = 0,04
detik)
Kriteria EKG untuk LVH

INDEKS SOKOLOW-LYON :
q Jumlah amplitudo gelombang S di V1 dan tinggi
gelombang R di V5 atau V6 > atau = 3,5 mV
q Amplitudo gelombang R di aVL > atau = 1,1 mV
Kriteria EKG untuk LVH

KRITERIA VOLTAGE CORNELL :

q LAKI-LAKI : S V3 + R aVL > 2,8 mV


q PEREMPUAN : S V3 + R aVL > 2,0 mV
HIPERTROFI VENTRIKEL KIRI
HIPERTROFI VENTRIKEL KANAN

• Perubahan EKG baru tampak bila ada pembesaran


yang nyata
• Etiologi : tekanan tinggi yang terus menerus di
ventrikel kanan
• Rasio R/S yang terbalik :
– R/S di V1 > 1
– R/S di V6 < 1
• Perubahan bentuk kompleks QRS :
– Gelombang R yang besar
– Terdapat kompleks R’
HIPERTROFI VENTRIKEL KANAN
BLOK CABANG BERKAS KANAN
(RIGHT BUNDLE BRANCH BLOCK = RBBB )
• Depolarisasi septum dari ventrikel kiri normal
• Depolarisasi ventrikel kanan terjadi perlambatan akibat blok
di right bundle branch
• Setelah depolarisasi septum dan ventrikel kiri atau setelah
terbentuk gamb rS di V1dan qR di V5, baru terekam
depolarisasi ventrikel kanan yang datangnya terlambat ke
V1.
• Sehingga kompleks QRS di V1 menjadi bentuk rSR’ atau
rabbit ear appearance
• Sedangkan di V5 akan menjadi gamb qRS
KRITERIA RBBB :

• Interval QRS memanjang > 0,12 detik


• S yang lebar di I dan V6
• R yang lebar di V1
• Bentuk rSR’ di sandapan V1 dan V2
• Deviasi aksis ke kanan
• Bila interval QRS 0,10 – 0,12 detik : RBBB
inkomplit
• Bila interval QRS > 0,12 detik : RBBB
komplit
BLOK CABANG BERKAS KIRI
(LEFT BUNDLE BRANCH BLOCK = LBBB )
• Bila konduksi di cabang berkas kiri terganggu
maka depolarisasi septum hanya dibentuk oleh
komp cabang berkas kanan sehingga mengarah
ke ventrikel kiri
• Akibatnya terjadi :
– Gel r di V1 dan gel q di V5 tidak terbentuk
– Terjadi gel q di V1 dan R di V5
– Gamb kompleks QRS kebalikan dari RBBB : V1
menjadi bentuk qrS (~ telinga kelinci terbalik)
dan di V5 menjadi RsR’
KRITERIA LBBB :
• Interval QRS melebar > 0,10 detik
• Tidak tampak gelombang q dan gelombang R
yang lebar, sering berlekuk di I, V5 dan V6 dengan
VAT > 0,08 detik
• rS atau QS di V1
• Deviasi aksis ke kiri
• Bila interval QRS 0,10 – 0,12 detik : LBBB
inkomplit
• Bila interval QRS > 0,12 detik : LBBB komplit
RIGHT
AND LEFT
BUNDLE
BRANCH
BLOCK
IRAMA SINUS

KRITERIA IRAMA SINUS :


- Gelombang P harus ada
- Morfologi gel P harus sesuai dengan sandapan
- Aksis gel P harus normal
- Gel P harus konstan dengan frekuensi 60-100 x/menit
- Gel P harus diikuti dengan kompleks QRS dan mempunyai laju
yang konstan
- Gel P harus berada di depan kompleks QRS
- Interval PR harus normal dan konstan
GANGGUAN PEMBENTUKAN IMPULS

• GANGGUAN PEMBENTUKAN IMPULS


DI SINUS :
– SINUS TAKIKARDIA
– SINUS BRADIKARDIA
– SINUS ARITMIA
– SINUS ARREST (HENTI SINUS)
SINUS TAKIKARDIA

KRITERIA SINUS TAKIKARDIA :


- Gel P harus ada dan morfologi yang sesuai
- Aksis gel P normal
- Gel P konstan dan laju > 100 x/menit
- Harus terdapat kompleks QRS yang konstan
- Setiap gel P harus diikuti kompleks QRS
- Gel P berada di depan kompleks QRS
SINUS BRADIKARDIA

KRITERIA SINUS BRADIKARDIA :


- Gel P harus ada
- Morfologi gel P harus normal
- Aksis gel P harus normal
- Laju gel P harus konstan
- Frekuensi jantung < 60 x/menit
- Gel P harus diikuti kompleks QRS yang konstan
- Gel P harus berada di depan kompleks QRS
- Interval PR harus normal dan konstan
SISTEMATIKA MEMBACA EKG
• IRAMA : irama sinus atau bukan. Sinus : setiap
kompleks QRS selalu didahului oleh gel P
• LAJU QRS :
– Irama sinus : laju QRS normal ant 60-100
x/menit
– < 60 x/menit : sinus bradikardia
– > 100 x/menit : sinus takikardia
– Laju QRS > 150 x/menit : takikardia
supraventrikular (QRS sempit) atau takikardia
ventrikular (QRS lebar)
• REGULARITAS
• AKSIS : normal antara -30° sampai +110°
• INTERVAL PR : normal < 0,20 detik
• MORFOLOGI : Gel P, kompleks QRS, segmen ST
dan gel T
VARIASI NORMAL EKG

• Benign Early Repolarization


• Athlete’s Heart
• Persistent Juvenile Pattern
• Nonspecific T wave pattern
Benign Early Repolarization
• Elevasi segmen ST, biasanya dari lead V2 - V6,
berkisar dari 0,5 - 5 mm’
• Gel T tinggi biasanya seiring dg komplex QRS
berkisar dari 5 – 6,5 mm.
• Gel R tinggi pada lead prekordial kiri.
• Timbulnya titik J terlihat baik pada lead V4 dan
V5 dan kadang-kadang timbul pada lead II, III &
aVF
BENIGN EARLY REPOLARIZATION
Athlete’s Heart
• Sinus bradycardia ( HR bisa sampai 40 x/mnt)
• AV block derajat 1 and AV block derajat 2, Mobitz
type I
• Peningkatan voltase gelombang R atau S
• Elevasi segmen ST pada J point dg morfologi
konkaf upwardly .
• Gel T concordant dg komplex QRS dan T
meninggi relatif .
• Gel Q dalam tampak pada < 10 % atlit.
ATHLETE’S HEART
Salah meletakkan elektroda :
Bagaimana cara mendeteksinya ?
Tangan kiri – Tangan kanan :
- Inversi gel. P & komplex QRS pada lead I
- Timbul yg seharusnya tak ada deviasi ke
kanan & deviasi aksis QRS ekstrim.
- Inversi gel P pada lead I, bersamaan dengan
penurunan gel R prekordial yg normal.
ECG obtained from a normal volunteer

Arm electrode reversal


Salah meletakkan elektroda :
Bagaimana cara mendeteksinya ?
Tangan kiri – kaki kiri :
- Lead III terbalik ( seharusnya tidak
muncul abnormal )
- Leads I & II tertukar ; aVL & aVF
tertukar ; aVR tak berubah.
- Gel. P lebih besar pada lead I
daripada lead II yang seharusnya
tidak begitu.
Tangan kiri – kaki kiri terbalik.
Tangan kiri – kaki kiri terbalik
Salah meletakkan elektroda :
Bagaimana cara mendeteksinya ?
Tangan kanan – kaki kiri :
- P-QRS-T terbalik pada semua lead
kecuali lead aVL
- P-QRS-T terbalik pada lead aVR
Salah meletakkan elektroda :
Bagaimana cara mendeteksinya ?

Kaki kanan – kaki kiri :


- Terlihat seperti normal
meletakkan elektroda.
- Tampak tak berarti karena
potensial pada ekstremitas
bawah sama.
Salah meletakkan elektroda :
Bagaimana cara mendeteksinya ?
Kaki kanan – tangan kiri :
- Lead III gambaran garis lurus

Kaki kanan – tangan kanan :


- Lead II gambaran garis lurus
Salah meletakkan elektroda :
Bagaimana cara mendeteksinya ?
Tangan kiri – kaki kiri & tangan kanan
& kaki kanan :
- Lead I gambaran garis lurus
- Leads aVL & aVR polaritas &
amplitudo sama.
- Gambaran Lead II terbalik dengan
gambaran lead III
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai