Anda di halaman 1dari 70

DASAR-DASAR

ELEKTROKARDIOGRAFI
Oleh:
Awan Hendriono,Amd.Kep.
Sistem Konduksi
Jantung
Sistem Konduksi Jantung
• Sel otot jantung  stimulus  potensial
aksi (kontraksi), kemudian relaksasi.
• Potensial aksi dari satu sel otot jantung 
diteruskan ke sel otot jantung sekitarnya 
eksitasi-kontraksi-relaksasi  disebut
konduksi
• Sel otot jantung punya sifat otomatisitas
Sistem Konduksi Jantung
• Simpul Sino-Atrial (Nodus Sinus, Sinus)
• Sistem Konduksi Intra-Atrial
• Simpul Atrio-Ventrikuler (Nodus Atrio-
Ventrikuler, Nodus)
• Berkas His
• Cabang Berkas
• Fasikel
• Serabut Purkinje
Sistem Konduksi Jantung
Otomatisitas dan Ritmisitas Pada
Sistem Konduksi Jantung
• Sifat Otomatisitas
• Ritmisitas
• Masing-masing bagian dari sistem konduksi
jantung mempunyai frekwensi ritmisitas
sendiri-sendiri
• Fisiologis : Simpul sinus mempunyai
otomatisitas dan ritmisitas tertinggi, serabut
Purkinje yang terendah
• Dipengaruhi sistem saraf simpatik dan
parasimpatik
Pengendalian Siklus Jantung
• Jantung bekerja secara ritmis
• Kontraksi atria kanan dan kiri bersamaan 
sistol atrial, bersamaan dengan :
• Relaksasi ventrikel kanan dan kiri  diastol
ventrikel
• Selanjutnya kontraksi ventrikel kiri dan
kanan bersamaan  sistol ventrikel,
bersamaan dengan :
• Relaksasi atria kanan dan kiri  diastol
atrial
Pengendalian Siklus Jantung
• Pengendali utama dari siklus
jantung ialah simpul sinus (Pemacu
jantung utama)
• Impuls setelah mencapai simpul
AV mengalami perlambatan
konduksi
Gambaran Siklus Jantung
Pada EKG
Gambaran Siklus Jantung
Pada EKG
• Rekaman EKG dibuat pada
kertas dengan kecepatan
standard 25 mm/detik, defleksi
10 mm yang sesuai dengan
potensial +1 mV
Gambaran Siklus Jantung Pada EKG
• Gelombang P, hasil depolarisasi atria kanan
dan kiri
• Segmen PR, garis isoelektrik
• Gelombang kompleks QRS, hasil
depolarisasi ventrikel kanan dan kiri
• Segmen ST, garis isoelektrik
• Gelombang T, potensial repolarisasi
ventrikel kanan dan kiri
• Gelombang U
• Gelombang Ta, hasil repolarisasi dari atria
Bentuk dasar EKG dan
nama-nama interval
Sistem Sandapan
Pada EKG
Sandapan Pada EKG
• EKG Konvensional dipakai 10 elektroda:
– 4 buah elektroda ekstremitas
– 6 buah elektroda prekordial
• Elektroda ekstremitas pada :
– Lengan kanan (Lka)
– Lengan kiri (Lki)
– Tungkai kanan (Tka)
– Tungkai kiri (Tki)
• Elektroda Tka  ground/bumipotensial
nol yang stabil
Elektroda-elektroda ekstremitas
Elektroda Prekordial
• V1 : garis parasternal kanan, pada interkostal IV
• V2 : garis parasternal kiri, pada interkostal IV
• V3 : titik tengah antara V2 dan V4
• V4 : garis klavikula tengah, pada interkostal V
• V5 : garis aksila depan, sama tinggi dengan V4
• V6 : garis aksila tengah, sama tinggi dengan V4
dan V5.
• Ada elektroda prekordial kanan  V3R, V4R, V5R
dan V6R, berseberangan dengan V3, V4, V5 dan
V6
Elektroda-elektroda prekordial
Sandapan-sandapan pada EKG
• Sandapan Standar Ekstremitas (bipolar)
–I : Potensial Lki – Potensial Lka
– II : Potensial Lka – Potensial Tki
– III : Potensial Tki – Potensial Lki
• Sandapan Ekstremitas Unipolar :
– aVR : Potensial Lka
– aVL : Potensial Lki
– aVF : Potensial Tungkai
Sandapan-sandapan pada EKG

• Sandapan Prekordial :
– V1,V2,V3,V4,V5, dan V6
Interpretasi EKG
Terminologi
• Kalibrasi
• Garis iso-elektrik
• Defleksi positif
• Defleksi negatif
Kalibrasi standard
Defleksi 10 mm = 1 mV
Kecepatan kertas 25 mm/detik
1 mm = 0,04 detik
5 mm = 0,20 detik
10 mm = 0,40 detik
Gelombang P
• Defleksi pertama siklus jantung
• Merupakan aktivasi atria, baik oleh sinus,
atria, atau penghubung AV
• Gelombang P bisa :
– Positif
– Negatif
– Bifasik
– Bentuk lain yang khas
Gelombang P dari sinus,
dengan sumbu +30o
Gelombang P dari penghubung AV,
dengan sumbu –100o
Gelombang P dari atrium
dengan sumbu +150o
Gelombang Kompleks QRS

• Gelombang Q
• Gelombang R
• Gelombang S
Cara Penulisan Gelombang
Kompleks QRS

• Defleksi yang lebih dari 5 mm,dipakai


huruf besar : Q, R, dan S
• Defleksi kurang dari 5 mm dipakai
huruf kecil : q, r, dan s.
Istilah-istilah untuk berbagi bentuk
gelombang kompleks QRS
Gelombang T
Gelombang T

• Repolarisasi dari Ventrikel


• Bisa positif, negatif, atau
bifasik
Gelombang U
Pengukuran waktu
• Frekwensi Jantung (atrial atau ventrikel)
– Dapat dihitung berdasar kecepatan kertas
– Kecepatan = 25 mm/detik
– 1 menit = 60 X 25 mm = 1500 mm
– Frekwensi jantung = 1500 : jarak siklus dalam
mm (jarak R-R atau P-P)
• Interval PR
• Interval QRS
• Interval QT
EKG Normal
Gelombang P
• Pada bidang frontal :
– Positif di I, II, dan aVF
– Negatif di aVR
– Positif, negatif, bifasik di aVL dan III
• Pada bidang horisontal :
– Bifasik atau negatif di V1 dan V2
– Positif di V3 hingga V6
• Gelombang P dari sinus normal tidak lebih
lebar dari 0,11 detik dan tingginya tak
melebihi 2,5 mm
Kompleks QRS
• Dinding Ventrikel Kanan lebih tipis
dari Ventrikel Kiri
• Gaya-gaya listrik Ventrikel Kiri lebih
kuat
• V1 dan V2 : kompleks ventrikel kanan
• V5 dan V6 : kompleks ventrikel kiri
Gelombang T
• Tegak di semua sandapan kecuali di
aVR dan V1
Gelombang U
• Biasanya tegak terbesar di V2 dan V3
• Sering tak jelas, bersatu dengan
gelombang T
Nilai Normal Interval
• Interval P (durasi) : < 0,12 detik
• Interval PR : 0,12 – 0,20 detik
• Interval QRS : 0,07 – 0,10 detik
• Interval QT tergantung frekwensi jantung
Interval QT
• Tergantung dari frekwensi jantung
• Dapat ditentukan dengan rumus atau tabel
• Praktis :
– Frek 60/menit : 0,33 – 0,43 detik
– Frek 80/menit : 0,29 – 0,38 detik
– Frek 100/menit : 0,27 – 0,35 detik
Rumus Bazett
• QT.c = QT
R–R
• QT.c = QT terkoreksi (corrected QT)
• QT = QT yang terukur
• R-R = Interval R-R yang terukur
• Semua ukuran dalam detik
• Harga normal untuk QT.c = 0.33 – 0,43
Irama sinus, 70, normal
Irama sinus, 90, normal
Aritmia
• Kelainan Elektrofisiologi
Jantung dan
• Terutama kelainan sistem
konduksi jantung

Istilah bervariasi WHO/ISFC Task Force (1978)


Batasan (Definisi) dan Pembagian
Aritmia
• Aritmia : gangguan pembentukan
dan/atau penghantaran impuls
• Diagnosis : memerlukan suatu
sandapan yang cukup panjang
• Sandapan yang dipilih harus
menggambarkan gelombang p secara
jelas, terutama sandapan II atau V1
Batasan dan Pembagian
Aritmia
• Irama Jantung yang bukan
irama sinus normal (60-
100/menit) ialah ARITMIA
Pembagian Aritmia
• Gangguan Pembentukan
Impuls
• Gangguan Penghantaran
Impuls
Gangguan Pembentukan Impuls
Pembentukan impuls di ventrikel (aritmia
ventrikuler)
1. Ekstrasistol ventrikuler
2. Takikardia ventrikuler
3. Gelepar ventrikuler
4. Fibrilasi ventrikuler
5. Henti ventrikuler
6. Irama lolos ventrikuler
Ekstrasistol Ventrikuler
Dasar diagnosis
QRS yang prematur, melebar dan
bizzare(bizzare=tak teratur dan
ganjil)
P dari sinus tak terpengaruh oleh
QRS ekstrasistol
A. Ekstrasistol ventrikuler, bentuk bigemini
B. Ekstrasistol ventrikuler, bentuk kuplet
Ekstrasistol ventrikuler multifokal
Ekstrasistol ventrikuler tersisip. Konduksi tersembunyi pada
simpul AV menyebabkan perpanjangan interval PR
Ekstrasistol ventrikuler dengan konduksi lawan arus.
Terdapat gelombang P lawan arus di belakang ekstrasistol
ventrikuler (x) yang menyebabkan hilangnya gelombang P
dari sinus dan pause kompensasi tidak lengkap
Ekstrasistol kiri dan kanan
a. Ekstrasistol dari ventrikel kiri
b. Ekstrasistol dari ventrikel kanan
Takikardia Ventrikuler
• Dasar diagnosis
– 3 atau lebih ekstrasistol
ventrikuler yang berturutan
– Bila timbul paroksismal 
takikardia ventrikuler
paroksismal
Gambaran EKG Takikardia
Ventrikuler
• Frekuensi biasanya : 160-200/menit
• Kadang bisa lebih rendah : 100/menit
• Bila P dapat dikenali, maka P dan QRS
tidak berhubungan  dissosiasi atrio-
ventrikuler
• QRS melebar dan bizarre, bentuk dan irama
sedikit tidak teratur
• Sering sukar dibedakan antara : takikardia
ventrikuler, takikardia supraventrikuler
dengan konduksi ventrikuler aberan
Takikardia ventrikuler : ekstrasistol ventrikuler
yang berturutan
Beberapa Bentuk
Takikardia Ventrikuler
• Takikardia ventrikuler
dengan aktivasi atria lawan
arus
• Multifokal
• Torsade de pointes
Takikardia ventrikuler torsade de pointes : menyusul
fenomena R di atas T karena interval QT yang
memanjang
Gelepar Ventrikuler / Flutter
• Dasar diagnosis
– Gelombang QRS dan T menyatu
menjadi undulasi yang teratur.
– Frekuensi biasanya 250-300/menit
– Sifat: aritmia yang labil, cepat
berubah menjadi takikardia
ventrikuler atau fibrilasi ventrikuler
Gelepar ventrikuler : Undulasi-undulasi yang
teratur dan cepat
Fibrilasi Ventrikuler
• Dasar Diagnosis
– Gelombang QRS dan T menyatu menjadi
undulasi yang tidak teratur dan cepat
– Berdasarkan besar undulasi  FV kasar
dan FV halus
– Secara klinis FV sama dengan henti
jantung, karena ventrikel hanya bergetar,
tidak memompa darah keluar dari
ventrikel
Fibrilasi ventrikuler. Undulasi-undulasi yang tidak
teratur dan cepat, diikuti oleh henti ventrikel atau
asistol ventrikuler : tak ada kompleks QRS
Henti Ventrikuler

• Suatu keadaan di mana EKG


tidak menunjukkan QRS
Sin. 60, ESV tersisip

Sin. 80, ESV unifokal,bigemini,trig., kuplet


Sin. 85, ESV unifokal,bigemini

Sin. 95, blok AV der. 1

VF
VT, 220

VT Torsade de pointes, 300

Anda mungkin juga menyukai