Anda di halaman 1dari 109

ELEKTROKARDIOGRAFI

ADVANCED

EMANUEL I. LEWAR
Normal EKG/
Normal Sinus Rhytm
Normal EKG/Normal Sinus Rhytm
• Sumber pacemaker ---SA node
• Setiap 1 gelombang P diikuti komplek QRS
• Morfologi gelombang P & komplek QRS harus
sama
• PP interval & RR interval yang sama
• Frekuensi Jantung 60-100x/menit
• Gelombang P selalu (+) di lead II, dan (-) di aVR
• Normal aksis jantung
MENILAI RITME/IRAMA

Amati regularitasnya dengan menghitung


Interval R-R dan P-P
Penghitungannya kita menggunakan kertas lalu diberi titik, lalu
kita lihat regularitasnya.
CARA MENILAI RITME/IRAMA

Setelah tahu reguler/ireguler kita akan menghitung


frekuensi.
MENGHITUNG FREKUENSI
• Metode I  Menghitung Kotak Kecil
• Rumusnya :
Frekuensi = 1500/jumlah kotak kecil antara R - R

• Metode II  Menghitung Kotak Besar


• Rumusnya:
Frekuensi = 300/jumlah kotak besar antara R - R

Hanya untuk yang REGULER saja


MENGHITUNG FREKUENSI
• Metode IIII  Menghitung 6 detik EKG
Rumusnya :

Frekuensi = Jumlah komplek QRS dalam 6 detik x 10

3 sec

3 sec

6 detik = 30 kotak besar

Bisa Untuk Reguler Maupun Irreguler


Aritmia/Dysritmia
Aritmia atau Disritmia
• Apabila sumber pacemaker non SA Node
• Apabila frekuensi Jantung < 60 atau >100
• Abnormal conduction system
• Abnormal Velocity
Lead Panjang (6 detik)
• Mengidentifikasi Irama (regular/irregular)
• Mengidentifikasi sumber irama/fokus/pacemaker
• Menghitung Frekuensi Jantung
• Mengidentifikasi Ekstrasistole
• Mengidentifikasi blok (di SA node, atrial, AV node)

Maping
Maping
Memahami Sumber Pacemaker

• SA Node----Sinus--------60-100x/mnt

• AV Node----Junctional-----40-60x/mnt

• Furkinje sel/Ventrikel---Idioventricular 20-40x/mnt


MENILAI RITME/IRAMA

Amati regularitasnya dengan menghitung


Interval R-R dan P-P
Penghitungannya kita menggunakan kertas lalu diberi titik, lalu
kita lihat regularitasnya.
JENIS IRAMA EKG

Irama EKG akan sangat dipengaruhi oleh SUMBER


KELISTRIKAN JANTUNG.
• Jika berasal dari SA Node  Irama Sinus,
• Jika berasal dari atrium  Irama Atrial
• Jika berasal dari AV Node  Irama Junctional,
• Jika dari ventrikel  Irama Idioventrikuler
IRAMA SINUS
• Irama normal = Irama SINUS
• Impuls berasal dari SA node
• Kriteria irama sinus= Normal Sinus Rhytm
- Irama teratur: jarak R -R sama
- Gelombang P normal (P: QRS = 1 : 1)
- Interval PR normal (0,12 – 0,20 detik)
- QRS interval normal (0,06 – 0,12 dtk)
IRAMA ATRIAL
Irama yang pemacu
utamanya adalah atrium tapi
bukan SA Node
• Atrial Flutter (atas) :
Normalnya, setiap P pasti
diikuti 1 QRS, tapi ini P nya
banyak berurutan artinya
ada kontraksi di atrium tidak
dihantarkan ke ventrikel.
• Atrial Fibrilasi (bawah) :
sumber pace maker di
dinding atrial bukan SA
node jadi P nya hanya getar
saja, tidak kuat
IRAMA JUNCTIONAL

Irama yang pacuannya dari AV Node


Ciri:
• Gel P inversi = Junctional letak atas
• Gel P hilang = Junctional letak tengah
• Gel P retograde (setelah QRS komplek) = Junctional
letak bawah
IRAMA IDIOVENTRIKULER

Irama denyut
jantung yang
pemacu dominannya
Ventrikel
• Ciri :
mirip komplek QRS
namun tidak
sempurna (QRS
lebar)
Masalah Aritmia/Disritmia
• SA Node :
Contohnya :
Sinus Bradycardia, Sinus Tachycardia, Sinus Arhytmia, Sinus arest, Sinus
blok
• AV Node :
Contohnya :
Junctional Rhytm,Juctional Bradycardi, Accelerated Junctional, Junctional
Tachycardia, AV Blok
• Furkinje Sel/Ventrikel :
Conthnya :
Idioventricular Rhytm, VT, VF
• Atrial Site :
Contohnya :
Atrial Tachycardia, Atrial Flutter, Atrial Fibrilasi, Paroximal Atrial Takikardi
(PAT), Multivokal Atrial Takikardi (MAT)
Sinus Bradikardi
• Buatkan Lead panjang 6 detik ( 30 kotak besar)
• Sumber pace maker dari SA Node,  amati gel P
• Amati gel P sama yg diikuti komplek QRS
• Hitung R-R
Sinus Takikardi
• Buatkan Lead panjang 6 detik ( 30 kotak besar)
• Sumber pace maker dari SA Node,  amati gel P
• Amati gel P sama yg diikuti komplek QRS
• Hitung R-R
Sinus Aritmia
• Buatkan Lead panjang 6 detik ( 30 kotak besar)
• Jarak R-R tidak sama
• Sumber pace maker dari SA Node,  amati
gel P
Atrial Fibrilasi ( AF)
• EKG didlm 6 detik
• Suber pacemaker dari atrial, ada komplek QRS
• Jika frekwensi 60 – 100 x/menit  Atrial Fibrilasi Normal
ventrikel respon
• Jika frekwensi lebih 100 x/menit
• Jika frekwensi dibawah 60 x/menit  Atrial Fibrilasi Slow
ventrikel
• Jika frekwensi lebih 100 x/menit  Atrial Fibrilasi Rapid
ventrikel
Atrial Flutter
• EKG didlm 6 detik
• Sumber pacemaker dari atrial, ada komplek QRS
• Gel P sama tapi seperti gigi gergaji ( saw tooth) diikuti
komplek QRS
Junctional
Irama yang pacuannya dari AV Node
Ciri:
• Gel P inversi = Junctional letak atas
• Gel P hilang = Junctional letak tengah
• Gel P retograde (setelah QRS komplek) = Junctional letak
bawah
Junctional Bradikardi
• EKG didlm 6 detik
• Tidak ada gelombang P, diikuti komplek QRS normal,
frekwensi dibawah 60 x/menit
Junctional Takikardi

• EKG dalam 6 detik


• Tidak ada gelombang P, diikuti komplek QRS
normal, frekwensi diatas 100 x/menit
IRAMA IDIOVENTRIKULER

Irama denyut
jantung yang
pemacu dominannya
Ventrikel
• Ciri :
mirip komplek QRS
namun tidak
sempurna (QRS
lebar)
Ventrikel Takikardi (VT)
• EKG dalam 6 detik
• Mirip komplek QRS namun tidak sempurna (QRS lebar)
• Tidak ada gelombang P, diikuti komplek QRS lebar, frekwensi
diatas 100 x/menit
Ventrikel Fibrilasi ( VF)
• EKG dalam 6 detik
• Mirip komplek QRS namun tidak sempurna
• Tidak ada gelombang P, diikuti komplek QRS tidak
beraturan, frekwensi diatas 350 x/menit
Ekstrasistole
• Ekstrasistole adalah denyut tambahan denagn
sumber pacemaker dari selai SA Node
• Macam-macam Ekstrasitoel : Premature, Escape
Beat, Interpolated, Fusion beat
• Ekstrasistole = Denyut Tambahan

• Premature, Escape Beat, Interpolated, Fusion beat

• ABNORMAL
• Prematur Ekstrasistole : yaitu denyut tambahan yang
muncul sebelum seharusnya muncul (premature)/
• Macam-macam Ekstrasistole :
– Atrial -- PAC (premature atrial contraction) atau
AES ( Atrial Ekstrasistole)
– AV Node ---PJC (premature junctional contraction)
atau JES ( Junctional Ekstrasistole)
– Ventrikel ---- PVC (premature ventricle
contraction) atau VES ( Ventrikel Ekstrasistole)
Maping
AES /PAC

• Ada gel P positip atau ada gel P tetapi terbalik


dengan komplek QRS, dgn normal QRS maka
premature ekstrasistole berasal dar SA Node 
AES /PAC
JES /PJC
• Jika tdk ada gel P atau ada gel P tetapi terbalik
sebelum atau sesudah komplek QRS, dgn normal QRS
maka premature ekstrasistole berasal dar AV Node
 JES /PJC
VES /PVC
• Jika tdk ada gel P sama sekali dgn komplek QRS
melebar maka premature ekstrasistole berasal dari
ventrikel  VES /PVC
Escape Beat
(Atrial, Junctional, Ventricle)
• Escape Beat
yaitu Denyut tambahan yang muncul ketika SA
Node tidak berfungsi ebagai normal
pacemaker sehingga ada sumber
lain/pacemaker lain/fokus lain yang
mengambil alih tetapi hanya sekali saja,
kemudian akan diambil alih kembali oleh SA
Node
• Atrial Escape Baeat
• JUnctional Escape Baeat
• Ventrikel Escape Baeat
Interpolated
Ekstrasistole
Interpolated Ekstrasistole

All Ekstrasistole yang berasal dari atas Ventrikel


(premature,escape beat, interpolated)

SVES
(Supra Ventricular Ekstrasistole)
SVES
BLOK
Macam-macam Blok
• Blok SA Node : SA blok, Sinus Arrest
• Atrial : Atrial Blok
• AV Node : AVB 1st Degree
- AVB 2nd Degree Type I/Mobitz I (wenchebach)
- AVB 2nd Degree Type II/Mobitz II
- AVB 3nd Degree /Complete
• Advance/High Degree AV Blok
Furkinje Sel Blok
• Bundle His : LBBB & RBBB

• Fasicular Blok : LAFB & LPFB


AV Blok Derajat 1
• Perpanjangan Interval PR 0,20 s atau
5 kotak kecil pada EKG
• Tidak Terdapat "dropped" beat atau
gelombang P yang tidak terkonduksi
melalui AV Node (Semua gelombang
P diikuti gelombang QRS )
• Penyebab AV Block derajat 1 antara
lain:
• High Vagal Tone
• Iskemia Miokardium
• Age Related Conduction
Degeneration
• Drugs ( Digoxin, Beta Blocker, Ca
Channel Blocker )
• Endocarditis
AV Blok derajat 2 tipe 1
(Wenckebach)

• Impuls dari atrium


terblok total
sehingga ventrikel
tidak
terdepolarisasi.
• Gambaran EKG:
interval PR semakin
melebar, disusul
drop beat.
AV Blok Derajat 2 Tipe 2

• Terdapat
gelombang P yang
tidak diikuti oleh
gelombang QRS
secara intermiten
tanpa
perpanjangan
interval PR
• Gambaran EKG:
Gelombang P tanpa
diikuti QRS secara
tiba-tiba
AV Blok Derajat 3 (Total AV Blok)
• Keadaan ketika tidak
ada impuls listrik dari
SA Node ( Gel P ) yang
mampu melewati AV
Node untuk turun ke
daerah ventrikel
• Gambaran EKG: tidak
terkoneksinya gel P
dan QRS,
masingmasing
berjalan
sendirisendiri
Pembesaran Otot Jantung
RAE (Right Atrial Enlargement)
Gambar RAE (Right Atrial Enlargement)
LAE (left Atrial Enlargement)
Gambar LAE (left atrial enlargement)
LVH (left Ventricle Hypertropy)
• Pressure Overload --- systemic hypertension,
aortic stenosis, coarctation aorta

• Over Volume ----- mitral regurgitation, aortic


regurgitasi, VSD
LVH (left Ventricle Hypertropy)
LVH (left Ventricle Hypertropy)

• Dalam gel S di V1 +
R di V5/V6 >35mm
• Tinggi gel R di
V5 /V6 > 27 mm
• ST depresi dan T
inversi asimetris di
V5 dan V6
( ventricular
strain )
• Axis ke kiri ( LAD )
RVH (Right Ventricle Hypertropi)
RVH (Right Ventricle Hypertropy)

• Gel R di V1 > gel S di


V1 ( ratio R/S : > 1 )
• Gel S menetap
/persisten S di V5, V6
• ST depresi dan T
inversi di V1-V3
• Axis ke kanan ( RAD )
Penyakit Jantung Koroner
• Iskemia adalah suatu kondisi atau keadaan kurangnya
aliran darah ke bagian tubuh tertentu, akibatnya
bagian tsb kekurangan oksigen. Hal ini dapat terjadi
di bagian mana pun dari tubuh.

• Iskemia Jantung adalah penyakit karena kekurangan


supply oksigen ke jantung shg tdk mendukupi
demand  Peny Jantung Koroner
Istilah-istilah /Masalah Jantung Koroner :
• Angina Stable
• Unstable Angina
• NSTEMI ( Non-ST Elevasi Myocardiac
Infarction)
• STEMI ( ST Elevasi Myocardiac Infarction)
• Prinzmetal Angina ( Spasm A. Koroner)
Angina Stable
• Muncul keluhan khas koroner setelah melakukan
aktivitas yang tidak biasa dilakukan
• Lama keluhan tidak lebih dari 15 menit
• Keluhan hilang dengan hanya istirahat
• Tidak perlu diberikan obat-obatan
• Belum ada masalah pada otot jantungnya sehingga
enzim jantung masih normal.
• EKG : ST depresi or gel T Inverted atau gel T yang
tinggi
Unstable Angina
• Muncul keluhan kapan saja ( rest or activity)
• Lama keluhan lebih lama dari stable angina tapi tidak
lebih dari 30 menit
• Tidak hilang dengan istirahat, hrs diberikan obat2an
vasodilator (nitrat)
• Masih berespon dengan obat2an anti sakit biasa (belum
perlu narkotik)
• Belum ada masalah pada otot jantung sehingga enzim
jantung normal
• EKG : sama seperti Stable angina
NSTEMI
• Sama seperti Unstable Angina, namun nyeri
lebih lama dan tidak mempan dengan obat2an
anti sakit biasa sehingga di perlukan Narcotik (
MO, Pethidine)
• Sudah terjadi masalah pada otot jantungnya
sehingga adanya perubahan/kenaikan enzim
jantung (u/ CKMB 2x normal)
• EKG : Sama seperti Unstable Angina
STEMI
• Sama persis seperti NSTEMI, hanya gambaran
EKG nya saja yang berbeda
• EKG : Adanya gambaran ST segmen Elevasi
Prinzmetal Angina
• Keluhan khas koroner yang disebabkan karena
adanya spasm arteri koroner
• Jika tidak diatasi dalam waktu 20 menit akan
terjadi masalah pada otot jantungnya
• EKG : ST segmen Elevasi
• So keep Vasodilator drug (nitrat) in your
pocket if you has CAD (coronary arteries
diseases)
ST Segment : Diukur dari akhir QRS s/d awal gel. T
• Normal : Terletak pada garis iso elektris
• Mengetahui adanya Iskemia/ infark miokardia
Mengidentifikasi Lokasi /Area
(Ischemia,Injury, Infarction)
Gangguan Elektrolit
HIPERKALEMIA
• Gel QRS yang melebar dan
gel T yg tinggi hampir sulit
dibedakan
• Hiperkalemia : tingkat kalium
lebih besar dari 5,5 mEq / L.
• Kisaran adalah sebagai berikut:
* Ringan: 5,5 – 6 mEq / L
* Sedang: 6.1–7.0 mEq / L
* Berat : > 7,0 mEq / L
HIPERKALEMIA
HIPOKALEMIA
• Muncul gel U yg menonjol;
• peningkatan amplitudo dan
lebar gelombang P;
• sedikit perpanjangan interval
PR dan perpanjangan QRS
yang minimal;
• penyertaan gelombang T dan
inversi;
• depresi segmen ST ringan.
HIPOKALEMIA
HIPERCALCEMIA
• Abnormalitas EKG utama dgn
hiperkalsemia adalah
pemendekan segmen ST yg
diikuti dgn penurunan interval QT.
• Pada hiperkalsemia yang parah,
EKG dapat meniru hipotermia
dengan defleksi yang dikenal
sebagai gelombang Osborn
(gelombang J).
• Hiperkalsemia yang signifikan
dapat menyebabkan
perubahan EKG yang mirip
dengan infark miokard akut.
HIPOCALCEMIA
• Hipokalsemia menyebabkan
penyempitan kompleks QRS dan
penurunan interval PR.
• Kehadiran gelombang T dan
inversi dapat terjadi pada 50%
pasien.
• Kadang-kadang dgn hipokalsemia berat,
peningkatan ST yg meniru AMI dapat
terlihat.
• Ciri khas EKG dari hipokalsemia
adalah perpanjangan interval QT yg
berhubungan dgn perpanjangan
segmen ST, berbanding terbalik dgn
tingkat kalsium serum.
• Segmen ST panjang adalah fitur
diagnostik paling penting dari
hipokalsemia.
The End

Anda mungkin juga menyukai