Anda di halaman 1dari 90

Elektrokardiografi Dalam Praktik Sehari –

hari dan Keadaan Gawat Darurat

Oleh :
dr. Dicky Taruna
Pendahuluan
EKG merupakan salah satu modalitas yang
sangat penting di sektor kegawat daruratan,
khususnya kegawatdaruratan jantung
Sejarah ( Tahun 1903 )
Ditemukan oleh seorang warga negara Belanda
kelahiran Indonesia yang bernama Sir Einthoven
Anatomi Jantung
Sistem Kelistrikan
Perubahan gel EKG
Perubahan Gelombang R
Sadapan EKG
• Sadapan Bipolar ( I, II, III )
• Sadapan Unipolar ( aVR, aVL, aVF )
• Sadapan Precordial (v1 – v6 )
Sistematika Interpretasi EKG
1. Tentukan Irama ( Rhythm )
2. Tentukan Laju denyut jantung ( QRS rate )
3. Tentukan aksis QRS ( QRS axis )
4. Menilai gelombang P
5. Hitung interval PR
6. Nilai kompleks QRS ( durasi, morfologi, amplitudo )
7. Nilai segmen ST
8. Nilai gelombang T
9. Lain-lain (gelombang U, ekstasistol , dll )
Syarat Sinus
1. Gelombang P di sadapan II harus positif,
sedangkan di aVR harus negatif
2. Gelombang P diikuti oleh kompleks QRS
3. Interval R-R teratur
4. QRS rate 60 – 100 x/menit
EKG Normal
Menghitung Rate Reguler
300 / jumlah kotak sedang diantara R-R
- 1 kotak sedang = 300 x/ menit
- 2 kotak sedang = 150 x/ menit
- 3 kotak sedang = 100 x/ menit
- 4 kotak sedang = 75 x/ menit
- 5 kotak sedang = 60 x/ menit
- 6 kotak sedang = 50 x/ menit
Menghitung Rate Ireguler
Jumlah R – R dalam 6 kotak besar ( 1 kotak besar
berisi 5 kotak sedang )

Hitung QRS dalam 6 kotak besar, jumlah QRS


dikalikan 10
HR =
10 x 10 = 100 x/menit
Menentukan Axis
Menilai Amplitudo QRS di sadapan I dan aVF
RAD
LAD
Menilai Gelombang P
• Menilai Gelombang P yang berasal dari simpul
SA
• Paling baik dilihat pada lead II dan V1
Interval PR
• Awal gelombang P hingga awal komplek QRS
• Normal 0.12- 0.20 detik ( 3 – 5 kotak kecil )
Menilai Komplek QRS
• Normal 0.70 – 0.11 detik
Menilai segmen ST
• Untuk mengevaluasi adanya iskemia atau
infark miokard
Menilai Gelombang T
• menilai morfologi gelombang
Penilaian Ruang Jantung
• Atrium
• Ventrikel
Dilatasi Atrium Kanan / Kiri
Hipertrofi Ventrikel Kanan
• Amplitudo gelombang R di sadapan V1 > 7mm
• Amplitudo gelombang S di sadapan V1 < 2mm
• Rasio R/S di sadapan V1 > 1
• Rasio R/S di sadapan V5 atau V6 < 1
RVH
Hipertrofi Ventrikel Kiri
• Amplitudo gelombang R di sadapan I + S di
sadapan III > 25
• Amplitudo tertinggi gelombang R + S di
sadapan prekordial > 45 mm
• Amplitudo gelombang R di sadapan V5 / V6 >
25mm
• Amplitudo gelombang R di sadapan V5/ V6 +
S disadapan V1/ V2 > 35 mm
LVH
Sindrom Koroner Akut
Prediksi Lokasi Berdasarkan Daerah
Sumbatan
Sadapan Anatomi yang Pembuluh darah
Terlibat
V1-V2 Septal LCA / LAD cabang
septal
V3-V4 Anterior LCA/ LAD cabang
diagonal
V5-V6, I-AVL Lateral LCA/ Cabang LCX

II-III-AVF Inferior RCA

V1-V4 Posterior LCX


Infark Miocard
• Elevasi Segmen ST dapat dinilai dengan evolusi
EKG dari waktu ke waktu
• Hiper Akut T ( beberapa menit setelah
sumbatan )
• Jika terjadi nekrosis maka Q patologis akan
muncul di mulai dalam 1 jam pertama
Stemi in Evolusi
Contoh Resiprocal
Hiperacute T
STEMI
Depresi segmen ST
Menunjukan adanya Iskemia jantung dan Memiliki beberapa
variasi dan tidak semuanya memiliki nilai prognosis

• Depresi upsloping : tidak spesifik


• Depresi horizontal : lebih spesifik
• Depresi downsloping : paling spesifik ( Sangat terpecaya )
N-STEMI
Gangguan Konduksi Intraventrikuler

Adanya gangguan impuls melalui kedua berkas


cabang
• RBBB
• LBBB
RBBB
Kriteria RBBB
• Kompleks QRS tampak lebar ( > 0.12 detik )
• Kompleks QRS berbentuk rsR’ di sadapan
prekordial kanan
• Gelombang S lebar di sadapan prekordial
lateral
RBBB
RBBB
LBBB
Kriteria LBBB :
• Kompleks QRS tampak lebar ( > 0.12 detik )
• Gelombang R tampak lebar, bertakik di
sadapan prekordial kiri , I dan aVL
• Gelombang Q di sadapan prekordial kiri
menghilang
LBBB
LBBB
Block Atrioventrikuler
• AV Block 1
• AV Block 2 : 1
• AV Block 2 : 2
• AV Block 3
AVB 1
AVB 2 : 1

AVB 2 : 2
AVB 3
Taki-Aritmia
Durasi QRS sempit atau
tidak ?

Apakah komplek QRS


teratur atau tidak ?

Apakah terdapat
gelombang P ?

Apakah hubungan antara


P – QRS konstan ?
Penjelasan Komplek QRS
• Takiaritmia dengan kompleks QRS sempit :
- Fibrilasi atrium
- Atrial fluter
- SVT

• Takiaritmia dengan kompleks QRS lebar :


- Ventrikel takikardi
- Ventrikel fibrilasi
- SVT dengan aberan
Supraventricular Takikardi
• Dibagi menjadi dua yaitu AVNRT dan AVRT
• Gelombang P terbenam dalam komplek QRS
• Laju ventrikel berkisar 140-280 x/menit
SVT
SVT
Atrial Flutter
• Laju depolarisasi atrium yang muncul berkiasr
antara 250-350 x/menit
• Gel P di sadapan II, III, AVF biasanya negatif
• Sawtooth pattern
Mengenal A flut
Atrial Flutter
Atrial Fibrilasi
• Fibrilasi atrium ditandai dengan aktivitas
atrium yang tidak terorganisasi ( Chaotic Atrial
Activity )
• Irama Ventrikel tidak teratur
• Laju Kontraksi atrium berkisar 400-700x/menit
Mengenal AF
Atrial Fibrilasi
Premature Ventricular Contraction
• VES dapat terjadi pada orang normal
• VES dapat juga menjadi tanda adanya
iritabilitas pada ventrikel
VES
Kegawat daruratan VES
VT on Run
Ventrikel Takikardi
• Terjadi apabila terdapat > 3 kompliks QRS
lebar yang berjalan dengan kecepatan > 100
x/menit
• Irama QRS muncul teratur tanpa disertai
gelombang P
VT
Torsades de Pointes
Ventrikel Fibrilasi
• Depolarisasi ventrikel yang sangat cepat, tidak
terkordinasi dan kacau
VF
Latihan

1. Wanita 45 tahun debar2
2. Pasien dengan penyakit jantung bawaan
3. Pasien dengan nyeri dada 1 jam SMRS
4. Pria 76 tahun palpitasi
5. Pasien dengan lemas & dada terasa degub-
degub
6
Pasien dengan nyeri dada hebat 5 jam lalu
Riwayat : DM (+), Hipertensi (+), Hiperkolestrol
(+)
7. Pasien sesak nafas sejak 1 hari
8. Dada terasa seperti ditindih 3 jam lalu,
Riwayat Aorta Stenosis (+)
9. Nyeri dada sejak 2 jam yang lalu
10. Pasien pingsan 1 jam yang lalu
11. Pasien dengan sesak nafas berat, dada
terasa nyeri , SaO2 80%
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai