BAB IV
A. HASIL PENELITIAN
adalah stroke dan disusul oleh kasus nyeri diantaranya adalah osteoartritis
(OA) lutut.
2. Karakteristik Responden
61
62
Variabel n %
Jenis Kelamin :
Laki-laki 8 33,3
Perempuan 16 66,6
Usia :
Minimum 51 tahun
Maximum 82 tahun
Median 67,5 tahun
Pekerjaan :
Pegawai 5 20,8
Buruh 7 29,2
IRT 8 33,3
Wiraswasta 4 16,7
Terapi Analgetik :
Oral 24 100
Injeksi 24 100
IMT
Kurus (< BB Tingkat Berat) 0 0
Kurus (< BB Tingkat Ringan) 0 0
Normal 7 29,2
Gemuk (> BB Tingkat Ringan) 13 54,2
Gemuk (> BB Tingkat Berat) 4 16,7
62
63
66,96 tahun, usia termuda adalah 51 tahun dan usia tertua adalah 82
tahun.
63
64
signifikan (α) 0,05. Apabila p>α maka data terdistribusi normal atau
sebaliknya.
bahwa skala nyeri setelah latihan lutut isometrik dari hari pertama
Secara rinci uji normalitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tingkat nyeri
latihan lutut isometrik p-value
median max min
sesudah hr 1 6 7 5
sesudah hr 2 5 6 4 0,000
sesudah hr 3 4 5 3
Sumber : Data Primer 2019
64
65
b. Uji Beda
Berdasarkan tabel 4.3, maka nilai z yang didapat pada uji 1 adalah -
3,500, uji 2 adalah -4,448 dan uji 3 didapat sebesar -4,344 dengan p
65
66
Friedman Test
Asymp
N df Chi square
sig
diatas menunjukkan nilai chi-square 95.713 dan signifikan p value 0.000 dari
nilai < 0,05. Maka dengan nilai p value 0.000 lebih kecil dari < 0,05, artinya
pada penelitian ini ada perbedaan tingkat nyeri sesudah dilakukan latihan lutut
B. PEMBAHASAN
Dalam bab ini dibahas hasil hasil penelitian yang meliputi interpretasi
hasil dan diskusi hasil penelitian berdasarkan teori serta hasil hasil penelitian
66
67
usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, dan pemberian obat analgesik, IMT,
2. Karakterisitik responden
pada wanita (Lawrence, et al, 2010 dalam sheila, Dunican & Lynch 2010,
hormone estrogen terutama yang berumur lebih dari 45 tahun dan pada
osteoblast dan Nitric Oxide (NO) yang dihasilkan oleh sel endotel akan
67
68
peningkatan usia (Walker, 2009). Dua Puluh Tujuh persen orang yang
akan meningkat 40 % pada usia 80 tahun atau, lebih (Felson, et al, 2010).
68
69
2010). Sementara itu, Wright, et all (2013) dan Chen (2013), melaporkan
pada usia 70 – 79 tahun meningkat 2,69 kali jika dibanding dengan usia
50 – 59 tahun.
dengan minum obat, dan secara bertahap dosis dan frekuensi obat
25,1-27).
69
70
(Baertlett, 2010).
dan ligament, iritasi ujung saraf osteum yang mengalami osteofit dan
70
71
signifikan (ρ value < 0,05) antara sebelum dan setelah dilakukan latihan
isometrik.
1-3 dan 3 kali sehari pada minggu 4-5. Demikian juga penelitian oleh
2010; Lee,2013).
71
72
MMP-3 adalah enzim yang berfungsi dalam degradasi matrik tulang. Jika
menyebabkan nyeri.
Dalam penelitian ini frekuensi latihan adalah tiga kali selama tiga
osteoarthritis lutut.
termasuk dalam nyeri somatic dimana reseptor terletak pada otot dan
berkurang.
72
73
variabel skala nyeri sesudah terapi latihan lutut isometrik didapat nilai
chisquare 95.713 dengan signifikan p value 0.000 dari nilai < 0,05. Hasil
dimana dalam metode adaptasi Roy terdapat mode fungsi fisiologis yang
isometrik pada pasien OA lutut menjadi salah satu terapi non farmakologi
yang direkomendasikan.
73
74
C. KETERBATASAN PENELITIAN
a. Jumlah responden
KEPERAWATAN
74
75
BAB V
A. KESIMPULAN
sebesar 33%, terapi analgetik diberikan kepada semua pasien yaitu total
sebesar 100%, dan kategori IMT paling banyak adalah kategori gemuk
B. SARAN
pasien OA lutut.
75
76
76