ELEKTROKARDIOGRAM (EKG)
Rekaman grafis dari potensial
listrik yang ditimbulkan pada
waktu jantung melakukan
kontraksi mekanis
POROS
ATAU AKSIS
DAN
SEGITIGA
EINTHOVEN
SANDAPAN UNIPOLAR
EKSTREMITAS
Frank Wilson menciptakan sandapan ekstremitas
unipolar dengan meletakkan tiga elektroda
positif mengikuti tiga tempat elektroda bipolar
yang setiap elektroda positif tersebut dihub
dengan elektroda negatifnya. Gab elektroda
negatifnya disebut terminal sentral.
SANDAPAN UNIPOLAR
PREKORDIAL
Sandapan unipolar prekordial ini ditandai dengan
huruf V (Voltage) dan disertai angka di
belakangnya yang menunjukkan lokasi di atas
prekordium
Enam tempat di prekordial yang umum dipakai adalah :
V1 : sela iga ke-4 di garis sternalis kanan
V2 : sela iga ke-4 di garis sternalis kiri
V3 : terletak antara V2 dan V4
V4 : sela iga ke-5 di garis midklavikula kiri
V5 : garis aksilaris anterior kiri setinggi V4
V6 : garis mid-aksila kiri setinggi V4
KERTAS EKG
Merupakan kertas grafik yang dibagi dengan
garis tipis (1 mm x 1 mm) dan garis agak tebal
(5 mm x 5 mm) secara horizontal dan vertikal
Aksis horizontal menggambarkan kurun waktu
Kecepatan mencatat mesin EKG : 25 mm/dtk
Setiap 1 mm horizontal mewakili 0,04 detik,
dan 5 mm mewakili 0,2 detik
Aksis vertikal menggambarkan voltage
Standarisasi baku voltage (amplitudo) adalah 1,
10 kotak kecil vertikal (1 cm) mewakili 1 mV
IRAMA JANTUNG :
SISTEM KONDUKSI JANTUNG
Atrium
: 75 x/menit
Simpul AV : 60 x/menit
Berkas His : 50 x/menit
Serabut Purkinje dan ventrikel
x/menit
: 30-40
AKSIS
Untuk vektor ruang dipergunakan
sumbu ruang
Terdapat 3 buah bidang yang saling
tegak lurus : horizontal (H), frontal
(F) dan sagital (S)
Biasanya cukup dipakai 2 bidang
saja : H dan F
Horizontal : sandapan di V1-V6
Frontal : sandapan di I, II, III, aVR,
aVL dan aVF
dengan menentukan
aksis menggunakan
sandapan I dan aVF
(tegak lurus)
DEVIASI AKSIS
Deviasi aksis kiri (Left Axis
Deviation) :
Left Anterior Hemiblock
Left Bundle Branch Block : kadangkadang
Hipertrofi ventrikel kiri : jarang
ditemukan LAD kecuali terdapat
LAHB
Non-kardiak : diafragma letak tinggi,
asites, tumor abdominal dll
Individu normal
DEVIASI AKSIS
Deviasi aksis kanan (Right Axis
Deviation) :
Hipertrofi ventrikel kanan
Bila perubahan aksis terjadi tiba-tiba :
dicurigai terjadi emboli paru atau infark
miokard lateral
Gangguan konduksi : left posterior
hemiblock, RBBB, WPW syndrome, gangguan
irama ventrikular
Hipertensi pulmonal
PPOK
Perikarditis Konstriktiva
GELOMBANG P
Menggambarkan aktivitas depolarisasi
atrium.
Karekteristik Gelombang P :
Tinggi kurang dari 2,5 mm (0,25 mV)
Lebar (Durasi) kurang dari 3 mm (0,080,11 dtk)
Gambarannya :
Selalu positif di sandapan II dan selalu
negatif di sandapan aVR
Defleksi positif di sandapan lateral (I, aVL, V5
dan V6)
Biasanya bifasik pada sandapan V1
JENIS-JENIS GELOMBANG P
P-Pulmonal
P-Mitral
Gabungan P-Pulmonal dan P-Mitral :
pada pembesaran biatrial
Tidak terdapat Gelombang P
P-Pulmonal
Kelainan gel P akibat
depolarisasi atrium kanan yang
lebih besar dari normal
Terdapat pada : Penyakit pada
katup Trikuspid, hipertensi
pulmonal yang disertai
hipertrofi atrium kanan
Arus depolarisasi atrium kanan :
inferior dan anterior. Gamb PPulmonal paling sering terlihat
pada sandapan inferior dan
anterior
P-Mitral
Gelombang P yang berbentuk
bifida dengan lebar > 3 mm
(0,12 detik)
Tanda khas dari pembesaran
atrium kiri
Arus depolarisasi lebih besar
sehingga waktu depolarisasi
lebih lama.
Sering ditemukan pada penyakit
katup mitral dan aorta
GELOMBANG Q
Defleksi ke bawah yang pertama
pada kompleks QRS
Awal dari fase depolarisasi ventrikel
Gelombang Q patologis :
Lebarnya sama atau lebih dari 0,04 detik
(1 mm)
Dalamnya lebih dari 25% amplitudo gel R
Gel Q pada sandapan aVR : Normal
Menggambarkan adanya nekrosis
miokard
KOMPLEKS QRS
Mewakili depolarisasi ventrikel
atau penyebaran impuls di seluruh
ventrikel
Komponen yang membentuk
kompleks ini : - Gel Q yaitu defleksi
negatif sebelum defleksi positif
- Gel R yaitu defleksi positif yang
pertama muncul disertai atau tidak
disertai gel Q
- Gel S yaitu defleksi negatif
setelah gel R
GELOMBANG R
branch block
GELOMBANG S
Defleksi negatif setelah
gelombang R
Menggambarkan fase
depolarisasi ventrikel
Kepentingan hampir sama
dengan gel R
GELOMBANG T
Menggambarkan fase repolarisasi
ventrikel
Bila abnormal menunjukkan :
Adanya iskemia/infark
Kelainan elektrolit
Amplitudo normal :
Normal bila :
GELOMBANG U
Gelombang kecil yang kadang-kadang
terlihat setelah gel T
Bagian akhir dari repolarisasi yang seb
nya masih termasuk bag gel T
Normal :
Kurang dari 2 mm
Selalu lebih kecil dari gel T di sandapan II
Abnormal :
INTERVAL PR
Waktu mulai depolarisasi atrium
sampai onset depolarisasi ventrikel
Jarak antara permulaan gel Ppermulaan kompleks QRS
Batas normal : 0,12-0,20 detik
Interval PR < 0,12 detik : pada
keadaan hantaran dipercepat
(sindrom WPW)
Interval PR > 0,20 detik : terdapat
blok AV
Interval PR berubah-ubah :
wandering pacemaker
INTERVAL QRS
INTERVAL QT
Jarak antara permulaan gel Q akhir gel T
Lamanya aktivitas depolarisasi dan
repolarisasi ventrikel
Nilai interval dipengaruhi : frekuensi jantung
Batas nilai normal dilihat dalam tabel/kurva
Interval QTc (corrected QT interval) : nilai
interval QT yang telah dikoreksi dengan
interval QT pada frekuensi jantung 60 x/menit
dan nilainya ditentukan dengan NOMOGRAM
Rumus : QTc = QT (dtk)/ R-R (dtk). Nilai normal
QTc = 0,38 0,42 detik
Interval QT memanjang
Risiko timbulnya aritmia
Kongenital : Long QT syndrome
(autosomal dominan)
Didapat :
Pengaruh obat-obatan antiaritmia :
quinidin, prokainamid, hipnotik,
major tranquilizer
Gangguan elektrolit : hipokalemia,
hipomagnesemia, hipokalsemia
Interval QT memendek
Pemakaian digitalis
Hiperkalsemia
VAT
(VENTRICULAR ACTIVATION TIME)
Jarak antara permulaan gelombang Q ke
puncak gelombang R
Menggambarkan waktu yang diperlukan
oleh impuls untuk menyebar dari
permukaan dalam ventrikel (endokardium)
ke permukaan luar ventrikel (epikardium)
Bila nilai memanjang : bundle branch
block, hipertrofi ventrikel
Nilai normal :
V1-V2 : < 0,03 detik
V5-V6 : < 0,05 detik
TITIK J ( J POINT )
RS T Junction
Titik dimana kompleks QRS
berakhir dan awal segmen ST
Sebagai titik acuan untuk
menentukan adanya deviasi
segmen ST
SEGMEN S-T
Mulai dari titik J sampai permulaan
gelombang T
Normal : isoelektrik ( range antara
0,5 mm sampai + 2 mm )
Guna :
Elevasi segmen ST : infark miokard akut,
aneurisma LV, perikarditis
Depresi segmen ST : iskemia, efek
digitalis, LV strain
HIPERTROFI ATRIUM
Gel P merupakan depolarisasi atrium
kanan dan kiri
Defleksi awal gel P : depol atrium kanan
Defleksi akhir gel P : depol atrium kiri
Peninggian gelombang P menunjukkan
adanya abnormalitas di atrium
Peninggian gel P ini tidak spesifik, dapat
berarti :
Hipertrofi dinding atrium
Pembesaran ruang atrium
Perlambatan konduksi di atrium
Regurgitasi trikuspid
Stenosis trikuspid
Regurgitasi pulmonal
Stenosis pulmonal
Hipertensi pulmonal
PPOK
RVH
strain pattern
branch
KRITERIA RBBB :
KRITERIA LBBB :
Interval QRS melebar > 0,10 detik
Tidak tampak gelombang q dan
gelombang R yang lebar, sering
berlekuk di I, V5 dan V6 dengan VAT
> 0,08 detik
rS atau QS di V1
Deviasi aksis ke kiri
Bila interval QRS 0,10 0,12 detik :
LBBB inkomplit
Bila interval QRS > 0,12 detik : LBBB
komplit
RIGHT
AND
LEFT
BUNDLE
BRANCH
BLOCK
IRAMA SINUS
GANGGUAN PEMBENTUKAN
IMPULS
GANGGUAN PEMBENTUKAN
IMPULS DI SINUS :
SINUS
SINUS
SINUS
SINUS
TAKIKARDIA
BRADIKARDIA
ARITMIA
ARREST (HENTI SINUS)
SINUS TAKIKARDIA
SINUS BRADIKARDIA
KASUS 1
KASUS 2
KASUS 3
KASUS 4
KASUS 5
KASUS 6
KASUS 7
KASUS 8
KASUS 9
KASUS 10
KASUS 11
KASUS 12
KASUS 13
KASUS 14
KASUS 15
KASUS 16
KASUS 17
KASUS 18
KASUS 19
KASUS 20
KASUS 21
KASUS 22
Athletes Heart
Sinus bradycardia (as low as 40
bpm)
First degree AV block and second
degree AV block, Mobitz type I
Increased R or S wave voltages
ST segment elevation at the J point
with an upwardly concave
morphology
T waves concordant with QRS
complex and relatively tall
Deep Q waves occur in up to 10% of
athletes
ATHLETES HEART
L arm R arm :
- Inverted P wave and QRS
complex in lead I
- Unexpected right or extreme
QRS axis deviation
- Inverted P wave in lead I,
together with normal precordial
R wave progression
L arm L leg :
- Lead III is upside down (may not
appear abnormal)
- Leads I and II switched ; aVL
and aVF switched; aVR no
change
- P wave is unexpectedly larger
in lead I than in lead II
R arm L leg :
- P-QRS-T upside down in all
leads except lead aVL
- Upright P-QRS-T in lead aVR
R leg L leg :
- Looks like normal electrode
placement
- Immaterial because of similarity
of potentials in lower
extremities
R leg L arm :
- Lead III is practically a flat line
R leg R arm :
- Lead II is practically a flat line
TERIMA KASIH