Instalasi Listrik II - 2
Instalasi Listrik II - 2
Gambar 3 Gambar 4
PERENCANAAN PADA INSTALASI LISTRIK
Gambar 5 Gambar 6
PERENCANAAN PADA INSTALASI LISTRIK
Gambar 7
PERENCANAAN PADA INSTALASI LISTRIK
Setelah anda merencanakan instalasi listrik melalui gambar, maka langkah selanjutnya adalah
menyiapkan bahan dan alat.
Tabel 1 di bawah ini contoh Daftar Bahan Instalasi
PERENCANAAN PADA INSTALASI TENAGA/ INDUSTRI
Gambar 8
PERENCANAAN PADA INSTALASI TENAGA/ INDUSTRI
Jumlah alat-alat /mesin pada rumah tangga atau industri yang menggunakan listrik , makin hari
makin bertambah. Karena itu kebutuhan akan tenaga listrik untuk keperluan rumah tangga dan
industri makin meningkat.
Apabila daya yang digunakan untuk suatu instalasi cukup besar, penggunaan sambungan fasa tiga
akan lebih menguntungkan dari pada sambungan fasa satu. Misalkan untuk suatu instalasi diperlukan
11 kVA. Apabila digunakan sambungan fasa satu dengan tegangan 220 V, arusnya akan sama dengan:
Imotor 1ф = Daya : Tegangan = (11 x 1000) VA / 220 V = 50 A
apabila digunakan sambungan fasa tiga dengan tegangan 220/380 Volt, arus fasanya akan sama
dengan :
Imotor 3ф = Daya : (Tegangan * ) = (11 x 1000) VA / (380 V * ) = 16,7 A
Sambungan fasa satu memerlukan kabel NYA dengan luas penampang 16 mm sedangkan
sambungan fasa tiga hanya memerlukan kabel NYA dengan luas penampang 2.5 mm sudah
mencukupi. Ini yang membedakan antara sambungan fasa tiga dengan sambungan fasa satu,
sehingga motor listrik di industri yang berdaya tinggi seluruhnya menggunakan sambungan fasa tiga.
TROUBLESHOOTING INSTALASI LISTRIK
Gangguan-gangguan yang terjadi pada instalasi listrik mulai dari yang ringan sampai
kebakaran, banyak disebabkan karena beberapa faktor.
2. Faktor teknis
kesalahan akibat tidak mematuhi bahan, alat, dan aturan inastalasi listrik yang telah
disiratkan secara teknis.
kesalahan akibat faktor pendukung yang rusak, seperti cuaca atau kelembaban dan
lainnya.
TROUBLESHOOTING INSTALASI LISTRIK
No. Jenis Gangguan/ Penyebab Pencegahan dan Perbaikan
Kerusakan
1 Kebakaran Bagian pengaman (sekring) tidak Tidak merubah bagian peng aman
berfungsi. Luas penampang Kabel (sekring) Tidak mengganti patron
listrik terlalu kecil. Kelalaian lebur dengan kawat sembarang
pengguana peralatan listrik an. Periksa seluruh bagian insta
Klasifikasi Beban
Berdasarkan jenis konsumen energi listrik, secara garis besar, ragam beban dapat diklasifikasikan ke
dalam :
1. Beban rumah tangga
Pada umumnya beban rumah tangga berupa lampu untuk penerangan, alat rumah tangga,
seperti kipas angin, pemanas air, lemari es, penyejuk udara, mixer, oven, motor pompa air dan
sebagainya. Beban rumah tangga biasanya memuncak pada malam hari.
2. Beban komersial
Beban ini terdiri dari penerangan untuk reklame, kipas angin, penyejuk udara dan alat – alat listrik
lainnya yang diperlukan untuk restoran. Beban hotel juga diklasifikasikan sebagi beban komersial (bisnis)
begitu juga perkantoran. Beban ini secara drastis naik di siang hari untuk beban perkantoran dan
pertokoan dan menurun di waktu sore.
3. Beban industri
Dibedakan dalam skala kecil dan skala besar. Untuk skala kecil banyak beropersi di siang hari
sedangkan industri besar sekarang ini banyak yang beroperasi sampai 24 jam.
BEBAN PADA INSTALASI LISTRIK
Kepadatan beban selalu dipakai sebagai ukuran dalam menentukan kebutuhan listrik. Sesuatu daerah kepadatan beban
satuannya dapat berupa MVA/km2 atau KVA/m2 umumnya satuan yang dipakai adalah MVA/km2. Beban puncak
(kebutuhan maksimum) didefenisikan sebagai beban (kebutuhan) terbesar/tertinggi yang terjadi selama periode tertentu.
Periode tertentu dapat berupa sehari, sebulan maupun dalam setahun. Perode harian, yaitu variasi pembebanan trafo
distribusi selama sehari. Selanjutnya beban puncak harus diartikan beban rata – rata selama selang waktu tertentu, dimana
kemungkinan terjadinya beban tersebut. Contoh, beban harian dari transformator distribusi di mana beban puncaknya
selama selang waktu 1 jam, yaitu antara pukul 19.00 (titik A) dan pukul 20.00 (titik B). Nilai rata – rata kurva A – B,
merupakan kebutuhan puncaknya (kebutuhan maksimum)
BEBAN PADA INSTALASI LISTRIK
b. Beban Rata-rata
Adapun beban rata – rata dapat didefinisikan sebagai suatu perbandingan antara
banyaknya daya dalam satu periode tertentu dibagi dengan banyaknya waktu
periode tersebut. Atau dapat dituliskan sebagai berikut :
Dimana :
Prata – rata = Beban rata – rata
Ep = Banyaknya daya yang terpakai
t = Banyaknya waktu yang terpakai
BEBAN PADA INSTALASI LISTRIK
Faktor beban adalah pernyataan tentang berapa banyak listrik yang benar-benar
digunakan, berbeda dengan permintaan puncak, klien dapat menggunakan ukuran
daya yang sama dari satu bulan ke yang berikutnya dan masih menyebabkan biaya
normal per kWh turun sebanyak 40% pada dasarnya dengan mengurangi permintaan
puncak. Jika rasio faktor beban Anda > 0.75 maka penggunaan energi listrik sangat
efisien.
BEBAN PADA INSTALASI LISTRIK
Faktor beban yang berbeda dapat dihitung berdasarkan jam dalam tahun, jam
dalam bulan, jam dalam minggu dan jam dalam hari. Untuk faktor beban setiap
hari, waktu "T" diambil sebagai 24 jam; dengan cara yang sama, selama bertahun-
tahun, bulan, dan minggu, nilai 'T' akan diubah.
Faktor beban untuk Harian = Total kilowatt-jam sepanjang 24 Jam Hari / Beban
Puncak di Kilowatt X 24 Jam
Faktor beban untuk Bulan = Total kilowatt-jam sepanjang bulan / Beban
Puncak dalam Kilowatt X 720 Jam
Faktor beban untuk Tahunan = Total kilowatt-jam sepanjang tahun / Beban
Puncak dalam Kilowatt X 8760 jam
BEBAN PADA INSTALASI LISTRIK
Contoh Faktor Beban
Hitung faktor beban harian, bulanan, dan tahunan untuk hal-hal berikut.
• Pertimbangkan nilai total jam kilowatt = 36, 0000 kilowatt jam
• Permintaan = 100 kilowatt
• Jumlah hari untuk setiap bulan = 30 hari
• Jumlah jam untuk setiap bulan = 24 X 30 = 720 jam
• Jumlah hari untuk setiap tahun = 365 hari
• Jumlah jam untuk setiap tahun = 24 X 365 = 8760 jam
• Jam untuk setiap hari = 24 jam
Faktor Beban untuk Harian = Total kilowatt-jam sepanjang 24 Jam
Hari / Beban Puncak dalam Kilowatt X 24 Jam
a. Faktor Beban untuk Harian = 360000/100 X 24 = 36000/2400 = 15
b. Faktor Beban untuk Bulanan = Total kilowatt-jam sepanjang bulan / Beban Puncak dalam Kilowatt X 720Hrs
Faktor Beban untuk Bulanan = 360000/100 X 30 X 24 = 0.50
c. Faktor Beban untuk Tahunan = Total kilowatt-jam sepanjang tahun / Beban Puncak dalam Kilowatt X 8760 jam
Faktor Beban untuk Tahunan = 360000/100X8760 = 36.000 / 876000 = 0.041
Ada Pertanyaan?