1
Sumber : RSUD dr Moewardi Solo 2
PRINSIP DASAR PENATALAKSANAAN MATERNAL
Perdarahan :
- Pada awal kehamilan ( abortus, KET, Mola)
- Pada akhir kehamilan / persalinan ( plasenta
previa, solusio plasenta, ruptur uteri )
- sesudah kelahiraan bayi ( atonia uteri, retensi
plasenta, inversio uteri)
Infeksi ( abortus yang tidak aman , amnionitis, metritis)
Trauma ( perlukaan pada uterus atau kandung kemih,
ruptur uteri, laserasi jalan lahir)
A B
A =
Cairway
B = breathing
C = circulation
TATA LAKSANA AWAL
BATASAN:
ATONI UTERI TERJADI BILA
MIOMETRIUM TIDAK
BERKONTRAKSI
UTERUS MENJADI LUNAK DAN
PEMBULUH DARAH PADA DAERAH
BEKAS PERLEKATAN PLASENTA
TERBUKA LEBAR
07/26/2023 . 13
INGAT :
SEORANG WANITA DAPAT KEHILANGAN DARAH 350-500
CC/MENIT JIKA UTERUSNYA TIDAK BERKONTRAKSI
SETELAH PLACENTA LAHIR
07/26/2023 . 14
PENATALAKSANA ATONI UTERI
Masase fundus uteri segera sesudah plasenta lahir (max 15”)
YA
UTRUS KONTRAKSI? EVALUASI
TIDAK RUTIN
-Evaluasi/bersihkan bekuan
-Kompres bimanual internal (KBI) maks 5’
YA -Pertahankan KBI
selama 1’-2’
UTRUS KONTRAKSI? -Keluarkan tangan
secara hati-hati
TIDAK
-Lakukan
-Ajarkan keluarga melakukan kompresi bimanual eksternal Pengawasan kala
- Keluarkan tangan (KBI) secaara hati-hati IV
YA PENGAWASAN
UTRUS KONTRAKSI?
KALA IV
TIDAK
-Rujuk Segera: dampingi ibu ke tempat rujukan
07/26/2023 . 15
-Lanjutkan pemberian infus + 20 IU Oksitosin minimal 500 cc/jam hingga mencapai tujuan
Histerektomi perut adalah operasi
standar tertinggi di antara berbagai
operasi ginekologi.
Istilah histerektomi berasal dari bahasa latin
histeria yang berarti kandungan, rahim, atau
uterus, dan ectomi yang berarti memotong,
jadi histerektomi adalah suatu prosedur
pembedahan mengangkat rahim yang
dilakukan oleh ahli kandungan.
16
Jenis Histerektomi
Pada histerektomi jenis ini, rahimn diangkat, tetapi mulut rahim (serviks)
tetap dibiarkan. Oleh karena itu, penderita masih dapat terkena
kanker mulut rahim sehingga masih perlu pemeriksaan pap smear
(pemeriksaan leher rahim) secara rutin.
2. Histerektomi total
Histerektomi ini mengangkat uterus, mulut rahim, kedua tuba falopii, dan
kedua ovarium. Pengangkatan ovarium menyebabkan keadaan penderita
seperti menopause meskipun usianya masih muda.
4. Histerektomi radikal
1. Histerektomi abdominal
2. Histerektomi vaginal
Teknik ini ada dua macam yaitu histeroktomi vagina yang dibantu laparoskop
(laparoscopically assisted vaginal hysterectomy, LAVH) dan histerektomi
supraservikal laparoskopi (laparoscopic supracervical hysterectomy, LSH).
LAVH mirip dengan histerektomi vagnal, hanya saja dibantu oleh laparoskop
yang dimasukkan melalui irisan kecil di perut untuk melihat uterus dan jaringan
sekitarnya serta untuk membebaskan uterus dari jaringan sekitarnya.
LSH tidak menggunakan irisan pada bagian atas vagina, tetapi hanya irisan
pada perut. Melalui irisan tersebut laparoskop dimasukkan. Uterus kemudian
dipotong-potong menjadi bagian kecil agar dapat keluar melalui lubang
laparoskop. Kedua teknik ini hanya menimbulkan sedikit nyeri, pemulihan yang
lebih cepat, serta sedikit jaringan parut.
Efek Samping
1. Perdarahan intraoperatif
2. Kerusakan pada kandung kemih
3. Kerusakan ureter
4. Kerusakan usus
5. Penyempitan vagina yang luas
Komplikasi
. Hemorag k
2.Thrombosis vena
3.Infeksi
4.Pembentukan fistula
INGAT :
SEORANG WANITA DAPAT MENINGGAL
KARENA PERDARAHAN POST PARTUM
DALAM 1 JAM SETELAH MELAHIRKAN,
KARENA ITU PENATALAKSANAAN
YANG CERMAT SELAMA PERSALINAN
KALA TIGA & EMPAT SANGAT PENTING
07/26/2023 . 23
Neonatus
Lahir – 28 hari
Periode sangat rawan
Penyesuaian fisiologik dengan keadaan di luar
kandungan
Perinatologi Ilmu yang mempelajari
Fetus
Neonatus
24
THE “TWO-THIRDS RULE”
ON GLOBAL INFANT MORTALITY RATES*
2/3
Almost two-thirds of
infant deaths occur in
the first month of life
.
Among those,
two-thirds die in the
first 24 hours
* Source :
Lawn J, The Healthy Newborn: accessed online at www.cdc.g
ov/nccdphp/drh/health_newborn.htm 25
, 2004.
Causes of neonatal death
Kel.
bawaan
14%
Infeksi
BKB/BBLR 42%
10%
Lain2 Asfiksia
5%
Trauma
29%
26
Angka kematian, perinatal yaitu 40 per1000
kelahiran hidup.
Perlu adanya pengenalan bayi-bayi risiko tinggi
sehingga mempercepat mendapat rujukan
untuk mendapat penatalaksanaan
selanjutnya sehingga angka kematian dan
kesakitan dapat diturunkan.
27
YANG TERMASUK BAYI RISIKO TINGGI
1. BBLR
2. Asfiksia
3. Kejang
4. Sesak nafas/SGN
5. Kuning
6. Perdarahan
7. Hypotermi
8. Infeksi/Sepsis
9. dll
28
LBW (Preterm) :
Problems
Birth asphyxia Retinopathy of
prematurity
Hypothermia
Apneic spells
Feeding difficulties
Intraventricular
Infections
hemorrhage
Hyperbilirubinemia Hypoglycemia
Respiratory
distress
Metabolic acidosis
29
LBW (SFD) : Problems
Birth asphyxia
Meconium aspiration syndrome
Hypothermia
Hypoglycemia
Infections
Polycythemia
30
Bayi prematur
Risiko tinggi :
Gangguan pertumbuhan
Gangguan perkembangan
Gangguan pendengaran, penglihatan
31
Asfiksia
Masalah :
Cukup sering ditemukan pada BBL
Kontribusi >> pada morbiditas & mortalitas
Penyebab ke 2 terbanyak dari kematian neonatus
25 %
32
Apa yang terjadi?
34
Sepsis Awitan Dini
Faktor Risiko
Ketuban Pecah Dini >18 jam
Korioamnionitis maternal
Ibu demam 38ºC selama persalinan
± nyeri pada uterus
± lekositosis
± Denyut jantung janin meningkat
Cairan ketuban berbau
Penanganan oleh bidan yang tidak terlatih
Infeksi saluran kemih ibu
Persalinan prematur
35
Sepsis Awitan
Lambat
Faktor Risiko
Prematuritas/BBLR
Di rawat di RS
Prosedur invasif - ventilator, alat infus,
akses vena sentral, kateter urine, pipa
torakal
Kontak dengan penyakit infeksi - dokter,
perawat, atau bayi lain yang infeksi
Tidak diberi ASI
Buruknya kebersihan di NICU
36
TERIMAKASIH
39