Anda di halaman 1dari 30

Overview Standar Akreditasi

PROGRAM NASIONAL

Disampaikan pada acara :


WS Persiapan Pendampingan
Akreditasi Rumah Sakit
27 – 29 Juni 2022
Perkenalan
Aisyah,Ns.S.Kep.M.Kep
Divisi Verificasi & Certification LARSI
Dosen FIK - UMJ

081211689054

abasaisyah@yahoo.co.id
STANDAR
PROGRAM NASIONAL

1. Peserta mampu memahami 5 Standar


Program Nasional
2. Peserta mampu memahami Elemen
Penilaian (EP) pada Program Nasional
3. Peserta mampu membuat
perencanaan persiapan akreditasi RS
4. Peserta mampu mengimplementasi
kan EP dalam aktifitas di Rumah Sakit
Satu Kata Kunci Jika
Mendengan Kata
“ PROGRAM NASIONAL
GAMBARAN UMUM
Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) bidang kesehatan, ditentukan prioritas pelayanan
kesehatan dengan target yang harus dicapai.
Salah satu fungsi rumah sakit adalah melaksanakan program
pemerintah dan mendukung tercapainya target pembangunan
nasional.
Pelaksanaan program nasional oleh rumah sakit diharapkan
mampu meningkatkan akselerasi pencapaian target RPJMN
bidang kesehatan sehingga upaya meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat segera terwujud
PROGRAM NASIONAL
1. PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN BAYI

2. PENURUNAN ANGKA KESAKITAN TUBERCULOSIS/TBC

3. PENURUNAN ANGKA KESAKITAN HIV/AIDS

4. PENURUNAN PREVALENSI STUNTING DAN


WASTING

5. KELUARGA BERENCANA RUMAH SAKIT


1. PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN BAYI

Standar Prognas 1
Rumah sakit melaksanakan program PONEK 24 jam dan 7 hari seminggu.
e.Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan
Maksud dan Tujuan Prognas 1 pembina teknis dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini
Rumah sakit melaksanakan program PONEK sesuai dengan (IMD) dan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif serta Perawatan
pedoman PONEK yang berlaku dengan langkah-langkah sbb Metode Kanguru (PMK) pada bayi Berat Badan Lahir
: Rendah (BBLR)
a. Melaksanakan dan menerapkan standar pelayanan f. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan
perlindungan ibu dan bayi secara terpadu pelayanan kesehatan ibu dan bayi bagi sarana pelayanan
b. Mengembangkan kebijakan dan standar pelayanan ibu kesehatan lainnya
dan bayi g.Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
c. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan program Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (RSSIB) 10
bayi langkah menyusui dan peningkatan kesehatan ibu
h. Melakukan pemantauan dan analisis meliputi :
d. Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam
* Angka keterlambatan SC
melaksanakan fungsi pelayanan obstetri dan neonatus * Angka kematian ibu dan anak
termasuk pelayanan kegawatdaruratan (PONEK 24 jam) * Kejadian tidak dilakukan inisiasi menyusui dini ( IMD)
pada bayi baru lahir
PENINGKATAN KESEHATAN IBU
DAN BAYI

PEDOMAN
RS PONEK
RS MAMPU PONEK
1051/MenKes /SK/XI/2008
604/Menkes/SK/VII/2008

Tim Ponek & Program Implementasi


Kerja dan Monev
EP PROGNAS REGULASI TIM PONEK PROGRAM
KERJA
PONEK
1
Bukti Monev
Pelaksanaan Program
Standar Prognas 1.1
Untuk meningkatkan efektivitas sistem rujukan maka Rumah sakit melakukan
pembinaan kepada jejaring fasilitas kesehatan rujukan yang ada.

Maksud  Salah satu tugas dari rumah sakit dengan kemampuan PONEK adalah melakukan
dan pembinaan kepada jejaring rujukan seperti Puskesmas, klinik bersalin, praktek
Tujuan
perseorangan dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

 Pembinaan jejaring rujukan dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan


kepada fasilitas kesehatan jejaring, berbagi pengalaman dalam pelayanan ibu
dan anak serta peningkatan kompetensi jejaring rujukan secara berkala.

 Rumah sakit memetakan jejaring rujukan yang ada dan membuat program
pembinaan setiap tahun.
Standar Prognas 1.1
Rumah sakit melakukan pembinaan kepada jejaring fasilitas
Kesehatan rujukan yang ada.
• PEMBINAAN • Seminar Update
RUJUKAN • Pelatihan
RS • DILAKUKAN Ketrampilan
SECARA • Pembahasan Kasus
BERKALA Sulit
• DILAKUKAN • Kunjungan/visitasi
EVALUASI pendampingan taa
kelola

FKTP FASKES lain

PEMBINAAN
EP 1.1 JEJARING EVALUASI
RUJUKAN
2. PENURUNAN ANGKA KESAKITAN
TUBERKULOSIS

Pemerintah mengeluarkan kebijakan penanggulangan tuberkulosis


berupa upaya kesehatan yang mengutamakan aspek promotif, preventif,
tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif yang ditujukan untuk :
- Melindungi kesehatan masyarakat
- Menurunkan angka kesakitan, kecatatan atau kematian
- Memutuskan penularan mencegah resistensi obat dan
- Mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan akibat tuberkulosis.
Dengan langkah-langkah :

a) Promosi kesehatan diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan yang benar dan komprehensif
mengenai pencegahan penularan, pengobatan, Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
b) Surveilans tuberkulosis mendapatkan data epidemologi : pencatatan dan pelaporan : TB sensitive
obat, TB resisten obat
c) Pengendalian faktor risiko tuberkulosis : mencegah, mengurangi penularan dan kejadianTb sesuai
pedoman pengendalian pencegahan infeksi Tb di RS
d) Penemuan dan penanganan kasus tuberkulosis: penemuan kasus Tb di RS saat datang sampai tegak
dx/ dan klasifikasi dan penetapan tipe pasien, serta tatalaksana sesuai pedoman
e) Pemberian kekebalan melalui pemberian imunisasi Bacille Calmette-Guerin (BCG) terhadap bayi
f) Pemberian obat pencegahan selama enam bulan yang ditujukan pada anak usia dibawah lima tahun
yang kontak erat dengan pasien tuberkulosisi aktif; orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) yang tidak
terdiagnosa tuberkulosis.
3. PENURUNAN ANGKA KESAKITAN
HIV/AIDS

Maksud an Tujuan Standar 3 Prognas :


Rumah sakit dalam melaksanakan penanggulangan HIV/AIDS sesuai standar pelayanan
bagi rujukan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dan satelitnya dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Meningkatkan fungsi pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT)
b. Meningkatkan fungsi pelayanan Antiretroviral Therapy (ART) atau bekerjasama
dengan rumah sakit yang ditunjuk
c. Meningkatkan fungsi pelayanan Infeksi Oportunistik (IO)
d. Meningkatkan fungsi pelayanan pada ODHA dengan faktor risiko Injection Drug Use
(IDU)
e. Meningkatkan fungsi pelayanan penunjang yang meliputi pelayanan gizi,
laboratorium dan radiologi, pencatatan dan pelaporan
3. PENURUNAN ANGKA KESAKITAN
HIV/AIDS

Pelayanan
REGULASI Rujukan Kasus Pelayanan IO
VCT ART PELAYANAN
HIV IO

Penyediaan Monev PELAYANAN


ODHA - IDU
PITC /PMTCT PENUNJANG
ART Program

PROGRAM HIV/AIDS
EP PROGNAS 3
4. PENURUNAN PREVALENSI STUNTING DAN
WASTING

Standar Prognas 4
Rumah Sakit melaksanakan program penurunan prevalensi stunting dan wasting.

Maksud dan Tujuan Prognas 4 dan 4.1


Tersedia regulasi penyelenggaraan program penurunan prevalensi stunting dan prevalensi
wasting di rumah sakit yang meliputi:
 Program penurunan prevalensi stunting dan prevalensi wasting.
 Panduan tata laksana.
 Organisasi pelaksana program terdiri dari tenaga kesehatan yang kompeten
Organisasi pelaksana program yang dimaksud adalah tenaga
kesehatan yang kompeten terdiri dari :
o Staf medis
o Staf keperawatan
o Staf instalasi farmasi
o Staf instalasi gizi
o Tim tumbuh kembang
o Tim Humas rumah sakit
Ketua Program adalah staf medis atau Sp.A, menyusun program penurunan
prevalensi stunting dan wasting di rumah sakit terdiri dari:
 Peningkatan pemahaman dan kesadaran seluruh staf, pasien, dan keluarga
tentang masalah stunting dan wasting
 Intervensi spesifik di rumah sakit
 Penerapan RSSIB
 Rumah sakit sebagai pusat rujukan kasus stunting dan wasting
 Rumah sakit sebagai pendamping klinis dan manajemen serta merupakan
jejaring rujukan
 Program pemantauan dan evaluasi
Rumah sakit membuat laporan pelaksanaan program/kegiatan penurunan prevalensi stunting dan prevalensi wasting meliputi:
1. Kegiatan sosialisasi dan pelatihan staf tenaga kesehatan rumah sakit tentang Program Penurunan Stunting dan Wasting
2. Peningkatan efektivitas intervensi spesifik :
• Program 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
• Suplementasi tablet Besi dan Folat pada ibu hamil
• Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada ibu hamil
• Promosi dan konseling IMD dan ASI sksklusif
• Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA)
• Pemantauan pertumbuhan (pelayanan tumbuh kembang bayi dan balita)
• Pemberian imunisasi
• Pemberian Makanan Tambahan (PMT) balita gizi kurang
• Pemberian Vitamin A
• Pemberian Taburan Ceria (Taburia) pada anak bawah dua tahun (baduta, usia 0-23 bulan)
• Pemberian obat cacing pada ibu hamil
• Penguatan sistem surveilans gizi
3. Tata laksana tim asuhan gizi meliputi:

• Penguatan sistem surveilans gizi

• Tata laksana gizi stunting, tata laksana gizi kurang, tata laksana gizi buruk

(Pedoman Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita)

• Pencatatan dan pelaporan kasus masalah gizi melalui aplikasi elektronik

Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM)

• Melakukan evaluasi pelayanan, audit kesakitan dan kematian, pencatatan dan

pelaporan gizi buruk dan stunting dalam Sistem Informasi Rumah sakit (SIRS).
Rumah sakit melaksanakan pelayanan sebagai pusat rujukan kasus
stunting dan kasus wasting dengan menyiapkan sebagai:
• Rumah sakit sebagai pusat rujukan kasus stunting untuk memastikan kasus,
penyebab dan tata laksana lanjut oleh dokter spesialis anak

• Rumah sakit sebagai pusat rujukan balita gizi buruk dengan komplikasi medi

• Rumah sakit dapat melaksanakan pendampingan klinis dan manajemen serta


penguatan jejaring rujukan kepada rumah sakit dengan kelas di bawahnya dan
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di wilayahnya dalam tata laksana
stunting dan wasting
Standar Prognas 4.1

Rumah sakit melakukan edukasi, pendampingan intervensi dan


pengelolaan gizi serta penguatan jejaring rujukan kepada rumah
sakit kelas di bawahnya dan FKTP di wilayahnya serta rujukan
masalah gizi

Pelaporan
Bukti
EP.4.1 Pendampingan
Program
Pemantauan
Tim & Pelayanan
Penguata
Regulasi Program Kasus Evaluasi
n Jejaring
Kerja Rujukan

EP PROGNAS 4 dan 4.1


5. PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT ( PKBRS)

Standar Prognas 5
Rumah sakit melaksanakan program pelayanan keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi di rumah sakit beserta pemantauan dan evaluasinya.

Standar Prognas 5.1


Rumah sakit menyiapkan sumber daya untuk penyelenggaraan pelayanan
keluarga dan kesehatan reproduksi
5. PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA RUMAH SAKIT

Maksud dan Tujuan Prognas 5 dan Prognas 5.1


Pelayanan Keluarga Berencana di Rumah Sakit (PKBRS) merupakan bagian dari program
keluarga berencana (KB), yang sangat berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan
percepatan penurunan stunting.

Kunci keberhasilan PKBRS adalah :


o Ketersediaan alat dan obat kontrasepsi
o Sarana penunjang pelayanan kontrasepsi
o Tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi
o Manjemen yang handal
Rumah sakit dalam melaksanakan PKBRS sesuai dengan pedoman pelayanan KB yang berlaku,
dengan langkah-langkah pelaksanaan dari a s/d h, termasuk pelaporan dan analisa :
 Ketersediaan semua jenis alat dan obat kontrasepsi sesuai dengan kapasitas rumah sakit
dan kebutuhan pelayanan KB
 Ketersediaan sarana penunjang pelayanan KB.
 Ketersediaan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan KB.
 Angka capaian pelayanan KB per metode kontrasepsi, baik metode kontrasepsi jangka
panjang (MKJP) dan non MKJP.
 Angka capaian pelayanan KB pasca persalinan dan pasca keguguran.
 Kejadian tidak dilakukannya KB pasca persalinan pada ibu baru bersalin dan KB pasca
keguguran pada Ibu pasca keguguran.
RUANG
TIM & PROGRAM ALAT & OBAT PELAYANAN KB
REGULASI PKBRS
KERJA KONTRASEPSI

PROGRAM KB
PASCA PERSALINAN PELAYANAN
MONEV PROGRAM KONSELING
DAN PASCA
KEGUGURAN

EP PROGNAS 5.1
EP PROGNAS 5
Beli pepaya harganya mahal
Mangga muda beli dari semarang
Kita akan berusaha dengan maksimal
Semoga yang dipersyaratkan tidak ada yang kurang

Pergi bersenang senang


Jangan lupa bawa permen dan minuman
Persiapan akreditasi lakukan dengan hati senang
Paripurna bukan lagi impian, tetapi kenyataan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai