Anda di halaman 1dari 1

Penjelasan tentang tindakan kedokteran harus diberikan langsung kepada pasien dan/atau keluarga

terdekat, baik diminta maupun tidak diminta. Apabila pasien adalah anak-anak atau orang yang tidak
sadar maka penjelasan diberikan kepada keluarganya atau yang mengantar. Penjelasan yang diberikan
harus secara lengkap, dengan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami. Tenaga medis harus
mampu berkomunikasi dengan baik.Penjelasan yang dimaksud tersebut harus dicatat dan
didokumentasikan dalam berkas rekam medis dengan mencantumkan tanggal, waktu, nama dan tanda
tangan pemberi dan penerima penjelasan, dalam sebuah formulir khusus yang dibuat untuk itu.

Siapakah yang berhak memberikan persetujuan tindakan medis? Pasien itu sendiri yang kompeten
(Kompeten: pasien dewasa, bukan anak, tidak terganggu kesadaran fisiknya, mampu berkomunikasi
secara wajar, tidak mengalami kemunduran perkembangan/retardasi mental dan tidak mengalami
penyakit mental sehingga mampu membuat keputusan secara bebas) atau keluarga terdekat (suami,
atau istri, ayah atau ibu kandung, anak-anak kandung, saudara-saudara kandung atau pengampunya).
Penilaian terhadap kompetensi pasien dilakukan oleh tenaga medis pada saat diperlukan persetujuan.

Sumber: UU No.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, Permenkes No. 290/Menkes/Per
III/2008,Konsil Kedokteran Indonesia Jakarta 2006: Penyelenggaraan Praktik Kedokteran yang baik di
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai