BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2023 PENDAHULUAN Pembangunan suatu wilayah, termasuk Kabupaten Teluk Bintuni tidak terlepas dari peranan sektor transportasi sebagai pendorong pembangunan terutama bagi daerah terpencil atau tertinggal. Layanan Transportasi bertujuan untuk membuka daerah terisolasi, meningkatkan perdagangan antar wilayah, meningkatkan mobilitas penduduk, mengurangi kesenjangan antar wilayah, meningkatkan kelancaran administrasi pemerintahan dan mewujudkan stabilitas regional. Tersedianya jaringan prasarana transportasi ke berbagai daerah secara luas memberi manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat.
Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi
merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan wilayah. Tingkat ketersediaan sarana dan prasarana transportasi dapat meningkatkan aksesibilitas wilayah, sebaliknya akan cenderung menjadikan daerah tersebut terisolasi, sehingga pertumbuhan dan perkembangan wilayah menjadi lambat. Pada tahun 2023, nilai anggaran yang dikucurkan untuk Subsidi Penerbangan Perintis ke daerah-daerah terisolir sebesar 3,5 Milyar rupiah dengan rincian penerbangan ke Moskona Utara sebesar 1,5 Milyar Rupiah, Moskona Timur sebesar 1 Milyar rupiah dan ke Moskona Utara Jauh sebesar 1 Milyar rupiah. Namun permasalahan yang terjadi dalam pemberian subsidi penerbangan perintis, diantaranya jadwal penerbangan yang tidak jelas dan sering berubah-ubah, Frekuensi penerbangan yang kurang terkontrol serta sulitnya melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan penerbangan perintis sesuai dengan kontrak kerjasama. TUJUAN RANCANGAN AKSI PERUBAHAN
TUJUAN JANGKA PENDEK
a. Terlaksananya Pengawasan terhadap Pelaksanaan Penerbangan Perintis PT. AMA yang melayani tiga Distrik di Kabupaten Teluk Bintuni. b. Tersusunnya SOP Pengawasan Penerbangan Perintis Subsidi Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni. TUJUAN JANGKA MENENGAH a. Implementasi SOP Pengawasan Penerbangan Perintis Subsidi Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni. b. Terlayaninya dengan baik masyarakat Moskona Timur, Moskona Utara dan Moskona Utara Jauh melalui layanan transportasi udara bersubsidi. TUJUAN JANGKA PANJANG a. Terwujdunya Pelayanan Penerbangan Perintis Bersubsidi Pemda yang akuntabel, Transparan dan efektif. b. Berkurangnya temuan atau catatan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) maupun Instansi Pengawas Lainnya terkait pelaksanaan layanan penerbangan perintis bersubsidi Pemda Teluk Bintuni. c. Meningkatnya jangkauan layanan penerbangan perintis di daerah-daerah terisolir di Kabupaten Teluk Bintuni. MANFAAT RANCANGAN AKSI PERUBAHAN
MANFAAT BAGI ORGANISASI
a. Tersedianya laporan pelayanan penerbangan perintis bersubsidi Pemda yang akuntabel. b. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Dinas Perhubungan, khususnya bidang perhubungan udara meningkat. MANFAAT BAGI STAKEHOLDER a. Tersedianya akses transportasi udara ke daerah- daerah yang terisolir, seperti Distrik Moskona Timur, Moskona Utara dan Moskona tara Jauh. MANFAAT BAGI REFORMER a. Terimplemenstasi proses Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) Angkatan I tahun 2023 yang diselenggarakan oleh BPSDMD Provinsi Papua Barat. b. Meningkatkan kinerja reformer dengan melaksanaan aksi perubahan ini yang berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan publik. ANALISA MASALAH KONDISI SAAT INI Hampir setiap tahun Kabupaten Teluk Bintuni menjalin kerjasama dengan PT. AMA untuk memberikan pelayanan penerbangan printis bersubsidi kepada Masyarakat. Pada tahun 2023, telah disediakan anggaran untuk subsidi penerbangan perintis sebesar Rp. 3.500.000.000,- (Tiga Milyar Lima Ratus Juta Rupiah) untuk pesawat jenis Pilatus Porter. Namun demikian dalam pelaksanaannya masih menemui sejumlah permasalahan diantaranya sulitnya mengontrol pelaksanaan penerbangan Perintis berubsidi sesuai kesepakatan. Hal ini karena tidak ada jadwal dan rute penerbangan yang jelas dari Maskapai AMA beserta perubahannya. Selain itu pihak pemerintah kabupaten Teluk Bintuni juga kesulitan mengontrol jumlah jam terbang untuk melayani masyarakat di Distrik Moskona Utara, Moskona Timur dan Moskona Utara Jauh. KONDISI YANG DIINGINKAN
Kondisi yang diinginkan oleh Pemerintah
Kabupaten Teluk Bintuni melalui Dinas Perhubungan, yaitu terlayaninya masyarakat dengan baik melalui penerbangan Perintis Bersubsidi ke atau dari Distrik Moskona Timur, Distrik Moskona Utara dan Distrik Moskona Utara Jauh. Sedangkan layanan yang diberikan oleh Pesawat jenis Pilatus Potter, yaitu angkutan barang dan angkutan penumpang dengan mempertimbangkan standar keselamatan penerbangan yang telah ditentukan sesuai aturan yang berlaku. MASALAH/ GAP
Dengan melihat kondisi saat ini terkait pelayanan
penerbangan Perintis Bersubsidi di Kabupaten Teluk Bintuni, maka dapat diidentifikasi sejumlah masalah, sebagai berikut : 1. Kurangnya pengawasan terhadap pelaksanaan MoU Penerbangan Perintis PT. AMA yang melayani tiga Distrik, yaitu Moskona Utara, Moskona Timur dan Moskona Utara Jauh.
2. Pelayanan penerbangan Perintis PT. AMA yang
kurang efektif dan efisien, artinya dengan alokasi anggaran yang cukup besar namun dalam pelaksanaannya pelayanan penerbangan perintis kepada masyarakat belum optimal. Hal ini dikarenakan jadwal penerbangan masih sering berubah-ubah sehingga membingungkan penumpang/ masyarakat dan dampaknya masih ditemukan penerbangan yang kurang angkutan, baik angkutan barang maupun orang. STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH TEROBOSAN/ INOVASI Ada pun terobosan/ Inovasi yang digagas oleh reformer, yaitu Manajemen Pengawasan Penerbangan Perintis Bersubsidi PT. AMA di Kabupaten Teluk Bintuni. Dengan inovasi ini diharapkan mampu meningkatkan pelayaanan kepada masyarakat melalui pemberian Subsidi Penerbangan Perintis untuk Distrik Moskona Timur, Moskona Utara dan Moskona Utara Jauh. Selain itu mampu memberikan pengawasan yang baik terhadap pelaksanaan Penerbangan Perintis Bewrsubsidi oleh PT. AMA untuk mencegah terjadinya penyimpangan anggaran. MEKANISME TEROBOSAN INOVASI
Adapun mekanisme pengawasan terhadap Penerbangan
Perintis Bersubsidi oleh PT. AMA, yaitu sebagai berikut : 1. Mengusulkan dilakukannya revisi Surat Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni dengan PT. AMA. Revisi yang diusulkan, yaitu agar dalan PKS dilengkapi dengan rute penerbangan Bintuni – Mouyeba (PP), Bintuni – Mesna (PP) dan/ Manokwari – Muyeba (PP), Manokwari – Mesna (PP). Selain itu dalam PKS juga harus dilengkapi dengan frekuensi penerbangan yang akan dilakukan.
2. Melakukan kerjasama dengan pihak Bandara di Bintuni
maupun di Manowkari terkait pengawasan frekuensi penerbangan perintis bersubsidi oleh PT. AMA..
3. Dalam laporan Manifest maupun Rincian Penerbangan
Perintis Bersubsidi oleh PT. AMA sebaikanya dilengkapi dengan dokumentasi yang memuat tanggal dan titik koordinat. Sehingga memudahkan untuk melakukan identifikasi penerbangan perintis yang dilakukan. TAHAPAN/ MILESTONE
No. Milestone/ Tahapan Kegiatan Output Waktu
JANGKA PENDEK (2 BULAN) 1. Koordinasi dan 1. Melakukan koordinasi dan Konsultasi 1. Dokumentasi Konsultasi/ dengan Sekretaris Dinas sekaligus 2. Saran Masukan Terbangunnya persepsi Mentor dan Coach terkait gagasan yang tertuang dengan jejaring kerja aksi perubahan yang akan dalam dilaksanakan. Notulensi. 2. Melaksanakan koordinasi dan 1. konsolidasi dengan stakeholder Dokumentasi Internal. 2. Notulensi 3. Surat Dukungan 3. Melaksanakan koordinasi dan 1. konsolidasi dengan stakeholder Dokumentasi Eksternal. 2. Notulensi 3. Surat Dukungan 2. Pembentukan Tim 1. Rapat Internal Dinas terkait 1. Undangan Efektif pembentukan Tim Efektif 2. Daftar 2. Penyusunan Draf SK Tim EFektif Hadir 3. Pengesahan SK Tim Efektif 3. Notulensi 4. SK Tim Efektif 5. Dokumentasi LANJUTAN JANGKA PENDEK….. No. Milestone/ Tahapan Kegiatan Output Waktu 4. Menggelar Forum Melaksanakan sosialisasi 1.Surat Group Diskusi (FGD) gagasan Manajemen Undangan Terkait Manajemen Pengawasan Penerbangan 2.Daftar Hadir Pengawasan Perintis sekaligus menggelar 3.Notulensi Penerbangan Perintis FGD untuk menerima saran 4.Dokumentasi Bersubsidi masukan dari peserta. 5. Menyusun SOP 1. Menyusun Draft SOP 1. Manajemen 2.Konsultasi dan Dokumentasi Pengawasan pengesahan SOP 2. Dokumen Penerbangan Perintis SOP Bersubsidi 6. Monitoring dan Melakukan Rapat 1.Undangan Evaluasi Monitoring dan Evaluasi 2.Daftar Hadir 3.Notulensi No Kegiatan Output . JANGKA MENENGAH (6 BULAN – 12 BULAN) 1. a. Implementasi SOP Pengawasan Penerbangan Terlaksananya SOP Perintis Subsidi Pemerintah Kabupaten Teluk Pengawasan dengan baik Bintuni. yang berdampak pada b. Terlayaninya dengan baik masyarakat Moskona peningkatan layanan Timur, Moskona Utara dan Moskona Utara Jauh publik kepada masyarakat. melalui layanan transportasi udara bersubsidi. JANGKA PANJANG (LEBIH DARI 1 TAHUN) 1. a. Terwujdunya Pelayanan Penerbangan Perintis 1.Menurunnya bahkan Bersubsidi Pemda yang akuntabel, Transparan dan tidak ada temuan hasil efektif. pemeriksaan Tim Audit. b. Berkurangnya temuan atau catatan dari Badan 2.Jangkauan layanan Pemeriksa Keuangan (BPK) maupun Instansi penerbangan perintis Pengawas Lainnya terkait pelaksanaan layanan bersubsidi meningkat. penerbangan perintis bersubsidi Pemda Teluk Bintuni. c. Meningkatnya jangkauan layanan penerbangan FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN
1. Adanya keingingan bersama untuk mewujudkan
layanan transportasi udara yang efektif dan efisien pada daerah terisolir, seperti DIstrik Moskona Utara, Moskona Timur dan Distrik Moskona Utara Jauh. 2. Adanya dukungan penuh dari Kepala Dinas selaku Pengguna Anggaran, Mentor dan seluruh Stakeholder internal. 3. Adanya dukungan dan kerjasama dengan Tim Efektif yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas. 4. Adanya dukungan dari Stakeholder Eksternal terkait. 5. Tersedianya sarana dan prasarana kerja yang memadai untuk pelaksanaan Rapat, FGD penyusunan SOP maupun penyusunan laporan Aksi perubahan. MANAJEMEN RESIKO
A. POTENSI RESIKO
Beberapa potensi resiko yang dapat menghambat
kelancaran atau keberhasilan pencapaian target dan tujuan aksi perubahan, antara lain adalah: 1) Perbedaan persepsi dari Stakeholder Internal maupun Stakeholder Eksternal terhadap aksi perubahan; 2) Kurangnya kemampuan personil maupun Tim EFektif dalam pelaksanaan aksi perubahan; 3) Pelaksanaan tugas lain yang telah ada, sehingga membutuhkan alokasi dan penyesuaian waktu pelaksanaan aksi perubahan. 4) Minimnya ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan Aksi Perubahan. B. STRATEGI MENGATASI RESIKO
Untuk mengatasi potensi resiko yang menjadi kendala
dalam pelaksanaan aksi perubahan, maka dilakukan beberapa strategi untuk mengatasi resiko tersebut, antara lain : 1) Meningkatkan koordinasi dengan stakeholder untuk meningkatkan pemahaman terhadap aksi perubahan yang dilaksanakan; 2) Meningkatkan koordinasi, monitoring pelaksanaan pekerjaan dalam tim efektif. 3) Melakukan kontrol terhadap pembagian tugas secara terus menerus, sehingga waktu penyelesaian pekerjaan dapat dipantau dan saling mengingatkan dalam tim efektif. 4) Tersedianya sarana dan Prasarana yang mendukung pelaksanaan Aksi Perubahaan ini. TERIMA KASIH