Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMEN PENGAWASAN

PENERBANGAN PERINTIS PT. AMA


DI KABUPATEN TELUK BINTUNI

OLEH:
EDISON OROCOMNA, S. IP
NDH: 09

PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS ANGKATAN I


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI PAPUA BARAT
TAHUN 2023
PENDAHULUAN
Pembangunan suatu wilayah, termasuk Kabupaten Teluk Bintuni
tidak terlepas dari peranan sektor transportasi sebagai pendorong
pembangunan terutama bagi daerah terpencil atau tertinggal.
Layanan Transportasi bertujuan untuk membuka daerah terisolasi,
meningkatkan perdagangan antar wilayah, meningkatkan mobilitas
penduduk, mengurangi kesenjangan antar wilayah, meningkatkan
kelancaran administrasi pemerintahan dan mewujudkan stabilitas
regional. Tersedianya jaringan prasarana transportasi ke berbagai
daerah secara luas memberi manfaat sosial dan ekonomi bagi
masyarakat.

Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi


merupakan salah satu faktor penting dalam
perkembangan wilayah. Tingkat ketersediaan sarana
dan prasarana transportasi dapat meningkatkan
aksesibilitas wilayah, sebaliknya akan cenderung
menjadikan daerah tersebut terisolasi, sehingga
pertumbuhan dan perkembangan wilayah menjadi
lambat.
Pada tahun 2023, nilai anggaran
yang dikucurkan untuk Subsidi
Penerbangan Perintis ke daerah-daerah
terisolir sebesar 3,5 Milyar rupiah
dengan rincian penerbangan ke Moskona
Utara sebesar 1,5 Milyar Rupiah, Moskona
Timur sebesar 1 Milyar rupiah dan ke
Moskona Utara Jauh sebesar 1 Milyar
rupiah. Namun permasalahan yang terjadi
dalam pemberian subsidi penerbangan
perintis, diantaranya jadwal penerbangan
yang tidak jelas dan sering berubah-ubah,
Frekuensi penerbangan yang kurang
terkontrol serta sulitnya melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan
penerbangan perintis sesuai dengan
kontrak kerjasama.
TUJUAN RANCANGAN AKSI PERUBAHAN

TUJUAN JANGKA PENDEK


a. Terlaksananya Pengawasan terhadap
Pelaksanaan Penerbangan Perintis PT.
AMA yang melayani tiga Distrik di
Kabupaten Teluk Bintuni.
b. Tersusunnya SOP Pengawasan
Penerbangan Perintis Subsidi
Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni.
TUJUAN JANGKA MENENGAH
a. Implementasi SOP Pengawasan
Penerbangan Perintis Subsidi
Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni.
b. Terlayaninya dengan baik masyarakat
Moskona Timur, Moskona Utara dan
Moskona Utara Jauh melalui layanan
transportasi udara bersubsidi.
TUJUAN JANGKA PANJANG
a. Terwujdunya Pelayanan Penerbangan
Perintis Bersubsidi Pemda yang
akuntabel, Transparan dan efektif.
b. Berkurangnya temuan atau catatan dari
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
maupun Instansi Pengawas Lainnya
terkait pelaksanaan layanan penerbangan
perintis bersubsidi Pemda Teluk Bintuni.
c. Meningkatnya jangkauan layanan
penerbangan perintis di daerah-daerah
terisolir di Kabupaten Teluk Bintuni.
MANFAAT RANCANGAN AKSI PERUBAHAN

MANFAAT BAGI ORGANISASI


a. Tersedianya laporan pelayanan penerbangan perintis
bersubsidi Pemda yang akuntabel.
b. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja
Dinas Perhubungan, khususnya bidang perhubungan
udara meningkat.
MANFAAT BAGI STAKEHOLDER
a. Tersedianya akses transportasi udara ke daerah-
daerah yang terisolir, seperti Distrik Moskona Timur,
Moskona Utara dan Moskona tara Jauh.
MANFAAT BAGI REFORMER
a. Terimplemenstasi proses Pelatihan Kepemimpinan
Pengawas (PKP) Angkatan I tahun 2023 yang
diselenggarakan oleh BPSDMD Provinsi Papua Barat.
b. Meningkatkan kinerja reformer dengan melaksanaan
aksi perubahan ini yang berdampak pada peningkatan
kualitas pelayanan publik.
ANALISA MASALAH
KONDISI SAAT INI
Hampir setiap tahun Kabupaten Teluk Bintuni
menjalin kerjasama dengan PT. AMA untuk
memberikan pelayanan penerbangan printis
bersubsidi kepada Masyarakat. Pada tahun
2023, telah disediakan anggaran untuk subsidi
penerbangan perintis sebesar Rp.
3.500.000.000,- (Tiga Milyar Lima Ratus Juta
Rupiah) untuk pesawat jenis Pilatus Porter.
Namun demikian dalam pelaksanaannya
masih menemui sejumlah permasalahan
diantaranya sulitnya mengontrol pelaksanaan
penerbangan Perintis berubsidi sesuai
kesepakatan. Hal ini karena tidak ada jadwal
dan rute penerbangan yang jelas dari Maskapai
AMA beserta perubahannya. Selain itu pihak
pemerintah kabupaten Teluk Bintuni juga
kesulitan mengontrol jumlah jam terbang untuk
melayani masyarakat di Distrik Moskona Utara,
Moskona Timur dan Moskona Utara Jauh.
KONDISI YANG DIINGINKAN

Kondisi yang diinginkan oleh Pemerintah


Kabupaten Teluk Bintuni melalui Dinas
Perhubungan, yaitu terlayaninya masyarakat
dengan baik melalui penerbangan Perintis
Bersubsidi ke atau dari Distrik Moskona Timur,
Distrik Moskona Utara dan Distrik Moskona
Utara Jauh. Sedangkan layanan yang diberikan
oleh Pesawat jenis Pilatus Potter, yaitu angkutan
barang dan angkutan penumpang dengan
mempertimbangkan standar keselamatan
penerbangan yang telah ditentukan sesuai
aturan yang berlaku.
MASALAH/ GAP

Dengan melihat kondisi saat ini terkait pelayanan


penerbangan Perintis Bersubsidi di Kabupaten Teluk
Bintuni, maka dapat diidentifikasi sejumlah masalah,
sebagai berikut :
1. Kurangnya pengawasan terhadap pelaksanaan
MoU Penerbangan Perintis PT. AMA yang melayani
tiga Distrik, yaitu Moskona Utara, Moskona Timur
dan Moskona Utara Jauh.

2. Pelayanan penerbangan Perintis PT. AMA yang


kurang efektif dan efisien, artinya dengan alokasi
anggaran yang cukup besar namun dalam
pelaksanaannya pelayanan penerbangan perintis
kepada masyarakat belum optimal. Hal ini
dikarenakan jadwal penerbangan masih sering
berubah-ubah sehingga membingungkan
penumpang/ masyarakat dan dampaknya masih
ditemukan penerbangan yang kurang angkutan,
baik angkutan barang maupun orang.
STRATEGI PENYELESAIAN
MASALAH
TEROBOSAN/ INOVASI
Ada pun terobosan/ Inovasi yang digagas
oleh reformer, yaitu Manajemen
Pengawasan Penerbangan Perintis
Bersubsidi PT. AMA di Kabupaten Teluk
Bintuni.
Dengan inovasi ini diharapkan mampu
meningkatkan pelayaanan kepada
masyarakat melalui pemberian Subsidi
Penerbangan Perintis untuk Distrik
Moskona Timur, Moskona Utara dan
Moskona Utara Jauh. Selain itu mampu
memberikan pengawasan yang baik
terhadap pelaksanaan Penerbangan
Perintis Bewrsubsidi oleh PT. AMA untuk
mencegah terjadinya penyimpangan
anggaran.
MEKANISME TEROBOSAN INOVASI

Adapun mekanisme pengawasan terhadap Penerbangan


Perintis Bersubsidi oleh PT. AMA, yaitu sebagai berikut :
1. Mengusulkan dilakukannya revisi Surat Perjanjian Kerjasama
antara Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni dengan PT. AMA.
Revisi yang diusulkan, yaitu agar dalan PKS dilengkapi dengan
rute penerbangan Bintuni – Mouyeba (PP), Bintuni – Mesna
(PP) dan/ Manokwari – Muyeba (PP), Manokwari – Mesna
(PP). Selain itu dalam PKS juga harus dilengkapi dengan
frekuensi penerbangan yang akan dilakukan.

2. Melakukan kerjasama dengan pihak Bandara di Bintuni


maupun di Manowkari terkait pengawasan frekuensi
penerbangan perintis bersubsidi oleh PT. AMA..

3. Dalam laporan Manifest maupun Rincian Penerbangan


Perintis Bersubsidi oleh PT. AMA sebaikanya dilengkapi
dengan dokumentasi yang memuat tanggal dan titik
koordinat. Sehingga memudahkan untuk melakukan
identifikasi penerbangan perintis yang dilakukan.
TAHAPAN/ MILESTONE

No. Milestone/ Tahapan Kegiatan Output Waktu


JANGKA PENDEK (2 BULAN)
1. Koordinasi dan 1. Melakukan koordinasi dan Konsultasi 1. Dokumentasi
Konsultasi/ dengan Sekretaris Dinas sekaligus 2. Saran Masukan
Terbangunnya persepsi Mentor dan Coach terkait gagasan yang tertuang
dengan jejaring kerja aksi perubahan yang akan dalam
dilaksanakan. Notulensi.
2. Melaksanakan koordinasi dan 1.
konsolidasi dengan stakeholder Dokumentasi
Internal. 2. Notulensi
3. Surat
Dukungan
3. Melaksanakan koordinasi dan 1.
konsolidasi dengan stakeholder Dokumentasi
Eksternal. 2. Notulensi
3. Surat
Dukungan
2. Pembentukan Tim 1. Rapat Internal Dinas terkait 1. Undangan
Efektif pembentukan Tim Efektif 2. Daftar
2. Penyusunan Draf SK Tim EFektif Hadir
3. Pengesahan SK Tim Efektif 3. Notulensi
4. SK Tim Efektif
5.
Dokumentasi
LANJUTAN JANGKA PENDEK…..
No. Milestone/ Tahapan Kegiatan Output Waktu
4. Menggelar Forum Melaksanakan sosialisasi 1.Surat
Group Diskusi (FGD) gagasan Manajemen Undangan
Terkait Manajemen Pengawasan Penerbangan 2.Daftar Hadir
Pengawasan Perintis sekaligus menggelar 3.Notulensi
Penerbangan Perintis FGD untuk menerima saran 4.Dokumentasi
Bersubsidi masukan dari peserta.
5. Menyusun SOP 1. Menyusun Draft SOP 1.
Manajemen 2.Konsultasi dan Dokumentasi
Pengawasan pengesahan SOP 2. Dokumen
Penerbangan Perintis SOP
Bersubsidi
6. Monitoring dan Melakukan Rapat 1.Undangan
Evaluasi Monitoring dan Evaluasi 2.Daftar Hadir
3.Notulensi
No
Kegiatan Output
.
JANGKA MENENGAH (6 BULAN – 12 BULAN)
1. a. Implementasi SOP Pengawasan Penerbangan Terlaksananya SOP
Perintis Subsidi Pemerintah Kabupaten Teluk Pengawasan dengan baik
Bintuni. yang berdampak pada
b. Terlayaninya dengan baik masyarakat Moskona peningkatan layanan
Timur, Moskona Utara dan Moskona Utara Jauh publik kepada masyarakat.
melalui layanan transportasi udara bersubsidi.
JANGKA PANJANG (LEBIH DARI 1 TAHUN)
1. a. Terwujdunya Pelayanan Penerbangan Perintis 1.Menurunnya bahkan
Bersubsidi Pemda yang akuntabel, Transparan dan tidak ada temuan hasil
efektif. pemeriksaan Tim Audit.
b. Berkurangnya temuan atau catatan dari Badan 2.Jangkauan layanan
Pemeriksa Keuangan (BPK) maupun Instansi penerbangan perintis
Pengawas Lainnya terkait pelaksanaan layanan bersubsidi meningkat.
penerbangan perintis bersubsidi Pemda Teluk
Bintuni.
c. Meningkatnya jangkauan layanan penerbangan
FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN

1. Adanya keingingan bersama untuk mewujudkan


layanan transportasi udara yang efektif dan efisien
pada daerah terisolir, seperti DIstrik Moskona Utara,
Moskona Timur dan Distrik Moskona Utara Jauh.
2. Adanya dukungan penuh dari Kepala Dinas selaku
Pengguna Anggaran, Mentor dan seluruh Stakeholder
internal.
3. Adanya dukungan dan kerjasama dengan Tim Efektif
yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kepala
Dinas.
4. Adanya dukungan dari Stakeholder Eksternal terkait.
5. Tersedianya sarana dan prasarana kerja yang
memadai untuk pelaksanaan Rapat, FGD penyusunan
SOP maupun penyusunan laporan Aksi perubahan.
MANAJEMEN RESIKO

A. POTENSI RESIKO

Beberapa potensi resiko yang dapat menghambat


kelancaran atau keberhasilan pencapaian target dan
tujuan aksi perubahan, antara lain adalah:
1) Perbedaan persepsi dari Stakeholder Internal
maupun Stakeholder Eksternal terhadap aksi
perubahan;
2) Kurangnya kemampuan personil maupun Tim
EFektif dalam pelaksanaan aksi perubahan;
3) Pelaksanaan tugas lain yang telah ada, sehingga
membutuhkan alokasi dan penyesuaian waktu
pelaksanaan aksi perubahan.
4) Minimnya ketersediaan sarana dan prasarana yang
mendukung pelaksanaan Aksi Perubahan.
B. STRATEGI MENGATASI RESIKO

Untuk mengatasi potensi resiko yang menjadi kendala


dalam pelaksanaan aksi perubahan, maka dilakukan
beberapa strategi untuk mengatasi resiko tersebut,
antara lain :
1) Meningkatkan koordinasi dengan stakeholder untuk
meningkatkan pemahaman terhadap aksi
perubahan yang dilaksanakan;
2) Meningkatkan koordinasi, monitoring pelaksanaan
pekerjaan dalam tim efektif.
3) Melakukan kontrol terhadap pembagian tugas
secara terus menerus, sehingga waktu
penyelesaian pekerjaan dapat dipantau dan saling
mengingatkan dalam tim efektif.
4) Tersedianya sarana dan Prasarana yang
mendukung pelaksanaan Aksi Perubahaan ini.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai