Anda di halaman 1dari 7

BATIK

BASUREK
Batik besurek
Nama kain batik dari Bengkulu ini, Besurek, berasal dari bahasa Melayu
Bengkulu yang berarti "bersurat" atau "tulisan". “Tulisan” atau “Surat”
inilah yang menjadi ciri khas Batik Besurek, di mana kain ini dihiasi
dengan motif-motif tulisan kaligrafi Arab.
Sejarah batik besurek
Batik Besurek diperkenalkan pedagang Arab dan pekerja asal
India pada abad ke-17 kepada masyarakat di Bengkulu. Seiring
dengan perkembangannya seni dalam membuat motif pada kain
tersebut dipadukan dengan tradisi Indonesia yang berciri khas
Bengkulu.
Motif Batik besurek
Berikut ini beberapa motif yang biasa digunakan dalam Batik Besurek

• Motif kaligrafi: motif yang diambil dari huruf-huruf kaligrafi. Batik Besurek untuk
upacara adat bertuliskan huruf Arab yang bisa dibaca dan memiliki makna, namun
sebagian besar hanya berupa hiasan mirip huruf Arab yang tidak memiliki makna yang
jelas.

• Motif Rafflesia: motif bergambar padma raksasa khas Bengkulu, Motif ini adalah motif
utama batik Besurek selain kaligrafi Arab.

• Motif burung kuau: motif bergambar burung kuau yang berupa rangkaian huruf-huruf


kaligrafi.

• Motif relung kaku: motif Batik Besurek dengan bentuk meliuk-liuk seperti tumbuhan paku
.

• Motif rembulan: motif yang dibuat perpaduan antara gambar bulan dengan motif


kaligrafi.
Pengembangan batik besurek
Motif Besurek telah berkembang dan dilestarikan keberadaannya. Selain sebagai seragam
wajib untuk pelajar sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, Batik Besurek juga
dijadikan pakaian wajib bagi Pegawai Negeri Sipil di wilayah provinsi Bengkulu sejak tahun
1990. Peraturan yang ditetapkan tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah daerah di
Provinsi Bengkulu dalam pengembangan dan pelestarian Batik Besurek.
Kegagalan menjadi warisan budaya Indonesia

Batik Besurek gagal masuk warisan budaya Indonesia, sebab pemerintah provinsi Bengkulu tidak
mengirimkan utusan pada saat sidang warisan budaya tak benda Indonesia oleh 
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang dilaksanakan pada pertengahan Oktober 2014 di
Jakarta. Dalam sidang penetapan warisan budaya Indonesia tersebut, Bengkulu mengusulkan tiga
jenis kain batik untuk dinominasikan, yakni Batik Besurek, Kain Lantung, dan Kain Umeak Jang dari 
Kabupaten Rejang Lebong
Ketiganya gagal disahkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai warisan budaya
tak benda Indonesia karena dalam pembahasan tersebut tidak dihadiri oleh wakil Pemprov Bengkulu,
sehingga usulan tersebut tidak dibahas sama sekali. Dan dengan berjalannya waktu tidak
berkelang lama akhir nya batik basurek dari provinsi bengkulu resmi ditetapkan sebagai warisan
budaya tak benda pada tahun 2015..
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai