BASUREK
Batik besurek
Nama kain batik dari Bengkulu ini, Besurek, berasal dari bahasa Melayu
Bengkulu yang berarti "bersurat" atau "tulisan". “Tulisan” atau “Surat”
inilah yang menjadi ciri khas Batik Besurek, di mana kain ini dihiasi
dengan motif-motif tulisan kaligrafi Arab.
Sejarah batik besurek
Batik Besurek diperkenalkan pedagang Arab dan pekerja asal
India pada abad ke-17 kepada masyarakat di Bengkulu. Seiring
dengan perkembangannya seni dalam membuat motif pada kain
tersebut dipadukan dengan tradisi Indonesia yang berciri khas
Bengkulu.
Motif Batik besurek
Berikut ini beberapa motif yang biasa digunakan dalam Batik Besurek
• Motif kaligrafi: motif yang diambil dari huruf-huruf kaligrafi. Batik Besurek untuk
upacara adat bertuliskan huruf Arab yang bisa dibaca dan memiliki makna, namun
sebagian besar hanya berupa hiasan mirip huruf Arab yang tidak memiliki makna yang
jelas.
• Motif Rafflesia: motif bergambar padma raksasa khas Bengkulu, Motif ini adalah motif
utama batik Besurek selain kaligrafi Arab.
• Motif relung kaku: motif Batik Besurek dengan bentuk meliuk-liuk seperti tumbuhan paku
.
Batik Besurek gagal masuk warisan budaya Indonesia, sebab pemerintah provinsi Bengkulu tidak
mengirimkan utusan pada saat sidang warisan budaya tak benda Indonesia oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang dilaksanakan pada pertengahan Oktober 2014 di
Jakarta. Dalam sidang penetapan warisan budaya Indonesia tersebut, Bengkulu mengusulkan tiga
jenis kain batik untuk dinominasikan, yakni Batik Besurek, Kain Lantung, dan Kain Umeak Jang dari
Kabupaten Rejang Lebong
Ketiganya gagal disahkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai warisan budaya
tak benda Indonesia karena dalam pembahasan tersebut tidak dihadiri oleh wakil Pemprov Bengkulu,
sehingga usulan tersebut tidak dibahas sama sekali. Dan dengan berjalannya waktu tidak
berkelang lama akhir nya batik basurek dari provinsi bengkulu resmi ditetapkan sebagai warisan
budaya tak benda pada tahun 2015..
Terima kasih