Anda di halaman 1dari 2

Nama : Azahra Putri Ramadhani

Kelas : 3B mina 2

Kain Besurek dan Kain Kagangga Khas Adat Bengkulu

Selain dikenak dengan khas pakaiannya, Bengkulu juga dikenal dengan budaya batiknya yang
khas. Batik khas Bengkulu ini dikenal dengan sebutan batik besurek. Batik besurek ini adalah
batik yang mempunyai motif kaligrafi huruf Arab.

Motif batik berupa tulisan arab ini dari potongan ayat-ayat suci Al qur’an yang dimana batik
tersebut dianggap sakral dan tidak boleh dipakai sembarangan.

Batik besurek hanya boleh digunakan untuk menutupi tubuh bagian atas, seperti ikat kepala, alas
bayi pada upacara cukur rambut, dan sebagai kain untuk penutup jenazah. Selain penggunaan
yang secara khusus ini, tidak ada yang diperbolehkan untuk penggunaan lainnya.

Namun, jika beruntung kita bisa mendapatkan batik khas yang merupakan pakaian adat
Bengkulu ini disekitar portokoan Anggut Atas, Kota Bengkulu.

apa Bengkulu cuma mempunyai batik besurek sebagai batik khas Bengkulu?

Selain batik besurek, Bengkulu ini juga mengembangkan jenis-jenis variasi batik khas lainnya
yang sudah ada pada zaman dahulu. Batik tersebut populer dengan nama batik Kagangga.

apakah sama bahan terbuatnya pakaian batik Kagangga?

Batik Kagangga adalah batin yang bermotif corak khas dari tanah Rejan. Batik ini lahir sekitar
tahun 1985-an sampai 1990-an pada saat pemerintah Bengkulu waktuk giat-giatnya
menggalakkan kerajian batik besurek khas Bengkulu.

Perkembangan kerajinan batik besurek inilah yang membuat masyarakat Rejang mempunyai
inspirasi untuk menciptakan batik khas dari Tanah Rejang. Jika bati besurek motifnya
terinspirasi dari kaligrafi, maka batik Kagangga terinspirasi juga dari bentuk aksara Rejang.

Masyarakat Bengkulu sendiri batik-batik ini banyak digunakan untuk seragam sekolah, PNS
maupun pada waktu event-event tertentu seperti halnya peragaan busana.

Bahkan, waktu HPN (Hari Pers Nasional) ke-68 yang bertempat di Kota Bengkulu para pejabat
Presiden RI, ibu Negara hingga mentri-mentrinya juga menggunakan baju batik khas Bengkulu.
Nama : Nala Endah Trianda

Kelas : 3B mina 2

kain tenun khas kepulauan riau

Sejarah Kain Tenun Siak


Tenun siak memiliki arti kain mencungkik dan memperluas proses mengait. Proses utama pada
kain ini adalah mencungkik dan mengait. Songket yang berasal dari pelambang yang di buat
dengan cara di tenun juga.

Pada masa kerajaan Siak, raja Sultan Sayid Ali mendatangkan ahli songket dari kerajaan
Malaysia. Kemudia seseorang tersebut di perintahkan untuk mengajari cara membuat songket
pada kerajaan Siak. Seseorang yang di datangkan Bernama Wan Siti binti Wan Karim.

Sehingga tenun songket khas Riau di bawa oleh kerajaan Malaysia. Kain tenun siak pada
awalnya di gunakan oleh petinggi kerajaan saja, namun sekarang bias di gunakan oleh
masyarakat Riau.

Menurut masyarakat kerajaan riau, seseorang yang menggunakan kain tenun siak symbol
kebesaran dan kebanggaan, dan bagi para pembuatnya dianggap sebagai pengabdian kepada
kerajaan.

Istri dari raja Raja Sultan Sarif Kasim II yaitu Tengku Maharatu memiliki keperdulian yang lebih
untuk kain tenun. Tengku maharatu melanjutkan cita-cita kakaknya yaitu mengangkat derajad
perempuan siak sehingga mengajaknya untuk belajar menenun kain. Kain yang di tenun oleh
perempuan siak di sebut dengan kain tenun siak.

Anda mungkin juga menyukai