Anda di halaman 1dari 23

Teknologi Akuisisi Data Satelit

Penginderaan Jauh

Suhermanto

Pusat Riset Penginderaan Jauh


Organisasi Riset Penerbangan & Antariksa

Jakarta, 24.06.2022
Layout paparan

• Jenis dan contoh orbit satelit Penginderaan Jauh,


• Akuisisi data melalui penerimaan langsung dari satelit Inderaja,
• Riset teknologi akuisisi dan pengolahan data,
• Beberapa capaian litbang teknologi akuisisi data,
• Tantangan riset teknologi akuisisi data satelit inderaja kedepan
• Penutup
Orbit Satelit buatan berdasarkan ketinggiannya

Sumber Wikipedia
Sisi positif/negatif pemilihan orbit satelit Inderaja

Indonesia dan sejumlah negara di ekuator


memiliki kendala jika mengindera bumi
menggunakan satelit optis orbit Polar Sun-
Synchronous Orbit (SSO), terkait :
 Jumlah lintasan/orbit terbatas;
 Waktu satelit melintasi ekuator tidak sesuai
dengan kemunculan awan.
Ada pilihan, misal orbit polar non-SSO, namun
sesuai pola orbitnya, saat mencitra bumi tidak
sinkron dengan sumber energi/matahari.

Sumber Airbus

4
Ilustrasi lintasan satelit Orbit rendah [SSO & NeEO]
Satelit Polar SSO (Landsat, SPOT, NOAA, MetOp, dll) mengorbit pada ketinggian sekitar
700 s/d 900km dengan inklinasi +-98 derajat. Satelit Near-Equatorial Orbit (NeEO)
seperti LAPAN-A2 mengorbit pada ketinggian 650 km, dengan inklinasi 80

NeEO
Polar SSO
LAPAN-A2

(Lapan-A2: 14 pass/24 hr, periode orbit +-100 menit dan waktu kontak +-10 menit)
Sumber: Pusteksat-LAPAN
Sejarah panjang: Penerimaan Data Satelit Inderaja

4 INASAT HR

2 INASAT-VHR

2 INASAT-SAR

Satelit operasional yang pernah diakuisisi LAPAN, tapi sudah tidak aktif
Sumber: Paparan Ka. PRPJ
Satelit operasional yang sedang diakuisisi LAPAN
Satelit operasional yang diusulkan diakuisisi LAPAN
Satelit yang akan diluncurkan dan diusulkan diakuisisi LAPAN
Lokasi dan cakupan penerimaan data satelit Inderaja

Penerima L/X-band
NOAA-19 (L-band)
MetOp-B/C (L-band) Aqua Landsat 8
Himawari (C-band) Terra Landsat 9
S-NPP SPOT 6
PEKAYON (PKY) NOAA-20 SPOT 7
MetOp TerraSAR
Pleiades
PAREPARE (DKI)

Aqua (X-band) RUMPIN (RPI)


Terra (X-band)
Landsat 7/8
Landsat 9
Integrasi & bagan alir data pada jaringan SBPJ

3 m X-L band antenna 5.4m X-band antenna 7.3 m X-band antenna

Parepare GS (DKI)
Signal
distributor
International
connection: 1 Gbps

SPOT-6/7, Pleiades 1A/1B, TS-X Landsat data receiv.


Terra/Aqua/NPP/NOAA20 data receiv. and proc. system RS Data Center
receiv. and proc. system and proc. system (HDR Avtec, Landsat
processor)
(Jakarta)

Landsat Catalog and Archive Manager Data hub access/Virtual


(RCC, Mission data file, L0Ra, 1G, 1T) GS/Download
VPN: 200 Mbps

5.4m X-band antenna

Rumpin GS (RPI)
Signal
distributor Landsat
Processors

Landsat data receiv.


Terra/Aqua data receiv. and proc. System
and proc. system (HDR Avtec)
VPN: 15 Mbps
: upgraded in 2018
Landsat archive data
(RCC, Mission data file) : partly upgraded in 2018

: already exist
Katalog data dan Informasi Penginderaan Jauh
Katalog data Resolusi tinggi (Hires) Katalog data resolusi medium (Medres)

inderaja-catalog.lapan.go.id/dd4/ landsat-catalog.lapan.go.id

Katalog Informasi resolusi rendah Katalog data resolusi rendah (Lowres)

modis-catalog.lapan.go.id
lowres-catalog.lapan.go.id
Aktifitas Riset Teknologi Akuisisi dan Pengolahan Data

Teknologi akuisisi dan pra-pengolahan data satelit resolusi rendah:


a. Integrasi, pengembangan sistem penerima data satelit orbit
polar/geostasioner, (konvensional atau standar CCSDS)
a. Otomatisasi akuisisi data satelit orbit polar maupun Geostasioner,
b. Pengembangan modul pra-pengolahan data satelit berbasis open source,
c. Otomatisasi modul pra-pengolahan data berbagai satelit,
d. Otomatisasi ekstraksi informasi langsung dari data satelit “near real time”.

Teknologi pengolahan data satelit resolusi menengah, tinggi:


e. Integrasi sistem penerima, pengolahan dan pengelolaan data,
f. Optimalisasi penggunaan data arsip
1. Pengembangan tile-base algorithm dan data cube,
2. Pengembangan ARD berbagai jenis data satelit.
3. Pengembangan aplikasi berdasarkan kebutuhan pengguna
g. AI untuk pengembangan misi satelit & penyampaian informasi secara cepat.
Capaian Riset Teknologi Akuisisi dan Pra-pengolahan

Sistem akuisisi, dekoda dan pra-pengolahan data satelit resolusi rendah


Down- Paket
No Seri satelit link data
(rawdata)
1 Seri satelit NOAA NOAA14 s/d NOAA19 L-band Konvensional

2 Seri satelit FY-1 FY-1C, FY-1D  FY-3A/B/C L band Konvensional


3 Seri satelit MetOp MetOp-A, MetOp-B/C L-band CCSDS
4 Seri satelit MetOp-SG MetOp-SG-A1, MetOp-SG-A2 X-band CCSDS
MTSAT-1R (H6), MTSAT-2 L-band/ Konv. / CCSDS
5 Seri satelit Himawari (H7), Himawari-8 C-band

6 Transisi NOAA - JPSS AVHRR  Modis  VIIRS


Terra, Aqua Terra, Aqua X-band CCSDS
Suomi-NPP Suomi-NPP, NOAA-20 X-band CCSDS

Mengapa harus beralih dari paket konvensional (custom) ke CCSDS ?


Manfaat penerapan standar CCSDS

CCSDS adalah organisasi yang didirikan oleh kepengurusan anggotanya.


Partisipasi anggota di CCSDS bersifat sukarela, hasilnya berupa konsensus
anggotanya berupa standar yang direkomendasikan dan tidak mengikat.

• Mengurangi Biaya Tidak Berulang


 Lebih sedikit perkembangan untuk proyek-unik
 Waktu pengujian sistem lebih pendek
 Waktu pelatihan atau pelatihan ulang personil lebih singkat
• Mengurangi Biaya Berulang
 Lebih banyak perangkat keras tersedia secara komersial (COTS)
 Kebutuhan fasilitas lebih sedikit karena perataan beban
 Redundansi, hanya pada sistem tertentu
 Lebih otomatisasi.
• Mengurangi Risiko kegagalan Misi
 Teknologi diperiksa dan dicoba oleh banyak institusi/agensi
 Peluang dukungan darurat berupa pemberitahuan singkat yang lebih
baik
• Memungkinkan “ingest”” dan akses ke arsip data Jangka Panjang
Contoh Format data AHRPT (MetOp-A/B/C)

Spesifikasi paket CCSDS HRPT MetOp, Konvensional CCSDS Satuan


Interleave (I=4); Reed-Solomon (223,32) Ukuran NOAA = 10.990 1024 /
dan 1 frame = 1024 byte. Randomisasi Frame FY-1 = 22.180 1280 Word
data CVCDU menggunakan OR.
Frame Sync 60 32 bit
Desain, akuisisi dan ekstraksi data MetSat Geostasioner
Sistem akuisisi & ekstraksi HiRID, HRIT (MTSAT-1R/2), Himawari 8
Gambar sebelah kiri adalah modul kontrol akuisisi data dan sebelah kanan adalah modul ekstraksi data
HiRID, HRIT MTSAT-1R, HRIT MTSAR-2 dan Himawari 8.
Sistem akuisisi dan ekstraksi

MTSAT-1R MTSAT-2 Himawari 8


Paket Data HiRID, HRIT HRIT DVB-S2
Downlink Direct Direct
Broadcast Broadcast
R Temporal 1 jam 1 jam 10 menit
Modul akuisisi data Geostasioner R Spektral 5 5 16
Desain sistem akuisisi dan ekstraksi data HRPT/AHRPT
Sistem akuisisi data HRPT (NOAA dan FY-1) dan AHRPT
(MetOp-A/B/C)

Modul akuisisi data Polar Sun-synchronous Tampilan modul prediksi, akuisisi & QL data MetSat orbit polar
Desain sistem akuisisi data Telemetri Terra, Aqua, SNPP

Satellite

Catatan :
1. Synthesized dow nconver ter, I F t o IF Conver ter dit empatkan p a da Mounting di Pedestal
Power 2. Pow er S uppl y L N A ak an di ambil kan dari Systhesi z ed D C
S upply 3. Pow er S uppl y D C m e n gg un a k a n pr oduk de ngan kestabilan tinggi
LNA 4. Receiver E SS 3 000 beser ta pow er s uppl y nya aka n di pasang pa d a rack/bracket komputer
5. Kabel U T P m e ng g un a ka n br anded atau G i ga Ether net
6. Kabel R F d a n conector frekuensi tinggi m e ng g un a k an l o w l osses (Belden 9 91 3 a t au 9914)
5m
7. Pow er S uppl y IF to I F Converter m e n gg un a k a n 2 2 0 Volt
COAX
Satellite dish B E LD E N
99 14
P E D E S TA L 5 0 m Coa x Bel den (R G 58A / U)
R O OM 5M Server Ingest
COAX Konektor IF : 140 MHz
B E LD E N Synthesize D C Di dalam
99 13 K om puter
TALK / DATA
TALK RS CS TR R D TD C D
Server
DIAMOND Ingest PRO
SD
Works tation
P o w e r Supply 1M COAX PACK AR
D

SD

5 5 m C o a x Bel den 9 91 3 R E C E IV E R
Pr o f e s sio n a l
W o r ks ta tio n 6 0 0 0

IF : 140 MHz H UB
Pow e r
I F t o IF
Distributor Power S upply W orkstatio n
Converter
E xten ded Po w e r
5V, dan 1 2V

SD

PRO

SD

PRO

W orkstatio n

Pr o f e s s io n a l
W o r k s t a t io n 6 0 0 0

Pr ofe s s iona l Works ta t ion 6000

Works tation
ANTENNA TRACKING
C O N T R O L UNIT EOS PROCESSING
S E RV E R
Sistem akuisisi dan ekstraksi data Terra, Aqua, S-NPP

Synthesize DC

Multimode Receiver
Sistem : Windows, Pengendali HW dan rekam data secara otomatik
SynthDC : Set frekuensi LO Synthesized DC  IF output 720 MHz.
Downlink satelit Aqua: 8160 MHz; Terra: 8212.5 MHz; SNPP: 7812,5 MHz
Receiver :
• Seleksi jalur IF (dari L/X-band) dan jalur data output,
• Seleksi satelit, parameter demodulasi, data (Packetized atau non_packetized).
• Baca/tampilkan status Receiver dan Synthesized DC.
•Set server ingest (RTSTPS) dan server Quicklook (Simulcast),dan tampilan QL
Kontrol akusisi
• Penentuan saat rekam untuk satelit terseleksi [mode AUTO]
Simulato • Tampilan trajektori satelit bersangkutan, kualitas sinyal, temperatur Receiver
Penampil INGEST r data dll
SERVE via
Real-Time Software Telemetry Processing System (RTSTPS)
R TCP/IP
Roadmap konstelasi satelit Meteorologi Operasional

Ket: Terra, Aqua dan SNPP bukan satelit operasional


Satelit JPSS-1 kini diberi nama NOAA20
Tantangan Riset Teknologi Akuisisi data Satelit Inderaja

 Pada Satelit Meteorologi Geostasioner


• Peningkatan Resolusi temporal: dari setiap 1 jam (Satelit MTSAT-2 atau Himawari
7) menjadi setiap 10 menit pada Himawari 8.
• Perubahan pola transmisi data dari direct broadcast (L-band) menjadi via satelit
komunikasi (C-band),
• Peningkatan resolusi spektral (dari 5 menjadi 16 band), resolusi spasial dari 1,25
s/d 5 km menjadi 0,5 s/d 2 km,

 Pada Satelit Polar SSO


• Migrasi frekuensi transmisi dari L-band menjadi X-band, untuk semua data
resolusi rendah (upgrade sistem penerima),
• Penerapan paket data standar CCSDS. Paket data konvensional akan
ditinggalkan
• Tren satelit hiperspektral, dan konsep multi-spectral akan ditinggalkan
• Laju transmisi data akan meningkat sangat berarti,

 Membangun sistem akuisisi, pra-pengolahan data satelit resolusi


menengah
• Modul ekstraksi data misi satelit Landsat-8/9 dari CADU,
• Membangun pra-pengolahan data satelit Landsat berbasis modul open-source
Tantangan akuisisi di era transisi satelit (2020 s/d 2025)

NOAA MetOp SNPP/ Metop-SG Landsat-


Karakteristik 16- A/B/C JPSS A1/A2 8/9 Satuan
19
Reception station perfor-
> 6.0 >6.0 22.7 22.7 26.51 dB/K
mance requirement,
G/T
Typical resulting antenna
08-1.5 1.5 2.4 2.4 5.4 m
size
Data rate 20
.665 3.5 70 384 Mbit/s
(instrument data) (16 - 25)
Radio frequency 1.7 1.7 7.8 7.8 8.2 GHz
Offset
Modulation scheme QPSK QPSK
QPS
K
RHCP/ RHCP/
Polarization LRCP
Peluncuran: RHCP RHCP
LRCP SNPP  28 okt 2011 LHCP
JPSS-1 / NOAA20  18 Nov 2017 JPSS-2/NOAA21  Nov 2022
Landsat-9  21 Sept 2021
MetOp-SG A1  ~2023 MetOp-SG A2  ~2025
Contoh lain tren perkembangan Teknologi Akuisisi

Landsat1 membawa sensor MSS, 4 kanal diluncukan pada 1972. Satelit


Landsat9 diluncurkan pada 2021 membawa sensor OLI/TIRS. Isu
utama pada satelit operasional adalah konsisten dan informasinya bisa
diperbanding untuk semua seri satelit.

L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9
MSS
TM
ETM+
OLI/TIRS
#band 4 4 4 7 7 8 11 11
Penutup

 Penyempurnaan misi satelit terus berlangsung, baik untuk keperluan


meteorologi maupun pemantauan bumi, dan berkembang mengarah
pada
• Luaran terstandar (paket data satelit, produk data/informasi,
dll),
• Instrumen mengarah ke hiperspektral,
• Implementasi AI untuk mendukung otomatisasi produk
informasi.
 Migrasi frekuensi downlink menjadi keharusan, karena volume data
yang ditransmisikan terus meningkat, yang berpeluang interferensi
dengan pengguna frekuensi lain
 Karena misi satelit terus berkembang, dengan akselerasi cenderung
meningkat, perlu antisipasi disemua aspek.

Terima Kasih !!!


DMSP = Defense Meteorological Satellite Program
SNPP = Suomi National Polar-orbiting Partnership
JPSS = Joint Polar Satellite System
NOAA = National Oceanic and Atmospheric Administration
QPSK = Quadrature Phase Shift Keying
LHCP = Left Hand Circular Polarization
TIRS = Thermal Infrared Scanner
OLI = Operational Land Imager
MTSAT = Multi-functional Transport Satellite
HRPT = High-resolution picture transmission
HiRID = High Resolution Imager Data
HRIT = High Rate Information Transmission
NeEO = Near Equatorial Orbit
SSO = Sun-synchronous Orbit
CADU = Channel Access Data Unit
CVCDU = Coded Virtual Channel Data Unit
M-PDU = Multiplexed Protocol Data Unit

Anda mungkin juga menyukai