Anda di halaman 1dari 13

Journal Reading

Chronic Nonallergic
Rhinitis
Muftia Jauristika S | 7070012008
Nadhirah Ananda Idris | 70700120034
Ahmad Fari Arief Lopa | 70700120038

Supervisor Pembimbing : dr. Mahdi Umar, Sp.THT-KL

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN THT-KL


PROGRAM PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
Data Journal

Sur, D.K.C, Plesa M.L. Chronic Nonallergic Rhinitis. Am Fam Physician. 2018;98(3):171-176
ABSTRAK
• Rinitis non-alergi kronis mencakup sekelompok subtipe rinitis tanpa etiologi alergi atau infeksi.
Rinitis non-alergi kronis  ¼ kasus rinitis dan berdampak pada 20-30 juta pasien di AS,
patofisiologinya tidak jelas dan pengujian diagnostik tidak tersedia.
• Karakteristik: tidak ada bukti alergi atau pemicu yang ditentukan membantu menentukan
subtipe klinis. Terdapat 8 subtipe, termasuk rinopati non-alergik, NARES, rinitis atrofi, rinitis
senilis atau geriatri, rinitis gustatori, rinitis yang diinduksi obat, rinitis hormonal, dan
rinitis okupasional.
• Pengobatan berdasarkan gejala dan mirip dengan rinitis alergi. Pasien harus menghindari pemicu.
Terapi lini pertama termasuk kortikosteroid intranasal, antihistamin intranasal, dan
ipratropium intranasal. Terapi kombinasi dengan dekongestan dan antihistamin generasi
pertama dapat dipertimbangkan jika monoterapi tidak cukup mengontrol gejala. Irigasi hidung
dan capsaicin intranasal dapat membantu tetapi perlu penyelidikan lebih lanjut.
PENDAHULUAN
• Rinitis non-alergi kronis mencakup sekelompok subtipe rinitis tanpa etiologi
alergi atau infeksi. Meskipun rinitis non-alergi kronis mewakili setidaknya 23%
kasus rinitis di Amerika Serikat dan mempengaruhi sekitar 20-30 juta
pasien, patofisiologinya masih belum jelas.
• Rinitis non-alergi kronis sebelumnya disebut sebagai rinitis vasomotor atau
rinitis vasomotor non-alergi, tetapi diganti namanya karena kurangnya
bukti yang menunjukkan asal vaskular. Bukti terbaik saat ini mendukung
disregulasi nosiseptor dan saraf otonom sebagai komponen dalam semua
bentuk rinitis non-alergi.
Manifestasi Klinis
Pemicu non-alergi
perubahan cuaca, asap
Tes alergi (-)  tembakau, asap emisi
salah satu otomotif, dan iritan seperti
karakteristik rhinitis bahan kimia dengan bau yang
non alergi kuat (parfum, klorin)

Kronik Gejala umum


(>3bulan), dapat terjadi
hidung tersumbat dan
menahun, persisten,
rinore, tanpa gatal pada
intermiten, atau musiman
hidung, faring, atau
mata; bersin; gejala
paru-paru; eksim; atau
• Rinitis non-alergi kronis lebih sering terjadi pada Wanita polip hidung
• rinitis non-alergi kronis biasanya berusia >35 tahun dan tidak memiliki riwayat alergi
keluarga
• rinitis alergi sering pada usia 20 tahun dan memiliki riwayat keluarga alergi.
Subtipe/Klasifikasi
gejala yang dipicu oleh kondisi lingkungan seperti bau yang kuat atau perubahan suhu,
Rhinopati
01 nonalergi
kelembaban, atau tekanan barometrik, biasanya tanpa gatal hidung dan atau semburan
bersin.

↑eosinofil dalam sekresi dan pada biopsi hidung, ↑sel mast dan bukti degranulasi sel mast,
02 NARES tanpa penemuan (+) pada tes alergi. Identifikasi eosinofil dan sel mast dapat membantu
memprediksi respons terhadap kortikosteroid hidung.

atrofi mukosa hidung pengerasan dan pengeringan hidung. subtipe noninflamasi dan
03 Rhinitis Atrofi dibedakan terutama oleh temuan pemeriksaan fisiknya yang unik

dibedakan oleh onsetnya yang lambat, terutama terjadi pada pasien yang lebih tua.
04 Rhinitis Senile Muncul sebagai rinore berair yang memburuk sebagai respons terhadap pemicu yang
diidentifikasi pasien, termasuk makanan, bau, atau iritasi lingkungan.
respon hidung untuk mengkonsumsi makanan tertentu (misalnya, makanan pedas) atau
Rhinitis
05 Gustatori
cairan (misalnya, alkohol). Dibedakan oleh pemicunya dan sering tumpang tindih
dengan rinitis senil.

penggunaan berbagai obat dan obat-obatan terlarang  antihipertensi, OAINS, inhibitor


Rhinitis
06 Medikamentosa
PDE5, dan kokain. Contoh dari penggunaan dekongestan topikal selama >3-5 hari 
kongesti pembuluh darah non-alergi rebound.

Rhinitis hidung tersumbat dan rinorea yang berhubungan dengan hormon endogen wanita. Respon
07 Hormonal
terhadap hormon kehamilan adalah contoh yang paling klasik dan umum. Gejala sembuh
diakhir kehamilan

Adanya pajanan kerja (lateks dan tepung hingga bahan kimia dan partikel). Gejala
Rhinitis
08 Okupasi
memburuk saat bekerja dan membaik dengan istirahat. Menentukan dan menghindari
pemicu adalah kunci pengobatan.

Kebocoran CSF atau rinore termasuk dalam beberapa daftar subtipe dan harus
09 Lainnya dipertimbangkan pada pasien dengan riwayat trauma kranial atau wajah atau operasi
intranasal
Diagnosis
Tes alergi (-)
• skin prick test
• Tes IgE spesifik antigen (RAST)
Pemeriksaan sitologi hidung
34% pasien dengan rinitis
kronis mungkin menderita
rinitis campuran

pasien dengan gejala hidung yang


khas sebagai respons terhadap
pemicu  komponen nonalergi
baik sebagai diagnosis tunggal
atau sebagai bagian dari rinitis
campuran Pemeriksaan Radiologi berguna
dalam membedakan infeksi atau
kelainan anatomi
Penatalaksanaan
• Pengobatan berdasarkan gejala, dan pasien harus
disarankan untuk menghindari pemicu
• rinitis alergi dan rinitis non-alergi pada awalnya diobati
dengan kortikosteroid intranasal
• mengidentifikasi dan mengobati rinitis non-alergi kronis
dengan benar dapat mengurangi penggunaan
antihistamin nonsedatif pada pasien yang memiliki
respons buruk terhadap pengobatan
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
THANK
YOU!

Anda mungkin juga menyukai