Anda di halaman 1dari 128

Modul-9

K3 KONSTRUKSI
Disampaikan pada :
Pembinaan Petugas K3 PT WIDATRA
BHAKTI
Oleh :
Abdullah
Tanggal 16 Maret 2021
“ Penguatan Sumber Daya Manusia yang Unggul dan Berbudaya K3
pada Semua Sektor Usaha “
Bagian I

K3 KONSTRUKSI
Psl 2 (2) butir c.
dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau
pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk
bangunan2 pengairan, saluran atau persiapan
Tingkat kecelakaan Sektor konstruksi
Menempati urutan tertinggi

Jatuh : 26%
Terbentur : 12 %
Tertimpa : 9%
Mesin : 8%
Alat tangan : 7%
Transport : 7%
Lain-lain : 6%

Ref. Data Jamsostek


LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
Data kecelakaan Sektoral

- konstruksi : 31,9%
- Insdustri : 31,6 %
- Tranport : 9,3%
- Pertambangan: 2,6%
- Kehutanan : 3,8%
- Lain-lain : 20 %

Ref. ILO
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
Data penyebab kecelakaan Sektor konstruksi

- Jatuh : 26%
- Terbentur : 12 %
- Tertimpa : 9%
- Mesin dan alat: 8%
- Alat tangan : 7%
- Transport : 7%
- Lain-lain : 6%
Ref. ILO
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

• Kegiatan Konstruksi merupakan unsur penting dalam


pembangunan
• Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang
tidak diinginkan antara lain yang menyangkut aspek
keselamatan kerja dan lingkungan.
• Kegiatan konstruksi harus dikelola dengan
memperhatikan standar dan ketentuan K3L yang berlaku
KARAKTERISTIK KEGIATAN PROYEK
KONSTRUKSI
• Memiliki masa kerja terbatas
• Melibatkan jumlah tenaga kerja yang besar
• Melibatkan banyak tenaga kerja kasar (labour) yang berpendidikan relatif
rendah
• Memiliki intensitas kerja yang tinggi
• Bersifat multidisiplin dan multi crafts ( ketrampilan )
• Menggunakan peralatan kerja beragam, jenis, teknologi, kapasitas dan
kondisinya
• Memerlukan mobilisasi yang tinggi (peralatan, material dan tenaga kerja)
DASAR HUKUM

• Undang-undang Keselamatan Kerja


• Undang-undang Tentang Jasa Konstruksi No. 18/1999
• Kepmenaker No.01/1980-K3 Konstruksi
• Peraturan Pemerintah No.50/2012 – SMK3
• SKB MENAKER NO.KEP174/MEN/1986 & PU NO.104/KPTS/1986
JENIS- JENIS BAHAYA

Fisika Bising, Radiasi, Tekanan Suhu, Getaran, Pencahayaan


Kimia Bahan Beracun, Partikel debu
Biologi Virus, Jamur, Bakteri, Cacing, Serangga
Mekanis Permesinan, Peralatan, Bagian yg berputar, Bagian yg
tajam, Titik jepit pada mesin
Psikososial Pola Shift, Organisasi, Intimidasi, Tindakan tidak aman
Lingkungan Gelap. Basah/Kering, Kemiringan
Ergonomi Warna pada panel Kontrol, Posisi tombol, Bentuk kursi,
Tinggi Bidang kerja, Posisi kerja
UNSUR TERKAIT DALAM PROYEK
KONSTRUKSI

Pemilik
Kontraktor
proyek

Sub Instansi
Kontraktor
Proyek Teknis
Konstruks
i
Pekerja
Masyarakat
Proyek

Pekerja Pemasok,
Subkon dll
ASPEK K3 KONSTRUKSI
(KEPMENAKER 174 TAHUN 1986),PEDOMAN
PELAKSANAAN K3 KONSTRUKSI

• Tata Letak dan Jarak Aman


• Penggalian dan Pembebasan Lahan
• Pengangkutan dan Transportasi
• Pesawat Angkat dan Angkut
• Pengelasan
• Perancah dan Pengaman di ketinggian
• Alat Keselamatan Kerja
• Pengelolaan Bahan Berbahaya
• Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
• Pengelolaan Limbah
Accident Prevention Program

Pencegahan Penanggulangan
 Disain aman
Pengendalian
 Emergency Response
Rehabilitasi
 Engineering
 Identifikasi bahaya  Human System
 Administratives  Prasarana

Pra Insiden Insiden Pasca Insiden


K3 DALAM PROYEK KONSTRUKSI

Safety
Engineerin
g

Personal Construction
Safety Safety
TAHAP PENGELOLAAN K3 PROYEK
Tahap Kegiatan
TAHAP 4
Equipme
TAHAP
TAHAP 1
Concept
TAHAP 2 TAHAP 3
nt
TAHAP 5 6 TAHAP
Basic Detailed Commisi Operatio 7
ual Procure
Engineer Engineer oning & n& Demolitio
Engineer ment
ing ing Start-up Maintena n
ing And
Constr nce

Aspek Keselamatan harus telah dimulai sejak proyek


dirancang dengan mempertimbangkan Keselamatan
dalam pembangunan atau pengoperasiannya.
 Safety Review
 AMDAL
TAHAP PENGELOLAAN K3 PROYEK
Tahap Kegiatan
TAHAP 4
Equipme
TAHAP
TAHAP 1
Concept
TAHAP 2 TAHAP 3
nt
TAHAP 5 6 TAHAP
Basic Detailed Commisi Operatio 7
ual Procure
Engineer Engineer oning & n& Demolitio
Engineer ment
ing ing Start-up Maintena n
ing And
Constr nce

Dilakukan Analisa Keselamatan terhadap rancangan Proyek


dengan mengidentifikasi potensi Bahaya serta standar dan
perundangan yang terkait dengan rancangan
 What If Analysis
TAHAP PENGELOLAAN K3 PROYEK
Tahap Kegiatan
TAHAP 4
Equipme
TAHAP
TAHAP 1
Concept
TAHAP 2 TAHAP 3
nt
TAHAP 5 6 TAHAP
Basic Detailed Commisi Operatio 7
ual Procure
Engineer Engineer oning & n& Demolitio
Engineer ment
ing ing Start-up Maintena n
ing And
Constr nce

Dilakukan Analisa Keselamatan lebih rinci setelah P&ID atau


rancangan detail konstruksi selesai dan ada rincian peralatan
dan sistim yang akan digunakan terhadap rancangan Proyek
 Hazops
 What If Analysis
 Quantitative Risk Analysis
TAHAP PENGELOLAAN K3 PROYEK
Tahap Kegiatan
TAHAP 4
Equipme
TAHAP
TAHAP 1
Concept
TAHAP 2 TAHAP 3
nt
TAHAP 5 6 TAHAP
Basic Detailed Commisi Operatio 7
ual Procure
Engineer Engineer oning & n& Demolitio
Engineer ment
ing ing Start-up Maintena n
ing And
Constr nce

Penerapan K3 dalam kegiatan fisik konstruksi dengan


menerapkan manajemen K3 proyek :
CSMS
Safety Audit
Safety Review
TAHAP PENGELOLAAN K3 PROYEK
Tahap Kegiatan
TAHAP 4
Equipme
TAHAP
TAHAP 1
Concept
TAHAP 2 TAHAP 3
nt
TAHAP 5 6 TAHAP
Basic Detailed Commisi Operatio 7
ual Procure
Engineer Engineer oning & n& Demolitio
Engineer ment
ing ing Start-up Maintena n
ing And
Constr nce

Sebelum fasilitas dijalankan dan konstruksi dinyatakan


selesai diadakan kajian ulang untuk meyakinkan standar
keselamatan yang ada untuk fasilitas tersebut sudah
memenuhi :
- Pre Start-up Safety Review
- Safety Inspection
TAHAP PENGELOLAAN K3 PROYEK
Tahap Kegiatan
TAHAP 4
Equipme
TAHAP
TAHAP 1
Concept
TAHAP 2 TAHAP 3
nt
TAHAP 5 6 TAHAP
Basic Detailed Commisi Operatio 7
ual Procure
Engineer Engineer oning & n& Demolitio
Engineer ment
ing ing Start-up Maintena n
ing And
Constr nce

Penerapan K3 dalam operasi (Operational Safety) sesuai


ketentuan yang berlaku untuk kegiatan yang bersangkutan
Pabrik kimia
Industri Umum d
Industri Jasa
Fasilitas Umum dsb.
Pendekatan K3
 Pendekatan Hukum
K3 merupakan ketentuan perundangan .
 Pendekatan Ekonomi
• K3 mencegah kerugian
• Meningkatkan produktivitas
 Pendekatan Kemanusiaan
• Kecelakaan menimbulkan penderitaan bagi korban.
• K3 melindungi pekerja dan masyarakat
PENCEGAHAN KECELAKAAN KONSTRUKSI

 Sebab Kecelakaan Konstruksi


• Human Factors
• Unsafe Acts
 Technical Factors
• Materials
• Equipments
• Working Environment
PENCEGAHAN KECELAKAAN
Adm
Prosedur

Safety
Engineeri
ApproachHuman
ng
Control
Control
FAKTOR MANUSIA

• Sangat dominan dilingkungan konstruksi.


• Pekerja Heterogen, Tingkat skill dan edukasi berbeda,
Pengetahuan tentang keselamatan rendah.
• Perlu penanganan khusus
FAKTOR TEKNIS

• Berkaitan dengan kegiatan kerja Proyek seperti penggunaan


peralatan dan alat berat, penggalian, pembangunan,
pengangkutan dsb.
• Disebabkan kondisi teknis dan metoda kerja yang tidak
memenuhi standar keselamatan (substandards condition)
PENCEGAHAN FAKTOR MANUSIA

• Pemilihan Tenaga Kerja


• Pelatihan sebelum mulai kerja
• Pembinaan dan pengawasan selama kegiatan berlangsung
PENCEGAHAN FAKTOR TEKNIS

• Perencanaan Kerja yang baik.


• Pemeliharaan dan perawatan peralatan
• Pengawasan dan pengujian peralatan kerja
• Penggunaan metoda dan teknik konstruksi yang aman
• Penerapan Sistim Manajemen Mutu
STRATEGI PENERAPAN K3 DI PROYEK
KONSTRUKSI

• Identification
• Evaluation
• Develop the Plan
• Implementation
• Monitoring
Strategi penerapan K3 di Proyek Konstruksi
Tahap Kegiatan

Identifikas Evaluatio Develops Implemen Monitorin


i n the Plan tasi g

• Setiap proyek memiliki karakteristik berbeda, misalnya proyek


bangunan bertingkat, pembangunan bendungan, pabrik dsb.
• Lakukan identifikasi potensi bahaya dalam kegiatan konstruksi yang
akan dilaksanakan.
• Buat mapping potensi bahaya menurut area atau bidang kegiatan
masing-masing
Strategi penerapan K3 di Proyek Konstruksi
Tahap Kegiatan

Identifikas Evaluatio Develops Implemen Monitorin


i n the Plan tasi g

• Adakan evaluasi tentang potensi bahaya untuk


menentukan skala prioritas berdasarkan Hazards
Rating.
• Susun Risk Rating dari semua kegiatan konstruksi
yang akan dilakukan
Strategi penerapan K3 di Proyek Konstruksi
Tahap Kegiatan

Identifikas Evaluatio Develops Implemen Monitorin


i n the Plan tasi g

• Berdasarkan hasil Identifikasi dan Evaluasi susun rencana


pengendalian dan pencegahan kecelakaan
• Terapkan konsep Manajemen Keselamatan Kerja yang baku
• Susun Program Implementasi dan program-program K3LL yang
akan dilakukan (buat dalam bentuk elemen kegiatan)
Strategi penerapan K3 di Proyek Konstruksi
Tahap Kegiatan

Identifikas Evaluatio Develops Implemen Monitorin


i n the Plan tasi g

• Rencana kerja yang telah disusun implementasikan


dengan baik.
• Sediakan sumberdaya yang diperlukan untuk
menjalankan program K3L
• Susun Kebijakan K3LL terpadu
Strategi penerapan K3 di Proyek Konstruksi
Tahap Kegiatan

Identifikas Evaluatio Develops Implemen Monitorin


i n the Plan tasi g

• Buat program untuk memonitor pelaksanaan K3


dalam perusahaan.
• Susun sistim audit dan inspeksi yang baik sesuai
dengan kondisi perusahaan.
IMPLEMENTASI K3 DALAM KEGIATAN
PROYEK
• Dikembangkan dengan mempertimbangkan berbagai
aspek antara lain :
• Skala Proyek
• Jumlah Tenaga Kerja
• Lokasi Kegiatan
• Potensi dan Resiko Bahaya
• Peraturan dan standar yang berlaku
• Teknologi proyek yang digunakan
ELEMEN PROGRAM
K3 PROYEK
ELEMEN PROGRAM K3 PROYEK
Kebijakan Adm/Pros Identifikasi
Bahaya
Audit
Project
Safety
Investigasi
Pembinaan
Emergency
Safety
Elemen Meeting
Limbah Program
Safety
Promotion
Lingkungan Safework
Practices
Transport Ijin
Safety Kerja
Contractor Equipment Safety
Safety Insp. Inspection
1. KEBIJAKAN

• Merupakan landasan keberhasilan K3 dalam proyek


• Memuat komitment dan dukungan manajemen puncak terhadap
pelaksanaan K3 dalam proyek
• Harus disosialisasikan kepada seluruh pekerja dan digunakan
sebagai landasan kebijakan proyek lainnya.
2. ADMINISTRATIF DAN PROSEDUR

• Menetapkan sistim organisasi pengelolaan K3 dalam proyek


• Menetapkan personal dan petugas yang menangani K3 dalam
proyek
• Menetapkan prosedur dan sistim kerja K3 selama proyek
berlangsung termasuk tugas dan wewenang semua unsur
terkait
ORGANISASI DAN SDM

• Kontraktor harus memiliki organisasi yang menangani K3 yang besarnya


sesuai dengan kebutuhan dan lingkup kegiatan.
• Organisasi K3 harus memiliki asses kepada penanggung jawab projek.
• Kontraktor harus memiliki personnel yang cukup yang bertanggung jawab
mengelola kegiatan K3 dalam perusahaan yang jumlahnya disesuaikan
dengan kebutuhan.
• Kontraktor harus memiliki personel atau pekerja yang cakap dan kompeten
dalam menangani setiap jenis pekerjaan serta mengetahui sistim cara kerja
aman untuk masing-masing kegiatan.
ADMINISTRATIF DAN PROSEDUR

• Kontraktor harus memiliki kelengkapan dokumen kerja dan


perijinan yang berlaku.
• Kontraktor harus memiliki Manual Keselamatan Kerja sebagai
dasar kebijakan K3 dalam perusahaan.
• Kontraktor harus memiliki prosedur kerja aman sesuai dengan
jenis pekerjaan dalam kontrak yang akan dikerjakannya.
3. IDENTIFIKASI BAHAYA

• Sebelum memulai suatu pekerjaan,harus dilakukan Identifikasi Bahaya


guna mengetahui potensi bahaya dalam setiap pekerjaan.
• Identifikasi Bahaya dilakukan bersama pengawas pekerjaan dan Safety
Departement.
• Identifikasi Bahaya menggunakan teknik yang sudah baku seperti Check
List, What If, Hazops, dsb.
• Semua hasil identifikasi Bahaya harus didokumentasikan dengan baik
dan dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan setiap kegiatan.
3. IDENTIFIKASI BAHAYA

• Identifikasi Bahaya harus dilakukan pada setiap tahapan proyek yang


meliputi :
• Design Phase
• Procurement
• Konstruksi
• Commisioning dan Start-up
• Penyerahan kepada pemilik
4. PROJECT SAFETY REVIEW

• Sesuai perkembangan proyek dilakukan kajian K3 yang mencakup


kehandalan K3 dalam rancangan dan pelaksanaan pembangunannya.
• Kajian K3 dilaksanakan untuk meyakinkan bahwa proyek dibangun
dengan sstandar keselamatan yang baik sesuai dengan persyaratan
4. PROJECT SAFETY REVIEW

• Kontraktor jika diperlukan harus melakukan project safety review untuk


setiap tahapan kegiatan kerja yang dilakukan, terutama bagi kontraktor EPC
(Engineering-Procurement-Construction)
• Project Safety Review bertujuan untuk mengevaluasi potensi bahaya dalam
setiap tahapan project secara sistimatis.
5. PEMBINAAN DAN PELATIHAN

• Pembinaan dan Pelatihan K3 untuk semua pekerja dari level terendah


sampai level tertinggi.
• Dilakukan pada saat proyek dimulai dan dilakukan secara berkala.
• Pokok Pembinaan dan Latihan :
• Kebijakan K3 proyek
• Cara melakukan pekerjaan dengan aman
• Cara penyelamatan dan penanggulangan darurat
6. SAFETY COMMITTEE (PANITIA PEMBINA
K3)
• Panitia Pembina K3 merupakan salah satu penyangga keberhasilan K3
dalam perusahaan.
• Panitia Pembina K3 merupakan saluran untuk membina keterlibatan dan
kepedulian semua unsur terhadap K3
• Kontraktor harus membentuk Panitia Pembina K3 atau Komite K3 (Safety
Committee).
• Komite K3 beranggotakan wakil dari masing-masing fungsi yang ada dalam
kegiatan kerja.
• Komite K3 membahas permasalahan K3 dalam perusahaan serta
memberikan masukan dan pertimbangan kepada manajemen untuk
peningkatan K3 dalam perusahaan.
7. PROMOSI K3

• Selama kegiatan proyek berlangsung diselenggarakan program-program


Promosi K3
• Bertujuan untuk mengingatkan dan meningkatkan awareness para
pekerja proyek.
• Kegiatan Promosi berupa poster, spanduk, buletin, lomba K3 dsb
• Sebanyak mungkin keterlibatan pekerja
8. SAFE WORKING PRACTICES
(PENERAPAN KERJA YANG AMAN )
• Harus disusun pedoman keselamatan untuk setiap pekerjaan
berbahaya dilingkungan proyek misalnya :
• Pekerjaan Pengelasan
• Scaffolding
• Bekerja diketinggian
• Penggunaan Bahan Kimia berbahaya
• Bekerja diruangan tertutup
• Bekerja diperalatan mekanis dsb.
9. SISTIM IJIN KERJA

• Untuk mencegah kecelakaan dari berbagai kegiatan berbahaya, perlu


dikembangkan sistim ijin kerja.
• Semua pekerjaan berbahaya hanya boleh dimulai jika telah memiliki ijin
kerja yang dikeluarkan oleh fungsi berwenang (pengawas proyek atau
K3)
• Ijin Kerja memuat cara melakukan pekerjaan, safety precaution dan
peralatan keselamatan yang diperlukan
10. SAFETY INSPECTION

• Merupakan program penting dalam phase konstruksi untuk meyakinkan


bahwa tidak ada “unsafe act dan unsafe Condition” dilingkungan proyek.
• Inspeksi dilakukan secara berkala.
• Dapat dilakukan oleh Petugas K3 atau dibentuk Joint Inspection semua
unsur dan Sub Kontraktor
11. EQUIPMENT INSPECTION

• Semua peralatan (mekanis,power tools,alat berat dsb) harus diperiksa


oleh ahlinya sebelum diijinkan digunakan dalam proyek.
• Semua alat yang telah diperiksa harus diberi sertifikat penggunaan
dilengkapi dengan label khusus.
• Pemeriksaan dilakukan secara berkala
12. KESELAMATAN KONTRAKTOR
(CONTRACTOR SAFETY)

• Harus disusun pedoman Keselamatan Konstraktor/Sub Kontraktor


• Subkontrakktor harus memenuhi standar keselamatan yang telah
ditetapkan
• Setiap sub kontraktor harus memiliki petugas K3
• Pekerja Subkontraktor harus dilatih mengenai K3 secara berkala
CONTRACTOR SAFETY
LATAR BELAKANG

• Kontraktor merupakan unsur penting dalam perusahaan sebagai mitra


yang membantu kegiatan operasi perusahaan
• Kontraktor Konstruksi
• Kontraktor Jasa
• Kontraktor Operasi
LATAR BELAKANG

• Kontraktor rawan terhadap kecelakaan dalam menjalankan kegiatannya


• Tenaga Kontraktor bersifat sementara
• Pekerja kasar dan pendidikan lebih rendah
• Tingkat disiplin dalam bekerja kurang
• Pemahaman tentang peraturan K3 perusahaan rendah
• Terlibat langsung dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga lebih
banyak terpapar bahaya.
LATAR BELAKANG

• Kecelakaan yang menimpa kontraktor tinggi.


• Kelalaian yang dilakukan kontraktor dapat menimbulkan bahaya bagi
operasi perusahaan dan berakibat kecelakaan perusahaan.
• Kecelakaan yang menimpa kontraktor juga berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan.
STANDAR PSM ( PROSES SAFETY
MANAGEMENT )
• Kegiatan Kontraktor
harus dikelola dengan baik untuk menjamin
keselamatan dalam setiap kegiatan kerja kontraktor yang dapat
membahayakan operasi perusahaan.
• Perusahaan harus menerapkan Contractor Safety Management System
(CSMS)
CSMS

• CSMS adalah suatu sistim manajemen untuk mengelola kontraktor yang


bekerja di lingkungan perusahaan.
• CSMS merupakan sistim komprehensif dalam pengelolaan kontraktor sejak
tahap perencanaan sampai pelaksanaan pekerjaan
TUJUAN CSMS

• Untuk meyakinkan bahwa kontraktor yang bekerja dilingkungan


perusahaan telah memenuhi standar dan kriteria K3 yang ditetapkan
perusahaan.
• Sebagai alat untuk menjaga dan meningkatkan kinerja Keselamatan di
lingkungan kontraktor
• Untuk mencegah dan menghindarkan kerugian yang timbul akibat
aktivitas kerja kontraktor
DASAR PENERAPAN CSMS

• Undang-undang Keselamatan Kerja No 1 Tahun 1970


• Perusahaan bertanggung jawab menjamin keselamatan setiap orang
yang berada ditempat kerjanya (termasuk kontraktor dan pihak
lainnya yang berada di tempat kerja).
• Undang Perlindungan Konsumen
• Perusahaan wajib melindungi keselamatan konsumen sebagai akibat
kegiatan perusahaan.
• API RP 2221 ( American Petroleum Institute )
STRUKTUR CSMS
CSMS terdiri dari 6 langkah yang terbagi 2 tahapan sebagai berikut :
Tahap Administrasi
• Risk Assessment
• Prakualifikasi
• Seleksi
Tahap Implementasi
• Pre-Job Activity
• Pelaksanaan Pekerjaan
• Evaluasi
TAHAPAN CSMS
Administratif Implementasi

Menilai Resiko

Pra-Kualifikasi

Seleksi

Pre-Job Activity

Job in progress

Evaluasi

Proses Kontrak
RISK ASSESSMENT

• Bertujuan untuk mengetahui tingkat resiko suatu pekerjaan yang akan


diserahkan kepada kontraktor.
• Untuk menyesuaikan potensi bahaya dengan kemampuan kontraktor
menjalankan pekerjaan dengan aman
• Sebagai dasar menentukan kriteria kontraktor yang sesuai melaksanakan
pekerjaan
PENENTUAN RESIKO

• Sifat Pekerjaan
• Lokasi Kerja
• Potensi bahaya di tempat kerja
• Potensi/kualifikasi kontraktor
• Pekerjaan simultan
• Lamanya pekerjaan
• Pengalaman dan keahlian kontraktor
“Level of RISK”
adalah perhitungan antara
konsekuensi/ dampak yang mungkin
timbul dan probabilitas, yang
biasanya disebut
(Tingkat resiko).
KLASIFIKASI RESIKO
• Resiko diukur dan diberi peringkat :
• Rendah
• Medium
• Tinggi
• Klasifikasi dampak Resiko
• Resiko keselamatan dan kesehatan personil
• Dampak keamanan proses
• Dampak lingkungan
PRAKUALIFIKASI

• Untuk melakukan seleksi awal kontraktor yang memenuhi persyaratan


K3LL untuk melakukan pekerjaan.
• Mengevaluasi atas dasar daftar isian yang diserahkan kontraktor tentang
persyaratan administratif, pengalaman dalam K3LL, organisasi K3LL,
personnel K3LL yang dimiliki, record K3 di proyek sebelumnya, Manual
K3LL yang dimiliki, serta referensi yang pernah diperoleh.
SELEKSI

• Menentukan kontraktor yang akan melaksanakan pekerjaan sesuai


dengan proses penunjukan atau pelelangan yang berlaku.
• Prakualifikasi aspek K3L sebagai salah satu unsur menentukan
pemenang.
PRE JOB ACTIVITIES

• Dilaksanakan setelah pemenang/pelaksana pekerjaan di tetapkan.


• Dilaksanakan kegiatan awal sebagai persiapan sebelum pekerjaan
dijalankan meliputi antara lain :
• Pertemuan pendahuluan membahas rencana kerja.
• Menentukan strategi pelaksanaan pekerjaan
• Menentukan persyaratan perijinan yang diperlukan
• Menentukan persyaratan tenaga kerja yang diperlukan.
• Menentukan sistim pengawasan selama pekerjaan berlangsung.
PELAKSANAAN PEKERJAAN

• Program K3L diimplementasikan pada saat kegiatan kerja berlangsung.


• Kontraktor melakukan upaya pencegahan kecelakaan dalam setiap
langkah kegiatannya sesuai dengan sifat dan jenis bahaya yang ada
• Program K3 yang dijalankan disesuaikan dengan skala pekerjaan, tingkat
resiko dan jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan.
EVALUASI

• Hasil CSMS harus dievaluasi secara berkala , khususnya setelah suatu


pekerjaan kontrak selesai.
• Hasil evaluasi digunakan untuk menilai kinerja kontraktor.
• Sebagai masukan untuk meningkatkan program CSMS dalam
perusahaan.
• Dibentuk tim evaluasi yang melibatkan semua unsur terkait dalam
perusahaan.
13. KESELAMATAN TRANSPORTASI

• Kegiatan Proyek melibatkan aktivitas transportasi yang tinggi


• Pembinaan dan Pengawasan transportasi diluar dan didalamn lokasi
Proyek
• Semua kendaraan angkutan Proyek harus memenuhi persyaratan yang
ditetapkan
14. PENGELOLAAN LINGKUNGAN

• Selama proyek berlangsung harus dilakukan pengelolaan lingkungan


dengan baik mengacu dokumen Amdal/UKL dan UPL
• Selama proyek berlangsung dampak negatif harus ditekan seminimal
mungkin untuk menghindarkan kerusakan terhadap lingkungan
15. PENGELOLAAN LIMBAH DAN B3

• Kegiatan proyek menimbulkan limbah dalam jumlah besar, dalam


berbagai bentuk.
• Limbah harus dikelola dengan baik sesuai dengan jenisnya.
• Limbah harus segera dikeluarkan dari lokasi proyek
16. KEADAAN DARURAT

• Perlu disusun Prosedur keadaan darurat sesuai dengan kondisi dan sifat
bahaya proyek misalnya bahaya kebakaran, kecelakaan, peledakan dsb.
• SOP Darurat harus disosialisasikan dan dilatih kepada semua pekerja
17. ACCIDENT INVESTIGATION AND
REPORTING SYSTEM
• Semua kecelakaan dan kejadian selama proyek harus diselidiki oleh
petugas yang terlatih dengan tujuan untuk mencari penyebab utama agar
kejadian serupa tidak terulang kembali.
• Semua kecelakaan/kejadian harus dicatat dan dibuat analisa serta
statistik kecelakaan
• Digunakan sebagai bahan dalam rapat komite K3 Proyek
18. AUDIT K3

• Secara berkala dilakukan audit K3 sesuai dengan jangka waktu proyek


• Audit K3 berfungsi untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan
pelaksanaan K3 dalam proyek sebagai masukan pelaksanaan proyek
berikutnya
• Sebagai masukan dalam memberikan penghargaan K3
Peraturan Perundangan
K3 Bidang Konstruksi Bangunan

UNDANG UNDANG
NO. 1/TAHUN 1970
Tentang keselamatan kerja

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA


NO. PER. 01/MEN/1980
Tentang K3 konstruksi bangunan

SKB MENAKER DAN MEN. P U No. 174 / 1986


DAN No. 104/KPTS/1986
Tentang K3 pada tempat kegiatan konstruksi
beserta pedoman pelaksanaan K3 pada
tempat kegiatan konstrusksi
KETERKAITAN PERKEMBANGAN PERATURAN DAN
PERUNDANG-UNDANGAN K3 DI KONTRUKSI

1. PP RI No.30 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan


Pembinaan Jasa Kontriksi
2. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan
Menteri Pekerjaan Umum No.Kep.174/MEN/1986,
No.104/KPTS/1986 tentang Keselamatan Kerja pada
tempat kegiatan kontruksi
3. Ranc. Kepmen Kimpraswil ttg Pelaksanaan K3
Konstruksi
SKB MENAKER DAN MENTERI
PEKERJAAN UMUM No. 174 / 1986 DAN
No. 104/KPTS/1986
TENTANG K3 PADA TEMPAT KEGIATAN KONSTRUKSI BESERTA
PEDOMAN PELAKSANAAN K3 PADA TEMPAT KEGIATAN
KONSTRUSKSI
8 PASAL, 14 BAB

Keterkaitan K3 Konstruksi dengan :


UU No 18 Th 1999 ttg JASA KONSTRUKSI
PP No 28 Th 2000 ttg Juklak Jakon
PP No 29 tahun 2000 ttg
Penyelenggaraan jasa konstruksi
Ketentuan umum
“Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi
ketentuan tentang keteknikan, keamanan, keselamatan dan
kesehatan kerja, perlindungan tenaga kerja dan lingkungan,
untuk mewujudkan terib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi”
Tentang Kontrak kerja
“Perlindungan tenaga kerja yang memuat ketentuan tentang
kewajiban para pihak dalam pelaksanaan K3 serta Jamsostek”

U U No 18 Th 1999 ttg JASA KONSTRUKSI


Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan
konstruksi

“Ketentuan ketenagakerjaan meliputi persyaratan standar keahlian dan


ketrampilan yang meliputi bidang bidang dan tingkat keahlian serta
ketrampilan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi”

(termasuk materi
K3)
Pembinaan
“Pembinaan dilakukan oleh pemerintah dan pelaksanaannya melibatkan
secara aktif peran masyarakat jasa konstruksi (LPJK, A2K4, PJK3, dll)
Sangsi
Bentuk sangsi sbb:
- Tegoran tertulis
- Penghentian sementara
- Pembatasan kegiatan
- Pembatasan kegiatan
- Pembekuan ijin
- Pencabutan ijin
Pidana  oleh Depnakertrans
Administratif  oleh Dep Kimpraswil
PENYELENGGARAAN K3 PADA PROYEK
KONSTRUKSI
- Dimulai pada tahap perncanaan
- Unsur yang terlibat
- Komitmen manajemen
- Pembentukan organisasi P2K3
- Kerangka dan penjabaran tugas
- Pembinaan/sosialisasi, awal, rutin, dan khusus
- Aktifitas kegiatan
- Pengawasan internal dan eksternal
- Reward & Punishment
OBYEK-OBYEK SPESIFIK PADA PROYEK KONSTRUKSI
- Kondisi umum
- Tempat dan lingkungan kerja
- Alat, mesin, instalasi
- Perancah
- Tangga
- Alat angkat
- Alat konstruksi/alat berat
- Konstruksi bawah tanah
- Penggalian
- Pemancangan
- Pekerjaan beton
- Pekerjaan peledakan
- Pekerjaan penunjang/finishing
SERTIFIKASI
 Alat
- Persyaratan administrafif
- Pemeriksaan visual
- Pengujian beban
- Rekomendasi/Ijin
 Kompetensi personel
- Persyaratan peserta
- Pelatihan
- Evaluasi
- Sertifikasi
- Lisensi
- Penunjukan
SERTIFIKASI
Jenis Kompetensi personel
- Ahli K3
- Supervisor
- Teknisi
- Pelaksana
- Operator
PELATIHAN SERTIFIKASI K3 KONSTRUKSI
Persyaratan pelaksana
- SLTA Teknik berpengalaman 4 tahun
- SARMUD Teknik berpengalaman 2 tahun
- SARJANA Teknik berpengalaman 1 tahun
- Jumlah jam pelajaran 40 jam

Persyaratan Ahli K3 Konstruksi


- SARMUD Teknik berpengalaman 4 tahun
- SARJANA Teknik berpengalaman 2 tahun
- Jumlah jam pelajaran 40 jam

Jenjang Ahli K3 Konstruksi


- Ahli K3 Muda
- Ahli K3 Madya
- Ahli K3 Utama
SURAT KEPUTUSAN DIRJEN
BINWASNAKER

NO. 20/DJPPK/VI/2004
TENTANG SERTIFIKASI KOMPETENSI K3
BIDANG KONSTRUKSI BANGUNAN
PERTAMA

• Setiap Proyek Konstruksi Bangunan Yang Memperkerjakan Tk


Lebih Dari 100 Orang Atau Penyelenggaraan Proyek Diatas 6 Bulan
Harus Memiliki :
 1 Ahli Utama,
 1 Ahli Madya Dan
 2 Ahli Muda K3 Konstruksi
KEDUA

• Setiap Proyek Konstruksi Bangunan Yang Memperkerjakan Tk


Kurang Dari 100 Orang Atau Penyelenggaraan Proyek Dibawah 6 Bulan
Harus Memiliki :
 1 Ahli Madya Dan
 1 Ahli Muda K3 Konstruksi
KETIGA

• Setiap Proyek Konstruksi Bangunan Yang Memperkerjakan Tk


Kurang Dari 25 Orang Atau Penyelenggaraan Proyek Dibawah 3 Bulan
Harus Memiliki :
 1 Ahli Muda K3 Konstruksi
KEEMPAT

• Setiap Tenaga Kerja Yang Diserahi Tugas Dan Tanggung


Dalam Pekerjaan Pemasangan, Perawatan, Pemeliharaaan
Dan Pembongkaran Perancah Harus Memenuhi Syarat
Kompetensi K3 Perancah
KELIMA

• Ahli Muda K3 Konstuksi


• Ahli Madya K3 Konstruksi
• Ahli Utama K3 Konstruksi
• Teknisi K3 Perancah

“ Memiliki Sertifikat Dan Lisensi Lisensi K3 Masa Berlaku 3 Tahun Dan


Diperpanjangan “
AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI

1. Mengindentifikasi kecelakaan kerja


2. Melaksanakan pekerjaan k3 di tempat kerja/proyek
3. Mengontrol, mengetahui tindakan dan kondisi berbahaya
4. Melaksanakan penyuluhan/pelatihan dilingkungan yang menjadi
tanggung jawabnya
5. Melaksanakan konsultasi dan komunikasi k3
6. Melaksanakan dasar2 prosedur inspeksi
7. Melaporkan setiap kecelakaan kerja
ASOSIASI AHLI K3 KONSTRUKSI

• Perkumpulan profesi ahli K3 konstruksi


• Memiliki DPD propinsi seluruh indonesia
• Cabang keilmuan
• Membantu pemerintah / Depnakertrans di bidang K3 konstruksi
AKTE PENGAWASAN
KETENAGAKERJAAN
PROYEK KONSTRUKSI
BANGUNAN
DASAR HUKUM

• Surat edaran dirjen binawas no.Se.13/bw/1998


• Dikeluarkan oleh dinas tenagakerja pemerintah kab/kota.
• Formulir baku
MEKANISME

• Akte dikeluarkan setelah kontraktor menyerahkan wajib lapor pekerjaan


proyek/konstruksi.
• Setelah dilakukan pemeriksaan pertama oleh pengawas k3 spesialis
konstruksi
AKTE PENGAWASAN

• Adalah buku/ dokumen K3 konstruksi bangunan yang


dikeluarkan oleh kepala dinas tenaga kerja pemkab/pemkot
dan wajib dimiliki oleh kontraktor dengan lama proyek 6 bulan
atau lebih.
ISI AKTE PENGAWASAN

• Data kontraktor
• Data Pengawas.
• Data teknis proyek
• Berita acara pemeriksaan
• Kartu Pemeriksaan
• Lembaran pemeriksaan
AKTE PENGAWASAN

• Data Kontraktor :
1. Nama kontraktor :
2. Alamat Kontraktor :
3. Nama Proyek :
4. Lokasi Proyek :
5. Nilai Kontrak :
AKTE PENGAWASAN

• Data Pengawas
1. Nama Perusahaan :
2. Penanggung Jawab :
AKTE PENGAWASAN

• Data Teknis Proyek


1. Luas Lahan :
2. Luas Bangunan :
3. Lama Proyek :
4. Nama Sub Kontraktor :
AKTE PENGAWASAN

• Berita Acara Pemeriksaan


• Lembaran yang merupakan bukti tertulis setelah dilakukan
pemeriksaan K3 di Proyek Konstruksi bangunan, oleh
pengawas K3 Spesialis Konstruksi dan diketahui oleh
Kapro/Manajer Proyek
AKTE PENGAWASAN

• Berita Acara Pemeriksaan


1. Nama Pemeriksaan
2. Nama Proyek
3. Tanggal pemeriksaan :
4. Alamat Proyek :
AKTE PENGAWASAN

• Kartu Pemeriksaan :
Daftar pertanyaan pemeriksaan K3 proyek yang dilakukan oleh
pengawas K3 spesialis Konstruksi Kepada Kapro atau yang
diwakili secara syah.
AKTE PENGAWASAN

• Lembaran Pemeriksaan :
Hasil temuan setelah dilakukan pemeriksaan oleh pengawas
K3 spesialis Konstruksi, mengenai tidak dipenuhinya peraturan
perundangan K3 di proyek konsruksi dan wajib dilaksanakan /
dipatuhi oleh Kapro.
AKTE PENGAWASAN
• Disimpan dengan baik oleh Kontraktor.
• Pada dilakukan pemeriksaan berkala, akte ini harus ditunjukkan
kepada pengawas
• Setiap tegoran, saran dan pertimbangan K3 konstruksi harus
dilaksanakan oleh Kapro dalam waktu yang ditetapkan oleh
pengawas.
• Setiap perubahan yang terjadi di proyek sehingga tidak sesuai
dengan yang tertulis dalam akte harus dilaporkan ke dinas
Pemkab/Pemkot.
PENGAWASAN
K3 KONSTRUKSI
DOKUMENTASI PELAKSANAAN SAFETY & HOUSEKEEPING
PERMENAKER NO.1 / MEN/1980 TENTANG
K3 KONSTRUKSI BANGUNAN

• LATAR BELAKANG
 Potensi bahaya pada sektor konstruksi
 Perlu pembinaan dan pengawasan dalam tahapan Konstruksi
DOKUMENTASI PELAKSANAAN SAFETY & HOUSEKEEPING

Jalan Kerja di dekat Los Kerja Access Utama Pejalan Kaki

Jembatan Kerja Pintu Utama Proyek


TUJUAN

• Memberi perlindungan K3 bagi tenaga kerja dan orang lain.


• Seluruh tahapan konstruksi dapat berlangsung dengan aman.
• Peraturan pelaksanaan undang undang keselamatan kerja
PENERAPAN SARANA SAFETY

Jaring Pengaman pd Tangga Kerja Pemasangan Rambu-Rambu Tersedia Ruangan P3K

Tabung Pemadam Kebakaran Pemakaian Sabuk Pengaman


RUANG LINGKUP

• Setiapdikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan


atau pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk
bangunan - bangunan Pengairan, saluran atau
DOCUMENTASI PELAKSANAAN SAFETY &
HOUSEKEEPING

Safety Talk Mingguan (Team Safety dan seluruh Pekerja Proyek)


RUANG LINGKUP

 DILAKUKAN PEKERJAAN YANG MENGANDUNG BAHAYA :


 Tertimbun tanah
 Kejatuhan
 Terkena pelantingan benda
 Terjatuh atau terpelosok
 Hanyut atau terpelanting
KEWAJIBAN ADMINISTRASI

Setiap pekerjaan kontruksi bangunan yang akan dilaku


Kan wajib dilaporkan kepada direktur atau pejabat yang
Ditunjuknya.

Pasal 2
KEWAJIBAN ADMINISTRASI

Sewaktu pekerjaan dimulai harus segera disusun suatu unit


keselamatan dan kesehatan kerja dalam hal tersebut
diberitahukan kepada setiap tenaga kerjanya

Pasal 3 ayat 2
SAFETY INDUCTION & TRAINING
Safety Induction :
Program Pendekatan K3 dan
Housekeeping bagi orang
baru di Proyek (termasuk
Karyawan dan Pekerja).

Training Fire Extinguisher :


Training Fire Extinguisher dan
Alat Safety Lainnya mutlak
diperlukan. Juga harus
direncanakan Pelatihan
Keadaan Gawat Darurat.
KEWAJIBAN ADMINISTRASI

• Setiap terjadi kecelakaan kerja atau kejadian berbahaya


harus dilaporkan kepada direktur atau pejabat yang
ditunjuknya.
KEWAJIBAN TEKNIS
1. Tempat kerja dan alat-alat kerja.
2. Perancah
3. Tangga
4. Alat alat angkat
5. Kabel baja, tambang, rantai dan peralatan bantu
6. Mesin mesin
7. Peralatan konstruksi
KEWAJIBAN TEKNIS
8. Konstruksi bawah tanah
9. Penggalian
10. Pemancangan
11. Pekerjaan beton
12. Pekerjaan lainnya
13. Pekerjaan pembongkaran
14. Penggunaan perlengkapan penyelamatan diri dandan
perlindungan diri.
SANKSI PIDANA

Dipidana selama lamanya3 (tiga) bulan kurungan atau denda


setinggi tingginya rp. 100.000,-, pengurus yang melakukan
Pelanggaran atas ketentuan ini
PENGAWAS KESELAMATAN KERJA DAN
KESEHATAN KERJA

Melakukan pengawasan terhadap ditaatinya pelaksanaan


permenaker ini.
SEKIAN…
TERIMA KASIH….
SALAM K3….

Anda mungkin juga menyukai