KONVENSIONAL (KARBURATOR)
Di Susun Oleh
Kelompok 4 : Muh. Aldi
Mu’min Maulana
Muh. Gilang Ramadhan
Rahmat
Muh. Nazril Ilham
Sistem Bahan Bakar
Konvensional (Karburator)
Sistem bahan bakar Konvensional (Karburator) merupakan salah
satu sistem bahan bakar yang ada pada kendaraan untuk
mencampur udara dan bahan bakar selanjutnya mengirim
campuran tersebut dalam bentuk kabut ke ruang bakar.
Dilihat dari cara pemasukan campuran bahan bakar dan udara
tersebut terdapat dua macam.
1. Cara pertama, masuknya campuran udara dan bahan bakar
dengan cara dihisap. Cara pertama biasa disebut sistem
bahan bakar konvensional.
2. Cara kedua masuknya campuran udara dan bahan bakar
dengan cara diinjeksikan.
KOMPONEN SISTEM BAHAN BAKAR
KONVENSIONAL
- Filter/saringan
- karburator
- Charcoal canister
Tangki bahan bakar atau tangki bensin berfungsi sebagai tempat menyimpan sementara bahan
bakar di dalam kendaraan dalam jumlah tertentu. Pada umumnya tangki bensin terletak di bagian
kendaraan, yang mana hal ini bermaksud agar ketika terjadi benturan tidak terjadi kebocoran
pada tangki bahan bakar. Bagian dalam tangki bahan bakar dilapisi dengan pelapis anti karat dan
dilengkapi dengan komponen separator yang mana komponen separator ini berfungsi untuk
mencegah guncangan terhadap permukaan bahan bakar didalam tangki ketika kendaraan
melewati permukaan jalan yang tidak rata atau saat kendaraan berjalan menanjak atau turun.
Saringan bahan bakar atau saringan bensin ini pada umumnya terletak diantara komponen tangki
bahan bakar dengan pompa bahan bakar. Fungsi dari saringan bahan bakar yaitu untuk
menyaring air dan partikel kotoran-kotoran yang terbawa oleh bahan bakar, agar nantinya air dan
partikel kotoran ini tidak disalurkan ke sistem bahan bakar karena dapat mengganggu dan
merusak kinerja komponen lain.
Letak tangki bahan bakar pada umunnya terletak lebih rendah dibandingkan dengan karburator
sehingga bahan bakar tidak akan bisa mengalir ke karburator dengan sendirinya. Oleh sebab itu
diperlukan komponen tambahan, yaitu pompa bahan bakar atau pompa bensin. Pompa bahan
bahan bakar berfungsi untuk memompa bahan bakar dari tangki agar dapat menuju ke
karburator (agar bahan bakar dapat mengalir ke sistem bahan bakar). Pompa bahan bakar atau
pompa bensin pada umumnya terletak diantara saringan bahan bakar dan karburator (pada
sistem bahan bakar konvensional). Pompa bahan bakar ini dibedakan menjadi 2 yaitu
pompa bahan bakar mekanik dan pompa bahan bakar elektrik.
Karburator
Tenaga mesin dihasilkan dari proses pembakaran campuran bahan bakar dan udara di dalam
uang bakar. Untuk memperoleh campuran bahan bakar dan udara ini, pada sistem bahan bakar
konvensional digunakan karburator. Fungsi utama karburator yaitu untuk mengkabutkan bahan
bakar, untuk mensuplai campuran bahan bakar dan udara sesuai dengan kondisi kerja mesin.
Letak dari komponen karburator ini, terletak setelah pompa bahan bakar dan terhubung dengan
intake manifold.
Charcoal canister
Charcoal canister memiliki fungsi untuk menampung uap bahan bakar dari tangki bahan bakar
yang nantinya uap bahan bakar ini akan disalurkan ke intake manifold dan selanjutnya akan
dibakar diruang bakar sehingga uap bahan bakar tidak akan menjadi polusi udara.
Selang atau pipa bahan bakar berfungsi sebagai tempat mengalirnya bahan bakar dari tangki
bahan bakar menuju ke karburator.
Selang atau pipa pengembali bahan bakar ini berfungsi untuk mengembalikan kelebihan bahan
bakar dari karburator agar kembali ke tangki bahan bakar.
Saluran untuk emisi bahan bakar berfungsi untuk menyalurkan gas HC ke charcoal canister
Cara Kerja Karburator
Untuk memenuhi kebutuhan kerjanya, pada karburator terdapat beberapa sistem yaitu :
(1) Sistem pelampung
Untuk mempermudah dalam analisa kerusakan atau gangguan yang disebabkan karburator, maka
perlu diuraikan atau dijelaskan masing-masing sistem yang ada pada karburator.
(1) Sistem Pelampung
Sistem pelampung diperlukan untuk menjaga agar permukaan bahan bakar pada ruang
pelampung selalu konstan. Pada ruang pelampung terdapat pelampung (float) dan jarum pelampung
(needle valve).
(2) Sistem Stasioner dan Kecepatan lambat
Pada saat mesin berputar stasioner, bahan bakar mengalir dari ruang pelampung
melalui primary main jet, kemudian ke slow jet, economizer jet, dan akhirnya ke
ruang bakar melalui idle port.
(3) Sistem kecepatan Tinggi Primer
Pada saat pedal gas dibuka lebih lebar, aliran bahan bakar dari ruang
pelampung langsung menuju primary main nozle (nosel utama primer).
(4) Sistem Kecepatan Tinggi Sekunder
Pada saat pedal gas dibuka penuh, maka katup gas sekunder (secondary throttle
valve) terbuka sehingga bahan bakar keluar selain dari nosel utama primer juga
melalui nosel utama sekunder
(5) Sistem Tenaga
Prymary high system mempunyai perencanaan untuk pemakaian bahan bakar
yang ekonomis. Apabila mesin harus mengeluarkan tenaga yang besar, maka
harus ada tambahan bahan bakar ke prymary high speed system. Tambahan
bahan bakar disuplai oleh power sistem (sistem tenaga) sehingga campuran udara
dan bahan bakar menjadi kaya (12-13 : 1).
(6) Sistem Percepatan
Pada saat pedal gas diinjak secara tiba-tiba, katup gas akan membuka secara
tiba-tipa pula, sehingga aliran udara akan menjadi lebih cepat. Sementara bahan
bakar mengalir lebih lambat karena berat jenis bahan bakar lebih rendah dari
pada udara sehingga campuran menjadi kurus.
(7) Sistem Cuk
Pada saat mesin dingin, bahan bakar tidak akan menguap dengan baik dan sebagian
campuran udara dan bahan bakar yang mengalir akan mengembun pada dinding intake
manifold karena intake manifold dalam keadaan dingin. Keadaan tersebut akan
mengakibatkan campuran udara dan bahan bakar menjadi kurus sehingga mesin sukar hidup.