Anda di halaman 1dari 21

BIODATA KURSUS

NAMA : SUHANDA, AMD.KEP 1. BTCLS 118 AGD DINKES DKI


PANGKAT/NRP : LETDA CKM /21040068590182 2. BTCLS RSPAD GATOT SOEBROTO
JABATAN : PAURTU SITUUD LAKESGILUT 3. COMBAT MEDIC PUSDIKKES
PUSKESAD 4. TRAUMA TEMPUR PUSDIKKES
SATUAN : LAKESGILUT PUSKESAD TNI AD 5. EVAKUASI MEDAN SULIT
6. SCUBA DIVER LAKESPRA TNI AU
DIK UMUM 7. SUS BEDAH LAPANGAN PUSDIKKES
1. SD
2. SMPN
3. SMUN RIWAYAT PENUGASAN SATUAN
4. D3 KEPERAWATAN STIKES RSPAD 8. BATALYON ARHANUD 1 KOSTRAD
9. RSDKT ZAINUL ARIFIN BENGKULU
DIK MILITER 10. LAKESGILUT PUSKESAD TNI AD
5. SECABA PK 2004
2. DIKTUKPA 2020 RIWAYAT PENUGASAN OPERASI
11. SATGAS DAERAH RAWAN MALUKU UTARA
12. SATGAS KARHUTLA

1
BAHAYA RADIKALISME DAN
TERORISME

2
Pemikiran radikal yg lbh bersifat
Radikalisme gagasan, tdk dlm bentuk aksi
Statis nyata kekerasan

RADIKALISME

Radikalisme yg merusak, gunakan


Radikalisme metode kekerasan dlm wujudkan
Destruktif tujuan yg dicita-citakan

3
TIPOLOGI KELOMPOK RADIKAL
Kelompok yang secara gagasan radikal, namun tidak
1 Radikal Gagasan terlibat kekerasan , akui NKRI
Kelompok dalam bentuk milisi yang terlibat dalam konflik
2 Radikal Milisi komunal, akui NKRI
Kelompok yang mengusung misi-misi
3 Radikal Separatis separatisme/pemberontakan
Kelompok dalam bentuk kekerasan terhadap kemaksiatan,
4 Radikal Premanisme akui NKRI

Kelompok yang menyuarakan kepentingan kelompok


5 Radikal Lainnya Politik, Sosial, Budaya, Ekonomi, dll.

Kelompok yang mengusung dan mengatasnamakan


ideologi keagamaan, penghancuran, pembunuhan, bersifat
6 Radikal Teroris massive, rasa takut yang luas dan paksakan ideologinya
dengan cara kekerasan
4
AKAR PERMASALAHAN TERORISME ?
• DIMENSI INTERNASIONAL
- Persepsi kondisi tertindas secara terus-menerus oleh Barat pimpinan AS
terhadap agama tertentu.
- Menganggap kondisi tersebut adalah ketidakadilan yang harus diubah.
- Menganggap proses damai mendapatkan perubahan tidak akan
diperoleh.
- Kekerasan adalah cara sah dalam mencapai tujuan.

• DIMENSI NASIONAL
- Salah tafsir terhadap ajaran Agama untuk mencapai tujuan kelompoknya
- Balas dendam
- Psikologi
- Kemiskinan
- Ketidakadilan
- Pendidikan
- Politik
6
POTENSI RADIKALISME DAN TERORISME DI INDONESIA
 Lazuardi Birru dan LSI (2010) pernah melakukan penelitian terkait
radikalisme sosial keagamaan di 33 Provinsi di Indonesia: masyarakat
Indonesia masih rentan terhadap radikalisme berbasis sosial
keagamaan.
 Salah satu parameter dari kerentanan tersebut dilihat dari tingkat
resistensi masyarakat terhadap tindakan-tindakan radikal masih belum
kuat.
 Faktor-faktor yang signifikan thd rendahnya resistensi atas tindakan
radikal antara lain; pemahaman agama yang cenderung legalistik dan
eksklusif, penghargaan terhadap kelompok minoritas rendah, perasaan
terasing dari kehidupan kolekif (merasa umat Islam dipojokan), dan
hadirnya organisasi-organisasi gerakan radikal.
8
 Tahun 2011, Hasil Survey Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (LaKIP)
dgn responden guru PAI dan siswa SMP Sejadebotabek menunjukkan
potensi radikal yang kuat di klngan guru dan pelajar dgn indikasi
resistensi yg lemah thd kekerasan ats nama agama, intoleransi, sikap
ekslusif serta keraguan thd ideologi Pancasila.

 Tahun 2015 Survey Setara Institute thd siswa dari 114 Sekolah Menengah
Umum (SMU) di Jakarta dan Bandung. Dalam survei ini, sebanyak 75,3%
mengaku tahu tentang ISIS. Sebanyak 36,2 responden mengatakan ISIS
sebagai kelompok teror yang sadis, 30,2% responden menilai pelaku
kekerasan yang mengatasnamakan agama, dan 16,9% menyatakan ISIS
adalah pejuang-pejuang yang hendak mendirikan agama Islam.

9
PETA KONSENTRASI JARINGAN RADIKAL TERORISME
DI INDONESIA
Qoidah Aminah: Dulmatin (JI),
Mustofa (JI/Jat), Abd Sonata
(Kompak), Abu Umar

Kelompok pendanaan
terorisme

MIT Daengkoro Santoso


NII Kalsel

Pok Walid/Ambon
MIB Lampung

NII Tasik Pok Asmar


MIB Abu Omar Pok Dayah/Rizal
& Abu Roban
Pok Bima
Badri Solo

JAT Bali

Sumber : Mbai, 2013

10
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
NASIONAL PENCEGAHAN TERORISME

9
SEJARAH TERORISME DAN PENANGGULANGANNYA

 Pancasila
 UUD 1945 6 Agama
 Konflik Afganistan
 Malaysia

OPS MILITER - Pencegahan


OPS INTELIJEN Penegakan DKPT BNPT - Penindakan
UU Subversif UU Subversif
Hukum - Kersin

ORDE ORDE REFORMASI BOM BALI


LAMA BARU  Bom Atrium Senen UU No.15/2003
 NII  Cicendo (1981)  Bom Plaza Hayam Wuruk - Bom Hotel JW Marriot - Bom Pipa, Poso
 DI/TII  Teror warman (1981)  Bom Masjid Istiqlal - Bom Kedubes Australia - Pelemparan Bom ke Gub Sulsel
 Kahar Muzakar  Teror Woyla (1981)  Bom Gereja Medan - Bom Bali II - Penyerangan Anggt Polri,Poso
 Daud Beureuh  Bom Borobudur (1985)  Bom Kedubes Filipina - Bom Hotel Ritz Carlton & JW - Bom kantor Polisi,Tasikmalaya
 Bom BEJ Marriot - Bom Ds. Senduro,
 Bom Malam Natal - Bom Buku Lumajang
- Bom Masjid Adzikra, Cirebon - Bom Polres Poso
- Teror racun Sianida,Jakarta - Penembakan Anggt.Polri,
- Bom Gereja Kepunton Cireundeu
- Penyerangan Pos Polisi,Solo - Penembakan Anggt.Polri,
- Bom Pipa,Semarang Ciputat
- Bom Tambora - Penembakan Anggt.Polri,
- Bom Yayasan Yatim Piatu Beji Pondok Aren.
- Pembunuhan anggt. Polres,Poso - Renc. Peledakan Bom
- Bom Kel. Kauwa Poso Malam Tahun
- Bom Pos Polisi Poso Baru, Ciputat, Tangsel 7
Perpres No.46 Thn 2010 ttg BNPT sebagaimana tlh diubah dgn Perpres No. 12 Thn 2012 ttg Perubahan Atas
Perpres No. 46 Tahun 2010.

PRESIDEN RI

 Susun Kebijakan & Strategi Gultor


KEPALA BNPT  Laksanakan Prognas
 Bentuk Satgas
SEKRETARIAT UTAMA

POK AHLI
INSPEKTORAT

DEPUTI DEPUTI
DEPUTI
PENCEGAHAN,
PENINDAKAN DAN KERJASAMA
PERLINDUNGAN DAN
BINPUAN INTERNASIONAL
DERADIKALISASI

DIR. PENCEGAHAN DIR. PENINDAKAN DIR. KERMA BILATERAL

DIR. KERMA REGIONAL DAN


DIR. PERLINDUNGAN DIR. BINPUAN MULTILATERAL

DIR. KONVENSI DAN


DIR. DERADIKALISASI DIR. GAKKUM PERANGKAT HUKUM
INTERNASIONAL
PUSAT PUSAT LATIHAN
DERADIKALISASI ANTI TEROR

SATGAS SATGAS
PENCEGAHAN PENINDAKAN

FKPT
14
STRATEGI NASIONAL
PENCEGAHAN TERORISME

Masyarakat KONTRA RADIKALISASI


Pelibatan :
 Tokoh Agama  Tokoh Adat
 Tokoh Pendidkan  Tokoh Pemuda
Simpatisan
 Tokoh Masyarakat  LSM, Media
Pendukung  Dll

Militan DERADIKALISASI
Inti DI DALAM LAPAS DI LUAR LAPAS

Sasaran : 243 Napi Sasaran : Potensi


Teroris tersebar di 27 radikal, mantan napi
LAPAS pada 10 Provinsi teroris, keluarga
&jaringan

Tahapan: Tahapan:
- Identifikasi - Identifikasi
- Rehabilitasi - Bina Was Bang
- Reedukasi - Bina Was Agama
- Resosialisasi - Bina Kewirausahaan

15
STRATEGI :
I. IDEOLOGI:
1. Perkuat Pancasila sbg ideologi bangsa secara
substansial;
2.Perkuat Islam moderat (NU, Muhammadiah, MUI) utk counter radikalisme
(Deradikalisasi). [BNPT tlh siapkan blue-print].

Pemahaman moderat thdp doktrin agama (AQ &
hadits)

Pemahaman mendlm thdp dinamika gerakan radikalisme global & keterkaitannya
dng radikalisme Indonesia

Kajian khusus radikalisme
13
II. POLITIK:

1. Ketegasan sikap pemerintah & DPR dlm hadapi tindakan kekerasan & anarkisme
terutama yg berlatar belakang radikalisme a.n. Agama & isu SARA dgn cara;
Kehadiran negara secara cepat & tepat dlm konflik SARA, Polri hrs
didukung agar berani menerapkan kewenangan bertindak berdasarkan
pertimbangan sendiri (azas diskresi).
2. Perlu segera dibangkitkan kesadaran para pemimpin bangsa (Pemerintah+Pok
Islam Moderat) ttg adanya ancaman serius radikalisme thd sendi2 bangsa & negara.
3. Gelorakan semangat Islam Damai (Rahmatan Lil Alamin).
4. Sinergi pemimpin Islam Moderat dng aparat Gakum utk respon radikalisme.

14
III.HUKUM:

A. Memperkuat UU Kerangka Hukum antara lain;


Kriminalisasi propaganda yg mengarah pada penanaman kebencian dan
penyebaran permusuhanKriminalisasi terhadap siapapun yg melakukan
pelatihan militer di LN & DN (selain instansi pemerintah yg berwenang),
Perberat ancaman hukuman. Realisasikan asset freezing dari Pok teroris.

B. Tegakan UU Kewarganegaraan (Psl. 23 (f) UU No.12/th.2006)


“WNI kehilangan kewarganegaraannya jika ybs secara sukarela mengangkat sumpah
atau
menyatakan janji setia kepada negara asing atau bagian dari negara asing tsb”.

C. Perketat Keimigrasian.
15
E. Tegakan Hukum Pidana

Pasal 139 KUHP

a. Makar dengan maksud melepaskan wilayah atau daerah lain dari suatu negara
sahabat utk seluruhnya atau sebagaian dari kekekuasaan pemerintah yg berkauasa
di situ, di ancam dng pidana penjara paling lama 5 th.

b. Makar dng maksud meniadakan/mengubah secara tdk sah bentuk pemerintahan


negara sahabat atau daerahnya yg lain, diancam dng pidana penjara paling lama 4 th.

c. Permufakatan jahat utk melakukan kejahatan sebagaimana dirumuskan dlm


pasal2 139a & 139b, diancam dng penjara paling lama 1 th 6 bln.

16
E. Tegakan Hukum\

Pasal 111 KUHP ayat 1:

Mengadakan Hubungan dengan:


Negara Asing, Seorang Raja atau Suku Bangsa.Maksud menggerakkannya
untuk melakukan perbuatan permusuhan atau perang terhadap Negara,
atau memperkuat niatnya untuk atau menjanjikan bantuan pada perbuatan Itu,
atau membantu mempersiapkan perbuatan tersebut.

17
E. Tegakan Hukum

Pasal 111 KUHP Bis Ke-1:


Unsur-unsur:
Mengadakan Hubungan dengan :
(Orang atau Badan yang berkedudukan diluar Indonesia)

Maksud untuk menggerakkan orang atau badan Itu supaya memberi bantuan dalam
menyiapkan memperlancar atau mengadakan penggulingan pemerintahan atau
dengan maksud untuk memperkuat niat orang atau badan Itu untuk berbuat
demikian; atau dengan maksud untuk menjanjikan atau memberi bantuan kepada
orang atau badan itu dalam perbuatan tersebut; atau dengan maksud untuk
menyiapkan, memperlancar atau mengadakan penggulingan pemerintahan.

18
F. Tegakan UU No. 15/2003 tentang Terorisme;

G. Tegakan UU No. 11/2008 tentang Informasi & Transaksi Elektronik;


Dalam penerapan delik ITE (Pasal 28 ayat 2 UURI
Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi & Transaksi Elektronik/ITE):
“informasi yang menimbulkan rasa kebencian/permusuhan individu/kelompok
tertentu berdasarkan SARA”
Bagi pelaku penyebaran video ajakan untuk ikut
dalam gerakan ISIS, termasuk pelaku penyebaran
video ABB dibai’at di LP Nusakambangan (Pasal 14 jo Pasal 7,28 ayat (2) UU ITE)
Pasal Bagi kemungkinan pelaku yang turut sebagai tentara
ISIS di Irak dan Suriah (Pasal 6 atau Pasal 7, Pasal 9
Perpu)
19
SIKLUS
Lingkungan Masy DERADIKALISASI
Pok Teroris Pembinaan Keagamaan
Keluarga Pembinaan Kebangsaan
Jaringan Pembinaan Kemandirian
Monitoring dan Evaluasi
Tangkap
Bebas
Warga Binaan
Napi Tidak
Khusus Terbukti
Pemeriksaan • Polri/D.88
Pusat Narapidana • Jaksa
Tidak Penyidikan
Deradikalisasi Terorisme Terbukti • BNPT + Pakar
Penahanan

• BNPT + Pakar • Dirjen PAS


• Dirjen PAS • BNPT + Pakar
• Tokoh Masy Identifikasi
Rehabilitasi
Berketetapan Re-edukasi
Hukum Resosialisasi
Monitoring dan Evaluasi
PROSES
PENGADIIL 20
AN

Anda mungkin juga menyukai