RADIKALISME
DAN
TERORISME
Oleh
46
± 9 / TAHUN
KEJADIAN
1.541
± 308 / TAHUN
TERSANGKA
KONSTELASI REGULASI
RADIKALISME DAN TERORISME
TERORISME
SURVEY RADIKALISME
85 % GENERASI
MUDA RENTAN
TERPAPAR
RADIKALISME
PROSES RADIKALISME
KAJIAN
TAUHID
KEKECEWAAN HIJRAH
MEDIA SOSIAL
10 PEMBATAL
KEISLAMAN
RADIKAL
LEVEL RADIKALISME
• DIIMING-IMINGI • SADAR
• SANGAT RADIKAL • RADIKAL
• SOLIDARITAS • AKUI KESALAHAN
• TIDAK BISA DISENTUH • MEMEGANG PRINSIP
• MAU BERUBAH • KEMBALI
• TIDAK MAU KOMUNIKASI • TIDAK MAU BERUBAH
• TAKUT
• DASAR AGAMA KUAT
• CERDAS
NO URAIAN KETERANGAN
1 SASARAN 1) para pelaku terorisme yang telah tertangkap atau menyerahkan diri kepada pihak berwajib; 2) keluarga para
pelaku terorisme yang dimungkinkan telah terpengaruh paham radikal; 3) anggota kelompok radikal yang ada di
Indonesia yang belum melakukan tindak pidana terorisme
2 TUJUAN menyembuhkan atau mengurangi paham radikal sebagai bentuk “penyakit” pada pelaku tindak pidana terorisme
atau anggota kelompok radikal karena proses ideologisasi yang menyebabkan mereka menjadi orang yang
menderita sakit “radikalisme”.
3 LOKASI KEGIATAN 1) lembaga pemasyarakatan; 2) panti rehabilitasi khusus deradikalisasi; 3) tempat tinggal /masjid tempat tinggal
anggota kelompok radikal; dan 4) tempat yang telah ditentukan yang disetujui oleh berbagai belah pihak
4 WAKTU Waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan deradikalisasi menyesuaikan dengan sasaran. Deradikalisasi
pada tahanan terorisme dibedakan sesuai dengan levelnya
5 PELAKSANA 1) BNPT sebagai leading sector pelaksanaan deradikalisasi; 2) stake holder instansi pemerintah seperti
Kementrian Agama, Kepolisian, MUI, Lembaga Pemasyarakatan, Kementrian sosial dan berbagai instansi
pemerintah yang lain; 3) kelompok islam moderat seperti NU dan Muhammadiyah yang merupakan ormas islam
terbesar di Indonesia; 4) Sukarelawan yang peduli dengan masalah paham radikal yang ada di Indonesia.
6 PROGRAM 4 (empat) pendekatan yaitu reedukasi, rehabilitasi, resosialisasi, dan reintegrasi. Reedukasi bagi narapidana
terorisme
KONTRA RADIKALISASI
NO URAIAN KETERANGAN
1 SASARAN semua elemen masyarakat yang belum terpengaruh paham radikalisme mulai dari pelajar, mahasiswa dan warga
masyarakat secara luas.
2 TUJUAN 1) menumbuhkan daya tangkal warga masyarakat dari pengaruh paham radikal yang disebarkan oleh kelompok
radikal; 2) meningkatkan toleransi umat beragama dengan menghargai perbedaan agama dan kepercayaan
dalam masyarakat; 3) mendorong warga masyarakat menggunakan cara-cara damai dalam menyalurkan
anspirasi dalam menolak ketidakadilan yang terjadi dalam masyarakat; dan 4) meningkatkan kepedulian
pemeluk agama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat dan menggunakan aspirasi politik secara
benar.
3 LOKASI KEGIATAN Tempat pelaksanaan kegiatan kontra radikalisme tidak terbatas bisa dilaksanakan mulai dari lembaga pendidikan
sampai dengan tempat yang bisa memungkinkan bertemunya antara pelaksana dengan sasaran kontra
radikalisasi.
4 WAKTU Waktu pelaksanaan tidak terbatas karena bisa dilaksanakan kapan saja dengan tidak ada batasan waktu.
5 PELAKSANA Pelaksana kegiatan kontradikalisi dapat dilaksanakan oleh semua pihak yang memiliki kepedulian terhadap
masalah radikalisme di Indonesia dalam rangka mempertahankan keteraturan sosial baik dilakukan oleh
individu, institusi pemerintah, civil society dengan berkoordinasi dengan BNPT maupun tidak
6 PROGRAM Pelaksanaan program kontra radikalisme dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung.
Pelaksanaan kegiatan kontra radikalisme langsung dapat dilakukan melalui serangkaian kegiatan seperti
pembelajaran di kelas, public lecture, workshop, dan lainnya, sehingga pelajar/mahasiswa dan warga
masyarakat. Sedangkan pelaksanaan tidak langsung dapat dilakukan melalui media konvensional, elektronik dan
media sosial
PENANGANAN RADIKALISME DI
LINGKUNGAN KERJA
PENCEGAHAN
1. Merangkul dan mendekati individu yang terindikasi sudah terpapar paham radikal dan
kekerasan.
2. Melakukan upaya deradikalisasi terhadap individu dan kelompok melalui dialog hangat
dan diskusi bersahabat dengan menghadirkan tokoh dan mantan pelaku teror dan
simpatisannya.
3. Komunikasi, dialog dan diskusi tersebut dilakukan dengan basis keluarga atau kerabat
dekat untuk memaksimalkan pengaruh peran keluarga dalam upaya menetralisir
pembibitan dan penyebaran ajaran radikalisme.
4. Komunikasi, dialog, dan diskusi tersebut juga dilakukan dengan basis masyarakat, yaitu
pelibatan tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat dan aparat pemerintah
dalam upaya menetralisir pembibitan dan penyebaran ajaran radikalisme
INTERVENSI
1. Apabila ada karyawan yang terindikasi terpapar radikalisme, segera laporkan ke BNPT dan Densus
untuk mendapatkan petunjuk tentang apa yang perlu dilakukan untuk mengatasinya.
2. Melaporkan kepada pihak yang berwenang, jika mengetahui atau melihat kegiatan yang jelas-jelas
mengarah pada tindakan radikal.
3. Perusahaan perlu merumuskan strategi agar tempat ibadah di perusahaan tidak terususpi oleh
penceramah agama yang menyebarkan paham radikal. Memang tidak ada tempat ibadah yang
radikal. Itu jelas istilah yang keliru. Namun, perlu diingat bahwa kelompok dan invidu radikal sering
memanfaatkan tempat dan majelis seperti itu untuk menyebarkan paham radikal dan biasanya
melalui cara-cara yang tertutup.
LANGKAH MANAJEMEN
BAGI KARYAWAN
1. Mewajibkan karyawan untuk menyatakan komitmen kesetiaannya terhadap Pancasila dan UUD
1945, dan tidak ikut terlibat dalam aktivitas ormas radikal yang dinyatakan terlarang oleh
negara. Penegasan komitmen tersebut bisa dicantumkan dalam surat kontak karyawan yang
diperbaharui secara reguler, pakta integritas, dll.
2. Memantau secara reguler jejak digital karyawan.
3. Merumuskan mekanisme penyikapan terhadap karyawan yang terbukti menganut paham
radikal. Langkah yang ditempuh mencakup upaya dialog, persuasi, dan konseling. Beri waktu dia
untuk mau berubah dan mengoreksi kesalahannya. Kalau tak ada cara lain, karyawan tersebut
bisa juga dikenai sanksi indisipliner. Tentu saja semua itu dilakukan oleh perusahaan dengan
tetap mengindahkan peraturan dan perundangan yang berlaku.
4. Apabila masalahnya tak bisa diselesaikan sendiri secara internal oleh HRD, pihak perusahaan
perlu segera berkoordinasi dengan BNPT untuk mendapatkan masukan tentang langkah apa
yang mesti ditempuh pihak perusahaan dalam menyikapi adanya karyawan yang terpapar
radikalisme.
LANGKAH MANAJEMEN
BAGI CALON KARYAWAN
1. PENGELOLA OBJEK VITAL YANG STRATEGIS DAN FASILITAS PUBLIK WAJIB MENYIAPKAN
RENCANA UNTUK MERESPON SITUASI DARURAT GUNA MENGANTISIPASI TERJADINYA
SERANGAN TEROR PADA OBJEK YANG MENJADI TANGGUNG JAWABNYA.
2. RENCANA TERSEBUT MENGUTAMAKAN KEPADA PERLINDUNGAN KESELAMATAN BAGI
KARYAWAN, MANAJEMEN, KARYAWAN KONTRAK, DAN TAMU/ PENGUNJUNG YANG
ADA DALAM LINGKUNGAN OBJEK TERSEBUT.
3. PENGELOLA OBJEK WAJIB MENGAKTIVASIKAN SOP KOORDINASI DALAM MERESPON
SITUASI DARURAT.
4. RENCANA UNTUK MERESPON SITUASI DARURAT WAJIB DISIMULASIKAN MINIMAL
DALAM BENTUK GLADI MAKET SATU KALI DALAM SATU TAHUN.
5. HASIL EVALUASI GLADI MAKET TERSEBUT DIATAS WAJIB DILAPORKAN KEPADA BNPT.
EVALUASI UNTUK PERBAIKAN
BERKESINAMBUNGAN