Anda di halaman 1dari 12

Ideologi dan pemetaan kelompok radikal terorisme serta

upaya penanggulangannya

1
INDONESIA DI TENGAH TANTANGAN GLOBAL

 Global
- Al-Qaeda dan caban2nya
- ISIS
 Regional
Neoliberal - Abu Sayyap Group, Filipina
Kapitalisme Terorisme

Gerakan Politik
Demokrasi Islam Radikal
HAM
Pluralisme
Islam
Transnasional
 Ikhwanul Muslimin
 Hizbut Tahrir
Sosialisme  Jihadi
 Salafi dakwah
 Jamaah tabligh
 Syiah
MENGENAL IDEOLOGI GERAKAN KEAGAMAAN TRANSNASIONAL

• Bersifat transnasional/lintas negara


• Ideologi gerakan tidak lagi bertumpu pada konsep nation-state,
melainkan konsep umat (khilafah).
• Didominasi oleh corak pemikiran skripturalis, fundamentalisme atau
radikal.
• Menempatkan barat secara ideologis-politis sebagai ancaman
terhadap kesatuan umat
• Sebagian mengambil cara non-kekerasan (dakwah dan partai)
sebagian lain mengambil cara-cara kekerasan (radikal terorisme)
Pemikiran radikal yg lbh bersifat
Radikalisme gagasan, tdk dlm bentuk aksi
Statis nyata kekerasan

RADIKALISME

Radikalisme yg merusak, gunakan


Radikalisme metode kekerasan dlm wujudkan
Destruktif tujuan yg dicita-citakan

4
TIPOLOGI KELOMPOK RADIKAL

Kelompok yang secara gagasan radikal, namun tidak


1 Radikal Gagasan terlibat kekerasan , akui NKRI
Kelompok dalam bentuk milisi yang terlibat dalam konflik
2 Radikal Milisi komunal, akui NKRI
Kelompok yang mengusung misi-misi
3 Radikal Separatis separatisme/pemberontakan
Kelompok dalam bentuk kekerasan terhadap kemaksiatan,
4 Radikal Premanisme akui NKRI

Kelompok yang menyuarakan kepentingan kelompok


5 Radikal Lainnya Politik, Sosial, Budaya, Ekonomi, dll.

Kelompok yang mengusung dan mengatasnamakan


ideologi keagamaan, penghancuran, pembunuhan, bersifat
6 Radikal Teroris massive, rasa takut yang luas dan paksakan ideologinya
dengan cara kekerasan

5
AKAR PERMASALAHAN TERORISME ?

• DIMENSI INTERNASIONAL
- Persepsi kondisi tertindas secara terus-menerus oleh Barat pimpinan AS
terhadap agama tertentu.
- Menganggap kondisi tersebut adalah ketidakadilan yang harus diubah.
- Menganggap proses damai mendapatkan perubahan tidak akan
diperoleh.
- Kekerasan adalah cara sah dalam mencapai tujuan.

• DIMENSI NASIONAL
- Salah tafsir terhadap ajaran Agama untuk mencapai tujuan kelompoknya
- Balas dendam
- Psikologi
- Kemiskinan
- Ketidakadilan
- Pendidikan
- Politik

6
POTENSI RADIKALISME DAN TERORISME DI INDONESIA
 Lazuardi Birru dan LSI (2010) pernah melakukan penelitian terkait
radikalisme sosial keagamaan di 33 Provinsi di Indonesia: masyarakat
Indonesia masih rentan terhadap radikalisme berbasis sosial
keagamaan.
 Salah satu parameter dari kerentanan tersebut dilihat dari tingkat
resistensi masyarakat terhadap tindakan-tindakan radikal masih belum
kuat.
 Faktor-faktor yang signifikan thd rendahnya resistensi atas tindakan
radikal antara lain; pemahaman agama yang cenderung legalistik dan
eksklusif, penghargaan terhadap kelompok minoritas rendah, perasaan
terasing dari kehidupan kolekif (merasa umat Islam dipojokan), dan
hadirnya organisasi-organisasi gerakan radikal.

8
 Tahun 2011, Hasil Survey Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (LaKIP)
dgn responden guru PAI dan siswa SMP Sejadebotabek menunjukkan
potensi radikal yang kuat di klngan guru dan pelajar dgn indikasi
resistensi yg lemah thd kekerasan ats nama agama, intoleransi, sikap
ekslusif serta keraguan thd ideologi Pancasila.
 Tahun 2015 Survey Setara Institute thd siswa dari 114 Sekolah Menengah
Umum (SMU) di Jakarta dan Bandung. Dalam survei ini, sebanyak 75,3%
mengaku tahu tentang ISIS. Sebanyak 36,2 responden mengatakan ISIS
sebagai kelompok teror yang sadis, 30,2% responden menilai pelaku
kekerasan yang mengatasnamakan agama, dan 16,9% menyatakan ISIS
adalah pejuang-pejuang yang hendak mendirikan agama Islam.

9
PETA KONSENTRASI JARINGAN RADIKAL TERORISME
DI INDONESIA

Qoidah Aminah: Dulmatin (JI),


Mustofa (JI/Jat), Abd Sonata
(Kompak), Abu Umar

Kelompok pendanaan
terorisme

MIT Daengkoro Santoso


NII Kalsel

Pok Walid/Ambon
MIB Lampung

NII Tasik Pok Asmar


MIB Abu Omar Pok Dayah/Rizal
& Abu Roban
Pok Bima
Badri Solo

JAT Bali

Sumber : Mbai, 2013

10
SEJARAH TERORISME DAN PENANGGULANGANNYA

 Pancasila
 UUD 1945 6 Agama
 Konflik Afganistan
 Malaysia

OPS MILITER - Pencegahan


OPS INTELIJEN Penegakan DKPT BNPT - Penindakan
UU Subversif UU Subversif
Hukum - Kersin

ORDE ORDE REFORMASI BOM BALI


LAMA BARU  Bom Atrium Senen UU No.15/2003
 NII  Cicendo (1981)  Bom Plaza Hayam Wuruk - Bom Hotel JW Marriot - Bom Pipa, Poso
 DI/TII  Teror warman (1981)  Bom Masjid Istiqlal - Bom Kedubes Australia - Pelemparan Bom ke Gub Sulsel
 Kahar Muzakar  Teror Woyla (1981)  Bom Gereja Medan - Bom Bali II - Penyerangan Anggt Polri,Poso
 Daud Beureuh  Bom Borobudur (1985)  Bom Kedubes Filipina - Bom Hotel Ritz Carlton & JW - Bom kantor Polisi,Tasikmalaya
 Bom BEJ Marriot - Bom Ds. Senduro,
 Bom Malam Natal - Bom Buku Lumajang
- Bom Masjid Adzikra, Cirebon - Bom Polres Poso
- Teror racun Sianida,Jakarta - Penembakan Anggt.Polri,
- Bom Gereja Kepunton Cireundeu
- Penyerangan Pos Polisi,Solo - Penembakan Anggt.Polri,
- Bom Pipa,Semarang Ciputat
- Bom Tambora - Penembakan Anggt.Polri,
- Bom Yayasan Yatim Piatu Beji Pondok Aren.
- Pembunuhan anggt. Polres,Poso - Renc. Peledakan Bom
- Bom Kel. Kauwa Poso Malam Tahun
- Bom Pos Polisi Poso Baru, Ciputat, Tangsel 7
Perpres No.46 Thn 2010 ttg BNPT sebagaimana tlh diubah dgn Perpres No. 12 Thn 2012 ttg Perubahan Atas
Perpres No. 46 Tahun 2010.

PRESIDEN RI

 Susun Kebijakan & Strategi Gultor


KEPALA BNPT  Laksanakan Prognas
 Bentuk Satgas
SEKRETARIAT UTAMA

POK AHLI
INSPEKTORAT

DEPUTI DEPUTI
DEPUTI
PENCEGAHAN,
PENINDAKAN DAN KERJASAMA
PERLINDUNGAN DAN
BINPUAN INTERNASIONAL
DERADIKALISASI

DIR. PENCEGAHAN DIR. PENINDAKAN DIR. KERMA BILATERAL

DIR. KERMA REGIONAL DAN


DIR. PERLINDUNGAN DIR. BINPUAN MULTILATERAL

DIR. KONVENSI DAN


DIR. DERADIKALISASI DIR. GAKKUM PERANGKAT HUKUM
INTERNASIONAL
PUSAT PUSAT LATIHAN
DERADIKALISASI ANTI TEROR

SATGAS SATGAS
PENCEGAHAN PENINDAKAN
14
FKPT
STRATEGI NASIONAL
PENCEGAHAN TERORISME

Masyarakat KONTRA RADIKALISASI


Pelibatan :
 Tokoh Agama  Tokoh Adat
 Tokoh Pendidkan  Tokoh Pemuda
Simpatisan
 Tokoh Masyarakat  LSM, Media
Pendukung  Dll

Militan DERADIKALISASI
Inti DI DALAM LAPAS DI LUAR LAPAS

Sasaran : 243 Napi Sasaran : Potensi


Teroris tersebar di 27 radikal, mantan napi
LAPAS pada 10 Provinsi teroris, keluarga
&jaringan

Tahapan: Tahapan:
- Identifikasi - Identifikasi
- Rehabilitasi - Bina Was Bang
- Reedukasi - Bina Was Agama
- Resosialisasi - Bina Kewirausahaan

15

Anda mungkin juga menyukai