Anda di halaman 1dari 13

HUKUM KEPOLISIAN POLRI

Semester I

DOSEN

Dr. H. Agus Kusnaedi, Drs., S.T., M.M.

Bandung, Sept 2020


PERTEMUAN KULIAH KE 14

PAHAM RADIKAL
A.Imajinasi
1.Apa yang dimaksud dengan radikal ?
2.Sejak kapan seseorang / kelompok menjadi radikal ?
3.Salahkah paham radikal ?
B.Pengertian-pengertian
1.Radikal
Sama sekali, besar-besaran dan menyeluruh, keras, kokoh, maju dan tajam.
2.Radikalis
Orang yang menginginkan perubahan dan perombakan besar-besaran dalam pemerintahan,
penganut radikalisme.
3.Radikalisme
Paham politik kenegaraan yang menghendaki adanya perubahan dan perombakan besar-
besaran sebagai jalan untuk mencapai taraf kemajuan.

C.Informasi ISIS ( Islamic State Of Iraq And Suriah )


1. Tahun 2003 Amerika Serikat dibawah pimpinan George Bush melakukan infasi ke negara
Irak dengan presidennya saat itu Sadam Husein, ISIS merupakan sempalan Al-Qaeda dan
ISIS dibentuk pada tahun 2013.
2. ISIS kemudian berkembang menjadi kelompok jihad dan melakukan penyerangan terhadap
pemerintah Suriah dan membangun kekuatan militer di negara Irak.
3. Juni tahun 2014 ISIS mulai menguasai kota Raqqa dan kota Mosul.
4. Pemimpin ISIS Abu Bakar Al-Baghdadi yang bernama asli Ibrahim Awwad Ibrahim Al-Badri
yang lahir tahun 1971 dari keluarga religius di kota Bagdad bagian utara.
167
5. Pendidikan Abu Bakar Al-Baghdadi :
a.Sejarah Islam komunitas Sunni dan ahli strategi perang.
b.Doktor ahli bidang Ideologi Universitas Sains Islam Baghdad.
6. Pada tahun 2006 dalam suasana masih terjadinya infasi Amerika Serikat ke Irak Abu Bakar Al-Baghdadi
ditangkap dan ditahan selama 4 (empat) tahun.
7. Tahun 2010 Abu Bakar Al-Baghdadi dibebaskan dan menjadi pimpinan ISIS menggantikan Abu Omar
Al-Baghdadi yang tewas oleh pasukan Nasional dibawah pimpinan Amerika Serikat.
8. Tanggal 29 Juni 2014 ISIS berubah menjadi Islam State (IS).
9. Tujuan ISIS adalah membentuk negara Islam di Timur Tengah yang meliputi Irak, Suriah, Libanon,
Yordania dan sekitarnya berdasarkan Khilafah Islamiah dan mengkafirkan orang diluar golongannya.

D.Islamic State Of Iraq and Suriah ( ISIS ) di indonesia


Islamic State Of Iraq and Suriah ( ISIS ) di indonesia lebih dikenal sejak hari minggu
tanggal 16 Maret tahun 2014, karena pada saat inilah Chep Hernawan mendeklerasikan dirinya sebagai
Presiden Pimpinan ISIS Regional Indonesia khususnya di Jawa Barat. Peristiwa ini bertepatan dengan unjuk
rasa besar – besaran Ormas Islam di Bundaran Hotel Indonesia di Jakarta. Deklarasi ini di dukung oleh
Ormas Islam garis keras diantaranya :
1.Gerakan Reformasi Islam ( Garis ).
2.Jamaah Ansharut Tauhid ( JAT ).
3.Majelis Mujahidin Indonesia ( MMI ).

Selanjutnya Paham ISIS dengan mudah berkembang di masyarakast karena diliput oleh media, baik media
cetak maupun media elektronik.
Presiden Pimpinan ISIS Regional Indonesia Chep Hernawan pada hari selasa tanggal 12 Agustus tahun 2014
ke Pulau Nusakambangan untuk menemui Abu Bakar Baasir selaku Amir Majelis Mujahidin Indonesia /
Jamaah Anshorut Tauhid, setelah keluar dari pulau Nusakambangan Chep Hernawan ditangkap oleh Polres
Cilacap Polda Jawa Tengah akan tetapi pada hari rabu tanggal 13 Agustus tahun 2014 dibebaskan karena
tidak terdapat bukti-bukti adanya pelanggaran Pidana.

168
Chep Hernawan selanjutnya kembali ke Cianjur dan pada hari Kamis tanggal 14 Agustus tahun
2014 Chep Hernawan datang ke Polres Cianjur untuk melakukan Konperensi Pers di dampingi oleh Kapolres
Cianjur AKBP DEDI KUSUMA BHAKTI, S.Ik. dan Staf memberikan pernyataan keluar dari Organisasi ISIS juga
mengundurkan diri dari jabatannya sebagai pimpinan ISIS Regional Indonesia.

E.Pentahapan Radikalisasi
1.Pra radikalisasi.
Pada pra radikalisasi bahwa situasi / suasana kebatinan seseorang yang masih polos / murni.
Sebagai santri, pelajar dan mahasiswa mereka akan belajar dengan sungguh-sungguh dan kelak akan dapat
mencapai cita-citanya yang membanggakan bagi dirinya, orang tua, dan berguna bagi masyarakat, bangsa
dan negaranya.

2.Masa / waktu Identifikasi diri


Dalam perjalanan waktu bagi seorang santri, pelajar dan mahasiswa dalam menerima pelajaran
dari seorang Ustad, Guru, Dosen tentunya berbagai pelajaran, informasi sehingga pada masa / waktu serta
situasi inilah seseorang mulai mengidentifikasi dirinya kearah radikal. Hal inilah masa yang disebut dengan
dimulainya proses pencucian otak / pengosongan diri.

3.Doctrine dan Indoktrinasi


Seorang santri, pelajar dan mahasiswa pada masa / situasi ini sudah mulai berfikir dan
memikirkan tentang apa yang dia terima / peroleh dibangku sekolah / pondok pesantren, dikampus yang
disampaikan / diajarkan oleh Guru, Ustad dan Dosen sehingga pada masa / waktu ini seseorang sudah
memulai mengintensifkan dan memfokuskan keyakinan / kepercayaannya terhadap materi pelajaran, informasi
yang didalamnya telah disisipkan / dimasukkan doktrin tentang faham radikal / radikalisme dan akhirnya
seorang santri, pelajar dan mahasiswa tersebut meyakininya. Dengan melalui tahapan radikalisasi yang
dimulai dari situasi pra radikalisasi, masa identifikasi diri ( pencucian otak / pengosongan diri ) dan masuknya
doktrin-doktrin tentang faham radikal / radikalisme / jihad sehingga seorang santri, pelajar dan mahasiswa
bahkan masyarakat mulai berani mengambil keputusan untuk melakukan suatu tindakan / perbuatan atas
keyakinannya. Sehingga seseorang sanggup untuk melakukan jihadisasi.
169
RADIKALISME

169
F.Tipologi Kelompok Radikal

1.Radikal Gagasan.
Kelompok radikal gagasan ini aktif menyuarakan / menyampaikan gagasan-gagasannya melalui media
cetak, media elektronik bahkan langsung kepada masyarakat / khalayak ramai melalui ceramah, seminar
ditempat-tempat seperti Masjid, podok pesantren, gedung-gedung pertemuan bahkan di kampus-kampus.
Akan tetapi radikal gagasan ini tidak terlibat langsung dalam tindak kekerasan.

2.Radikal Milisi.
Kelompok radikal milisi dalam menjalakan aksinya dilapangan mereka ikut terlibat langsung dalam konflik
komunal ( kelompok ) contohnya kelompok milisi Ambon, Poso dan Lombok dll.

3.Radikal Premanisme.
Kelompok radikal premanisme dalam menjalankan aksinya dilakukan secara terang – terangan sehingga
masyarakat sangat mudah untuk mengetahuinya karena sering dijumpai ditempat-tempat tertentu
( terminal, pertokoan / mall, pasar, lokasi industri, tempat hiburan dan dijalanan dll ) baik yang dilakukan
oleh seseorang atau kelompok tertentu bahkan organisasi-organisasi, dalam menjalankan aksinya
dilakukan dengan cara merusak, menghancurkan secara kasar bahkan ganas ( vandalisme ).
contoh pelaku radikal premanisme antara lain residifis, bromocorah, dan berandal motor dan lain-lain.

4.Radikal Separatis.
Kelompok radikal separatis dalam menjalankan aksi kegiatannya membawa misi-misi separatis
yang bertentangan / menentang kebijakan pemerintah yang syah untuk memaksakan kehendaknya.
Contoh kelompok radikal seperatis :
a.Organisasi Papua Merdeka ( OPM ).
b.Republik Maluku Selatan ( RMS ).
c.Gerakan Aceh Merdeka ( GAM ).
170
5.Radikal Teroris.
Kelompok radikal teroris dalam menjalankan aksi kegiatannya mengusung gagasan ideologi agama,
ideologi lain dan melakukan tindakan / perbuatan aksi terorisme secara tertutup dengan tujuan melawan /
menenteng kebijakan Undang-undang atau pemerintah.
6.Radikal lainnya.
Kelompok radikal ini dalam menjalakan aksi kegiatannya menyuarakan kepentingan kelompok-
kelompok tertentu ( politik, ekonomi, sosial, dan budaya ), hal ini dimungkinkan diera otonomi daerah dan
struktur politik yang dipimpin oleh pejabat yang dipilih secara langsung oleh masyarakat sebagai contoh :
a.Pemilihan umum legislatif ( DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten / Kota ).
b.Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
c.Pemilihan kepala daerah Gubernur dan Wakil Gubernur.
d.Pemilihan kepala daerah Bupati dan Wakil Bupati.
e.Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota.

Hal ini akan terbentuk kelompok radikal seperti hal tersebut diatas dan dalam menjalankan aksi
kegiatannya menekan kelompok lain / lawan yang tujuannya untuk mengamankan dan mensukseskan program
kepentingan politiknya.

G.Tujuan dan Motif Radikalisme


Radikalisme memiliki / mempunyai tujuan dan motif dalam menjalankan aksi kegiatannya yang
berkiblat mengatasnamakan jihad agama.
Adapun tujuan dan motif radikalisme :
1.Ingin mengganti Ideologi negara.
2.Memaksakan suatu model kebenaran agama, cita-cita terhadap kelompok yang berbeda.
3.Perbuatan / tindakannya menimbulkan rasa takut yang luar biasa dan berakibat kerugian yang tak
terhingga.
4.Melakukan aksi kekerasan terhadap orang, benda, pasilitas umum, pasilitas negara dan sumber daya
alam dengan cara yang sporadis serta menyeramkan.
171
H. Kerawanan Radikal ISIS di Indonesia

1. Memprovokasi, memecah belah bangsa, merusak persatuan dan kesatuan serta


kedaulatan bangsa, karena bertentangan dengan 4 ( empat ) pilar bangsa yaitu :
a. Undang-undang Dasar negara RI 1945.
b. Pancasila.
c. Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ).
d. Bhineka Tunggal Ika.
2. Menimbulkan pro dan kontra terhadap paham radikal / ISIS serta dapat memecah belah
sesama umat Islam.
3. Kelompok radikal / ISIS dalam kampanye provokasi dan propagandanya melalui media
sosial, youtube, twitter, wisata religi, umroh gratis dsb yang dilakukan oleh para tokoh ISIS
dengan mendasarkan kepada ajaran agama dan menggunakan bahasa mujahidnya yang
dapat menimbulkan simpatik bagi masyarakat sehingga memudahkan mereka untuk
melakukan perekrutan.
4. Kegiatan Radikal / ISIS mendorong dan menyuburkan serta mengembangkan tindakan
radikalisme yang dapat meningkatkan aksi-aksi kekerasan melalui serangan teror / teroris.
5. Pemerintah RI khususnya Kepolisian RI dalam menanggulangi ISIS di Indonesia memiliki
ruang yang terbatas sehubungan dengan perundang-undangan yang ada saat ini belum
mampu untuk mengatasinya.

172
172
I.Tujuh ( 7 ) Ciri orang yang terpapar paham Radikal :

a.Mendadak anti sosial


Secara derastis teman, saudara menampakan perubahan sikap yang anti pergaulan,
lebih banyak mengasingkan diri, tidak suka pada keramaian dengan teman sebaya
serta teman sepermainannya.

b.Menghabiskan waktu yang lama dengan komunitas lain yang dirahasiakan,


biasanya sebagaimana tahapan dalam radikalisasi yang banyak menghabiskan waktu
pertemuan ditempat yang tidak diketahui dan dirahasiakan.

c.Mengalami perubahan sikap emosional ketika berbicara seputar pandangan politik


dan keagamaan.

d.Mengungkapkan kecurigaan dan kritik berlebihan terhadap praktek masyarakat


secara umum, pada perkembangan berikutnya sudah tampak ajaran-ajaran yang
menyalahkan pada kelompok tertentu secara ekstrim.

e.Memutus komunikasi dengan orang tua dan keluarganya, biasanya mereka sangat
tertutup bahkan dengan orang tua dan keluarganya.

f.Menampakkan sikap, pandangan dan tindakan keagamaan yang berbeda dengan


kebanyakan masyarakat.

g.Menampakkan kejenuhan dan kurang ketertarikan dengan pemikiran ulama atau


organisasi yang mengusung paham moderat dan perdamaian.
173
J.Upaya yang Harus dilakukan Terhadap Paham Radikal ISIS

1.Tolak dengan tegas terhadap paham radikal ISIS.


2.Sinergitas ulama dan umaro dengan kerjasama / koordinasi kementrian agama, MUI, FKUB
dan instansi terkait untuk melakukan pencerahan tentang pemahaman agama yang baik dan
benar kepada pimpinan umat, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan tokoh-tokoh
adat.
3.Melakukan pendekatan terhadap kelompok-kelompok agama / keyakinan yang kontra /
berbeda paham agar tetap bersama-sama menjaga kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia
( NKRI ) yang kita cintai.
4.Melakukan revisi terhadap Undang-Undang RI nomor 15 tahun 2003 tentang terorisme.
5.Penegakan hukum harus dilakukan terhadap barang siapa melakukan tindakan yang nyata-
nyata melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6.Deradikalisasi
Kegiatan deradikalisasi perlu dilakukan terhadap mantan teroris, tahanan teroris ( kelompok inti
), kelompok pendukung, dan kelompok simpatisan, karena bagi mantan pelaku teroris dan
keluarga ada rasa kehawatiran tidak akan diterima oleh masyarakat sekitarnya bahkan oleh
orang tua dan saudara-saudaranya dan bisa terjadi ada penolakan oleh masyarakat setempat
sehingga mereka merasa terasingkan sedangkan mereka butuh kehidupan yang sama / layak
dengan orang lain dilingkungannya.

SEBUAH CATATAN :

PESAN TOKOH DAN PEREKRUT KELOMPOK RADIKAL


“ Kami telah bersumpah melalui BAI’AT tidak mungkin kami akan berkhianat untuk menarik /
membatalkan sumpah untuk meninggalkan Ideologi kami” oleh sebab itu “ jangan sentuh ideologi
kami tapi sentuhlah nurani / hati kami”.
174
Quis pertemuan kuliah ke 14 :

1. Salahkah seseorang atau sekelompok orang berpaham radikal

2. Apa yang dikhawatirkan terhadap paham radikal

175
Selamat Meraih Cita-Cita

Anda mungkin juga menyukai