PENYULUHAN HUKUM
KEJAKSAAN NEGERI PARIGI MOUTONG
(JMS)
SMP N 3 PARIGI
KEJAKSAAN RI
KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA ADALAH
LEMBAGA PEMERINTAHAN YANG
MELAKSANAKAN KEKUASAAN NEGARA DI
BIDANG PENUNTUTAN SERTA KEWENANGAN
LAIN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG.
lembaga Kejaksaan berada pada posisi sentral dengan peran
strategis dalam pemantapan ketahanan bangsa.
Kejaksaan berada di poros dan menjadi filter antara proses
penyidikan dan proses pemeriksaan di persidangan serta
sebagai pelaksana penetapan dan keputusan pengadilan.
Sehingga, Lembaga Kejaksaan sebagai pengendali proses
perkara (Dominus Litis), karena hanya institusi Kejaksaan
yang dapat menentukan apakah suatu kasus dapat diajukan ke
Pengadilan atau tidak berdasarkan alat bukti yang sah menurut
Hukum Acara Pidana.
Kejaksaan juga merupakan satu-satunya instansi pelaksana
putusan pidana (executive ambtenaar).
Kejaksaan Tinggi adalah Kejaksaan di Ibukota Propinsi dengan daerah hukum meliputi wilayah Propinsi yang bersangkutan.
Kepala Kejaksaan Tinggi dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh seorang Wakil Kepala dan dibantu oleh beberapa orang unsur
pembantu pimpinan dan unsur pelaksana.
Terdapat 31 Kejaksaan Tinggi di Seluruh Wilayah Indonesia.
Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah berada di Jl. Sam Ratulangi No.97, Besusu Bar, Kec. Palu Tim, Kota Palu, Sulawesi Tengah
Kejaksaan Negeri (biasa disingkat Kejari) adalah lembaga kejaksaan yang berkedudukan di ibu kota kabupaten/kota dan daerah hukumnya
meliputi wilayah kekuasaan kabupaten/kota.
Kejaksaan negeri dipimpin oleh kepala kejaksaan negeri, yang mengendalikan pelaksanaan tugas dan wewenang kejaksaan di daerah hukumnya.
Terdapat 473 Kejaksaan Negeri, dan 64 Cabang Kejaksaan Negeri yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Kejaksaan Negeri Parigi Moutong berada di jalan Jl. Trans Sulawesi, Kampal, Kec. Parigi, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
BIDANG OPERASIONAL KEJAKSAAN
PIDANA UMUM
PIDANA KHUSUS
INTELIJEN
PERDATA DAN TATA USAHA NEGARA
PIDANA MILITER
JAKSA
Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk
bertindak sebagai penuntut umum dan pelaksana putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap serta wewenang lain berdasarkan
PENUNTUT UMUM
Penuntut Umum adalah Jaksa yang diberi wewenang oleh Undang-Undang ini
untuk melakukan Penuntutan dan melaksanakan Penetapan Hakim
01
RADIKALISME
RADIKALISME ADALAH IDEOLOGI YANG MEMPERCAYAI
PERUBAHAN SISTEM MENYELURUH DI MASYARAKAT HANYA BISA
DILAKUKAN DENGAN CARA RADIKAL (DENGAN KEKERASAN
RADIKALISME
02
RADIKALISME AGAMA
TINDAKAN EKSTRIM YANG DILAKUKAN OLEH SESEORANG
ATAU KELOMPOK ORANG YANG CENDERUNG
MENIMBULKAN KEKERASAN DENGAN
MENGATASNAMAKAN AGAMA
RAGAM RADIKALISME
RADIKAL SEPARATIS
RADIKAL TERORISME
suatu kelompok besar yang melakukan
berupa kelompok teroganisir
kekerasan untuk memisahkan diri dari
melakukan tindakan kekerasan sebagai
suatu negara untuk membangun negara
ancaman yang menimbulkan ketakutan.
baru sesuai dengan keinginannya;
Fenomena RADIKALISME memang sangat
kental dikaitkan dengan aksi TERORISME.
Kelompok pendanaan
terorisme
Pok Walid/Ambon
MIB Lampung
JAT Bali
2 4
Lembaga
Komunikasi
pendidikan.
langsung
1 3
Media massa, Hubungan
merupakan kekeluargaan
penyebaran
paham radikal
paling cepat
MENANGKAL IDEOLOGI RADIKALISME
HARUS TERLEBIH DAHULU DILAKUKAN
MELALUI PEMBENAHAN TERHADAP DIRI
SENDIRI BAIK DARI MENTAL, SIKAP DAN
PERILAKU SEHINGGA TIDAK MUDAH
UNTUK TERHASUT DALAM JARINGAN
YANG RADIKAL
MENANGKAL IDEOLOGI
RADIKALISME
2 4
MEMBENTUK MENGENALI MODUS-
PEMAHAMAN BAHWA MODUS PEREKRUTAN
SEJARAH PEMBENTUKAN JARINGAN RADIKAL,
BANGSA DAN NEGARA DENGAN MENGETAHUI
INDONESIA DIBENTUK MODUS PEREKRUTAN
ATAS DASAR HETEROGEN MAKA KITA AKAN
BUKAN HOMOGEN MUDAH UNTUK
MENGHINDARI
KEJADIAN TERSEBUT
1 3
PERKUAT KEYAKINAN
SELALU KRITIS
DIRI DAN
MEMPELAJARI WALAUPUN
AGAMA ISLAM DALAM KONTEK
SECARA SELURUHNYA MEMBICARAKAN
JANGAN SEPOTONG- TENTANG AGAMA
SEPOTONG DAN
BELAJARLAH KEPADA
AHLINYA.
KELUARGA JUGA MERUPAKAN FAKTOR
TERPENTING DALAM MENANGKAL IDEOLOGI
RADIKALISME
IDEOLOGI
RADIKALISME PERAN PEMERINTAH JUGA SANGAT PENTING
SEPERTI MEMPERTAJAM KURIKULUM TENTANG
PENDIDIKAN AGAMA SERTA PEMBENTUKAN JATI
DIRI SISWA (EKSTRA KULIKULER) SERTA
MENANAMKAN IDEOLOGI PANCASILA YG KUAT
KEPADA PARA SISWA, KARENA IDEOLOGI HARUS
JUGA DILAWAN DENGAN IDEOLOGI.
Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Perubahan
Atas
UU No. 15 Tahun 2003 Tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2002 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme
PSIKOTROPIKA
P Bahan lain yang tidak mengandung narkotika, merupakan zat buatan atau hasil
rekayasa yang dibuat dengan mengatur struktur kimia
GOLONGAN 1
Hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan.
GOLONGAN 2
Berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan
dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
GOLONGAN 3
Berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan.
Dampak pernapasan, kesulitan dalam bernafas, serta pengerasan jaringan dalam paru-
paru.
Penyalahgunaan
● Sering mengalami sakit kepala, mual dan muntah, suhu tubuh meningkat,
pengecilan hati dan kesulitan tidur (insomnia).
Narkoba
● Mengalami dampak negatif pada kesehatan reproduksi dimana pemakai
mengalami gangguan pada endokrin, seperti: penurunan fungsi hormon
reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi
seksual.
● Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain
perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi,
dan amenorhoe (tidak haid).
● Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum
suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B,
C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya.
● Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu
konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over
dosis bisa menyebabkan kematian.
● Gangguan pada sistem syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi,
gangguan, kesadaran, kerusakan syaraf tepi.
Dampak Psikis
● Lamban Kerja, ceroboh kerja, sering teganggu dan
Dampak gelisah.
● Hilang kepercayaan diri, apathis, sering berkhayal,
Penyalahgunaan penuh curiga.
112 114
MENYEDIAKAN Narkotika Golongan I bukan tanaman, MENERIMA, MENJADI PERANTARA DALAM JUAL BELI,
dipidana dengan PIDANA PENJARA PALING SINGKAT MENUKAR, ATAU MENYERAHKAN Narkotika Golongan I,
dipidana dengan PIDANA PENJARA SEUMUR HIDUP
4 (EMPAT) TAHUN DAN PALING LAMA 12 (DUA
ATAU PIDANA PENJARA PALING SINGKAT 5 (LIMA)
BELAS) TAHUN dan pidana denda paling sedikit
TAHUN DAN PALING LAMA 20 (DUA PULUH) TAHUN
Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan
dan pidana denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00
paling banyak Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar
(satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp
rupiah).
10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
115 127
2
4
Physical Bullying
Sexual Bullying