Anda di halaman 1dari 39

13 Mei 2022

PENYULUHAN HUKUM
KEJAKSAAN NEGERI PARIGI MOUTONG

PROGRAM JAKSA MASUK SEKOLAH

(JMS)
SMP N 3 PARIGI
KEJAKSAAN RI
KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA ADALAH
LEMBAGA PEMERINTAHAN YANG
MELAKSANAKAN KEKUASAAN NEGARA DI
BIDANG PENUNTUTAN SERTA KEWENANGAN
LAIN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG.
lembaga Kejaksaan berada pada posisi sentral dengan peran
strategis dalam pemantapan ketahanan bangsa.
Kejaksaan berada di poros dan menjadi filter antara proses
penyidikan dan proses pemeriksaan di persidangan serta
sebagai pelaksana penetapan dan keputusan pengadilan.
Sehingga, Lembaga Kejaksaan sebagai pengendali proses
perkara (Dominus Litis), karena hanya institusi Kejaksaan
yang dapat menentukan apakah suatu kasus dapat diajukan ke
Pengadilan atau tidak berdasarkan alat bukti yang sah menurut
Hukum Acara Pidana.
Kejaksaan juga merupakan satu-satunya instansi pelaksana
putusan pidana (executive ambtenaar).
Kejaksaan Tinggi adalah Kejaksaan di Ibukota Propinsi dengan daerah hukum meliputi wilayah Propinsi yang bersangkutan.
 
Kepala Kejaksaan Tinggi dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh seorang Wakil Kepala dan dibantu oleh beberapa orang unsur
pembantu pimpinan dan unsur pelaksana.
Terdapat 31 Kejaksaan Tinggi di Seluruh Wilayah Indonesia.
Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah berada di Jl. Sam Ratulangi No.97, Besusu Bar, Kec. Palu Tim, Kota Palu, Sulawesi Tengah 
Kejaksaan Negeri (biasa disingkat Kejari) adalah lembaga kejaksaan yang berkedudukan di ibu kota kabupaten/kota dan daerah hukumnya
meliputi wilayah kekuasaan kabupaten/kota.
Kejaksaan negeri dipimpin oleh kepala kejaksaan negeri, yang mengendalikan pelaksanaan tugas dan wewenang kejaksaan di daerah hukumnya.
Terdapat 473 Kejaksaan Negeri, dan 64 Cabang Kejaksaan Negeri yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Kejaksaan Negeri Parigi Moutong berada di jalan Jl. Trans Sulawesi, Kampal, Kec. Parigi, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
BIDANG OPERASIONAL KEJAKSAAN

PIDANA UMUM
PIDANA KHUSUS
INTELIJEN
PERDATA DAN TATA USAHA NEGARA
PIDANA MILITER
JAKSA
Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk
bertindak sebagai penuntut umum dan pelaksana putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap serta wewenang lain berdasarkan
PENUNTUT UMUM

Penuntut Umum adalah Jaksa yang diberi wewenang oleh Undang-Undang ini
untuk melakukan Penuntutan dan melaksanakan Penetapan Hakim
01
RADIKALISME
RADIKALISME ADALAH IDEOLOGI YANG MEMPERCAYAI
PERUBAHAN SISTEM MENYELURUH DI MASYARAKAT HANYA BISA
DILAKUKAN DENGAN CARA RADIKAL (DENGAN KEKERASAN

PENGERTIAN SECARA DRASTIS), BUKAN DENGAN CARA EVOLUSIONER DAN


DAMAI

RADIKALISME
02
RADIKALISME AGAMA
TINDAKAN EKSTRIM YANG DILAKUKAN OLEH SESEORANG
ATAU KELOMPOK ORANG YANG CENDERUNG
MENIMBULKAN KEKERASAN DENGAN
MENGATASNAMAKAN AGAMA
RAGAM RADIKALISME

RADIKAL RADIKAL MILISI


RADIKAL GAGASAN PREMANISME
suatu kelompok yang
memiliki pemikiran radikal orang atau beberapa orang melakukan kekerasan
namun belum disertai melakukan tindakan terhadap kelompok lainnya
dengan tindakan kekerasan; kekerasan untuk mencapai karena suatu konflik atau
tujuan tertentu perselisihan

RADIKAL SEPARATIS
RADIKAL TERORISME
suatu kelompok besar yang melakukan
berupa kelompok teroganisir
kekerasan untuk memisahkan diri dari
melakukan tindakan kekerasan sebagai
suatu negara untuk membangun negara
ancaman yang menimbulkan ketakutan.
baru sesuai dengan keinginannya;
Fenomena RADIKALISME memang sangat
kental dikaitkan dengan aksi TERORISME.

Paham radikal dianggap berbahaya karena


dapat memicu aksi yang EKSTRIM dalam
sebuah penolakan yang tidak sesuai
dengan paham yang dianut.
RADIKALISME

Gerakan RADIKALISME KEAGAMAAN sendiri lebih


mengedepankan :

1. Pemahaman literal terhadap teks dan cenderung


mudah menggunakan kekerasan dalam memaksakan
pemahaman mereka.
2. Pandangan yang berbeda atau berseberangan harus
diberangus dan dianggap sesat.
3. Agama dijadikan dalih terhadap pemahaman literal
mereka sehingga tanpa mereka sadari apa yang
mereka perjuangkan adalah ideologi mereka dan
bukan Islam itu sendiri.
CIRI CIRI RADIKALISME

Fanatik terhadap Ketaatan mutlak Menutup diri dari


pendapat sendiri (merasa terhadap pimpinan pergaulan masyarakat
paling benar) tidak kelompoknya dalam diluar alirannya
mengakui pendapat segala hal
orang lain

Menggunakan Keyakinan sangat


Menganggap semua
kekerasan dalam kuat terhadap
yang bertentangan
mewujutkan program yang akan di
denganya bersalah
keinginanya jalankan
PETA KONSENTRASI JARINGAN RADIKAL TERORISME DI INDONESIA

Qoidah Aminah: Dulmatin (JI),


Mustofa (JI/Jat), Abd Sonata
(Kompak), Abu Umar

Kelompok pendanaan
terorisme

MIT Daengkoro Santoso


NII Kalsel

Pok Walid/Ambon
MIB Lampung

NII Tasik Pok Asmar


MIB Abu Omar Pok
& Abu Roban Dayah/Rizal
Pok Bima
Badri Solo

JAT Bali

Sumber : Mbai, 2013


AKSI TERORISME DI INDONESIA
 Pancasila
 UUD 1945 6 Agama
 Konflik Afganistan
 Malaysia

OPS MILITER - Pencegahan


OPS INTELIJEN Penegakan DKPT BNPT - Penindakan
UU Subversif Hukum - Kersin
UU Subversif

ORDE ORDE REFORMASI BOM BALI


LAMA BARU
 Bom Atrium Senen UU No.15/2003
 NII  Cicendo (1981)  Bom Plaza Hayam Wuruk - Bom Hotel JW Marriot - Bom Pipa, Poso
 DI/TII  Teror warman (1981)  Bom Masjid Istiqlal - Bom Kedubes Australia - Pelemparan Bom ke Gub Sulsel
 Kahar Muzakar  Teror Woyla (1981)  Bom Gereja Medan - Bom Bali II - Penyerangan Anggt Polri,Poso
 Daud Beureuh  Bom Borobudur (1985)  Bom Kedubes Filipina - Bom Hotel Ritz Carlton & JW - Bom kantor Polisi,Tasikmalaya
 Bom BEJ Marriot - Bom Ds. Senduro,
 Bom Malam Natal - Bom Buku Lumajang
- Bom Masjid Adzikra, Cirebon - Bom Polres Poso
- Teror racun Sianida,Jakarta - Penembakan Anggt.Polri,
- Bom Gereja Kepunton Cireundeu
- Penyerangan Pos Polisi,Solo - Penembakan Anggt.Polri,
- Bom Pipa,Semarang Ciputat
- Bom Tambora - Penembakan Anggt.Polri,
- Bom Yayasan Yatim Piatu Beji Pondok Aren.
- Pembunuhan anggt. Polres,Poso - Renc. Peledakan Bom
- Bom Kel. Kauwa Poso Malam Tahun
- Bom Pos Polisi Poso Baru, Ciputat, Tangsel
Khususnya yang berada di Kabupaten Parigi Moutong, antara
lain ada :
Mujahidin
Indonesia Timur
(MIT)
POLA PENYEBARAN
RADIKALISME

2 4
Lembaga
Komunikasi
pendidikan.
langsung

1 3
Media massa, Hubungan
merupakan kekeluargaan
penyebaran
paham radikal
paling cepat
MENANGKAL IDEOLOGI RADIKALISME
HARUS TERLEBIH DAHULU DILAKUKAN
MELALUI PEMBENAHAN TERHADAP DIRI
SENDIRI BAIK DARI MENTAL, SIKAP DAN
PERILAKU SEHINGGA TIDAK MUDAH
UNTUK TERHASUT DALAM JARINGAN
YANG RADIKAL
MENANGKAL IDEOLOGI
RADIKALISME

2 4
MEMBENTUK MENGENALI MODUS-
PEMAHAMAN BAHWA MODUS PEREKRUTAN
SEJARAH PEMBENTUKAN JARINGAN RADIKAL,
BANGSA DAN NEGARA DENGAN MENGETAHUI
INDONESIA DIBENTUK MODUS PEREKRUTAN
ATAS DASAR HETEROGEN MAKA KITA AKAN
BUKAN HOMOGEN MUDAH UNTUK
MENGHINDARI
KEJADIAN TERSEBUT
1 3
PERKUAT KEYAKINAN
SELALU KRITIS
DIRI DAN
MEMPELAJARI WALAUPUN
AGAMA ISLAM DALAM KONTEK
SECARA SELURUHNYA MEMBICARAKAN
JANGAN SEPOTONG- TENTANG AGAMA
SEPOTONG DAN
BELAJARLAH KEPADA
AHLINYA.
KELUARGA JUGA MERUPAKAN FAKTOR
TERPENTING DALAM MENANGKAL IDEOLOGI
RADIKALISME

JALINLAH KOMUNIKASI DIANTARA KELUARGA DAN


APABILA TERDAPAT KEJANGGALAN SEPERTI PERUBAHAN
SIKAP DAN PERILAKU DIANTARA SALAH SATU KELUARGA
MAKA SEGERA MENANYAKAN HAL YG SEDANG TERJADI

MENANGKAL DAN BERI PERHATIAN YG LEBIH

IDEOLOGI
RADIKALISME PERAN PEMERINTAH JUGA SANGAT PENTING
SEPERTI MEMPERTAJAM KURIKULUM TENTANG
PENDIDIKAN AGAMA SERTA PEMBENTUKAN JATI
DIRI SISWA (EKSTRA KULIKULER) SERTA
MENANAMKAN IDEOLOGI PANCASILA YG KUAT
KEPADA PARA SISWA, KARENA IDEOLOGI HARUS
JUGA DILAWAN DENGAN IDEOLOGI.
Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Perubahan
Atas
UU No. 15 Tahun 2003 Tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2002 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme

Menjadi babak baru dalam penanggulangan terorisme yang lebih


komprehensif, meliputi pencegahan, penegakan hukum atau penindakan
(pemberantasan, penanggulangan), dan perlindungan termasuk pemulihan
korban
dan kompensasinya, kelembagaan dan pengawasan.

KEJAKSAAN MEMILIKI PERAN YANG BESAR


DALAM UU ANTITERORISME UNTUK
MENANGGULAINI TERORISME.
APA ITU
NAPZA?
NAPZA
NARKOTIKA
NA Bahan yang berasal dari 3 jenis tanaman candu, kokain, dan ganja

PSIKOTROPIKA

P Bahan lain yang tidak mengandung narkotika, merupakan zat buatan atau hasil
rekayasa yang dibuat dengan mengatur struktur kimia

ZAT ADIKTIF LAINNYA


ZA zat atau bahan selain Narkotika, Psikotropika yang apabila disalahgunakan
dapat menimbulkan ketergantungan dan kerugian baik bagi dirinya dan/atau
lingkungannya alkohol, thinner, cat, lem, kafein, nikotin, tembakau,
minuman beralkohol.
3 GOLONGAN NARKOTIKA :
UU NO. 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA

GOLONGAN 1
Hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan.

HE CONTOH : Heroin, Kokain dan Ganja


RO A IN
IN KOK
3 GOLONGAN NARKOTIKA :
UU NO. 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA

GOLONGAN 2
Berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan
dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.

MO CONTOH : Morfin dan Peditin


RF I TIN
IN PED
3 GOLONGAN NARKOTIKA :
UU NO. 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA

GOLONGAN 3
Berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan.

CONTOH : Codein CODEIN


Contoh Narkoba Jenis Sabu-Sabu
MAUKAH KITA
MENJADI
SEPERTI INI ?
 Dampak Fisik
● Mengganggu sistem kerja jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler)
seperti: infeksi akut pada otot-otot jantung, serta mengalami gangguan pada
sistem peredaran darah.
● Terganggunya fungsi otak dan perkembangan normal pada remaja (mudah
lupa, sulit konsentrasi).
● Mengalami gangguan/timbul penyakit pada kulit (dermatologis) misalnya :
penanahan (abses), alergi.
● Mengalami gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: tertekannya fungsi

Dampak pernapasan, kesulitan dalam bernafas, serta pengerasan jaringan dalam paru-
paru.

Penyalahgunaan
● Sering mengalami sakit kepala, mual dan muntah, suhu tubuh meningkat,
pengecilan hati dan kesulitan tidur (insomnia).

Narkoba
● Mengalami dampak negatif pada kesehatan reproduksi dimana pemakai
mengalami gangguan pada endokrin, seperti: penurunan fungsi hormon
reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi
seksual.
● Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain
perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi,
dan amenorhoe (tidak haid).
● Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum
suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B,
C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya.
● Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu
konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over
dosis bisa menyebabkan kematian.
● Gangguan pada sistem syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi,
gangguan, kesadaran, kerusakan syaraf tepi.
 Dampak Psikis
● Lamban Kerja, ceroboh kerja, sering teganggu dan

Dampak gelisah.
● Hilang kepercayaan diri, apathis, sering berkhayal,
Penyalahgunaan penuh curiga.

Narkoba ● Agitatif, menjadi ganas, dan berperilaku brutal.


● Sulit konsentrasi, perasaan kesal dan tertekan.
● Cenderung menyakiti diri sendiri, tidak aman
bahkan bunuh diri.
● Sopan santun hilang, tidak lagi peduli dengan
orang lain, jadi orang asosial.
 Dampak Tidak Langsung Narkoba Yang Disalahgunakan
● Akan banyak uang yang dibutuhkan untuk penyembuhan dan
perawatan kesehatan pecandu jika tubuhnya rusak
digerogoti zat beracun.
● Dikucilkan dalam masyarakat dan pergaulan orang baik-
baik. Selain itu biasanya tukang candu narkoba akan
Dampak bersikap anti sosial.
● Keluarga akan malu besar karena punya anggota keluarga
Penyalahgunaan yang memakai zat terlarang.

Narkoba ● Kesempatan belajar hilang dan mungkin dapat dikeluarkan


dari sekolah atau perguruan tinggi alias DO / drop out.
● Tidak dipercaya lagi oleh orang lain karena umumnya
pecandu narkoba akan gemar berbohong dan melakukan
tindak kriminal.
● Dosa akan terus bertambah karena lupa akan kewajiban
Tuhan serta menjalani kehidupan yang dilarang oleh ajaran
agamanya.
● Bisa dijebloskan ke dalam tembok derita / penjara yang
sangat menyiksa lahir batin.
UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika

112 114

Pasal 112 Pasal 114


Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum

MEMILIKI, MENYIMPAN, MENGUASAI, atau menawarkan untuk DIJUAL, MENJUAL, MEMBELI,

MENYEDIAKAN Narkotika Golongan I bukan tanaman, MENERIMA, MENJADI PERANTARA DALAM JUAL BELI,

dipidana dengan PIDANA PENJARA PALING SINGKAT MENUKAR, ATAU MENYERAHKAN Narkotika Golongan I,
dipidana dengan PIDANA PENJARA SEUMUR HIDUP
4 (EMPAT) TAHUN DAN PALING LAMA 12 (DUA
ATAU PIDANA PENJARA PALING SINGKAT 5 (LIMA)
BELAS) TAHUN dan pidana denda paling sedikit
TAHUN DAN PALING LAMA 20 (DUA PULUH) TAHUN
Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan
dan pidana denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00
paling banyak Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar
(satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp
rupiah).
10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika

115 127

Pasal 115 Pasal 127


Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum Setiap Penyalah Guna:
MEMBAWA, MENGIRIM, MENGANGKUT, ATAU a. Narkotika Golongan I bagi diri sendiri dipidana
MENTRANSITO Narkotika Golongan I, dipidana dengan PIDANA PENJARA PALING LAMA 4
dengan PIDANA PENJARA PALING SINGKAT 4 (EMPAT) TAHUN;
(EMPAT) TAHUN DAN PALING LAMA 12 (DUA BELAS) b. Narkotika Golongan II bagi diri sendiri dipidana
TAHUN dan pidana denda paling sedikit dengan PIDANA PENJARA PALING LAMA 2
Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan (DUA) TAHUN; dan
paling banyak Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar c. Narkotika Golongan III bagi diri sendiri dipidana
rupiah). dengan PIDANA PENJARA PALING LAMA 1
(SATU) TAHUN.
BULLYING

Apa itu Bullying?

Bullying adalah tindakan yang


dilakukan oleh
seseorang/sekelompok orang yang
merasa lebih kuat/lebih berkuasa
dengan sengaja menyakiti/menakut-
nakuti orang yang lebih lemah
BENTUK BULLYING

2
4
Physical Bullying
Sexual Bullying

Kekerasan fisik biasanya


tindakan seksual
seperti mendorong,
lewat sentuhan fisik
memukul, menampar,
atau nonfisik dengan
meludah, menyandung,
sasaran organ
merusak barang-barang
seksual maupun
korban, dan lain sebagainya
1 3 seksualitas korban

Verbal Bullying Cyber Bullying

Adalah tindakan ialah bullying/perundungan


penghinaan dan pelecehan dengan menggunakan
secara verbal yang teknologi digital
dilakukan kepada orang
lain.
“DAMPAK BULLYING”

1. Masalah Psikologis 2. Gangguan Tidur

3. Keinginan Untuk 4. Sulit Percaya


Mengakhiri Hidup Dengan Orang Lain
TERIMA KASIH
Sosial Media Kejari
www.kejari.parigimoutong.go.id
: @kejari_parimo
: kejari_parigimoutong
: Kejari Parigi Moutong
: Kejaksaan Negeri Parigi Moutong

Anda mungkin juga menyukai