Anda di halaman 1dari 10

Kelompok 9

kasus 3
1. Tri Maryanti 23021014
2. Gita Sandra 23021017
3. Khosiatul fatimah 23021057
4. Silva fitri arianti 23021023
5. Ismawati 23021005
6. Sinta permata dewi 23021067
Kasus 3
oApoteker penanggung jawab di suatu PBF dikota Padang
menerima surat pesanan asli psikotropika dari Apotek di
muaro bungo. Apotek tersebut memesan esilgan 1 mg
sebanyak 5 box.
oApakah tindakan yang diambil oleh APJ terhadap SP
tersebut ?
oApasaja hal yang harus di perhatikan untuk distribusi obat
psikotropika ?
1.
 Sebagai APJ terlebih dahulu kita melakukan pengecekan terhadap surat pesanan
tersebut apakah sudah sesuai seperti mencantumkan nama sarana di sertai nomor
izin dan alamat lengkap termasuk nomor telepon dan stempel sarana
mencantumkan nama, bentuk, kekuatan sediaan, jumlah dan isi kemasan dari
narkotika, psikotropika dan atau prekursor farmasi yang di pesan .
 Jika SP diterima dari luar daerah maka diperlukan konfirmasi ke dinas kesehatan
dan melakukan pengecekan kembali pada apotek yang memesan tersebut karna
melakukan pemesanan dalam jumlah yang banyak untuk mencegah
penyalahgunaan.
2.
 Penyaluran Psikotropika dalam bentuk obat jadi oleh Industri
Farmasi kepada PBF hanya dapat dilakukan oleh Industri
Farmasi pemilik izin edar.
 Penyaluran Psikotropika dalam bentuk bahan baku hanya dapat
dilakukan oleh PBF yang memiliki izin sebagai IT (Importir
Terdaftar) Psikotropika kepada Industri Farmasi dan/ atau
Lembaga Ilmu Pengetahuan
 Penyaluran bahan baku psikotropika hanya dapat dilakukan
berdasarkan surat pesanan dari Apoteker penanggung jawab
produksi dan/atau KepalaLembaga Ilmu Pengetahuan.
 Surat Pesanan Psikotropika hanya dapat digunakan untuk 1
(satu) atau beberapa jenis Psikotropika.
Penvaluran Psikotropika dalam bentuk obat jadi hanya dapat
dilakukan oleh:
1. Industri Farmasi kepada PBF dan Instalasi Farmasi Pemerintah
2. PBF kepada PBF lainnya, Apotek, Instalasi Farmasi Rumah
Sakit, Instalasi Farmasi Klinik, Instalasi Farmasi Pemerintah,
danLembaga Ilmu Pengetahuan
3. Instalasi Farmasi Pemerintah Pusat kepada Instalasi Farmasi
Pemerintah Daerah, Instalasi Farmasi Rumah Sakit milik
Pemerintah, dan Instalasi Farmasi Tentara Nasional Indonesia
atau Kepolisian; dan
4. Instalasi Farmasi Pemerintah Daerah kepada Instalasi Farmasi
Rumah Sakit milik Pemerintah Daerah, Instalasi Farmasi Klinik
milik Pemerintah Daerah, dan Puskesmas.
Pengiriman Psikotropika yang Industri Farmasi , PBF, atau Instalasi
dilakukan oleh Farmasi harus dilengkapi dengan:
a. Surat Pesanan
b. Faktur dan/atau surat pengantar barang, paling sedikit memuat:
1. Nama Psikotropika
2. Bentuk sediaan
3. Kekuatan
4. Kemasan
5. Jumlah
6. Tanggal Kadaluarsa; dan
7. Nomor Batch
Penyerahan Psikotropika hanya dapat dilakukan oleh :
a. Apotek
b. Puskesmas
c. Instalasi Farmasi Rumah Sakit
d. Instalasi Farmasi Klinik, dane. Dokter
• Apotek hanya dapat menyerahkan Psikotropika kepada:
b. Apotek Lainnya
b. Puskesmas
c. Instalasi Farmasi Rumah sakit
d. Instalasi Farmasi Klinik
e. Dokter, danf. Pasien
Tempat penyimpanan Psikotropika di fasilitas produksi, fasilitas
distribusi, dan fasilitas pelayanan kefarmasian harus mampu
menjaga keamanan, khasiat, dan mutu.
• Tempat penyimpanan Psikotropika dapat berupa gudang, ruangan
atau lemari khusus
• Tempat penyimpanan Psikotropika dilarang digunakan untuk
menyimpan barang selainNarkotika.
TERIMA KASIH

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including


icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai