Anda di halaman 1dari 16

KEPRIBADIAN DALAM

PERSPEKTIF AGAMA
Ahmad Saifuddin, M.Psi., Psikolog
IAIN Surakarta
KEPRIBADIAN MENURUT KRISTIANI
• Katekismus Westminster menyatakan bahwa tujuan hidup
manusia adalah memuliakan Allah dan menikmati Dia
selama-Nya. Semua aspek dalam kehidupan manusia
haruslah untuk kemuliaan Allah. Tidak ada satupun yang
tersisa untuk kemuliaan diri.
• Definisi gangguan menurut Alkitab adalah menyimpang
dari tujuan hidup manusia semula yang sudah ditetapkan
oleh Allah.
• Roma 7:14-20 menyatakan bahwa kecenderungan
manusia untuk mencari kemuliaan diri adalah karena
manusia telah jatuh kepada pemerintahan dosa.
KOMPONEN KEPRIBADIAN MENURUT
KRISTIANI
1. Debu. Allah membentuk Adam dari debu tanah (tubuh)
dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya
(roh), dan manusia pun menjadi "makhluk yang hidup"
(jiwa; Kej 2:7).
2. Jiwa (Ibr. _nephesh_; Yun. _psyche_) sering
diterjemahkan "hidup", secara singkat dapat didefinisikan
sebagai aspek non-materi dari pikiran, perasaan, dan
kehendak dalam kepribadian manusia yang menjadi hasil
perpaduan roh dan tubuh. Jiwa bersama dengan roh
manusia akan hidup terus ketika tubuh seseorang
meninggal. Jiwa demikian terkait dengan batin
seseorang sehingga sering kali dipakai sebagai sinonim
untuk "orang" (mis. Im 4:2; 7:20; Yos 20:3).
TANGGUNG JAWAB KEPRIBADIAN MENURUT
KRISTIANI
1. Menjalin hubungan kasih pribadi dengan
Tuhan.
2. Mengasihi diri-Nya melebihi segala
sesuatu.
3. Menikah monogami seumur hidup.
4. Menaklukkan bumi dan berkuasa di bumi.
SIFAT KEPRIBADIAN MENURUT KRISTIANI
1. Lemah Lembut dan Rendah Hati (Matius 11: 29).
2. Melayani dan memberi (Matius 20: 28).
3. Mengasihi musuh dan semua orang (Matius 5:46)
4. Sabar dan mau mengampuni (Kolose 3:13)
5. Taat (Filipi 2: 8).
6. Kebaikkan. Kemurahan, kesetiaan, penguasaan diri dll
(Galatia 5:22-23)
KEPRIBADIAN MENURUT BUDDHA
• Buddhism memandang apa yang disebut manusia adalah
lima agregat kehidupan (Panca Khandha) yang terdiri dari
unsur jasmani (Rupa), perasaan(Vedana),
pencerapan (Sanna), bentuk-bentuk pikiran (Sankhara),
dan kesadaran (Vinnana).
• Keempat agregat selain jasmani merupakan unsur batin
(nama). Jasmani dan batin eksis dalam bentuk unit-unit
materi dan mental yang terdiri dari banyak unsur atau
elemen, yang senantiasa bergerak, interdependen dan
berinteraksi satu sama lain tanpa substansi inti pribadi
yang berdiri sendiri
TIPE KEPRIBADIAN MENURUT BUDDHA
• Tipe-tipe kepribadian disebut watak (carita) yang
digolongkan berdasarkan sifat atas keadaan batin yaitu:
(a) raga carita, adalah kecenderungan melekati terhadap
obyek menyenangkan, (b) dosa carita adalah
kecenderungan pemarah dan kebencian yang tanpa
alasan, (c) moha carita adalah watak ketidaktahuan
terhadap segala sesuatu termasuk harta dunia, (d) vitakka
carita adalah watak kekhawatiran atau pikiran yang tidak
terkendalikan, (e) saddha carita adalah watak yang
mudah percaya, (f) budhi carita adalah watak kecerdasan
Watak (carita) Faktor yang mendominasi (kecenderungan). Keadaan mental

Raga carita Cenderung ke arah keindahan, kecantikan, kagum Kemunafikan (maya), kesombongan
(watak penuh nafsu) melihat kebajikan kecil, mudah melupakan kesalahan (mana), banyak keinginan, pesolek,
orang lain, cerdik, sombong, berambisi besar, tidak gampang puas.
mementingkan diri sendiri.
Dosa carita Melaksanakan sesuatu didominasi oleh ketidaksukaan, Kemarahan, permusuhan,
(watak kebencian) cenderung kearah suka marah, jengkel, iri hati, tidak meremehkan, menguasai, iri hati,
senang melihat kesalahan orang lain walaupun kecil, tidak kebencian.
mau tahu terhadap kebajikan orang lain walaupun besar,
suka bermusuhan, memandang rendah orang lain, suka
memerintah dan mendikte orang lain.
Moha carita Melaksanakan sesuatu dengan pandangan yang tidak Kekacauan, kemalasan, gelisah,
(watak kebodohan tepat, cenderung kearah kelemahan batin, suka bingung, cemas, ketidakpastian.
batin) ragu-ragu, khawatir, menggantungkan diri pada orang
lain, berpikir tidak tertata/sistematis, pemalas, pendirian
tidak tetap.
Buddhi carita Melaksanakan sesuatu secara hati-hati, cenderung Siap diajak bicara, banyak teman,
(watak cerdas) memahami kerja hokum alam, senang bermeditasi, penuh kesadaran dan
bersedia mendengarkan nasihat orang lain, mudah kewaspadaan, memiliki usaha
bergaul. terarah serta bijaksana
Vitakka carita Melaksanakan sesuatu secara tergesa-gesa, cenderung Cerewet, suka bergaul, mudah
(watak spekulatif) gugup, menyerah dalam usaha, suka berteori, pikiranya bosan melakukan tindakan, mudah
selalau berkeliaran, tidak suka bekerja untuk kepentingan gagal melaksanakan pekerjaan,
osial. batin berkeliaran, banyak
perencanaan dan jarang
melaksanakan
Saddha carita Kecendrungan mudah percaya,polos, dan biasanya Dermawan, ingin menemui orang
(watak mudah rendah hati bijak, ingin mendengarkan ceramah
percaya) mengenai kebijaksanaan,
sederhana, jujur, memiliki
kepercayaan tinggi.
Watak (carita) Sikab berjalan Sikap berdiri Sikap tidur
Raga Berjalan dengan hati- Berdiri denganMenata tempat tidur secara rapi,
carita dan saddha hati, menurunkan percaya diri tidak tergesa-gesa, berbaring
carita kaki secara perlahan, dan anggun perlahan mengatur tangan dan
menapakkan kaki kaki, bangun dengan cepat ketika
seperti ringan dan dibangunkan, dan memberikan
berpegas. jawaban dengan perlahan dan
ragu.
Dosa Langkah kaki seperti Berdiri dengan Menata tempat tidur dengan serba
carita dan budhi terhentak, kaku. salah, tidur telungkup, tubuh
carita menurunkan dan melintang, ketika dibangunkan
mengangkat kaki bangun secara perlahan dengan
secara cepat, memberikan jawaban seperti
langkah seperti malas.
diseret.
Moha dan vitakka Berjalan secara acak Berdiri dengan Menata tempat tidur serba salah,
carita dan tidak teratur, kacau tidur telungkup, tubuh melintang,
menurunkan kaki ketika dibangunkan bangkit
secara ragu-ragu, secara perlahan dan memberikan
mengangkat kaki jawaban seperti marah.
secara ragu-ragu,
langkah menekan
kebawah secara tiba-
tiba.
watak (carita) Cara melihat Keadaan mental
raga carita Melihat obyek dengan lamban seolah keheranan, Kemunafikan (maya),
kagum ketika melihat kebajikan walaupun kecil, tidak
kesombongan (mana), banyak
lekas bergerak pergi ketika melihat suatu obyek. keinginan, pesolek, tidak
gampang puas.
dosa carita Tidak suka memandang obyek dengan lama, mudah Kemarahan, permusuhan,
lelah melihat obyek, mudah pergi bergegas melihat meremehkan, menguasai, iri hati,
hal lain. kebencian.

moha carita Melihat obyek dan berusaha menirukan tindakan Kekacauan, kemalasan, gelisah,
orang lain walaupun sebenarnya tidak menyukainya. cemas, ketidakpastian.

Saddha carita Melihat obyek dengan lamban seolah keheranan, Dermawan, ingin menemui orang
kagum ketika melihat kebajikan walaupun kecil, tidak bijak, ingin mendengarkan
lekas bergerak pergi ketika melihat suatu obyek ceramah mengenai
kebijaksanaan, sederhana, jujur,
memiliki kepercayaan tinggi.

Buddhi carita Tidak suka memandang obyek dengan lama, mudah Siap diajak bicara, banyak teman,
lelah melihat obyek, mudah pergi bergegas melihat penuh kesadaran dan
hal lain. kewaspadaan, memiliki usaha
terarah serta bijaksana.

Vitakka carita Melihat obyek dan berusaha menirukan tindakan Cerewet, suka bergaul, mudah
orang lain walaupun sebenarnya tidak menyukainya bosan melakukan tindakan,
mudah gagal melaksanakan
pekerjaan, batin berkeliaran,
banyak perencanaan dan jarang
melaksanakan
PSIKOTERAPI AGAMA BUDDHA
• Penyesuaian kepribadian (carita) merupakan tahap pendekatan
dalam pengembangan kepribadian yang merupakan sistem
kerja untuk menyelaraskan tingkah laku manusia agar tercapai
ketentraman batin melalui pendekatan ketenangan
batin (samatha bhavana). Pembimbing yang berpengalaman
akan mempergunakan pengenalan watak secara optimal.
Pendekatan ketenangan batin menurut visuddhimagga
menggunakan empat puluh obyek meditasi ketenangan terdiri
dari (1) Sepuluh macam warna (kasina), (2) Sepuluh jenis
kekotoran (asubha), (3) Sepuluh jenis perenungan (anusati), (4)
Empat kediaman luhur (brahma vihara), (5) Empat keadaan
meditasi mendalam (arupa), (6) Perenungan terhadap makanan
menjijikkan (aharepatikulasanna), (7) Analisis empat unsure
pembentuk materi (catthu dathu vavathana)
Watak (carita) Obyek meditasi Sikap latihan
Raga carita Obyek Sepuluh asubha(obyek mayat) dan Berjalan, berdiri, duduk
kayagatasati (perenungan terhadap badan serta menghindari
jasmani) berbaring.
Dosa carita Empat kediaman luhur (brahma Berdiri dan berjalan
vihara) yaitu, metta, karuna,
mudita dan upekkha dan empat kasina, yaitu,
wama
hijau (nila), putih (oddata), merah (lohita) dan
warna kuning (pita)
Moha carita Anapannasati, obyek keluar masuknya napas Berdiri dan berjalan
Saddha carita Enam anuusati(perenungan) Berdiri dan berjalan
yaitu buddhanussati, dhammanussati,
sanghanvssati, silanussati,
caganussati, dan devatanussati.
Buddhi carita Obyek meditasinya marananussati, Semua posisi.
upasamannusati, aharepatikulasanna,
dan catthudhatuvavathana.
Vitakka carita Anapannasati Berjalan, berdiri
menghindari duduk dan
berbaring.
Semua carita Empat mahabuta (pathavi, apo, tejo, vayo) dan Semua posisi
empat arupa.
KEPRIBADIAN MENURUT HINDU
1. Tipe Kepribadian Brahmana dengan ciri-ciri sebagai
berikut :
• Samo = khusuk/tenang,
• Damas = menguasai panca indra/mampu mengendalikan
diri.
• Tapah = mampu mengendalikan nafsu
• Saucam = suci.
• Arjawa = luhur budinya.
• Ksanti = damai/tenang,
• Jnanam = berpengetahuan.
• Wijnanam = bijaksana/berpengalaman.
• Astikyam = religius.
KEPRIBADIAN MENURUT HINDU
2. Tipe Kepribadian Ksatrya dengan ciri-ciri sebagai
berikut :
• Sauryam = heroisme/pemberani.
• Tejo = lincah.
• Dhritir = teguh .
• Daksyam = pandai menyelesaikan tugas,
• Yuddhe = siap bertempur.
• Apalayamam = tidak pengecut.
• Dana = dermawan.
• Iswarabhawa = bersifat memimpin/ berwibawa.
KEPRIBADIAN MENURUT HINDU

3. Tipe kepribadian Wesya dengan ciri-ciri sebagai berikut


• Krsi = mengusahakan pertanian.
• Gauraksya = memelihara lembu/berternak.
• Wanijyam = berdagang.

4. Tipe kepribadian Sudra dengan ciri-ciri sebagai berikut


• Paricaryatmakam = suka melayani

Empat tipologi kepribadian tersebut lebih dikenal dengan


Catur Warna.
KEPRIBADIAN MENURUT HINDU
• Struktur kepribadian menurut agama Hindu adalah
satwam, rajas, tamas.
• Satwam menghubungkan individu dengan kesenangan
dan kebahagiaan.
• Rajas menghubungkan individu dengan hukum karma,
bersifat mendorong individu untuk kemauan yang kuat.
• Tamas menyebabkan individu menutup diri dari
pengetahuan.
• Konsep Rwabhineda, bahwa Hindu mengajarkan selalu
ada dua sisi dalam satu hal. Sehingga, mengajarkan
individu pada kematangan beragama.

Anda mungkin juga menyukai