Mengenali Diri
FAHRUDDIN FAIZ
Kosmosentris Antroposentris
“Saya tidak peduli dengan hal-hal yang dipedulikan
kebanyakan orang– menghasilkan uang, memiliki rumah
yang nyaman, pangkat militer atau sipil yang tinggi, dan
semua aktivitas lainnya, penunjukan politik,
perkumpulan rahasia, organisasi partai, yang
berlangsung di kota kita. . . Aku akan menetapkan diri
untuk mempersembahkan kepadamu – semuanya – apa
yang saya anggap sebagai layanan terbesar yang
mungkin. Aku akan mencoba membujukmu untuk tidak
terlalu memikirkan apa yang orang miliki dengan apa
yang engkau miliki, sehingga menjadikan dirimu sebaik
dan serasional mungkin.”
--Socrates--
Socrates
WISDOM OF LIFE
Identitas
• Kepribadian dari sudut pandang kita sendiri.
Reputasi
• Kepribadian dari sudut pandang pengamat, yaitu
bagaimana orang lain memikirkan dan menilai kita.
Mengapa Mengenali Diri Sulit
Dilakukan?
Keterbatasan pengalaman
Keterbatasan pengetahuan
Kerumitan Situasi
• Salah memilih pasangan/teman, berusaha dekat dengan orang yang
tidak cocok dengan kita, karena kita tidak mengerti kebutuhan kita
sendiri
• Mengalami ketergantungan pada orang lain
• Gagal mengungkapkan/menjelaskan perasaan kita
• Tidak dapat mengantisipasi dan mengenali perasaan kita
• Dikendalikan oleh masa lalu: Merespon peristiwa di sini dan saat ini
hanya menuruti pola yang ada sejak masa kanak-kanak di kepala kita,
berdasarkan sejarah emosional kita.
• Tidak terlalui jelas tentang ambisi dan keinginan.
• Kehilangan banyak peluang.
• Menghabiskan waktu untuk melakukan sesuatu yang tidak
sesuai.
• Menjadi sangat defensif, menolak mempercayai siapa pun
atau terlalu bersemangat untuk menyenangkan siapapun.
• Terjebak rutinitas dan menjadi seperti katak dalam
tempurung.
• Tidak sadar ekspresi diri: mungkin terlihat sombong
atau dingin, atau cari perhatian, pemalu, ragu-ragu
atau pemarah.
• Kesepian, rasanya orang sulit mengerti kita dan hidup
hanya untuk orang lain saja.
• Kesulitan berempati.
Dari Pengenalan Diri Menuju Penguasaan Diri
Budaya
“AN UNEXAMINED LIFE
IS NOT WORTH LIVING”
Socrates
“Is it true; is it kind, or is
it necessary?
Socrates
“Ketika Socrates dan Plato berbicara tentang pengetahuan diri,
mereka tidak bermaksud seperti introspeksi. Sebaliknya, mereka
menggunakan apa yang dikenal sebagai dialektika: argumen bolak-
balik antara para pendebat yang siap untuk menantang ide satu sama
lain. Itu adalah pelajaran kebalikan dari introspeksi. Jika engkau ingin
mengetahui pemikiranmu, engkau harus mencoba meyakinkan orang
lain tentang ide tersebut”.
(Dr. Mitchell Green, Know Thyself: The Value and Limits of Self-Knowledge)
Feedback Coachability
Pandangan, komentar, kritik Mau mendengarkan,
orang lain tentang kita menginternalisasi, dan
mencoba memperbaiki diri
Orang-orang mempekerjakan
sesuai dengan feedback
kita, memecat kita,
mempromosikan kita, Lawancoachability: defensif,
memercayai kita, sombong, tidak peduli.
meminjamkan uang kepada
kitaberdasarkan cara mereka
memandang kita.
ANALISIS DIRI
BEHAVIOR PERSONALITY ATTITUDES PERCEPTIONS