Anda di halaman 1dari 22

ONE MUST BE SOMETHING IN

ORDER TO DO SOMETHING
WOLFGANG GOETHE
IDENTITAS
A reflective self-conception or self-image that we each derive from our
family, gender, cultural, ethnic, and individual socialization process.
• Sebuah konsepsi diri reflektif atau citra diri yang kita simpulkan berdasarkan keluarga kita,
gender, budaya, etnis, dan proses sosialisasi individu.

The distinct personality of an individual regarded as a persisting entity.

• Kepribadian khusus dari seseorang yang dianggap sebagai sesuatu yang menetap.

A sense of individual autonomy.

• Rasa otonomi individu


PERSONAL IDENTITY
CULTURAL IDENTITY
SOCIAL IDENTITIES
Racial Identity
Ethnic Identity
Gender Identity
National Identity

Identitas
Regional Identity
Organizational Identity
Cyber/Fantasy Identity
OTHERS:
Umur,
Agama,
Kemampuan,
Kelas Sosial,
dll
VARIABEL PENGENAL DIRI

▪ Self Esteem
▪ The way we see, think and Self blame
Low Self
Esteem
feel about ourselves.
▪ Self Worth Negative
Failure
▪ The way we value ourselves. Expectancies

▪ Self Opinion Low Efforts,


High
▪ The judgement we make of Anxiety
ourselves.
KRISIS IDENTITAS

▪ Tidak pasti tentang siapa diriku


▪ Tidak terhubung dengan masyarakat, merasa asing di
hadapan yang lain
▪ Selalu menuntut untuk diakui dan dihargai
▪ Merasa sangat penting di hadapan yang lain.
GAYA REMAJA MEMBANGUN IDENTITAS

• Melalui simbol-simbol, mengikuti tata nilai sesuai


afiliasi kelompok/masyarakat tertentu
• Melalui perilaku-perilaku ‘terlarang’ dan
‘pemberontakan’– dengan asumsi: 1) mereka akan
dipandang dewasa/penting serta diakui
keberadaannya, 2) mereka memisahkan diri dari
orang tua atau figur-figur otoritatif lainnya, untuk
tetap diterima oleh sejawatnya.
• Melalui idola-idola
PERSPEKTIF TENTANG KONSTRUKSI IDENTITAS

Fatalisme Humanisme Dualisme Konstruktivisme

Pasrah Mengaktualkan Memilih Membentuk


PLAYING
YOUR ROLE? BEING
YOURSELF?

COMMON
POWERPOINT PRESENTATION
PROBLEM
Identitas Personal
▪ Apakah engkau orang yang sama dengan dirimu 5 detik yang
lalu, tadi malam, atau tahun lalu?
▪ Bagaimana engkau tahu?
▪ Apa yang menjadi bukti identitas pribadi kita sepanjang waktu?
Apa yang membuat engkau menjadi orang yang sama
sepanjang hidupmu?
▪ Bagaimana caramu menjawab pertanyaan ini?
▪ Bagaimana orang lain tahu bahwa engkau adalah orang yang
sama setiap hari?
 Tidak ada ‘diri’ yang tetap sepanjang waktu. Kita
berubah dari satu waktu ke waktu selanjutnya, dan
terus berubah menjadi pribadi yang baru. Menganggap
bahwa ada ‘sesuatu’ yang tetap dan sama dalam diri
kita adalah sebuah ilusi
 Argumen Fisik: Manusia mengalami perubahan. Tubuh
ILLUSION kita seiring berjalannya waktu mengalami kehilangan
dan pemerolehan unsur material. Bahkan setiap 7
THEORY tahun, tampilan fisik kita sepenuhnya mengalami
perubahan.
 Argumen Mental: Persepsi, Pikiran, dan Perasaan kita
senantiasa berubah sepanjang waktu
 Tokoh: David Hume, Heraclitus William James, Buddha
(Anicca: ketidakkekalan, Anatta: Tiada-Aku)
 Pemahaman yang paling sering digunakan
BODY (common-sense): Selama kita berhadapan
THEORY dengan sosok/body yang sama, kita sedang
(PHYSICAL berhadapan dengan orang yang sama,
CONTINUITY) meskipun tubuh secara fisik mengalami
perubahan-perubahan.
 Dibalik fisik ada jiwa. Jiwa yang sama = orang
yang sama.
SOUL  Saat seseorang mati, jiwanya masih ada. Jiwa
THEORY sifatnya immateri, diluar ruang dan waktu.
(PSYCHOLOGICAL  Inspirasi dari gagasan Plato tentang jiwa dan
CONTINUITY) kerinduannya untuk dibebaskan dari tubuh fisik
yang tidak sempurna menuju realitas
sempurna (idea)
 Tokoh: John Locke
 Seseorang adalah orang yang 'sama' dari waktu ke
waktu jika mereka memiliki ‘isi' ingatan yang sama.
Seseorang dapat berubah fisik sejak masa kanak-kanak
dan seterusnya, tetapi jika mereka memiliki struktur
memori dasar yang sama maka mereka adalah orang
MEMORY yang 'sama’.
 Bayangkan kita berada di reuni sekolah 20 tahun kemudian
THEORY dan kita ingin tahu apakah seseorang adalah orang yang
sama yang kita ingat 20 tahun yang lalu. Yang perlu kita
lakukan hanyalah mengobrol dengan orang itu dan
membicarakan kenangan masa lalu dari sekolah. Jika orang
tersebut mengingat peristiwa-peristiwa itu, tampaknya logis
untuk menyimpulkan bahwa itu sebenarnya adalah orang
yang sama.
AKU MENURUT DIRIKU, AKU MENURUT ORANG
LAIN, AKU YANG SEBENARNYA

Whenever two people meet, there are really six


people present. There is each man as he sees
himself, each man as the other person sees him,
and each man as he really is.
WILLIAM JAMES
MENGENALI DIRI

I Know I Don’t Know


Others Know Open Blind
Others Don’t Know Hidden Unknown
Self-Identity 1:
Menjadi Diri Sendiri

“The snow goose need not bathe to make itself white. Neither
need you do anything but be yourself.”
(Lao-Tzu)

“Be who you are and say what you feel because those who mind
don't matter and those who matter don't mind.”
(Dr. Seuss)
Self-Identity 2:
Dibentuk-Diupayakan

“Life isn’t about finding yourself. Life is about creating yourself.”


(George Bernard Shaw)

“A man is but the product of his thoughts. What he thinks, he becomes”.


(Mahatma Gandhi)
Self-Identity 3:
On Going Process

“We know what we are, but not what we may be.”


(William Shakespeare)

“When I let go of what I am, I become what I might be.”


(Lao-Tzu)
“The best way to find yourself is to
lose yourself in the service of others.”
MAHATMA GANDHI
HOW DO I KNOW WHO I AM OR
WHERE I AM? HOW COULD A SINGLE
WAVE LOCATE ITSELF IN AN OCEAN?
RUMI

Anda mungkin juga menyukai