Anda di halaman 1dari 41

KEPERAWATA

N HARGA DIRI
RENDAH
Disusun oleh:

- Sri Choirillaily (1510711001)


- Nadha Nisrina (1510711019)
- Siti Faridah Rukhomah (1510711030)
- Tripuji Lestari (1510711031)
- Elia Eka Saputrie (1510711034)
- Ectastia Puspa Andara (1510711036)
- Ultazmi Alfina (1510711042)
- Tyas Aulia (1510711055)
- Siti Ropiah (15107110)
PENGERTIAN KONSEP DIRI

Konsep diri sebagai keseluruhan ide, pikiran, ,


kepercayaan, dan keyakinan yang diketahui individu
tentang dirinya dan memengaruhi individu dalam
berhubungan dengan orang lain. Termasuk disini adalah
persepsi individu terhadap sifat dan kemampuannya
interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai
yang berkaitan dengan pengalaman dan obyek, tujuan serta
keinginannya (stuart dan laraia, 2005)
Lanjutan…

Konsep diri belum muncul saat bayi, tetapi mulai berkembang


secara bertahap. Bayi mampu mengenal dan membedakan dirinya
dengan orang lain serta mempunyai pengalaman dalam
berhubungan dengan orang lain. Konsep diri dipelajari melalui
pengalaman pribadi setiap individu, hubungan dengan orang lain,
dan interaksi dengan dunia di luar dirinya. Memahami konsep diri
penting bagi perawat karena asuhan keperawatan diberikan secara
utuh bukan hanya penyakit tetapi menghadapi individu yang
mempunyai pandangan, nilai dan pendapat tertentu tentang dirinya.
Lanjutan…

Konsep diri adalah kombinasi dinamis yang terbentuk selama bertahun-tahun dan
dipengaruhi juga oleh beberapa hal, yaitu:
• Reaksi dari orang lain terhadap tubuh seseorang
• Persepsi secara terus menerus dari reaksi dari seseorang terhadap diri
• Hubunga dengan diri dan orang lain
• Struktur kepribadian
• Persepsi terhadap rangsang yang berakibat pada diri
• Pengalaman masa lalu dan masa kini
• Perasaan saat ini tentang fisik, emosi dan social diri
• Harapan tentang diri (Potter dan Perry, 2005)
RENTANG RESPONS KONSEP DIRI

Konsep diri seseorang terletak pada suatu rentang respons antara ujung adaptif dan ujung maladaptif, yaitu
aktualisasi diri, konsep diri positif, harga diri rendah, kekacauan identitas, dan depersonalisasi.

Keterangan :
• Aktualisasi diri : Pernyataan tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang pengalaman sukses
• Konsep diri positif : apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam perwujudan dirinya
• Harga diri rendah : Perasaan negative terhadap diri sendiri, termasuk kehilangan rasa percaya diri, tidak
berharga, tidak berdaya, pesimis
• Kerancauan identitas : kegagalan individu untuk mengintegrasikan berbagai indentifikasi masa kanak-
kanak kedalam kepribadian psikososial dewasa yang harmonis
• Dipersonalisasi : Perasaan tidak realistic dalam kegiatan dari diri sendiri, kesulitan membedakan diri
sendiri, merasa tidak nyata dana sing baginya.
Lanjutan…

Rentang respons konsep diri yang paling adaptif • mempunyai dedikasi untuk bekerja,
adalah aktualisasi diri. Menurut Maslow • kreatif, fleksibel, spontan, dan mengakui
karakteristik aktualisasi diri meliputi: kesalahan,
• realistik, • terbuka dengan ide-ide baru,
• cepat menyesuaikan diri dengan orang lain, • percaya diri dan menghargai diri,
• persepsi yang akurat dan tegas, • kepribadian yang dewasa,
• dugaan yang benar terhadap • dapat mengambil keputusan,
kebenaran/kesalahan, • berfokus pada masalah,
• akurat dalam memperbaiki masa yang akan • menerima diri seperti apa adanya,
datang,
• memiliki etika yang kuat,
• mengerti seni, musik, politik, filosofi,
• mampu memperbaiki kegagalan.
• rendah hati,
Perilaku yang berhubungan dengan harga diri yang rendah (Stuart
dan Sundeen, 1998) yaitu identitas kacau dan depersonalisasi.

1. Perilaku dengan harga diri yang rendah: • Keluhan-keluhan fisik


• Mengkritik diri sendiri atau orang lain • Pandangan hidup tereksplorasi
• Produktifitas menurun • Mengingkari kemampuan diri sendiri
• Destruktif pada orang lain • Mengejek diri sendiri
• Gangguan berhubungan • Mencederai diri sendiri
• Merasa diri lebih penting • Isolasi social
• Merasa tidak layak • Penyalahgunaan zat
• Rasa bersalah • Menarik diri dari realitas
• Mudah marah dan tersinggung • Khawatir
• Perasaan negative terhadap diri sendiri • Ketegangan peran
• Pandangan hidup yang pesimis
Lanjutan…

2.Perilaku dengan identitas • Kekacauan identitas seksual


kacau • Kecemasan yang tinggi
• Tidak mengindahkan moral • Tidak mampu berempati
• Mengurangi hubungan • Kurang keyakinan diri
interpersonal • Mencintai diri sendiri
• Perasaan kosong • Masalah hubungan intim
• Perasaan yang berubah-ubah • Ideal diri tidak realistik
Lanjutan…

3. Perilaku dengan depersonalisasi


Afek: Persepsi
• Identitas hilang • Halusinasi pendengeran dan
• Asing dengan diri sendiri pengelihatan
• Perasaan tidak aman, rendah • Tidak yakin akan jenis
diri, takut, dan malu kelaminnya
• Perasaan tidak rrealistik • Sukar membedakan diri dengan
• Merasaa sangat terisolasi orang lainnya
Lanjutan…

Kognitif Perilaku
• Sukar membedakan diri dengan • Afek tumpul
orang lainnya • Pasif dan tidak ada respon emosi
• Disorientasi waktu • Komunikasi tidak selaras
• Penyimpangan pikiran • Tidak dapat mengontrol perasaan
• Daya ingat terganggu • Tidak ada inisiatif dan tidak
• Daya penilaian terganggu mampu mengambilkeputusan
• Menarik diri dari lingkungan
• Kurang bersemangat
TANDA DAN GEJALA
Berikut adalah tanda dan gejala harga diri rendah :
• Mengkritik diri sendiri
• Perasaan tidak mampu
• Pandangan hidup yang pesimis
• Penurunan produktivitas
• Penolakan terhadap kemampuan diri
 
Selain data diatas, kita dapat juga mengamati penampilan seseorang dengan gangguan harga
diri rendah, terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera
makan kurang, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, bicara lambat
dengan nada suara lemah
KOMPONEN KONSEP DIRI

1. Citra Tubuh (Body Image)


Citra tubuh adalah kumpulan sikap individu baik yang disadari
maupun tidak terhadap tubuhnya, termasuk persepsi masa lalu atau
sekarang mengenai ukuran, fungsi, keterbatasan, makna, dan objek yang
kontak secara terus-menerus (anting, make up, pakaian, kursi roda, dan
sebagainya) baik masa lalu maupun sekarang.

2. Ideal Diri (Self-Ideal)


Ideal diri adalah persepsi seseorang tentang bagaimana dia harus
berperilaku sesuai dengan suatu standar tertentu (Stuart dan Laraia, 2005)
Lanjutan…

3. Harga Diri (Self- Esteem)


Harga diri adalah perasaan tentang nilai, harga atau manfaat dari diri sendiri yang
berasal dari kepercayaan positif atau negative seorang individu tentang kemampuannya
dan menjadi berharga (fortinash et al, 1999). Menurut Stuart dan Laraia (2005), harga diri
adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang ingin dicapai dengan menganalisa seberapa
jauh perilaku memenuhi ideal diri.

4. Peran (Role)
Serangkaian pola sikap, perilaku, nilai, dan tujuan yang diharapkan oleh masyarakat
sesuai posisinya di masyarakat/kelompok sosialnya. Peran memberikan sarana untuk
berperan serta dalam kehidupan sosial dan merupakan cara untuk menguji identitas
dengan memvalidasi pada orang yang berarti.
Lanjutan…

5. Identitas Diri
Identitas adalah kesadaran tentang “diri sendiri” yang dapat
diperoleh individu dari observasi dan penilaian terhadap dirinya,
serta menyadari individu bahwa dirinya berbeda dengan orang
lain. Pengertian identitas adalah organisasi, sintesis dari semua
gambaran utuh dirinya, serta tidak dipengaruhi oleh pencapaian
tujuan, atribut/jabatan, dan peran. Dalam identitas diri ada
otonomi yaitu mengerti dan percaya diri, hormat terhadap diri,
mampu menguasai diri, mengatur diri, dan menerima diri.
PROSES KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri termasuk penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak realistic
2) Faktor yang mempengaruhi penampilan peran, yaitu peran yang
sesuai dengan jenis kelamin, peran dalam pekerjaan, dan peran yang
sesuai dengan kebudayaan.
3) Factor yang mempengaruhi identitas diri, yaitu orang tua tidak
percaya pada anak, tekanan teman sebaya dan kultur social yang
berubah.
Lanjutan…

b. Faktor Presipitasi
1) Faktor presipitasi dapat disebabkan oleh factor dari dalam atau factor dari luar individu. Terdapat 5 kategori:
a) Ketegangan Peran
Merupakan stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami indivisu dalam peran atau posisi yang
diharapkan.
b) Konflik Peran
Ketidaksesuaian peran antar yang dijalankandengan yang diinginkan.
c) Peran Yang Tidak Jelas
Kurangnya peran individu tentang peran yang dilakukannya.
d) Peran Berlebihan
Kurang sumber yang adekuat untuk menampilkan seperangkat peran yang kompleks.
e) Perkembangan Transisi
Yaitu perubahan norma yang berkaitan dengan nilai untuk menyesuaikan diri.
Lanjutan…

2)Situasi Transisi Peran


Bertambah atau berkurangnya orang penting dalam kehidupan individu melalui
kelahiran atau kematian orang yang berarti.
3)Transisi Peran-Sehat Sakit
Peran yang diakibatkan oleh keadaan sehat atau sakit. Transisi ini dpaat
disebabkan:
a) Kehilangan bagian tubuh
b) Perubahan ukuran dan bentuk, penampilan, atau fungsi tubuh
c) Perubahan fisik yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkemabangan
d) Prosedur pengobatan dan perawatan
Lanjutan…

4) Ancaman fisik seperti pemakaian oksigen, kelelahan, ketidakseimbangan bio-kimia, gangguan pengguanaan
obat, alcohol, dan zat.
Jangka Pendek Jangka Panjang
a.Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisi a.Menutup Identitas
Contoh: Pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonton tv Contoh: terlalu cepat mengadopsi identitas yang disenangi dari
terus menerus orang-orang yang berarti, tanpa mengindahkan hasrat, aspirasi
atau potensi diri sendiri.
a.Kegiatan mengganti identitas sementara b.Identitas Negatif
Contoh: Ikut kelompok social, keagamaan, politik Asumsi yang bertentangan dengan nilai dan harapan masyarakat
b.Kegiatan yang memberi dukungan sementara
Contoh: Kompetisi olahraga, kontes popularitas

b.Kehilangan mencoba menghilangkan anti identitas


sementara
Contoh: Penyalahgunaan obat-obatan
Lanjutan…

2. Masalah Keperawatan
Masalah gangguan konsep diri berhubungan dengan rasa
bersalah sering menimbulkan kekacauan dan mengakibatkan
respon koping yang maladaptive. Respon ini dapat dilihat
bervariasi pada berbagai individu, yang mengalami ancaman
integritas atau harga diri. Masalah keperawatan dan contoh
diagnose keperawatan lengkap yang berkaitan dengan
gangguankonsep diri, lihat table berikut ini.
Lanjutan…

Masalah keperawatan yang berhubungan dengan konsep diri:


Masalah Keperawatan Utama Contoh Diagnosa Keperawatan yang Lengkap

a. Gangguan gambaran diri  Gangguan gambaran diri b.d Harga diri rendah
 Gangguan gamabarn diri b.d deficit perawatan diri

a. Gangguan identitas diri  Gangguan identitas diri b.d perubahan penampilan peran
 Gangguan identitasb.d keracunan obat yang dimanifestasikan dengan
control impuls yang kacau dan hilang

a. Gangguan penampilan peran  Gangguan penampilan peran b.d harga diri rendah
a. Gangguan harga diri  Harga diri rendah b.d ideal diri yang tidak realistic
 Harga diri rendah b.d ideal diri terlalu tinggi
PERENCANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

a. Tujuan Umum
Meningkatkan aktualisasi diri klien: dengan membantu menumbuhkan,
membangunkan, menyadari potensi sambal mencari kompensasi
ketidakmampuan.

b. Tujuan Khusus
Klien dapat mengenal dukungan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan
masalah yang berhubungan dengan konsep diri dan membantu klien agar lebih
mengerti akan dirinya secara cepat.

C. Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan membantu klien mengidentifikasikan penilaian tentang
situasi dan perasaan yang terkait, guna meningkatkan penilaian diri dan
kemudian melakukan perubahan perilaku. Pendekatan penyelesaian masalah
ini memerlukan tindakan yang bertahap sebagai berikut:
1. Memperluas kesadaran diri; Tahap memperluas kesadaran diri

Prinsip Rasional Tindakan


Membina Hubungan Sikap perawat yang  Menerima klien apa adanya
Saling Percaya terbuka dapat  Dengarkan klien
mengurangi perasaan  Dorong klien mendiskusikan
yang terancam dan pikiran dan perasaanya
membantu klien  Respon yang tidak mengadili
menerima semua aspek  Katakana bahwa klien adalah
dirinya individu yang berharga,
bertanggung jawab, dan
dapat menolong diri sendiri
2. Menyelidiki diri; Membantu klien menyelidiki diri
Prinsip Rasional Tindakan
Bantu klien Dengan menunjukkan  Motivasi klien mengekspresikan emosi,
menerima sikap menerima perasaan keyakinan perilaku dan pikirannya
perasaan dan dan pikiran klien, maka  Gunakan komunikasi terapeutik dan
pikirannya klien akan melakukan hal empati
yang sama  Catat pikiran yang logis, observasi
respon emosi

Menolong klien Keterbukaan persepsi diri  Tumbuhkan persepsi klien terhadap


menjelaskan adalah awal untuk kekuatan dan kelemahannya
konsep dirinya merubah suasana sepi dan  Bantu klien menurunkan self idealnya
dan hubungannya dapat mengurangi ansietas  Bantu klien menjelaskan hubungannya
dengan orang lain dengan orang lain
secara terbuka
Menolong klien Keterbukaan persepsi diri  Tumbuhkan persepsi klien terhadap kekuatan dan
menjelaskan konsep adalah awal untuk merubah kelemahannya
dirinya dan hubungannya suasana sepi dan dapat  Bantu klien menurunkan self idealnya
dengan orang lain secara mengurangi ansietas  Bantu klien menjelaskan hubungannya dengan orang
terbuka lain

Menyadari dan Kesadaran diri akan membantu  Sadari perasaan sendiri lebih baik perasaan negative dan
mengontrol perasaan penampilan model perilaku dan positif dalam berhubungan
perawat membatasi efek negative dalam
beerhubungan denga orang lain
Empati pada klien, Rasa empati dapat menguatkan  Gunakan respon empati dan observasi apakah perasaan
tekankan bahwa klien memahami perasaan perawat simpati atau empati
kekuatan untuk berubah orang lain  Jelaskan bahwa klien berguna dalam memecahkan
ada pada klien masalahnya
 Libatkan keluarga dan kelompok menyelidiki diri klien
 Bantu klien mengenal konflik dan koping maladaptive
3. Mengevaluasi diri; Membantu klien mengevaluasi diri
Prinsip Rasional Peran
Membantu klien Setelah mengetahui masalah  Bersama klien identifikasi stressor dan bagaimana
mengidentifikasi dengan jelas alternative penilaiannya
masalahnya secara pemecahan dapat dibuat klien  Jelaskan bahwa keyakinan klien mempengaruhi perasaan dan
jelas perilakunya
Kaji respon koping Dengan mengetahui koping  Bersama klien mengidentifikasi
adaptif dan yang dipilih klien dapat  Keyakinan, ilusi, tujuan yang tidak realistik
maladaptif klien mengevaluasi konsekwensi  Identifikasi kekuatan klien
terhadap masalah positif dan negatif  Tunjukkan konsep sukses dan gagal dalam persepsi yang
yang dihadapi cocok
 Teliti sumber koping yang digunakan klien
 Uraikan pada klien bahwa respon koping dapat dipilih
dengan bebas dan mempunyai dampak positif maupun
negatif
 Bersama klien mengidentifikasi respon koping yang
maladaptif
 Komunikasi yang memfasilitasi konfrontasi yang mendukung
 Klarifikasi peran
4. Membuat perencanaan yang realistic; membantu klien membuat perencanaan yang realistic

Prinsip Rasional Tindakan


Bantu klien Jika semua  Jelaskan bahwa yang dapat merubah dirinya adalah
mengidentifikas alternative suda klien bukan orang lain
i pemecahan dievaluasi,  Bantu keyakinan dan ide klien ke dalam kenyataan
masalah perubahan  Gunakan lingkungan membantu keyakinan klien
menjadi efektif jadi konsisten

Bantu klien Dengan tujuan  Bantu klien merumuskan tujuan


mengkonsep yang jelas dapat  Bantu klien untuk menetapkan perubahan yang
tujuan yang merubah harapan diinginkan
realistik yang diinginkan  Anjurkan klien menggunakan pengalaman baru
untuk mengembangkan potensinya
 Gunakan role model, role play, visualisasi dan
redemonstrasi yang sesuai
5. Bertanggung jawab dalam bertindak
Prinsip Rasional Tindakan
Mengeksplorasi Sangat penting bagi klien  Beri kesempatan klien untuk memilih koping
koping adaptif dan mengetahui koping yang yang ingin digunakan dan konsekwensinya
maladaptif klien digunakan dalam  Bantu klien mengidentifikasi keuntungan
dalam memecahkan pemecahan masalahnya kerugian mekanisme koping yang dipilih
masalahnya baik yang negatif maupun  Diskusikan bila klien memilih mekanisme
yang positif koping negative berikut konsekwensinya
 Berikan dukungan positif untuk
mempertahankan kemajuannya

Untuk meningkatkan penerimaan klien secara unik di dalam keluarga, diperlukan pendidikan kesehatan mental
yang dapat dilihat pada table berikut ini.
6. Pendidikan kesehatan mental bagi keluarga
Tujuan Kegiatan Instruksional Evaluasi
Menegakan konsep Diskusikan keunikan masing-masing  Klien dapat
keunikan anggota anggota keluarga. mengidentifikasi fungsi
keluarga Bantu klien mengidentifikasi tingkat keluarga
kemampuannya di antara anggota
keluarga

Uraikan karakteristik Analisa tipe dan pola hubungan dalam  Klien menguraikan pola
perpaduan emosi keluarga. Gunakan kertas dan pensil hubungan dalam keluarga
untuk menggambarkan pola keluarga  Klien mengidentifikasi
peran dan perilakunya

Diskusikan Sintesa dinamika keluarga dan  Klien menyadari kontribusi


pembentukan dan manifestasi stress pasien, akan keluarga terhadap stress
pelaksanaan peran mendorong komunikasi dalam keluarga masing-masing anggota
dalam keluarga
Langkah kita selanjutnya untuk mengatasi masalah pasien dengan harga diri rendah adalah menetapkan
beberapa tindakan keperawatan.
1. Tindakan keperawatan pada pasien:
a. Tujuan :
1)Pasien dapat mengdentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
2)Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
3)Pasien dapat menetapkan/ memilih kegiatan yang sesuai kemampuan.
4)Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan.
5)Pasen dapat menusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih.
b. Tindakan keperawatan
1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien.
Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif
yang masih dimilikinya, perawat dapat:
a) Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di rumah, dalam keluarga,
dan lingkungan terdekan pasien.
b) Beri pujian yang nyata dan hindarkan penilaian yang negative pada pasien
2) Membantu pasien menilai kemampuanyang dapat digunakan.
Untuk tindakan tersebut saudara dapat:
a) Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat digunakan saat ini.
b) Bantu pasien menyebutkan dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri yang
diungkapkan pasien
c) Perlihatkan respon yang kodusif dan menjadi pendengar yang aktif
3) Membantu pasien memilih kemampuan yang akan dilatih.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
a)Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dpata dilakukan dan
dipilih
sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.
b)Bantu pasien menentukan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan secara
mandiri,
mana kegiatan yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga. Beri contoh
dan susun bersama pasien dan buat daftar kegiatan sehari-hari pasien.
4) Melatih kemampuan yang dipilh pasien
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
a)Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang dipilih
b)Peragakan kegiatan yang ditetapkan
c)Beri dukungan danpujian setiap kegiatan yang dapat dilakukan pasien.
5) Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
a)Memberi kesemptan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatih
b)Beri pujian atas kegiatan yang dapat dilakukan pasien
c)Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih
d)Berikan kesempatan mengungkapkan perasaannya setelah kegiatan
Tindakan keperawatan dengan menggunakan strategi pelaksanaan (SP)
Untuk Pasien
SP I Pasien : Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien, membantu pasien memilih
kemampuan yang akan dilatih, memilih kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang sudah
dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian.

Fase Orientasi :
“Assalamualaikum, bagaimana keadaan Tina hari ini? Tina terlihat tegar”
“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah Tina lakukan? Setelah
itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat Tina lakukan di Rumah Sakit. Setelah kita nilai, kita akan
pilih satu kegiatan untuk kita latih.”
“Dimana kita duduk? Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana kalau 20 menit?”
Fase Kerja :
“Tina, apa saja kemampuan yang Tina miliki? Bagus, apalagi? Saya buat daftarnya yaa. Apa pula kegiatan
rumah tangga yang biasa Tina lakukan? Bagaimana dengan merapikan kamar? Menyapu? Mencuci piring…
dst”. “Wah bagus sekali ada lima kemampuan yang Tina miliki.”
“Tina dari lima kegiatan ini, yang mana yang masih dapat Tina kerjakan di rumah sakit? Coba kita lihat, yang
pertama bisakah, yang kedua…sampai 5 (misalnya masih ada 3 yang bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3
kegiatan yang masih bisa dikerjakan di Rumah Sakit ini.”
“Sekarang coba Tina pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di Rumah Sakitini” . “Ooo..yang nomor 1
merapikan tempat tidur? Kalau begitu bagaimana kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur Tina”. “
Mari kita lihat tempat tidur Tina. Coba lihat sudah rapikah tempat tidur nya?”
“Nah, kalau kita mau merapikan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan selimutnya. Bagus..!
sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. Nah sekarang kita pasang lagi spreinya. Kita mulai
dari arah atas, yaa bagus! Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan.
Sekarang ambil bantal, rapikan dan letakkan di sebelah atas/ kepala. Mari kita lipat selimut, nah letakkan
sebelah bawah kaki, baguuuss!”
“Tina sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan,
bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus!”
“Coba Tina lakukan dan jangan lupa beri tanda M (mandiri) kaau Tina lakukan
tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan T (tidak)
melakukan".
 
Fase Terminasi :
Bagaimana perasaan Tina setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapikan
tempat tidur? Yach ternyata Tina banyak memiliki kemampuanyang dapat
dilakukan di Rumah Sakit ini. Salah satunya merapikan tempat tidur, yang sudah
Tina praktekkan dengan baik sekali. Nah, kemampuan ini dapat dilakukan juga
di rumah setelah pulang”.
“Sekarang mari kita masukkan pada jadwal harian Tina. Mau berapa kali sehari
merapikan tempat tidur. Bagus ! dua kali pagi-pagi jam berapa? Lalu sehabis
istirahat am 16.00”.
“Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Tina masih ingat kegiatan
apa lagi yang mampu dilakukan di Rumah Sakit selain merapikan tempat tidur?
Ya, bagus! Cuci piring… kalau begitu kita akan latihan cuci piring besok jam 8
pagi di dapur ruangan ini sehabis makan pagi. Sampai jumpa yaaa…” .
SP II Pasien : melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan pasien
Fase Orientasi:
“Assalamu’alaikum, bagaimana perasaan Tina pagi ini? Wah
tampak cerah”
“Bagaimana Tina, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin/ tadi pagi? Bagus (kalau sudah dilakukan, kalau belum
bantu lagi).
“Sekarang kita akan latihan kemampuan kedua. Masih ingat kegiatan apa itu Tina?”
“Ya benar, kita akan latihan mencuci piring di dapur ruangan ini”
“Waktunya sekitar 15 menit. Mari kita ke dapur”
Fase Kerja:
“Tina, sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya, yaitu sabut/tapes untuk membersihkan piring,
sabun khusus untuk mencuci piring, dana air untuk membilas. Tina bisa menggunakan air yang mengalir dari kran ini. Oh ya
jangan lupa sediakan tempat sampah untuk membuang sisa makanan”.
“Sekarang saya perlihatkan dulu caranya”
“Setelah semuanya perlengkapan tersedia. Tina ambil satu piring kotor, lalu buang dulu sisa kotoran yang ada di piring
tersebut ke tempat sampah”.
“Kemudian Tina bersihkan piring tersebut dengan menggunakan sabut/tapes yang sudah diberikan sabun pencuci piring.
Setelah selesai disabuni, bilas dengan air bersih sampai tidak ada busa sabun sedikitpun di piring tersebut. Setelah itu Tina bisa
mengeringkan piring yang sudah bersih tadi di rak yang sudah tersedia di dapur. Nah selesai”
“Sekarang coba Tina yang melakukan”
“Bagus sekali, Tina dapat mempraktekkan cuci piring dengan baik, Sekarang dilap tangannya”
Fase Terminasi:
“Bagaimana perasaan Tina setelah latihan mencuci piring?”
“Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan sehari-hari Tina. Mau berapa kali kegiatan mencuci
piring? Bagus sekali Tina mencuci piring tiga kali setelah makan”
“Besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapikan tempat tidur dan cuci piring. Masih ingat kegiatan
apakah itu? Ya benar kita akan latihan mengepel”
“Mau jam berapa? Sama dengan sekarang? Sampai jumpa”
Latihan dapat dilanjutkan untuk kemampuan lain sampai semua kemampuan dilatih, karena setiap
kemampuan yang dimiliki oleh pasien akan menambah harga dirinya.
1) Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga
Keluarga diharapkan dapat merawat pasien dengan harga diri rendah di rumah dan menjadi sistem
pendukung yang efektif bagi pasien.
a. Tujuan :
1)Keluarga membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien
2)Keluarga memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki pasien
3)Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih dan
memberikan pujian atas keberhasilan pasien
4)Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien
b. Tindakan keperawatan:
1)Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2)Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang ada pada pasein
3)Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien dan memuji pasien atas
kemampuannya
4)Jelaskan cara-cara merawat pasien dengan harga diri rendah
5)Demontrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
6)Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktikkan cara merawat pasien dengan
harga diri rendah seperti yang telah perawat demonstrasikan sebelumnya
7)Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien di rumah

c. Tindakan keperawatan untuk keluarga dengan pendekatan Strategi Pelaksanaan (SP)


SP 1 Keluarga: Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien di rumah, menjelaskan tentang
pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah, mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah dan
member kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekan cara merawat.
Fase Orientasi
“Assalamu’alaikum!”
“Bagaiamana keadaan bapak/ibu pagi ini?”
“Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat Tina? Berapa lama waktu bapak/ibu? 30 menit?
Baik mari kita duduk di ruangan wawancara”
Fase Kerja
“Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang masalah Tina?”
“Ya memang benar sekali Pak/Buk, Tina itu memang terlihat tidak percaya diri dan sering menyalahkan dirinya sendiri.
Misalnya pada Tina, sering menyalahkan dirinya dan mengatakan dirinya adalah orang yang paling bodoh sedunia.
Dengan kata lain, anak Bapak/Ibu memiliki masalah harga diri rendah yang ditandai dengan munculnya pikiran-pikiran
yang selalu negative terhadap diri sendiri. Bila keadaan Tina terus-menerus seperti itu, Tina bias mengalami masalah yang
lebih berat lagi, missal Tina jadi malu bertemu dengan orang lain dan lebih memilih mengurung diri.”
“Sampaidisini, Bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud dengan harga diri rendah?”
“Bagus sekali Bapak/Ibu sudah mengerti”
“setelah kita menegerti bahwa masalah Tina dapat menjadi masalah serius, maka kita perlu memberikan perawatan yang
baik untuk Tina.”
“Bapak/Ibu, apasajakemampuan yang dimilikioleh Tina? Yabenarjugadiamengatakanhal yang sama
(kalausamadengankemampuan yang dikatakanoleh Tina)
“Tina itu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapikan tempat tidur dan cuci piring. Serta telah dibuat jadwal untuk
melakukanya. Untuk itu, Bapak/Ibu dapat mengingatkan Tina untuk melakukan kegiatan tersebut sesuai jadwal. Tolong
bantu menyiapkan alat-alatnya ya Pak/Bu. Dan jangan lupa berikan pujian agar harga dirinya meningkat. Ajak pula untuk
member ceklis pada jadwal kegiatanya.”
“Selain itu setelah Tina tidak dirawat di rumah sakit, Bapak/Ibu tetap perlu memantau perkembangan Tina. Jika masalah
harga dirinya kembali muncul dan tidak tertangani lagi, maka Bapak/Ibu dapat membawa Tina kepuskesmas.”
“Nah sekarang bagaimana kalau kita praktekan cara member pujian kepada Tina.”
“Temui Tina dan tanyakan kegiatan yang sudah dilakukan lalu berikan dia pujian dengan
mengatakan: Bagus sekali Tina kamu sudah semakin terampil mencuci piring.”
“Coba Bapak/Ibu praktekan sekarang. Bagus”
Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah melakukan percakapan ini?”
“Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali masalah yang dihadapi Tina dan bagaimana cara merawatnya?”
“Bagus sekali Bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap Bapak/Ibu kemari lakukan seperti itu. Nanti di rumah juga demikian.”
“Bagaimana jika kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan member pujian langsung kepada Tina?”
“Jam berapa Bapak/Ibu datang? Baik saya tunggu. Sampai jumpa”

SP 2 Keluarga: Melatih keluarga mempraktikan cara merawat pasien dengan masalah harga diri rendah langsung kepada pasien

Fase Orientasi
“Assalamu’alaikum Pak/Bu!”
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?”
“Bapak/Ibu masih ingat latihan merawat anak Bapak/Ibu seperti yang kita pelajari dua hari yang lalu?”
“Baik, hari ini kita akan langsung mempraktekanya kepada Tina”
“Waktunya 20 menit”
“Sekarang mari kita temui Tina”
Fase Kerja
“Assalamu’alaikum Tina, Bagaimana perasaan Tina hari ini?”
“Hari ini saya datang bersama orangtua Tina. Seperti yang sudah saya katakana sebelumnya orangtua Tina juga ingin merawat Tina agar cepat
pulih (kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
“Nah Bapak/Ibu, sekarang Bapak/Ibu bias mempraktekan apa yang sudah kita latihkan beberapa hari yang lalu, yaitu memberikan pujian terhadap
perkembangan anak Bapak/Ibu” (saudara mengobservasi keluarga mempraktekan cara merawat pasien seperti yang telah dilatihkan pada
pertemuan sebelumnya)
“Bagaimana perasaan Tina setelah berbincang-bincang dengan orangtua Tina?”
“Baiklah, sekarang saya dengan orangtua Tina keruang perawat dulu”
(saudara meninggalkan keluarga dan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga)
FaseTerminasi
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita praktekan tadi?”
“Mulai sekarang Bapak/Ibu dapat melakukan cara merawat tadi kepada Tina”
“Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak/Ibu melakukan cara merawat
yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti sekarang Pak/Bu.”
“Wassalamu’alaikum”
SP 3 Keluarga: Membuat perencanan pulang bersama keluarga
Fase Orientasi
“Assalamu’alaikum Bapak/Ibu!”
“Karena pagiini Tina sudah boleh pulang, maka kita akan membicarakan jadwal Tina selama di rumah”
Fase Kerja
“Bapak/Ibu, Ini jadwal Tina selama di RumahSakit. Coba diperhatikan apakah semua dapat dilakukan di
rumah? Bapak/Ibu, jadwal yang dibuat selama Tina di rawat Rumah Sakit tolong dilanjutkan di rumah, baik
jadwal kegiatanya maupun jadwal minum obatnya”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh Tina selama di rumah.
MisalnyakalauTiknaterus-menerusmenyalahkandirisendiridanberpikiran negative terhadap diri sendiri,
menolak meminum obat atau menampakan perilaku membahayakan orang lain. Jika ada yang terja dihubungi
perawat Kiki di puskesmas InderaPuri, puskesmas terdekat dari rumah Bapak/Ibu, ini nomor telepon
puskesmasnya: (0651)554xxx
“Selanjutnya perawat Kiki tersebut yang akan memantau perkembangan Tina di rumah”

FaseTerminasi
“Bagaimana Bapak/Ibu ada yang belum jelas? Ini jadwal Tina untuk dibawa pulang. Ini surat rujukan untuk
perawat Kiki di PKM Indera Puri. Jangan lupa control ke PKM Indera Puri sebelum obat habis atau ada gejala
yang tampak. Silahkan selesaikan administrasinya.”
4. Evaluasi
Format evaluasi untuk menilai kemampuan pasien, keluarga, dan perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan gangguan konsep diri: harga diri rendah
 
5. Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Pendokumentasian dilakukan dengan format yang telah dibuat
Latihan
Dokumentasikan hasil pengkajian pasien dengan masalah gangguan konsep diri: harga diri rendah menggunakan
format yang sudah disediakan. Berikut adalah contoh pendokumentasian pasien dengan gangguan harga diri rendah

Berikut ini adalah lingkup pengkajian pasien harga diri rendah:


1. Keluhan Utama:
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
2. Pengalaman Masalalu yang tidak menyenangkan
………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….........
3. Konsep diri
a.Gambaran diri
b.Ideal diri
c.Harga diri
d.Identitas diri
e.Peran
Jelaskan : ……………………………………………………………………………………
4. AlamPerasaan
[ ] Sedih
[ ] Ketakutan
[ ] Putus asa
[ ] Gembira berlebihan
Jelaskan : …………………………………………………………………………………………
5. Interaksi selama wawancara
[ ] Bermusuhan
[ ] Mudah tersinggung
[ ] Defensif
[ ] Tidak kooperatif
[ ] kontak mata kurang
[ ] curiga
Jelaskan :
…………………………………………………………………………………………………………………………………..
6. Penampilan
Jelaskan :
…………………………………………………………………………………………………………………………………..
Masalah Keperawatan :
……………………………………………………………………………………………………………..
A. Terapi Aktifitas Kelompok
TAK untuk pasien harga diri rendah berbentuk TAK simulasi
persepsi yang terdiri dari:
•Sesi I : Identifikasi hal positif diri
•Sesi II: Melatih positif pada diri

B. Pertemuan Kelompok Keluarga


Asuhan keperawatan untuk kelompok keluarga ini dapat diberikan
dengan melaksanakan pertemuan keluarga baik dalam bentuk
kelompok kecil dan kelompok besar.

Anda mungkin juga menyukai