Anda di halaman 1dari 69

KONSEP DIRI

NUR DAFIQ, S.Psi., M.A


defenisi

• Kosep Diri adalah semua ide, pikiran dan


kepercayaan dan pendirian individu tentang
dirinya yang mempengaruhi individu dalam
berhubungan dengan orang lain
• Menurut Beck dan William, konsep diri adalah
cara individu memandang dirinya secara utuh
• Konsep diri dipelajari melalui penaglaman dan
interaksi individu dengan orang lain dan
berkembang secara bertahap
PEMBAGIAN KONSEP DIRI
( STUART AND SUNDEEN)

• Gambaran diri ( Body Image )


• Ideal Diri
• Harga diri .
• Peran
• Identitas
Rentang respon konsep diri
adaptif maladaptif

Aktualisasi diri Konsep diri Harga diri Kerancuan depersonalisasi


positif rendah identitas
Aktualisasi diri
• Respon adaptif tertinggi
• Individu mampu mengekspresikan
kemampuan yang dimiliki
Konsep diri positif

• Mampu mengeksplorasi dunianya secara


terbuka dan jujur karena latar belakang
penerimaannya sukses
Karakter konsep diri positif
• Mampu membina hubungan pribadi, mempunyai
teman dan gampang bersahabat.
• Mampu berpikir dan membuat keputusan.
• Dapat beradaptasi dan menguasai lingkungan.
• Percaya diri akan kemampuannya untuk
memecahkan masalah
• Menerima pujian tanpa rasa malu
• Menyadari bahwa tiap manusia mempunyai
kekurangan
• Mampu memperbaiki diri
Konsep diri negatif
• hubungan individu dan sosial yang maladaptif
• meyakini bahwa dirinya lemah, tidak berdaya,
tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten,
gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai
dan kehilangan daya tarik terhadap hidup
• cenderung bersikap pesimistik
• mudah menyerah sebelum berperang
• jika gagal,menyalahkan diri sendiri (secara
negatif) atau menyalahkan orang lain
Harga diri adalah…
• Penilaian individu tentang nilai personal yang
diperoleh dengan menganalisa seberapa baik
perilakuseseorang sesuai dengan ideal diri
• Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang
berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa
syarat
Harga diri Rendah
Kerancuan identitas
Depersonalisasi
• Adala ketika seseorang merasa jiwanya
terlepas dari raganya
• Perasaan tidak realistis dan keasingan diri
sendiri
• Individu mengalami kesulitan membedakan
diri sendiri dengan orang lain
• Tubuhnya sendiri merasa tidak nyata dan
asing baginya
Depersonalisasi
Afektif
• Mengalami kehilangan identitas
• Perasaan terpisah dari diri sendiri
• Perasaan tidak aman, rendah, takut, malu
• Perasaan tak realistis
• Rasa terisolasi yang kuat
• Ketidakmampuan mencari kesenangan
Depersonalisasi
Perceptual
• Halusinasi pendengaran dan penglihatan
• Kebingungan tentang seksualitas diri sendiri
• Kesulitan membedakan diri sendiri dari orang
lain
• Gangguan citra tubuh
• Mengalami dunia seperti dalam mimpi
Depersonalisasi
Kognitif
• Bingung
• Disorientasi waktu
• Gangguan berpikir
• Gangguan daya ingat
• Adanya kepribadian yang terpisah dalam diri
orang yang sama
Depersonalisasi
Perilaku
• Keadaan emosi yang pasif dan tidak
berespon
• Komunikasi yang tidak serasi
• Kurang spontanitas
• Kehilangan kendali terhadap impuls
• Kehilangan kemampuan untuk memulai
dan membuat keputusan
• Menarik diri secara sosial
STRESOR KONSEP DIRI
Stressor konsep diri adalah
• Segala perubahan nyata atau yang
mengancam CITRA TUBUH, IDENTITAS, HARGA
DIRI, atau PERILAKU PERAN
1. Stresor citra tubuh/gambaran
diri
Perubahan dalam penampilan, strktur atau fungsi
bagian tubuh akan membutuhkan perubahan dalam
citra tubuh.

• Persepsi individu tentang perubahan yang dialaminya


cth : wanita yg menganggap pydara adl ideal bg wanita
• Persepsi individu tentang bagaimana perubahan
tersebut terjadi
cth : pria cacat krn perang dan pria cacat krn mabuk
lalu kecelakaan
Stresor gambaran diri dapat berupa :

– Operasi (amputasi, mastektomi, dll)


 Kegagalan fungsi tubuh (hemiplegi, buta, tuli,dll)
– Waham yang berkaitan dengan bentuk dan
fungsi tubuh
– Perubahan tubuh (misal: remaja)
– Umpan balik interpersonal yang negatif (celaan,
makian, dll)
– Standard sosial budaya (misal: ukuran tubuh)
Stresor klien yang dirawat di rumah sakit
• Perubahan ukuran tubuh, cth: berat badan yang turun akibat
penyakit
• Perubahan bentuk tubuh, misal ulkus diabetik
• Perubahan struktur, sama dengan perubahan bentuk tubuh
disertai dengan pemasangan alat di dalam tubuh, misal
pemasangan ring untuk jantung
• Perubahan fungsi karena penyakit yang dapat mengubah
sistem tubuh, misal: gagal ginjal
• Keterbatasan gerak, makan, kegiatan.
• Makna dan objek yang sering kontak, penampilan dan dandan
berubah, pemasangan alat pada tubuh klien misal: traksi, HD
cath
2. Stresor harga diri
• Pada anak dan remaja: Ketidakmampuan
memenuhi harapan orang tua, kritik yang
tajam, hukuman yang tidak konsisten,
persaingan antar saudara kandung dan
kekalahan berulang
• Pada orang dewasa: ketidakberhasilan dalam
pekerjaan dan kegagalan dalam berhubungan.
• Penyakit kronis (misal: diabetes, gagal ginjal,
jantung), pembedahan, kecelakaan
3. Stressor peran

• Sepanjang kehidupan individu sering


menghadapi transisi peran yaitu perubahan-
perubahan peran baik yang sifatnya menetap
atau sementara yang sifatnya (situasional)
Transisi peran
• Transisi peran perkembangan
• Transisi peran situasi
• Transisi peran sehat-sakit
a. Transisi peran perkembangan

• perubahan normatif yang berkaitan dengan


pertumbuhan
• termasuk tahap perkembangan dalam
kehidupan individu atau keluarga dan norma-
norma budaya, nilai-nilai dan tekanan untuk
menyesuaikan diri
• Mencakup pemenuhan tugas perkembangan
b. Transisi peran situasi

• Transisi situasi terjadi sepanjang daur


kehidupan
• misalnya status sendiri menjadi berdua
atau menjadi orang tua
• Perubahan status menyebabkan
perubahan peran yang dapat menimbulkan
konflik peran, peran tidak jelas atau peran
berlebihan.
c. Transisi peran sehat-sakit

• Sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat


ke keadaan sakit, dicetuskan oleh:
Kehilangan bagian tubuh
Perubahan ukuran, bentuk, penampilan
dan fungsi tubuh
Perubahan fisik berhubungan dengan
tumbuh kembang normal
Prosedur medis dan keperawatan
3. Stressor identitas
• Remaja: perubahan fisik, emosional dan mental
misal : awal menstruasi
• Dewasa : Stressor cultural dan social
misal : pilihan antara karir atau menikah
• Dewasa tengah dan lansia: menopause, pensiun,
penurunan kemampuan fisik karena penuaan
• Pensiun berarti kehilangan makna penting dari
pencapaian dan keberhasilan
• Individu yg memasuki masa pensiun mulai
mempertanyakan tentang identitas mereka dan
pencapaian mereka.
• Kehilangan orang yang dicintai menambah perasaan
isolasi fisik dan emosional
• Pensiun berarti kehilangan makna penting dari
pencapaian dan keberhasilan
• Individu yg memasuki masa pensiun mulai
mempertanyakan tentang identitas mereka
dan pencapaian mereka.
• Kehilangan orang yang dicintai menambah
perasaan isolasi fisik dan emosional
• Bingung identitas terjadi ketika seseorang
tidak mempertahankan identitas personal
yang jelas, konsisten, terus sadar, terjadi jika
seseorang tidak mampu mengadaptasi
stressor identitas
• Dalam kondisi ekstrim bisa mengalami
depersonalisasi
Koping
• Dalam menghadapi stresor individu
menggunakan koping yang bersifat
membangun (konstruktif) ataupun koping
yang bersifat merusak (destruktif).
• Koping yang konstruktif akan
menghasilkan respons yang adaptif yaitu
aktualisasi diri dan konsep diri yang positif.
• Mekanisme koping : jangka pendek, jangka
panjang
a. Pertahanan koping jangka pendek

• Aktivitas yang dapat memberikan pelarian


sementara misalnya konser musik, bekerja
keras, menonton televisi secara obsesif.
• Aktivitas yang dapat memberikan identitas
pengganti sementara misalnya ikut serta
dalam aktivitas sosial, agama, klub politik,
kelompok atau geng.
• Aktivitas yang secara sementara
menguatkan perasaan diri, misalnya
olahraga yang kompetitif, pencapaian
akademik, kontes untuk mendapatkan
popularitas.
• Aktivitas yang mewakili upaya jangka
pendek untuk membuat masalah
identitas menjadi kurang berarti dalam
kehidupan individu, misalnya
penyalahgunaan obat.
• Penutupan identitas:
b. Pertahanan koping jangka panjang
Adopsi identitas prematur yang diinginkan
oleh orang yang penting bagi individu tanpa
memperhatikan keinginan, aspirasi dan
potensi diri individu tersebut.
• Identitas negatif:
Asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat
diterima oleh nilai dan harapan masyarakat.
GANGGUAN KONSEP DIRI
1. Gangguan Gambaran Diri/Citra Diri
• Gangguan citra tubuh adalah perubahan
persepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh
perubahan ukuran bentuk, struktur, fungsi,
keterbatasan, makna dan objek yang sering
kontak dengan tubuh.
Proses adaptasi pada gangguan gambaran diri:

Syok psikologis

menarik diri

Pengakuan/penerimaan

Integrasi
Syok psikologis

• merupakan reaksi emosional terhadap


dampak perubahan dan dapat terjadi pada
saat pertama terjadi perubahan
• reaksi terhadap ansietas
• Informasi yang terlalu banyak dan kenyataan
perubahan tubuh membuat klien
menggunakan mekanisme pertahanan diri
seperti mengingkari, menolak dan proyeksi
untuk mempertahankan keseimbangan diri
Tindakan keperawatan yang sesuai:

• Ciptakan lingkungan kondusif untuk


mengungkapkan perasaan
• Tidak menuduh atau memojokkan
• Hangat dan empati
• Menjadi pendengar yang baik
• Hindari memberi informasi yang terlalu
banyak (mejawab pertanyaan)
Menarik diri

• Klien menjadi sadar akan kenyataan


• ingin lari dari kenyataan, tetapi tidak
mungkin maka klien lari atau menghindar
secara emosional
• Klien menjadi pasif, tergantung, tidak ada
motivasi dan keinginan untuk berperan
dalam perawatannya
Tindakan keperawatan yang sesuai:

• Ciptakan suasana tenang dan kurangi stimulus


• Observasi adanya tanda-tanda depresi (sedih
berkepanjangan, apatis, murung, mudah
tersinggung, mudah menangis, menarik diri,
marah, putus asa, dll)
Pengakuan/penerimaan

• Setelah klien sadar akan kenyataan maka


respon kehilangan atau berduka muncul.
Setelah fase ini klien mulai melakukan
reintegrasi dengan gambaran diri yang baru
Integrasi

• Merupakan proses yang panjang, dapat


mencapai beberapa bulan
• Perencanaan pulang (discharge planing) dan
perawatan di rumah (home care) perlu
dilaksanakan.
Tindakan keperawatan yang sesuai:

• Mengajak pasien melihat dan meraba bagian


tubuh yang mengalami perubahan
• Memberikan penjelasan tentang perubahan
yang terjadi dan fungsi yang masih ada
• Secara bertahap dilatih cara merawat tubuh
yang baru
• Misal : pembuatan stoma (kolostomi)
Bila masih ada tanda dan gejala menetap seperti
di bawah ini maka dianggap maladaptif:
– Menolak untuk melihat dan menyentuh
bagian yang berubah.
– Tidak dapat menerima perubahan struktur
dan fungsi tubuh.
– Mengurangi kontak sosial sehingga terjadi
menarik diri.
– Perasaan atau pandangan negatif terhadap
tubuh.
– Mengungkapkan keputusasaan.
– Mengungkapkan ketakutan ditolak.
– Depersonalisasi.
– Menolak penjelasan tentang perubahan
tubuh.
2. Gangguan Ideal Diri
• Gangguan ideal diri adalah ideal diri yang
terlalu tinggi, sukar dicapai dan tidak realistis,
samar dan tidak jelas
• Pada klien yang dirawat di rumah sakit maka
ideal dirinya dapat terganggu.
• Atau ideal diri klien terhadap hasil
pengobatan yang terlalu tinggi dan sukar
dicapai
Tanda dan gejala yang dapat dikaji

• Mengungkapkan keputusasaan akibat


penyakitnya, misalnya : saya tidak bisa ikut
ujian karena sakit, saya tidak bisa lagi jadi
peragawati karena bekas operasi di muka saya
• Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi,
misalnya saya pasti bisa sembuh pada hal
prognosa penyakitnya buruk
3. Gangguan Harga Diri
• Gangguan harga diri yang disebut harga
diri rendah dapat digambarkan sebagai
perasaan negatif terhadap diri sendiri
termasuk hilangnya percaya diri dan harga
diri.
• Harga diri rendah dapat terjadi secara
situasional ( trauma ) atau kronis ( negatif
self evaluasi yang telah berlangsung lama ).
• Di ekspresikan secara langsung atau tidak
langsung (nyata atau tidak nyata).
HDR Situasional
• trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi,
kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah,
putus hubungan kerja, perasaan malu karena
terjadi sesuatu (korban perkosaan, ditiduh
KKN, dipenjara tiba-tiba).
Di rumah sakit dapat terjadi bila:

• Privacy yang kurang diperhatikan,


misalnya pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang
tidak sopan (pencukuran pubis,
pemasangan kateter, pemeriksaan
perineal)
• Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi
tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat/sakit/penyakit.
• Perlakuan petugas kesehatan yang tidak
menghargai, misalnya berbagai pemeriksaan
dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan
tanpa persetujuan.
HDR Kronik
• Yaitu perasaan negatif terhadap diri telah
berlangsung lama, yaitu sebelum
sakit/dirawat klien ini mempunyai cara
berpikir yang negatif.
Tanda dan gejala :

• Perasaan malu akibat penyakit dan


tindakan terhadap penyakit. Misalnya
rambut jadi botak setelah mendapat terapi
sinar
• Rasa bersalah terhadap diri sendiri.
Misalnya ini tidak akan terjadi jika saya
segera ke rumah sakit
• Merendahkan martabat. Misalnya saya
tidak bisa, saya orang bodoh dan tidak
tahu apa-apa.
• Gangguan hubungan sosial. Klien tidak ingin
bertemu dengan orang lain (menarik diri).
• Percaya diri kurang. klien sukar mengambil
keputusan, misalnya tentang memilih
alternatif tindakan.
• Mencederai diri akibat harga diri yang rendah
disertai harapan yang suram, mungkin klien
ingin mengakhiri kehidupan.
Manifestasi harga diri rendah:

• Kehilangan nafsu makan


• Kehilangan berat badan
• Makan yang berlebih/tidak mau makan
• Gangguan tidur
• Perubahan perilaku
• Perasaan tidak berharga
Faktor yang mempengaruhi HDR

• Perkembangan individu
penolakan ortu, kurang penghargaan,
kontrol ortu terlalu ketat
• Ideal Diri tidak realistis
ideal diri terlalu tinggi shg tidak dapat
dicapai
• Gangguan fisik dan mental
• Sistim keluarga yang tidak berfungsi
Ortu HDR tidak mampu membangun harga
diri anak
• Umpan balik negatif berulang-ulang dari
ortu kepada anak
• Pengalaman traumatik yang berulang,
misalnya akibat aniaya fisik, emosi dan
seksual, perampokan, kecelakaan, dll
4. Gangguan Peran
• Gangguan penampilan peran adalah berubah
atau berhenti fungsi peran
• Pada klien yang sedang dirawat di rumah sakit
otomatis peran sosial klien berubah
Tanda dan gejala yang dapat dikaji :
• Mengungkapkan ketidakpuasan peran atau
ketidakmampuan menampilkan peran
• Mengingkari atau menghindari peran
• Kegagalan menjalankan peran yang baru
• Ketegangan menjalankan peran yang baru
• Kurang tanggung jawab (kemunduran pola
tanggung jawab dalam peran)
• Apatis/bosan/jenuh dan putus asa
Faktor yang mengakibatkan gangguan peran

– Konflik peran interpersonal


– Individu dan lingkungan tidak mempunyai
harapan peran yang selaras
– Contoh peran yang tidak adekuat
– Kehilangan hubungan yang penting
– Perubahan peran seksual
– Keragu-raguan peran
– Perubahan kemampuan fisik untuk
menampilkan peran sehubungan dengan
proses menua
– Kurangnya kejelasan peran atau pengertian
tentang peran
– Ketergantungan obat
– Kurangnya keterampilan social
– Perbedaan budaya
– Harga diri rendah
– Konflik antar peran
5. Gangguan Identitas Diri
• Gangguan identitas adalah
kekaburan/ketidakpastian memandang diri
sendiri, penuh dengan keragu-raguan, sukar
menetapkan keinginan dan tidak mampu
mengambil keputusan.
Tanda dan gejala :

• Tidak ada percaya diri


• Sukar mengambil keputusan
• Ketergantungan
• Masalah dalam hubungan interpersonal
• Ragu/tidak yakin terhadap keinginan
• Projeksi (menyalahkan orang lain)
Pada klien yang dirawat di rumah sakit karena
penyakit fisik maka identitas diri dapat terganggu
karena :
• Tubuh klien dikontrol oleh orang lain.
Misal pemeriksaan dan tindakan tanpa
penjelasan dan persetujuan klien
• Ketergantungan pada orang lain
Misal “self-care” perlu dibantu orang lain
sehingga otonomi/kemandirian terganggu
• Perubahan peran dan fungsi.
Klien menjalankan peran sakit, peran
sebelumnya tidak dapat dijalankan

Anda mungkin juga menyukai