Anda di halaman 1dari 9

MASALAH PERTUMBUHAN

DAN PEMERATAAN

Disusun oleh :
Fahreza Radya Pratama ( C1A020080)
Era Pertumbuhan
◍ Out put dan produktivitas sektor
Periode tahun 1960-1990an pertanian meningkat pesat,
terjadipertumbuhan ekonomi ◍ Tingginya pertumbuhan ekspor
yang pesat di beberapa negara manufaktur
di wilayah Asia, yang ◍ Pertumbuhan penduduk relatif kecil
digolongkan dalam kelompok lebih cepat dan lebih besar
negara High Performing Asian ◍ Tingginya pertumbuhan penyediaan
Economies (HPEs), yang barang modal yang didorong oleh
tabungan dalam negeri
meliputi; Jepang, Singapura,
◍ Tingginya tingkat inisiatif penduduk
Hongkong, Korea Selatan, dan SDM
Taiwan, Thailand, Malaysia ◍ Tingginya tingkat produktivitas
dan Indonesia. disegala sektor.
2
Ketidakmerataan versus
Pertumbuhan

Ada teori yang mengatakan ada trade off antara ketidakmerataan dan
pertumbuhan, namun kenyataan membuktikan ketidakmerataan di NSB
dalam dekade belakangan ini ternyata berkaitan dengan pertumbuhan
yang rendah. Di banyak NSB tidak ada trade off antara pertumbuhan
dan ketidakmerataan. Yang jelas ada berbagai cara pertumbuhan
ekonomi mempengaruhi distribusi pendapatan. Diskusi mengenai ada
tidaknya trade off antara pertumbuhan dengan pemerataan, menurut
Fields, tergantung dengan jenis data yang digunakan, apakah silang
tempat (cross section), runtut waktu (time series) ataukah menggunakan
data mikro

3
Strategi Pembangunan Berorientasi
pada Pemerataan
Strategi Pembangunan Strategi Pembangunan Strategi Pembangunan
Monetaris. Industrialisasi. Redistribusi.
1 3 5

2 4 6

Strategi Pembangunan Strategi Pembangunan Strategi Pembangunan


Ekonomi Terbuka Revolusi Hijau. Sosialis.

4
Strategi Pembangunan Berorientasi
pada Pemerataan

Menurut teori sistem dunia, pada hakekatnya hanya dikenal tiga strategi pembangunan
seperti yang diungkapkan oleh Wallerstein (1979) yaitu :
◍ Strategi Pembangunan dengan memanfaatkan peluang Pasar Luar Negeri. Dimana
pemerintah berperan aktif (state capitalism) dalam memanfaatkan keunggulan
komparatifnya untuk memanfaatkan peluang pasar luar negeri, meskipun harus diakui
tidak semua negara memiliki kemampuan untuk memanfaatkan peluang tersebut.
◍ Strategi Pembangunan dengan mengundang Investasi Luar Negeri. Hal ini dilakukan
dengan memanfaatkan keunggulan komparatifnya, sperti upah buruh yang murah dan
kemudahan lainnya. Disebut sebagai Liberal Open Door Model.
◍ Strategi Pembangunan Mandiri. Menekankan pada kemampuan dalam negeri dan
sedikit mungkin bantuan luar negeri. Strategi ini kurang berhasil diterapkan pada NSB
karena keterbatasan sumberdaya alam mupun manusia.

5
Strategi Pembangunan Berorientasi
pada Pemerataan

Berdasarkan pengalaman dari Newly Industrialized


Countries (NIC’s) keberhasilan dari pembangunan tidak
ditentukan pada strategi pembangunan yang dipilih tetapi
lebih ditentukan pada konsistensi dan fleksibilitas dalam
menerapkan kebijakan. Meskipun secara individual
keberhasilan NIC’s memberikan masukan dalam
pelaksanaan pembangunan di NSB, bukan berarti strategi
pembangunan yang diterapkanoleh NIC’s dapat diterapkan
begitu saja pada negara lain.

6
Strategi Pembangunan Berorientasi
pada Pemerataan
◍ Redistribution with Growth (Chenery, 1974), menghendaki
kebijakan diarahkan pada kelompok miskin, melalui strategi
produksi dengan peningkatan kesempatan kerja dan produktivitas
dan strategi transfer yaitu pemberian akses bagi orang miskin
untuk dapat memanfaatkan fasilitas umum dan mendapatkan
perumahan.

◍ Strategi Pertumbuhan yang Merata (Adelman dan Robinson,


1978). Pertama, pertumbuhan yang berujung tombak ekspor, padat
karya dan padat ketrampilan.
Strategi Pembangunan Berorientasi
pada Pemerataan

Strategi Pemenuhan Kebutuhan Pokok oleh ILO (1976) dengan sasaran peningkatan taraf hidup
penduduk miskin secara langsung melalui beberapa unsur yaitu
a) Kesempatan kerja produktif bagi orang miskin,
b) Peningkatan investasi di sektor pertanian tradisional, sektor informal dan penghapusan kendala
pengembangan sektor ini,
c) Akses pada pelayanan pokok untuk semua penduduk,
d) Mengurangi perbedaaan akses pada barang dan pelayanan kebutuhan pokok di antara berbagai
rumah tangga,
e) Peningkatan ekspor untuk membiayai impor guna memenuhi kebutuhan pokok tanpa terlalu
banyak tergantung pada bantuan asing dan
f) Pengadaan lembaga-lembaga agar memungkinkan yang mayoritas miskin ambil bagian secara
aktif dalam usaha usaha pembangunan.

Anda mungkin juga menyukai