Anda di halaman 1dari 8

GREEN

BUILDING
OPTIMIZING BAMBOO AS AN ALTERNATIVE
BUILDING MATERIAL TO RESPOND GLOBAL
ARCHITECTURAL CHALLENGES

RISMA INDRIANA G1E021038


DINDA KOMALA FAJRI G1E021052
GHINA ILMA TILAWATITA G1E021056
KAMILA HANUUN G1E021062
WAHYUNI G1E021086
Pendahuluan
Indonesia kaya akan sumber daya alam termasuk bahan bangunan,
maka dari itu perlu dilakukan terobosan dalam bidang arsitektur
bangunan untuk mengimbangi fenomena seperti pemanasan global.
Salah satu bahan alam yang melimpah di Indonesia adalah bambu,
bambu harus menjadi pertimbangan penting untuk menjadi material
utama infrastruktur yang tahan lama.

Menurut Berge (2009), industri bangunan merupakan pemain terbesar


kedua setelah industri makanan, yang memberikan kontribusi terhadap
pemanasan global. Hal ini disebabkan oleh penggunaan material
seperti beton, baja atau logam yang saat ini banyak digunakan baik
untuk elemen konstruksi seperti balok, kolom, dinding dan konstruksi
atap. Umumnya bahan-bahan tersebut merupakan bahan yang tidak
terbarukan. Bahan-bahan tersebut akan habis dalam jangka waktu
tertentu dan dampak yang ditimbulkan dari penggunaan sumber daya
alam tersebut secara terus menerus dapat merusak alam itu sendiri,
diantaranya adalah banyaknya energi yang dikeluarkan pada saat
pengambilan bahan tersebut.
Potensi Bambu
Bambu tidak hanya digunakan sebagai bahan meterial bangunan tetapi bambu
dapat digunakan sebagai makanan, penggunaan bambu di Tiongkok secara
ekonomi sangat signifikan. Hal ini terbukti menjadi kontributor utama bagi
pembangunan pedesaan dan pengentasan kemiskinan di Tiongkok. Fakta ini
semakin menegaskan bahwa industri bambu telah menjadi penopang
perekonomian di wilayah pegunungan Tiongkok. Selain itu, perkebunan
bambu juga menyerap emisi karbon secara signifikan dan menjadi pilihan
utama untuk mengurangi degradasi tanah.

Unsur Keberlanjutan Bambu


Bambu mempunyai sifat dasar kekuatan tinggi, berat volume rendah, dan
mudah dikerjakan dengan menggunakan alat sederhana. Dengan demikian,
sifat konstruksi bambu adalah mudah dibangun, ringan, elastis sehingga
bambu tahan terhadap gaya gempa dan mudah diperbaiki jika terjadi
kerusakan. Bambu Kembali menjadi tren untuk desain bangunan yang
berkonsep berkelanjutan (Sustainable), sifatnya yang ramah lingkungan
menjadikannya alternatif bahan material bangunan yang cocok bagi konsep
desain zaman modern.
BAMBU SEBAGAI ELEMEN
STRUKTURAL
Bambu sebagai Bambu sebagai penguat Bambu sebagai penguat
penguat kolom dinding penyangga lantai beton secara
struktur (bearing wall) horizontal

Batang bambu disisipkan di


Batang bambu berdiameter 12 cm antara tulangan besi dinding Pengganti sebagian sistem ini
dimasukkan ke dalam kolom penyangga, kemudian dicor bertujuan untuk mengurangi
struktur yang berada di dalam dengan mortar beton. Sistem ini secara signifikan dan secara
tulangan besi, kemudian dicor selain semakin memperkuat otomatis mengurangi biaya
dengan beton. Teknik ini dapat dinding penyangga terhadap gaya konstruksi.
mengurangi volume beton hingga momen akibat tekanan tanah,
50% dibandingkan kolom beton juga dapat memperkecil volume
konvensional. beton.
BAMBU SEBAGAI ELEMEN
DEKORATIF
Bambu Bambu sebagai Bambu sebagai Bambu sebagai
sebagai Bambu sebagai
pintu elemen penutup plafon
lantai penutup ventilasi
geser/dinding dinding
geser
Proses optimalisasi bambu sebagai bahan bangunan alternatif
melibatkan beberapa langkah :
Identifikasi potensi bambu

Mengidentifikasi potensi bambu sebagai bahan bangunan ramah lingkungan. termasuk mengetahui tingkat pertumbuhan,
ketersediaan, dan kekuatannya.
Penelitian dan eksperimen

Melakukan penelitian dan eksperimen untuk mengeksplorasi potensi bambu sebagai bahan bangunan termasuk mempelajari
sifat mekaniknya, mengembangkan metode pengawetan, dan mengeksplorasi aplikasi inovatif.

Perkembangan teknologi
Proses ini mencakup pengembangan metode untuk merawat dan mengawetkan bambu, meningkatkan kekuatan dan daya
tahannya, serta mengeksplorasi teknik konstruksi menggunakan bambu.

Penerapan dalam desain arsitektur

Material bambu yang dioptimalkan kemudian diterapkan dalam desain arsitektur yang melibatkan pertimbangan nilai
estetika, kekuatan struktural, dan aspek keberlanjutan dalam menciptakan desain yang inovatif dan ramah lingkungan.
Melalui proses tersebut, bambu
dapat dioptimalkan sebagai bahan
bangunan alternatif yang
berkelanjutan dan ramah
lingkungan, berkontribusi terhadap
terwujudnya konsep bangunan hijau
dan mengurangi dampak negatif
terhadap lingkungan.
Thank
you very
much!
Arc di Green School Bali
Sumber: mymodernnet,
2022

Anda mungkin juga menyukai