C Mn Si P S Ni Cr Ti
0,1 - 0,005 0,005 0,001 8 18 0,05
Penelitian kimia adalah :
•Mengenal unsur-unsur (penelitian kualitas)
•Mengenal jumlah prosentase unsur (penelitian kuantitatif)
Penelitian Metalografis:
Tujuannya untuk memperoleh gambaran tatanan dari logam
untuk mendapatkan dan memperoleh gambaran tentang
sifat-sifatnya. Maka dalam penelitian digunakan:
•Contoh (spesimen) yang permukaannya dibuat rata digosok
sampai mengkilat dan seterusnya diulas asam etsa.
•Alat penglihat yang berupa teropong metalografis atau
mikroskop-elektron.
Dalam keadaan padat, material dapat diklasifikasikan atas:
•Metal
•Polimer
•Keramik
•Komposit
Suatu jenis material dapat diidentifikasikan dari kelakuannya
(behaviour) jika diberikan (berhadapan dengan) kondisi
eksternal. Ada banyak kemungkinan inter relationship
diantara struktur internal material dan kinerjanya.
Mechanical Properties seperti yield strength, impact
strength, hardness, creep dan fatique resistance adalah
sangat sensitif terhadap struktur.
Dalam mempelajari struktur umum material, harus
menyangkut tiga kelompok:
• Struktur atom, konfigurasi elektronik, daya bonding, dan
susunan agregasi atom
• Aspek fisik dari material termasuk properties seperti
konduktifitas listrik dan thermal,specific heat, daya magnet
• Macroscopic properties seperti kelakuan mekanik dibawah
beban, yang dijelaskan dalam lingkup impurities dan
imperfections dalam lattice structure dan prosedur yang
digunakan untuk memodifikasi kelakuan ini.
Physical Properties dari Material
Dalam menyeleksi material untuk pemakaian industri,
bagian besar engineer biasanya berpegangan pada
macroscopic properties rata-rata material seperti yang
ditunjukkan oleh test engineering, dan jarang
mempertimbangkan faktor microscopic. Sementara yang
lainnya lantaran spesialisasinya atau kondisi posisi
mereka, harus brurusan dengan microscopic properties
di sebagian besar waktu mereka.
Properties rata-rata dari material adalah sesuatu yang
melibatkan bulk with its flaw, variasi dalam komposisi,
dan variasi dalam density yang disebabkan oleh
fluktuasi pada manufacturing.
Properties microscopic berkaitan dengan atoms,
molecules dan interaksi mereka.
Aspek-aspek material ini dipelajari dalam rangka
aplikasi langsung mereka dalam persoalan industri dan
kemungkinan memperoleh property yang baru dalam
pengembangan material baru dapat diestimasi.
Heat Capacity.
Kapasitas panas suatu padatan tergantung pada
amplitudo dari osilasi partikel pada pusat equilibrium
mereka. Semakin besar temperatur, semakin besar
amplitudo dan konsekwensinya akan lebih besar pula
kapasitas panasnya. Satuannya adalah energy/unit
massa.
Thermal Conductivity
BTU/(h)(ft)(oF)
Electrical Resistivity
R = ρl/A ----------------- ρ = resistivity of conductor
material; l = panjang konduktor
Semiconductors
Magnetic Properties
Mechanical Properties of Materials
Tensile Properties of Materials
Jika sebuah material diberikan suatu beban tarik atau tekan
dalam besaran yang cukup, material itu akan rusak / berubah
bentuk mula2 secara elastis dan kemudian plastis.
Perubahan bentuk (deformasi) ini disebut elastis jika setelah
beban dihilangkan, material kembali ke bentuk (ukuran
semula). Jika tidak, material mengalami deformasi plastis.
•Engineering Stress-Strain Relationships
Dalam wilayah elastis, deformasi masih proporsional terhadap
beban yang menyebabkannya. Proporsionalitas ini dinyatakan
oleh hukum Hookes. Dalam rumus S = Ee
•Natural Stress-Strain Relationships
•Proporsionalitas ini dinyatakan oleh hukum Hookes.
Dalam rumus S = Ee
•Correlation of Engineering and Natural Stress and
Strains
Hardness
Hardness merupakan suatu sifat teknik yang
berhubungan berhubungan erat dengan wear resistance
(tahan aus) suatu material, kemampuannya untuk
mengabrasi dan menusuk material lain. Dapat diukur
dengan indentasi : Brinell, Rockwell, Knop, Durometer,
dengan rebound / Celoroscope dinamis dan Scratch.
Brinell dan Rockwell Test paling banyak digunakan
untuk mengukur kekerasan sebagian besar metal dan
alloynya.
Impact Properties
Mengindikasikan kekuatan material, bisa diketahui dari
perbedaan energi potensial yang dihasilkan dari pukulan palu
pendulum.
Strain Hardening.
Jika suatu metal alloy adalah secara plastis dideformasi, yield
strengthnya meningkat dengan meningkatnya strain, sepanjang
temperatur rekristalisasi tidak dilampaui. Jadi jumlah cold working
yang terkontrol dapat digunakan untuk meningkatkan mechanical
property suatu material (gambar 5.1). Kurva true stress-true strain
(Gbr. 4.12) memperlihatkan bahwa pada suatu log-log plot,
persamaan strain hardening adalah sesungguhnya suatu garis lurus
dan slopenya didefinisikan sebagai koefisien strain hardening.
Melalui persamaan strain hardening seorang engineer
dapat memprediksi perbaikan property yang dihasilkan oleh
suatu operasi terhadap material.
Kelakuan strain hardening suatu material tergantung pada
lattice structure nya.
Recovery (Pemulihan)
Selama proses cold working sebagian besar energi yang
digunakan dilepas sebagai panas, tapi sebagian kecil
adalah disimpan didalam lattice structure yang terdistorsi
dari alloy tersebut.
Energi ini adalah tenaga penggerak termodinamis
cenderung mengembalikan metal tersebut ke state aslinya
karena adanya energi thermal yang cukup untuk terjadinya
reaksi.
Recovery (pemulihan) adalah perubahan yang gradual
mechanical properties suatu alloy seperti: hilangnya
brittleness, meningkatnya toughness.
Meski demikian recovery tidak secara signifikan mengurangi
residual stress diantara struktur lattice yang terdistorsi.
Rekristalisasi
Semua sifat-sifat suatu metal cold-work dipengaruhi pada
tingkat tertentu oleh suatu heat treatment recovery, tetapi
yield strength dan duktilitas hanya bisa dikembalikan
dengan rekristalisasi. Secara umum property alloy
rekristalisasi adalah seperti sifatnya sebelum operasi cold
working.
Material Selection and Material Processing
in Design
New Product Analysis
• Tiap produk dirancang dengan cara yang tersendiri
- product analysis memungkinkan kita untuk
memahami pentingnya
materials, processing, keputusan
economic dan aesthetic yang diperlukan sebelum
produk dibuat.
• Suatu pemahaman tentang keputusan-keputusan
ini dapat membantu kita dalam merancang dan
membuat suatu produk.
Langkah Awal
• Tugas pertama dalam product analysis adalah mengenal lebih
dekat produk ! What does it do? How does it do it? What
does it look like?
• Semua pertanyaan ini harus ditanyakan sebelum suatu
produk dianalisis.
• Disamping mempertimbangkan segi kebutuhan mechanical
(dan mungkin juga electrical), penting juga untuk
mempertimbangkan segi ergonomics, bagaimana rancangan
ini dibuat agar user-friendly dan jika ada juga
marketing issues – semuanya ini mempunyai impak pada
keputusan perancangan kelak.
Ambil contoh sebuah Sepeda
• Apa fungsi sebuah sepeda?
• Bagaimana penggunaannya tergantung pada jenis
sepeda (contoh. racing, atau dalam kota, atau sepeda
anak2)?
• Bagaimana dibuat supaya perawatan mudah?
• Berapa biayanya?
• Bagaimana penampilannya (warna dll.)?
• Bagaimana dia dibuat comfortable untuk dikendarai?
• Bagaimana fungsi2 mekanik bekerja dan berinteraksi?
Bagaimana kita membuat sebuah sepeda ?
Rear Pedal
Derailleur
Product Components
Frame, wheels, pedals,
Sepeda
forks, etc.
Case, chuck, drill bit,
Mesin gurdi/bor
motor, etc.
Pertanyaan untuk perancangan
• Untuk membuat sebuah spesifikasi rancangan,
pertimbangkan pertanyaan2 berikut:
– Apa kebutuhan tiap part (electrical, mechanical,
aesthetic, ergonomic, dll)?
– Apa fungsi masing-masing komponen, dan
bagaimana mereka bekerja?
– Terbuat dari apakah komponen tsb dan mengapa ?
– Berapa banyak masing-masing part akan dibuat ?
– Metoda manufacturing apa digunakan untuk
membuat masing-masing part dan mengapa ?
– Adakah bahan atau rancangan alternatip digunakan
dan dapatkah anda mengusulkan perbaikan ?